ALUNA [ END ]

By clrr_04

271K 11.7K 408

kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasi... More

Cast
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Marigold
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Destruction
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40 (END)
Epilog
Senandika

Bab 29

6K 250 13
By clrr_04

" huek huek" Aluna terus memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan. Sedari tadi Aluna terus saja bolak balik ke kamar mandi yang berada di dalam ruangan nya dengan Savian yang setia menemani nya.

Bahkan Savian terlihat sangat khawatir melihat Aluna yang sudah pucat semakin pucat apalagi melihat Aluna yang sedari tadi mengeluarkan isi perutnya membuat Savian sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu walaupun ini adalah hal yang wajar bagi wanita hamil.

" Huek huek" Savian memijat leher Aluna membantunya untuk mengeluarkan isi perutnya itu. Lalu ia mengikat rambut panjang Aluna dan menghapus jejak keringat yang membanjiri wajah cantik Aluna

" Masih mual?" Tanya Savian khawatir. Aluna menganggukkan kepalanya dengan lemas.

Savian beralih pada perut rata Aluna. Ia menyamakan tingginya dengan perut Aluna. Lalu mengusap lembut perut rata tersebut dan menciumnya lalu membisikkan sesuatu pada perut Aluna seolah - olah sedang berbicara dengan calon buah hatinya.

" Baby ayah kan udah bilang jangan nyusahin bunda kamu. Lihat bunda jadi lemas karena terus - terusan muntah memang nya baby gak kasian sama bunda. Udah ya baby jangan nakal jangan bikin bunda mual terus kasian bunda." Ucap Savian lalu kembali memberikan kecupan pada perut Aluna.

Mendengar itu Aluna menyunggingkan senyumnya.

" Gimana masih mual?" Tanya Savian.

" Udah mendingan udah gak terlalu mual kayak tadi." Jawab Aluna.

" Kayaknya baby dengerin kamu deh mas." Ucap Aluna sambil terkekeh.

" Pasti dong baby kan penurut dan baby gak mau bundanya kesakitan." Ucap Savian sambil mencubit hidung Aluna.

" Ish sakit tau!" Ucap Aluna menghempaskan tangan Savian yang bertengger di hidung mancungnya.

Setelah dirasa Aluna sudah tidak ingin lagi memuntahkannya isi perutnya. Savian kembali membawa Aluna ke ranjangnya dengan menggendongnya ala bridal style.

Savian merebahkan Aluna pada ranjangnya.

" Mas kapan aku di bolehin pulang? Aku mual karena terus - terusan nyium orama rumah sakit tau." Tanya Aluna dengan pipi yang mengembung dan bibir yang di majukan. Yang terlihat sangat menggemaskan di mata Savian. Ah kenapa Savian baru sadar jika Aluna itu sangat menggemaskan.

Savian terkekeh melihat tingkah menggemaskan Aluna itu.

" Sabar ya mungkin nanti sore atau besok kamu pasti di perbolehkan pulang ke rumah." Jawab Savian.

" Kamu gak pengen minta apa-apa gitu sama mas?" Tanya Savian sambil merapikan anak rambut Aluna.

" Minta?" Aluna mengernyitkan dahinya heran.

" Iya biasanya kan ibu hamil suka ngidam gitu. Kamu gak lagi mau apa - apa gitu?"

" Oh, ngk aku lagi gak pengen apa - apa sekarang."

" Iya, tapi kalo kamu pengen apa - apa harus bilang ya sama mas jangan di pendem. Mas gak mau ya nanti baby kita ngeces."

" Iya iya nanti kalo aku pengen apa - apa aku pasti bilang kok."

" Tapi kalo aku ngidamnya yang aneh-aneh gimana mas masih mau nurutin kemauan aku?" Ucap Aluna sambil menatap pada Savian yang duduk disampingnya. Savian tersenyum sambil mengusap lembut rambut sang istri.

" Pasti mas turutin. Semua yang kamu mau pasti mas turutin sebisa mas. Demi anak dan istri mas yang cantik ini." Pipi Aluna sudah memerah mendengar kata-kata manis suaminya itu.

" Cie__pipinya merah kayak kepiting rebus. salting ya?" Goda Savian melihat pipi Aluna yang bersemu merah.

" Ngak tuh, aku gak salting ya. Lagian pipi aku gak merah tuh." Sangkal Aluna.

" Masa sih? Tapi itu pipinya merah banget loh udah kyak kepiting rebus." Goda Savian sambil mencolek - colek pipi Aluna.

" Ih mas diem!" Ucap Aluna sambil mengembungkan pipinya karena Savian yang terus menggodanya yang sialnya malah membuat Savian semakin gemas pada Aluna.

" Ih mas jangan di unyel-unyel dong! Nanti pipi aku makin gembul!" Kesal Aluna karena Savian yang mengunyel - unyel pipinya.

" Gak papa mas makin suka." Yang masih saja asik memainkan pipi Aluna.

" Istri siapa sih ini lucu banget?" Tanya Savian gemas.

" Istri Jevano!" Jawab Aluna bercanda membuat Savian menghentikan aksinya itu dan mendengus kesal.

" Lun_" Ucap Savian penuh penekanan.

" Hehe bercanda mas." Ucap Aluna sambil terkekeh

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat sepasang suami istri itu mengalihkan pandangannya.

" Kak Luna!" Elvira langsung berlari menuju Aluna diikuti oleh Kevin, Jimmy serta Rose kekasih Jimmy.

" Kak Luna gak papa kan? Maafin El yang baru jenguk kak Luna. Habisnya kak Savian gak ngasih tau aku." Ucap Elvira yang sudah memeluk Aluna erat.

" Iya El gkpapa kok, lagian kakak juga udah baikan kok." Ucap Aluna.

" Jangan lama-lama pelukannya nanti anak gue kegencet." Ucap Savian sambil menarik Elvira dari pelukan Aluna.

" Anak? Kak Luna hamil?" Tanya Elvira yang belum mengetahui tentang kehamilan Aluna.

Aluna menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis pada adik iparnya itu.

" Ish kenapa lo gak ngasih tau gue sih kak!" Ucap Elvira sebal pada Savian.

" Yey bentar lagi El punya ponakan dong." Ucap Elvira senang.

Sedangkan yang lain hanya menyimak percakapan mereka.

" Hai Lun udah baikan?" Tanya Jimmy.

" Iya kak udah baikan." Jawab Aluna.

" Syukur kalo begitu."

Aluna mengalihkan pandangannya pada sesosok wanita cantik nan tinggi yang berdiri di samping Jimmy. Ia tidak mengenali wanita itu.

" Hehe lo pasti heran ya sama wanita cantik di samping gue ini." Ucap Jimmy sambil menunjuk Rose yang berdiri di samping nya.

" Kenalin ini pacar gue Rose." Ucap Jimmy.

" Kenalin aku Rose." Ucap Rose dengan senyum manisnya sambil menjulurkan tangannya.

" Aluna." Balas Aluna dengan senyuman nya serta membalas uluran tangan kekasih Jimmy itu.

Aluna, Rose, dan Elvira asik berbincang dari kehamilan Aluna sampai tentang hubungan Jimmy dan Rose serta Elvira dan Kevin. Begitupun dengan Savian, Jimmy, dan Kevin yang juga asik berbincang yang entah apa yang sedang mereka obrolkan itu.

" Mas!" Merasa terpanggil Savian yang sedang berbincang dengan Jimmy dan Kevin di sofa memilih untuk menghampiri sang istri.

Melihat Savian yang menghampiri Aluna. Rose dan Elvira memilih untuk menghampiri kekasih mereka.

" Ada apa hm?" Tanya Savian sambil mengusap lembut rambut Aluna.

" Aku kayaknya kepengen sesuatu deh mas." Ucap Aluna.

" Pengen apa hm? Bilang aja Pasti mas turutin kok." 

" Aku pengen mangga muda." Ucap Aluna membuat Savian bernafas lega karena keinginan istrinya itu sangatlah mudah.

" Iya nanti mas beliin ya."

" Tapi aku mau mangga nya yang di petik langsung dari pohonnya dan harus mas sendiri yang manjat pohonnya." Ucap Aluna dengan wajah memelas agar Savian mau mengabulkan permintaan nya.

Mampus gue kan gak bisa manjat pohon. – batin Savian.

" Tapi kan disini susah nyari pohon mangga mending kita beli langsung buahnya aja ya." Ucap Savian membujuk Aluna.

" Tapi aku maunya buah mangga yang mas  petik langsung dari pohonnya." Ucap Aluna kekeh.

" Mas gak mau ya? Yaudah gakpapa kalo emang mas gak mau." Ucap Aluna dengan wajah yang memelas dengan mata yang sudah berkaca.

" Eh bu-bukan gitu maksud mas." Ucap Savian gelagapan melihat wajah Aluna yang seperti mau menangis.

" Mas mau kok, mas kan udah bilang kalo mas bakal turutin semua kemauan kamu lagian mas juga gak mau kalo nanti baby ngeces karena kemauannya gak diturutin."

" Beneran?" Tanya Aluna memastikan dengan mata yang berbinar menatap Savian.

" Iya sayang." Ucap Savian sambil tersenyum.

" Yey makasih mas, aku seneng banget." Ucap Aluna yang langsung memeluk Savian erat.

Ok, lo harus bisa Savian! Demi anak dan istri lo! –  Savian menyemangati dirinya dalam hati.

" Yaudah Mas mau cari mangganya dulu. Kamu hati - hati disini ya." Ucap Savian memperingati yang dibalas anggukan dari Aluna.

Savian menghampiri Jimmy yang ternyata berada di depan ruangan Aluna tengah asik bermesraan dengan kekasihnya sama hal nya dengan Elvira dan Kevin.

" Jim ayo ikut gue!" Ajak Savian pada Jimmy.

" Kemana? Ogah ah gue mager."

" Anterin gue nyari pohon mangga."

"Mager ah gue. Emangnya buat apa sih nyari pohon mangga segala?"

" Aluna yang mau dia lagi ngidam."

" Tapi gue lag__" ucapan Jimmy terpotong karena kekasihnya yang menyela ucapannya.

" Sana gih pergi kasian Aluna lagi ngidam." Ucap Rose pada Jimmy. Jika Rose yang berbicara Jimmy bisa apa.

" Yaudah ayo." Ucap Jimmy terpaksa.

" Rose gue titip Aluna ya. Kalo ada apa-apa hubungi gue." Ucap Savian pada Rose.

" Iya siap lo tenang aja. Aluna aman sama gue."

" Yaudah makasih Rose."

Savian dan Jimmy pun langsung pergi meninggalkan rumah sakit.






🍂🍂🍂




Savian dan Jimmy terus saja membelah jalanan sambil mengamati apakah ada sebuah pohon mangga.

" Berhenti! Berhenti! Itu ada pohon mangga." Ucap Jimmy heboh sambil menunjuk sebuah pohon mangga berbuah di samping sebuah rumah membuat Savian langsung memberhentikan mobilnya.

" Akhirnya ketemu juga pohon mangga." Ucap Jimmy sambil memandangi pohon mangga dihadapannya itu.

Tak ingin berlama-lama Savian langsung mendekati pohon tersebut dan berancang-ancang untuk memanjat pohon tersebut. Namun pergerakan nya itu di hentikan oleh Jimmy.

" Izin dulu woy! Main manjat aja lo."

" Lo mau di gebukin warga karena maling mangga." Ucap Jimmy yang langsung menghampiri sebuah rumah sederhana yang berada tak jauh di samping pohon mangga tersebut dengan Savian yang mengikutinya.

Tok tok

Jimmy mengetuk pintu rumah itu.

Dan keluar lah seorang pria paruh baya yang sepertinya merupakan pemilik rumah ini.

" Ada apa ya?" Ucap bapak itu heran dengan kehadiran Jimmy dan Savian.

" Permisi pak, maaf mengganggu saya mau tanya apa pohon mangga itu milik bapak?" Tanya Jimmy sopan sambil menunjuk pohon mangga yang berada di samping rumah itu.

" Oh iya den itu pohon mangga punya bapak."

" Jadi begini pak istri teman saya ini lagi ngidam pengen mangga muda yang di petik langsung dari pohonnya. Jadi kita mau izin minta mangganya apa boleh pak?"

" Bukan minta saya akan bayar mangga nya kok pak." Ucap Savian sambil merogoh dompet nya dan mengeluarkan uang lembaran berwarna merah sebanyak lima lembar.

" Ini pak, bagaimana cukup?" Ucap Savian sambil menyodorkan uang tersebut pada bapak itu.

" Wah ini sih kebanyakan den." Ucap bapak tersebut.

" Gakpapa pak lebihnya buat bapak." Ucap Savian.

" Makasih banyak den, kalo gitu saya petikin dulu ya mangga nya."

" Gak usah pak, kalo boleh saya aja yang petik langsung buah mangga nya."

" Oh yasudah silahkan den, ambil sebanyak yang aden mau."

" Semoga istri dan anak aden sehat dan selamat sampai lahiran nanti."

" Amin, terimakasih pak."

" Sama-sama saya masuk ke dalam ya."

" Iya pak."

Dan disinilah sekarang Savian dan Jimmy yang sedang memandangi pohon mangga di depan mereka.

" Lo serius mau manjat sendiri gak mau minta tolong si bapaknya aja soalnya gue juga gak bisa manjat nih." Ucap Jimmy yang tak yakin jika sahabatnya itu dapat memanjat pohon.

" Ngak Jim gue bakal manjat pohon itu sendiri, demi anak dan istri gue." Ucap Savian yakin.

Savian pun langsung mendekati pohon tersebut dan langsung memanjat pohon tersebut.

Setelah beberapa kali gagal memanjat ke atas akhirnya Savian berhasil berada di atas pohon tersebut dan langsung memetik beberapa buah mangga.

" Tangkep Jim!" Ucap Savian sambil melemparkan buah mangga dan Jimmy yang sudah siap menangkap dari bawah.

Setelah dirasa cukup Savian menyudahi acara memetik buah mangga nya dan bersiap untuk turun.

Tapi

" Jim! Jimmy!"

" Apaan?! Udah selesai kan?! Buruan turun!" Ucap Jimmy sambil mendongakkan wajahnya untuk melihat Savian.

" Gue juga mau turun!"

" Masalahnya turun nya gimana Jim?!" Ucap Savian sambil menatap ngeri kebawah.

" Lo gak bisa turun?!"

" Lo gimana sih bisa naik tapi gak bisa turun!"

" Bantuin gue woy!"

" Loncat aja loncat!"

" Tapi lo tangkep gue ya!"

" Iya buruan loncat!"

Savian dengan ragu berancang-ancang untuk loncat.

" Ok satu dua tig__ga"

Bugh

" Savian!"





🍂🍂🍂



" Hiks hiks."

" Udah dong Lun jangan nangis terus." Savian menenangkan Aluna. Sekarang hanya mereka berdua di ruangan Aluna yang lainnya sudah pamit untuk pulang.

" Hiks hiks maafin aku, gara-gara aku mas jadi kayak gini." Isak Aluna karena Savian yang pulang - pulang dengan tampilan yang acak-acakan baju yang kotor serta banyak goresan pada tubuhnya karena jatuh dari pohon mangga.

" Mas gakpapa ini bukan salah kamu. Udah jangan nangis terus ya kasian baby nya." Ucap Savian sambil mengusap air mata Aluna.

" Mau makan mangga nya sekarang? Mas kupasin ya?" Tanya Savian yang di angguki oleh Aluna.

Setelah mengupas mangga tersebut, Savian memberikan piring yang berisi buah mangga yang sudah di potong - potong itu pada Aluna.

" Ayo dimakan, mau mas suapin?" Tanya Savian yang kali ini mendapatkan gelengan dari Aluna membuat Savian kebingungan.

" Loh katanya tadi pengen mangga."

" Makannya pengen di suapin."

" Ya udah ini mas suapin aaa." Savian menyuapkan sepotong buah mangga pada Aluna namun langsung di tepis oleh Aluna.

" Bukan sama mas." Ucap Aluna yang membuat Savian kembali kebingungan.

" Terus kamu mau disuapin nya sama siapa?" Tanya Savian lembut ia harus sabar dan memaklumi Aluna yang sedang hamil.

"Mmm aku mau di suapin nya sama Jevano." Cicit Aluna ragu takut-takut jika Savian akan marah kepadanya tapi apa boleh buat ini kemauan bayinya bukan dirinya.

Shit!

Savian mendengus sebal mendengar nama Jevano. Tapi ia harus bersikap biasa saja di depan Aluna.

Savian menarik nafas panjang.

" Kan Jevano nya gak ada disini sama mas aja ya."

" Gak mau, maunya sama Jevano. Lagian kan bisa di telpon." Ucap Aluna kekeh.

" Yaudah mana handphone kamu biar mas aja yang telpon dia."

" Itu di atas nakas." Ucap Aluna sambil menunjuk handphone nya.

Dengan malas Savian mulai menghubungi Jevano.

Demi Aluna!

Brakk

Pintu terbuka dengan kasar.

" Lun lo gakpapa kan? Gue kangen banget sama lo." Ucap Jevano memeluk Aluna erat membuat Savian geram melihat nya.

Setelah beberapa menit dari Savian menghubungi Jevano. Pria tersebut sudah berada disini sekarang.

" Lepasin! Kasian istri gue sesek." Ucap Savian dingin.

" Apaansih orang gue meluk nya gak kenceng."

" Lo gakpapa kan Lun?" Tanya Jevano khawatir.

" Aku gak papa Jev." Ucap Aluna sambil menunjukkan gummy smilenya membuat siapapun terpesona jika melihatnya.

" Gue kangen sama lo, gue khawatir banget sama lo Lun."

" Padahal gue selalu hubungi lo. Gue juga sempet kerumah lo dan ketemu suami lo tapi dia gak mau ngasih tau lo dimana." Ucap Jevano sambil melirik ke arah Savian yang sedang menatap nya tajam.

" Maafin aku ya Jev udah bikin kamu khawatir."

" Gak papa Lun, sekarang gue udah tenang lo karena udah liat lo baik - baik aja." Ucap Jevano sambil mengusap lembut rambut Aluna.

" Khm!"

" Mending lo langsung suapin mangga ini buat Aluna. Gue nyuruh lo kesini buat nyuapin Aluna bukan buat mesra - mesraan sama istri orang." Ucap Savian sambil menekan kata istri.

" Iya, mana mangganya?"

Jevano pun mulai menyuapkan potong demi potong mangga ke dalam mulut Aluna.

Sekarang hari sudah hampir sore namun Jevano belum juga pulang membuat Savian geram karena sedari tadi Aluna selalu bersama Jevano dan mengacuhkan dirinya.

" Ini udah sore mending lo pulang sana." Ucap Savian datar.

" Gue mau nginep aja disini jagain Aluna." Jawab Jevano membuat Savian naik pitam mendengar nya.

" Gak! Gak boleh! Lo pulang aja ada gue suaminya yang jagain dia." Ucap Savian.

" Iya kamu pulang aja Jev. Ada mas Vian kok yang jagain aku."

" Mm yaudah Lun aku pulang dulu ya." Pamit Jevano.

Setelah Jevano sudah tak terlihat lagi di ruangan Aluna Savian bernafas lega. Sejak tadi nafasnya itu terasa sesak karena saking kesalnya melihat wajah Jevano.

Baru saja Savian bernafas lega.

Namun pintu kembali terbuka membuat jantung nya berdetak cepat dan membuat darahnya mendesir.

Begitupun dengan Aluna yang melihat sosok yang baru saja memasuki ruangan nya.

" Ayah!"

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

SEE YOU NEXT CHAPTER

Continue Reading

You'll Also Like

4.4K 1.6K 22
"Alah, aku tau Ca. Pasti seleramu cuma si cowok misterius berhodie itu kan, hmm aneh tapi nyata. Sekalinya jatuh cinta sama cowok yang begitu." Ini b...
271K 21.3K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
710 143 41
Setelah memenangkan pertandingan Badminton. Arletha Febiola mendadak dikagumi oleh beberapa murid di SMA Gemilang. Namun, sejak dulu dihatinya hanya...
96.4K 5.9K 38
seorang dokter tampan nan cool ini harus berhadapan dengan gadis SMA dengan sifat tengil,songong, cerewet, dan dengan sifat lainnya yang membuat nya...