Love Me Like You Do

Galing kay distyLuv

2.2M 71.5K 736

Jorgha Aryandhi (28 tahun) adalah seorang Billionaire CEO tampan, seksi, dan sukses yang tidak pernah mau be... Higit pa

Part 1: The Interview
Part 2: Meet Dylan
Part 3: Coffee Time
Part 4: First meet Natalie
Part 5: Date With Him
Part 6: Get Drunk and Be Save!
Part 7: Resigning, get the Scolarship
Part 8: First Lust
Part 9: Finally, London!
Part 10: Skylift Romance
Part 11: It's Hard.
Part 12: Officially your Girl
Part 13: New Beginning
Part 14: Happy Time With Jorgha
Part 15: Natalie Suck!
Part 16: She's Moved in
Part 17: Make love
Part 18: She Keeps Trying
Part 20: Family Meeting
Part 21: Blame Me!
Part 22 Extended: Blame Me!
Part 23: Reunion
Part 24: She's in Trouble
Part 25: Gala Night
Part 26: Now and Forever (Ending)
My New Story
Not a Bad Thing (New Story)
Extra Part 1: It Ain't Over
Extra Part 2: It's Not Really Over
Extra Part 3: It's Not Really Really Over
Extra Part 3: It's Not Really Really Over (Finish)
For Your Information

Part 19: Guilty but Happy

52.5K 1.9K 21
Galing kay distyLuv

AT UNIVERSITY OF LONDON

(NOVELLA P.O.V)

"Good luck for your thesis, Vella! " Ucap Prof. Wilson tersenyum ramah padaku.

"Thanks Prof. Wilson! " Jawabku

Aku senang akhirnya bisa berdiskusi dengannya tentang penyusunan thesisku. Karena sudah seminggu ini aku mengalami kebuntuan untuk menegerjakannya. Prof. Wilson begitu detail menjelaskan dan terus mengarahkan dengan baik. Sore itu pukul 6.00 (waktu London), pertemuanku selesai, segera kumasukan buku-buku ke tas lalu keluar dari ruang kelas.

Aku terkejut, langkahku terhenti sejenak, karena melihat seseorang sedang menungguku di halaman kampus. Dia sangat menarik dengan kacamata hitamnya, rambut hitam panjang dan bergelombang itu dibiarkannya terurai sampai kepunggungnya, kemeja merah satin dan skinny jeans membungkus kaki jenjangnya dengan pas. Dan high heels mahalnya, membuat kakinya terlihat seksi. Semua laki-laki yang berlalu lalang didepannya tak bisa melepas pandangannya. Semua melihat ke wanita cantik itu, yang sedang bersandar di mobil Ferarrinya.

Ia tersenyum, lalu melambaikan tangannya ke arahku. Aku berjalan menghampiri dirinya dengan perasaan ragu dan tak enak sambil memegang erat tali tasku.

"Hi Novella...!" Sapanya ramah, lalu mencium kedua pipiku. ada apa ini? Kenapa dia begitu baik padaku? Aku terus bertanya dalam hati.

"Hi, Nat.. mau apa kau kesini?" Tanyaku datar

"Aku bosan di apartment, karena itu aku kesini, mencari teman..." ungkapnya.

"Oya? Lalu kemana Jorgha?"

"Jorgha? oh, dia sedang keluar bersama asistennya Ronald, sejak pagi kami bertengkar terus, dan itu membuatku sedih.." ungkapnya seraya menyangkutkan kacamata hitamnya dikepala. Aku diam saja, masih tak percaya wanita ini ada disini dan begitu ramahnya padaku.

"Novella, kau mau temani aku makan? Aku tau restaurant yang ennnaakk dikota ini, kau pasti menyukainya!" ajaknya tiba-tiba

"Maaf Nat, aku harus--

"Ayolah.. temani aku, sebentar saja, please..."  Bujuk Natalie

Aku mengusap keningku, mencoba baik padanya itu cukup sulit, karena sikapnya yang berubah-ubah, tapi apa salahnya, toh ini hanya sebentar saja.

"Baiklah!" Aku pun menyetujuinya, mungkin aku harus mulai bersikap santai padanya, siapa tahu kali ini Natalie benar-benar ingin berteman denganku.

Mobil Ferrari merah itu lalu melesat menuju pusat kota London, Natalie membawaku kesebuah tempat di West End, yup, itu adalah kawasan pertokoan dan perbelanjaan di kota ini.

Kami berdua duduk bersebrangan, Selera Natalie lumayan juga, ini adalah salah satu restaurant ternama disini. Makanan dan minumannya terlihat menggiurkan, pelayan tokonya juga sangat ramah. Natalie memesan menu yang terbaik untuk kami.

"Bagaimana? Enak tidak?"

Aku mengangguk "Sangat enak! Thanks.." jawabku tersenyum sungkan.

"Aku pernah membawa Jorgha kesini, saat kami ke London waktu itu.."

"Oh... begitu ya.."

"Dia tidak berkomentar apa-apa, orangnya sangat straight, berbeda dengan sahabatnya Dylan, yang terbuka dan menyenangkan, tapi Jorgha pria yang baik, kau sangat beruntung memilikinya.." jelasnya sambil terus menyantap makanannya.

Aku hanya terdiam sambil terus melihatnya dengan heran. Sebenarnya apa sih tujuannya mengajakku kesini? Tanyaku dalam hati

"Novella? Ayo makan.."

"Oh, iya... " Aku terjaga dari lamunanku, tapi otakku tak henti-hentinya berpikir. Sikap Natalie sungguh sulit ditebak. Ingin sekali aku mengetahui apa yang dirasakannya tentang Jorgha.

"Nat..?" Panggilku

"Ya?"

Aku menarik nafasku dalam, "Apa kau mencintainya?" Tanyaku pada Natalie. Raut wajahnya berubah, ia sedikit terkejut atas keberanianku melempar pertanyaan itu padanya. Ia langsung menghentikan kegiatan makannya, lalu menatapku lurus.

"Kau sungguh ingin tau?" Tanya Nat sekali lagi.

Aku mengedipkan mataku pelan, "Ya!" jawabku, mencoba mengumpulkan kekuatan yang tersisa.

Natalie mengangguk pelan "Aku sangat mencintainya..." ungkapnya dengan mata berbinar-binar Damn! Aku sudah menyangka ini akan terjadi, apa yang kupikirkan ternyata benar, tak heran dia bersikeras untuk terus bersama Jorgha.

"Namun, Jorgha bukan tipe orang yang suka berkomitmen, Vella...dia tidak pernah mau serius pada wanita, dia hanya ingin.. ya, kau tau kan..?" lanjutnya.

"Aku tau tentang hal itu, Nat.. tapi suatu saat nanti Jorgha pasti akan berubah, aku cukup yakin dengan itu!" belaku

"Tidak! Novella, kau belum tau dia, kalau dia serius padamu, mungkin dia sudah mengajakmu bertunangan... iya kan?"

Aku tidak menjawab, aku benci mendengar itu dari Natalie, aku benci karena semua yang dikatakannya itu benar... aku tertunduk lemas, dan menggelengkan kepala, berharap semua itu tak akan terjadi. Ya tuhan, sampai kapan aku bisa bertahan...rasanya ingin aku akhiri saja semua ini...

"Aku memang akan mengajaknya bertunangan, Natalie."

Ucap seseorang dari belakangku, aku terkesiap kaget dan langsung menoleh ke arah suara itu. Dan ternyata.... Jorgha sedang berdiri tepat dibelakangku. Oh my God, aku tidak percaya dengan apa yang barusan kudengar. Jorgha datang dengan tiba-tiba ditengah pembicaraan ku dan Natalie, dimana kami sedang membicarakannya. Perasaanku bercampur aduk, kaget, panic, aku jadi serba salah dibuatnya. Natalie baru saja mengungkapkan perasaannya tapi disisi lain, aku tak percaya ia akan mengajaku...oh my goodness!

Kulihat Natalie menatap Jorgha dengan intense, sorot matanya tajam seolah ingin memakannya hidup-hidup. Aku baru sadar, ternyata Natalie lebih kaget dibanding aku. Ia hanya terdiam terpaku, tak berkomentar, nafasnya memburu dan kelihatan marah. Namun, ia mencoba menahan untuk tidak bertindak melewati batas.

Jorgha menarik kursi, lalu duduk disebelahku, ia menggunakan setelan kemeja dan jas seperti biasanya, ia melempar senyuman padaku, dan aku membalasnya.

"Jorgha, bagaimana kau tau aku disini?"

"Apa kau lupa, aku mempunyai staff IT yang terbaik, dia yang membantuku menemukanmu!"

"Apa? Jadi kau mengawasiku?"

"Aku melindungimu!" ucapnya, sambil sekilas menatap Natalie yang mulai terbakar. Ia meminum wine itu dengan gelisah. "Karena tadi Robin menelponku, dan dia bilang kalau dia tidak dapat menemukanmu dikampus!" lanjutnya, pandangannya lalu beralih ke Natalie.

"Hi, Nat!" sapa Jorgha ramah.

Natalie tersenyum yang dipaksakan "Hi!" Jawabnya singkat. Jorgha memperhatikan tingkah laku Natalie yang tersiksa akan kehadiran Jorgha, namun Jorgha melihatnya dengan senyuman kemenangan.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat gugup. Kau kaget meihatku datang?"

"Tidak, a- aku ..tentu.. aku senang kau disini!" Jawab Natalie cepat, sedikit terputus-putus, aku tau dia sangat kaget dan heran dengan kedatangan Jorgha yang tiba-tiba itu. Natalie terlihat tenang, seolah-olah tak terganggu, tapi matanya menggambarkan kekesalan, emosi yang aku tak tau kapan ia bisa menahannya.

"Nat, are you ok? "Tanyaku padanya.

"Yes, I'm good, I'm good! "Jawabnya lalu meminum wine itu lagi.

Sungguh aku tak dapat berbuat banyak. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Natalie melihat kami dengan pandangan sinis. Ia terus meminum seteguk demi teguk wine itu. Ia tetap membungkam mulutnya rapat-rapat.

Jorgha menggenggam tangan kananku, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari kantung jasnya. Aku melihat sebuah benda yang sangat berkilau, ia menunjukannya tepat didepan wajahku, sinarnya sangat indah, itu adalah sebuah cincin... Aku menganga tak percaya, aku menutup mulutku dengan tangan kiriku, dan menitikkan air mata. Kakiku lemas seakan tak berpijak dibumi, ini seperti berada di alam mimpi dan dunia nyata..

"Novella Elquiza... aku secara resmi, meminta kau untuk menjadi tunanganku!" ucap Jorgha sambil menyematkan cincin berlian itu di jari manisku, ia menatapku sambil tersenyum, matanya penuh dengan cinta, oh my... ini terlalu indah, untuk jadi kenyataan.

Aku tertawa dalam tangis, I'm totally lost for word! Aku memeluknya dengan rasa senang yang tak terkira.

"Ya Jorgha, aku mau!"  jawabku dalam peluknya. Jorgha membalas pelukanku.

Sungguh aku tak percaya, ini akan terjadi.... Sekarang sudah tak ada alasan lagi untuk takut, cemas, dan khawatir akan hubungan kami, karena aku melihat masa depanku sedang berada didepanku.

Jorgha mencondongkan wajahnya, Ia menciumku lembut. Dan seperti biasa, ciumannya menghipnotisku, aku menutup mata, ia seperti sedang menghisap seluruh jiwaku masuk kedalam tubuhnya. Aku mendorong tubuhnya, tapi ia begitu kuat.

"Jorgha..."

"Sebentar lagi..." Perintahnya, dan aku tak bisa berkutik, bibirnya terus menggodaku, kebutuhannya akan diriku sangat terlihat jelas, seperti manusia yang membutuhkan udara untuk bernafas, seperti ikan yang membutuhkan air. Dan aku menyukainya. Bagaimana aku bisa meninggalkannya jika ia bersikap manis seperti ini, aku mencoba menyudahinya, karena Natalie mungkin sedang melihat kami.

"Jorgha, stop." Cegahku, ia lalu melepas ciumannya. Pandanganku langsung tertuju pada Natalie, ternyata aku hanya mendapati kursi yang kosong. Natalie sudah pergi. Dan kami tidak menyadarinya. Aku merasa sedikit bersalah padanya.

"Jorgha, Natalie sudah pergi! Kemana dia?"

Jorgha menggeleng, "have no idea! "Novella, biarkan saja dia!"

"Tapi... dia mencintaimu Jorgha.."

"Aku tau itu, tadi pagi dia mencoba merayuku tapi tak berhasil, karena itulah aku menyusulmu..." Jelasnya. "aku tak mau dia meracuni pikiranmu.."

"Spertinya... Natalie bersungguh-sungguh atas perasaannya padamu! Please Jorgha, jangan terlalu keras padanya, ingat ayah nya sedang sakit!"

Jorgha menegakkan badannya "Aku tidak memusuhinya, dia yang memulai!"

"Sudahlah, ayo kita pulang!"

Diluar Ronald menyambut kami berdua, ia melempar senyuman padaku, lalu membuka pintu mobil untuk ku dan Jorgha, kami berdua dan Ronald lalu pergi meninggalkan restaurant itu.

AT PROVIDENCE TOWER

Aku masuk kedalam apartement bersama Jorgha, kulihat Natalie tergeletak disofa, ia memegang segelas wine, dan terlihat kacau. Ia mabuk.

"Natalie?" Panggilku pelan, aku merasa tak enak padanya, aku menghampirinya dan mencoba menenangkannya.

Natalie langsung beranjak dari sofa begitu melihatku mendekat, ia menghindariku, wajahnya terlihat murka "PERGI KAU, SIALAN!!!" Bentak Natalie, aku terkejut, ia begitu histeris, shock, putus asa, panik, luar biasa hancur, aku tak tega melihatnya.

Jorgha mendekati Natalie, ia meraih tangan Natalie lalu mengambil gelas itu dari tangannya, dan meletakannya dimeja.

Natalie terisak, ia menangis sejadi-jadinya. Aku tak menyangka pertunangan kami memberi effect yang begitu dasyat padanya. Oh my God, Orang yang kupikir sangat tangguh dan mandiri, yang kupikir pasti banyak pria yang tergila-gila padanya, orang yang kupikir bisa mendapatkan apapun didunia ini dengan mudah, sekarang terlihat rapuh dihadapanku, menangisi kekasihku... kulihat ia benar-benar mencintainya...oh Natalie!

"Aku tidak bisa menerima ini! Isaknya "Jorgha adalah milikku, Vella! Dia milikku! Dan kau merebutnya!"

"Natalie, aku tidak merebutnya... aku..."

"JUST GO AWAY, YOU SLUT!!" Teriaknya lagi... aku menganga atas apa yang ia ucapkan padaku. Dia baru saja menghinaku dengan kata-kata kasarnya. Sulit dipercaya, seorang Natalie bisa berbuat seperti itu.

"Natalie!, CUKUP!!!" Jorgha langsung menggenggam pergelangan tangan Natalie, lalu menyeretnya keluar. Natalie masih terisak dan berjalan tergopoh-gopoh mengikuti langkah cepat Jorgha. Ia lalu mendorongnya sampai keluar pintu, Natalie tersungkur kelantai.

"Kau, pergi dari sini!!" Dan aku akan memutuskan kontrak kerjasama kita!! Aku sudah muak melihat tingkahmu, Nat! Kau seperti anak kecil yang tidak tau diri, God Natalie, sadarlah, kau seorang CEO!!

"Tidak! Jorgha! jangan lakukan itu, Please! papaku akan marah padaku!" Natalie lalu bangkit dan mencoba masuk kedalam.

"Aku tidak peduli, Nat! sikapmu sungguh keterlaluan! Dia adalah tunanganku sekarang, kau harus menghormatinya!"

"Baiklah, Ok, ok, aku tarik kata-kataku kembali!"

"Minta maaflah pada Novella!" perintahnya

Natalie melihat kearahku, air matanya masih mengalir deras, sungguh aku tak menyangka akan seberat ini jadinya. Natalie kembali masuk kedalam, dan menghampiriku.

"ma...maafkan aku, Novella..." Ucapnya terbata-bata. Aku tidak melihat penyesalan dimatanya, aku melihat keterpaksaan, dan harga diri yang hancur.

Aku mengangguk pelan. Ia tertunduk dan masih menangis, lalu melangkah gontai menuju kamarnya. Aku terus melihatnya dengan rasa kasihan sampai akhirnya ia berlalu dari pandanganku.

Aku menghela nafas.

"Jorgha... sebaiknya kita tunda saja pesta pertunangan kita. Aku khawatir padanya..."

"Tidak, Vella... Aku yakin Natalie akan pulih esok hari.."

"Kau yakin? Aku takut dia akan bertindak gila, saat pesta nanti.."

Jorgha menggeleng "Tidak...kau tenanglah, aku akan mengurusnya.." Jorgha meraih kepalaku kedadanya, aku memeluknya erat. Ia mengusap-usap rambut ku. Pelukannya bagaikan obat pusing yang manjur, begitu aku membenamkan kepalaku disana, aku yakin semua akan baik-baik saja.

Playlist; Love me like yo do - Ellie Goulding

***Silahkan di VOTE and COMMENT ya Readers!!*** Terima kasih sudah membaca ceritaku!! Tunggu di part berikutnya***

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

2.1M 69.8K 36
[WARNING 18+] Bijaklah dalam memilih bacaan Sekuel Night With CEO - BISA dibaca terpisah. William Davis, lelaki tampan, kaya, cerdas, juga seorang pr...
287K 11.3K 40
[Random protact dan mengandung sedikit unsur medis.] "Apakah, sebuah kebenaran akan selalu berbuah manis?" Dira, seorang wanita yang terpaksa men...
1M 26.4K 23
WARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror* Amanda Lily Wijaya, g...
4.7M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...