ALUNA [ END ]

By clrr_04

274K 11.8K 408

kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasi... More

Cast
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Marigold
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Destruction
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40 (END)
Epilog
Senandika

Bab 20

5.8K 267 11
By clrr_04

Sinar matahari menembus ke celah-celah gordeng membuat Aluna mengerjapkan matanya karena merasa terganggu dengan sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia membuka matanya mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina manik indahnya. Sampai beberapa detik kemudian ia dibuat terkejut melihat sang suami yang sedang terlelap di sampingnya lalu ia langsung mengecek tubuhnya yang ditutupi selimut saat ia teringat sesuatu. Ternyata benar saja saat ini ia tidak menggunakan sehelai benangpun serta ia merasakan rasa ngilu dan perih diarea kemaluannya ia juga dapat melihat banyak bercak darah yang menodai seprai putihnya.

" Jadi semalam itu bukan mimpi." Batin Aluna.

Aluna melirik ke arah suaminya yang tengah terlelap. Detik itupun tangisnya pecah ia sangat takut sekarang. Mereka melakukannya bukan karena sama-sama mau. Suaminya menggauli
nya dalam keadaan tak sadar. Ia takut suaminya itu akan marah kepada dirinya karena ia tak mampu mencegah hal itu terjadi. Dan satu hal yang paling ia takuti jika nanti akan ada yang tumbuh dalam rahimnya. Ia yakin suaminya pasti tak akan mau mengakuinya.

Hiks hiks

Savian mengerjapkan matanya karena merasa terganggu dengan suara isakan tangis Aluna. Ia membuka matanya sama halnya dengan Aluna ia terkejut dengan keberadaan Aluna yang sedang terisak dan ini bukan di kamarnya melainkan kamar Aluna. Ia membuka sedikit selimut yang menutupi tubuhnya ia tak memakai sehelai benangpun. Ia melihat kearah seprai yang ternyata banyak dipenuhi dengan bercak darah.

" Tidak mungkin." Pikir Savian. Ia pikir kejadian semalam itu hanya mimpi.

" Aluna"

Tak ada sahutan dari Aluna. Ia masih terisak tanpa ingin menoleh kearah Savian ia merasa takut dan malu pada pria yang merupakan suaminya itu.

Hiks hiks

Aluna tidak bisa menahan isakannya.

Begitupun Savian yang juga merasa bingung harus berbuat apa. Serta kepalanya yang sangat pening karena pengaruh alkohol.

" Aluna tolong kasih tau gue, kalo kita gak ngelakuin hal itu kan?" Ucapan Savian membuat Aluna menatapnya dengan mata yang bergetar. Savian tau itu adalah pertanyaan yang bodoh padahal ia sudah tahu hanya dengan melihat keadaan mereka sekarang serta dengan banyaknya bercak darah di atas seprai semakin memperkuat pemikirannya itu.

" Tolong lo lupain kejadian semalem." Aluna semakin merasa sesak mendengarnya.

" Tapi bagaimana kalo aku hamil mas." Ucap Aluna. Hal itu yang sangat Aluna takuti. Bukan, bukan ia tak ingin mempunyai seorang bayi yang akan menjadi buah cinta mereka jika hubungan dengan suaminya itu seperti layaknya suami istri yang saling mencintai. Tapi mengingat Savian yang begitu membencinya ia takut dengan hal itu. Ia takut jika buah hatinya nanti akan merasa sakit karena sang ayah tidak mau mengakuinya. Ia tidak mau buah hatinya akan merasakam apa yang ia rasakan.

" Itu gak akan terjadi."

" Kita cuman ngelakuin itu sekali. Lo tenang aja lo gak bakal hamil."

Savian langsung beranjak dari ranjang Aluna dan memunguti pakaiannya yang berserakan dimana-mana.

Setelah ia menggunakan pakaiannya kembali. Savian langsung keluar dari kamar Aluna. Meninggalkan Aluna yang masih terisak.



🍂🍂🍂




" Agak kanan dikit Jev!"

" Kiri kiri !"

" Yang bener dong Bim gue pegel nih!"

" Itu mencong Jev, kirian dikit!"

" Dah ok, udah pas Jev!"

Jevano langsung turun setelah selesai memasang banner untuk acara pensi hari ini.

" Lun!" Sapa Jevano saat melihat Aluna. Tapi pria itu melihat ada yang aneh dengan gaya jalan sahabatnya itu.

" Lun kaki lo lagi sakit?"

" Mata lo juga sembab lo abis jatoh?"

" Mm iya aku tadi abis jatoh." Jawab Aluna ia tidak mau sahabatnya itu curiga.

" Lo belum siap-siap Lun?" Tanya Bimo menghampiri Aluna.

" Aku sama Jevano kan tampilnya nanti siang Bim. Lagiankan aku mau bantuin dulu yang lain buat siap-siap."

" Kalo kakinya masih sakit lo mending duduk aja Lun." Ucap Jevano khawatir dengan keadaan Aluna yang hanya diangguki oleh Aluna.

" Kok si Luna jalannya kayak gitu? Kayak yang abis gituan aja." Ucap Bimo yang langsung mendapatkan geplakan dikepalanya oleh Jevano yang berada di sampingnya.

" Bego lo Jev pala gue sakit nih."

" Lo yang bego! Aluna itu abis jatoh kakinya sakit." Ucap Jevano tak santai

" Ya gue kan gak tau. Gue cuman mengira-ngira."

Saat ini Aluna sudah berganti baju dan siap untuk tampil dengan Jevano

" Lo udah liat belum CEO Adhitama Corp ganteng banget gila, tadi gue liat dia lagi ngobrol sama pak rektor."

" Dia udah dateng?! Gue pengen liat dia secara langsung."

" Sumpah ganteng banget mirip v bts!"

" Tapi sayang dia udah nikah."

" Kalo dianya mau gue sih rela jadi istri keduanya."

Aluna agak sedikit kesal mendengar para mahasiswi itu membicarakan ketampanan sang suami. Apalagi ada yang menginginkan menjadi istri kedua suaminya.

" Icha!" Sapa Aluna saat melihat Icha sahabatnya, namun gadis berponi itu tidak mengindahkan sapaannya. Gadis itu berlalu begitu saja melewatinya tanpa melirik kearahnya. Ada apa? pikirnya.

Brukk

Saat melanjutkan langkahnya Aluna tak sengaja menabrak seseorang sehingga wajahnya menempel pada dada bidang seseorang.

" Ma-maaf saya tidak sengaja." Ucap Aluna yang menundukkan kepalanya.

" jalan itu pake mata!" Aluna yang merasa tak asing dengan suara itu mendongakkan wajahnya.

" Ma-mas Vian. Maafin aku mas tadi gak sengaja." Setelah mengucapkan itu Aluna langsung pergi meninggalkan Savian. Ia masih merasa canggung dan malu dengan kejadian tadi malam ya walaupun Savian tidak akan tau bagaimana kejadian semalam karena dirinya yang sedang mabuk.

Savian hanya diam sambil memperhatikan punggung kecil Aluna yang semakin menjauh. Ia bingung Aluna tidak seperti biasanya bahkan gadis itu meninggalkannya begitu saja sekarang. Apa gadis itu masih marah karena kejadian tadi malam.

" Aluna! Sini!" Teriak Jevano. Aluna menghampiri pria bergigi kelinci tersebut. Jevano tampak terpesona dengan penampilan Aluna hari ini.

" Sebentar lagi kita tampil."

" Ok temen-temen semua kita akan melihat penampilan dari mahasiswa dan mahasiswi kita nih. Baik langsung kita panggil saja Aluna dan Jevano!" Ucap MC tersebut yang mendapat sorakan dan tepuk tangan dari para penonton.

Aluna dan Jevano mulai menaiki panggung.

" Siap?" Tanya Jevano yang diangguki oleh Aluna.

Jevano pun mulai memetikkan gitarnya.

Do you hear me, I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying

Boy, I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair

Though the breezes through the trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

Setelah musik berhenti langsung terdengar sorakan dan tepuk tangan dari para penonton.

" Terimakasih." Ucap Aluna dan Jevona serempak.

Saat Aluna hendak turun dari panggung Jevano menahannya.

Aluna terlihat kebingungan bukannya mereka sudah selesai lalu untuk apa Jevano menahannya disini.

Jevano mulai meraih kedua tangan Aluna. Pria itu menggenggamnya.

" Jev ada apa? Kita kan udah selesai tampilnya." Ucap Aluna dengan wajah polosnya.

" Sebentar Lun, gue mau ngomong dulu."

Icha yang sudah tau apa yang akan dilakukan oleh Jevano merasa sesak karena pria yang ia sukai akan menyatakan perasaannya pada gadis  lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Ia sudah tidak tahan dan memutuskan untuk pergi dari tempat ini.

Sementara disisi lain ada Savian yang sedang menatap tajam kearah panggung. Sedari tadi Savian menyaksikan Aluna yang tampil bernyanyi dengan Jevano. Entah mengapa ia jadi merasa kesal dengan pria yang tengah menggenggam tangan istrinya itu.

" Lun gue mau ngungkapin sesuatu sama lo " ucap Jevano sambil menatap lekat manik hitam nan teduh milik Aluna. Sedangkan yang ditatap hanya mampu terdiam menunggu kata lanjutan dari pria yang berada dihadapannya itu.

" Sebenarnya gue__"

Brukk

" Woi tolongin ini!" Ucap salah satu mahasiswa yang melihat Bimo jatuh dari tangga dengan tangga tersebut menimpa pria itu. Memang tadi Bimo berinisiatif untuk membenarkan banner yang sudah mau copot itu.

" Bimo! Jev nanti aja ngomongnya kita liat Bimo dulu kasian. Bagaimanapun kita juga panitia disini kita harus tanggung jawab."

" Ayo Jev! Biar MC aja yang lanjutin acaranya." Ucap Aluna yang langsung turun dari panggung.

" Ck argghh gagalkan!"

Jevano pun turun mengikuti langkah Aluna.

" Bimo! Gimana parah gak?" Tanya Aluna.

" Ngak kok Lun tapi ya cuman agak ngilu aja." Ucap Bimo.

" Syukur deh tapi nanti kamu periksa ya takutnya ada yang cedera."

" Iya Lun makasih."

" Yaudah kalo gitu aku mau bantu yang lainnya ya." Pamit Aluna meninggalkan Bimo dan Jevano.

" Kenapa lo? Mukanya kusut banget kayak gitu."

" Ck ini semua gara-gara lo ya."

" Gara-gara gue?"

" Iya. Tadinya gue mau ngungkapin perasaan gue ke Aluna di atas panggung supaya romantis eh malah gak jadi gara- gara lo jatoh dan Aluna malah pengen turun dari panggung."

" Hehe sorry ya bro gue juga kan gak tau bakal jatoh kayak gini."

" Maafin gue ya Jev."

" Ngak!"

" Parah! Lo gak kasian sama gue yang abis jatoh ini. Manah udah kayak pepatah lagi gue sudah jatuh tertimpa tangga pula." Ucap Bimo dengan muka yang dibuat memelas.

" Itu sih derita lo!"

" Ck Jevano mah jahat!" Ucap Bimo sambil bergelayut di tangan Jevano yang langsung ditepis oleh pria tersebut.

" Apaansih lo! Iyaiya gue maafin!"

" Nah gitu dong, nanti gue bantuin lo deh buat nembak si Aluna."

" Hmm"



🍂🍂🍂




Dilain sisi Aluna tengah mengontrol jalannya acara. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan kekar yang mencengkal lengannya.

" Ayo pulang!"

" Tapi aku belum selesai mas."

" Ayo pulang!"

" Tapi mas__"

" Lo udah berani ngelawan gue!"

" Aluna!" Teriak Jevano yang sudah menghampiri Aluna matanya terpaku pada lengan Aluna yang tengah di cekal oleh pria dihadapannya.

" Maaf pak kenapa anda pegang-pegang tangan teman saya." Ucap Jevano.

" Saya ada urusan sama dia." Jawab Savian dingin.

" Urusan? Urusan apa?"

" Kamu gak perlu tau!" Ucap Savian dingin.

" Lun?"

" Jev aku minta maaf aku harus pergi sekarang juga jadi aku gak bisa bantuin panitia sampai acara selesai aku minta maaf ya."

" Ayo!" Savian menarik lengan Aluna.

" Jev aku pergi dulu! Sekali lagi aku minta maaf!" Ucap Aluna sambil berteriak karena dirinya yang semakin menjauh dari Jevano.

" Ck ada urusan apasih dia sama Aluna."

" Awas aja kalo dia sampai macem-macem sama Aluna. Lagian dia udah punya istri juga."

Disisi lain Aluna dan Savian kini sudah berada di dalam mobil. Hening, tak ada yang mau berbicara. Sesekali Aluna melirik kearah Savian yang sedang fokus menyetir.

" Maaf."

Apa? Apa Aluna tak salah dengar pria yang disampingnya itu mengatakan kata " maaf ".

" Maaf soal kejadian semalem."

" Sumpah gue bener- bener gak sadar semalem."

" Jadi gue minta lo lupain kejadian itu, gue yakin lo gak bakal hamil."

" I-iya mas."

" Dan gue minta lo jauhin bocah cowok tadi."

" Maksud kamu Jevano?"

" Tapi dia sahabat aku mas, gak mungkin aku jauhin dia."

" Lo suka sama dia?"

" Hah? Dia sahabat aku mas gak mungkin aku suka sama dia."

" Tapi dia suka sama lo."

" Gak mungkin lah mas, kita itu udah sahabatan dari kita jaman SMA. Aku juga udah anggap dia kayak kakak aku sendiri."

" Ya pokoknya gue gak mau lo deket-deket lagi sama bocah ingusan itu."

Aluna hanya diam tidak menjawab apapun. Mana bisa ia menjauhi Jevano. Jevano itu sahabatnya dari SMA yang selalu ada disampingnya setiap saat. Ah ia lupa untuk menanyakan kepada Jevano apa yang ingin pria itu katakan tadi kepada dirinya.

Hai guys

Maaf aku baru update sekarang karena dua minggu kemarin aku ujian dan baru sempet nulis sekarang.

Dan aku mau ngucapin terimakasih buat kalian yang udah mau baca vote dan komen cerita aku.

Thanks guys!!

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

SEE YOU NEXT CHAPTER

Continue Reading

You'll Also Like

PL By S

Random

59.1K 4.3K 86
PICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi y...
183K 8.9K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
46.5K 2.4K 27
Apa jadinya jika api bertemu dengan api? Apakah benar jika terlalu benci terhadap seseorang, maka rasa benci itu akan tergantikan dengan rasa cinta? ...
286K 22.2K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...