Heksa Story ✓

Par delindanae

29.6K 2.5K 16

[END] Menceritakan daily life Heksa dengan Ayah dan Abangnya. Dan Heksa dengan para sahabatnya. Juga Heksa de... Plus

CHAPTER 01 [Hadiah + Pekenalan Singkat]
DISCLAIMER
CHAPTER 02 [Sahabat Heksa]
CHAPTER 03 [Jiko Ngeselin]
CHAPTER 04 [Sedikit Insiden]
CHAPTER 05 [Sedikit Nasihat dari Ayah]
CHAPTER 06 [Olahraga Pagi]
CHAPTER 07 [Malam Minggu Marka]
CHAPTER 08 [Tanding Basket]
CHAPTER 09 [Bolos]
CHAPTER 10 [Rumah Chiko]
CHAPTER 11 [Masih Rumah Chiko]
CHAPTER 12 [Mall]
CHAPTER 13 [Itu Pacar Marka?]
CHAPTER 14 [Hadiah Buat Ayah]
CHAPTER 15 [Tawuran]
CHAPTER 16 [Skorsing]
CHAPTER 17 [Asia Afrika & Braga]
CHAPTER 18 [Quality Time]
CHAPTER 19 [Chiko Sakit]
CHAPTER 20 [Berduka]
CHAPTER 21 [Jalan-Jalan ke Dago]
CHAPTER 22 [Semaleman With Abang]
CHAPTER 23 [Berita Buruk]
CHAPTER 24 [Penjelasan & Oleh-oleh]
CHAPTER 26 [Heksa Hilang]
CHAPTER 27 [Tidak Menyangka]
CHAPTER 28 [Tak Percaya]
CHAPTER 29 [Siuman]
CHAPTER 30 [Meet Grandma in Chicago]
CHAPTER 31 [Miami Beach] + End
EXTRA CHAPTER [Akhir yang Bahagia]
PROMOSI
PROMOSI

CHAPTER 25 [Marka Galau]

509 65 0
Par delindanae

Kecepetan? Sengaja aku cepetin alurnya ya. Karena target aku dari awal rampung 29-30 chapter udah selesai.

Masih ada beberapa chapter lagi, kedepannya.

Enjoy ya.

-----

Selamat membaca

-----

5 bulan kemudian

Heksa turun dari mobil Januar. Ditangannya terdapat kantong berisi cakwe dan odading yang sempat dirinya beli di pinggir jalan.

Mulutnya juga tak berhenti mengunyah cakwe. Setelah menelannya. Heksa berucap, "Makasih ya Ja tumpangannya."

"Hm," balas Januar. Ia pun sedikit melajukan mobilnya kearah rumahnya yang berjarak lima langkah dari rumah Heksa.

Setelah melihat mobil Januar memasuki garasi. Heksa membuka pagar rumahnya dan berjalan menuju teras depan.

Sesekali ia menyuapkan satu buah cakwe ke mulutnya.

Heksa menghentikan kunyahannya saat melihat abangnya terlihat sedang melamun di teras rumah. Kedua telapak tangan Marka bertumpu pada dagu.

Disana juga ada Kenan, Hendery dan Lamuel yang sedang bermain ponsel.

Heksa menyalami tangan ke empatnya secara bergantian.

"Abang gue kenapa?" tanya Heksa berbisik pada Lamuel.

Lamuel balas berbisik, "Dia lagi galau."

"Galau kenapa?"

Kali ini Hendery yang menjawab, "Putus dari Meisya."

"HAH?" Heksa sedikit mengeraskan suaranya. "Kok bisa? Padahal kelihatannya mereka berdua baik-baik aja," lanjutnya merasa heran.

"Nah itu, gue juga ngerasa aneh. Tadi pas kita lagi makan di kampus. Si Meisya tiba-tiba minta putus, katanya udah gak cinta," jelas Kenan kali ini.

Heksa memanggil Marka pelan. "Bang!"

Tak ada respon.

Heksa kembali memanggil, "Abang!"

Lagi-lagi tak ada respon.

Oke, habis sudah kesabaran Heksa. Dengan kekesalannya Heksa menepuk bahu sang abang kencang, setelahnya berteriak.

"ABANG!"

Dan berhasil, Marka tersadar dari lamunannya. Melihat Heksa disebelahnya Marka mengerutkan dahi bingung. "Lho Dek, dah pulang? Kok gue gak tahu"

"Gimana mau tahu, dari tadi ngelamun terus," cibir Lamuel yang ikut merasa kesal.

"Abang beneran putus dari Kak Meisya?" tanya Heksa memastikan yang Marka balas dengan anggukan kepala.

"Kenapa bisa putus?"

"Gak tahu lah pusing." Marka berdiri dari duduknya. "Gue mau ke kamar dulu!" Ia bergegas masuk kedalam rumah.

"Ternyata Marka bisa galau juga," celetuk Hendery setelah beberapa detik hening.

"Abang gue kan juga manusia Bang, jadi bisa galau lah."

"Iya bocah, eh btw  bagi dong odading-nya." Hendery mencoba menggapai kresek berisi cakwe dan odading di tangan Heksa.

Heksa menjauhkan tangan Hendery. "Gak boleh, beli aja sana Bang! Ini punya gue."

Hendery berdecak. "Aelah, pelit amat lo bocah."

Heksa hanya menjulurkan lidahnya mengejek Hendery, setelahnya berlari memasuki rumah.

"Kalau bukan Adek sahabat gue. Udah gue tenggelamin dia ke segitiga bermuda," ucap Hendery kesal.

"Kayak berani aja lo sama Om Joni."

***

Heksa sudah selesai berganti pakaian, ia mengurungkan niatnya menuruni anak tangga saat netranya melihat Marka yang sedang melamun memandang balkon kamarnya.

"Ckk, ini nih yang bikin gue gak mau ngerasain jatuh cinta, ribet," gumam Heksa sebelum menghampiri sang abang.

"Udahlah Bang, gak usah galau gitu. Abang kan ganteng, mending Abang cari lagi aja yang baru. Mungkin nih ya, Abang dan Kak Meisya itu gak cocok dan gak ditakdirkan untuk bersama," tutur Heksa panjang lebar saat sudah berada di belakang Marka.

Marka tersentak kaget dengan kedatangan Heksa yang tak ia sadari.

Dirinya mulai mencerna penuturan Heksa. Apa yang dikatakan sang adik memang benar, ia dan Meisya memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Tapi bagaimana ini? Kenapa rasanya sakit sekali? Apa mungkin karena ini pertama kalinya Marka jatuh cinta, hingga membuat Marka seolah hilang arah dan putus asa? Entahlah memang Marka-nya saja yang merasa  lebay.

Marka menghela napas panjang beberapa kali. "Lo bener, thanks!" Berjalan keluar kamar.

"Kemana Bang?"

"Jalan-jalan, Menjernihkan pikiran!"

"Adek ikut!"

Di ruang tamu masih ada ketiga sahabat Marka. Lamuel yang pertama menyadari kehadiran Marka dan Heksa praktis mendongak. "Mau kemana kalian?" tanyanya.

"Jalan-jalan dong," jawab Heksa yang dengan seenak jidatnya menyender pada bahu Marka.

Marka yang malas menegur membiarkan saja perilaku Heksa.

"Udah gak galau lagi lo?" tanya Hendery pada Marka.

"Gak ada kata 'galau' dalam kamus hidup gue. Putus dari dia, ya tinggal gue cari yang baru."

"Cih, songongnya," cibir Kenan. "tadi aja kelihatannya sedih banget. Sampai-sampai nasihat kita gak di dengerin."

"Jadi gimana? Kalian semua mau ikut gak?"

"Maulah."

***

Disinilah mereka sekarang, duduk lesehan di sebuah tempat penjual bakso yang letaknya lumayan jauh dari rumah Heksa.

Heksa yang memang sedang ingin yang berkuah-kuah, mengajak abang dan sahabat abangnya ke tempat langganannya saat bersama kawan-kawannya.

"Enak juga nih tempat," ucap Hendery sambil memakan kerupuk kulit didepannya.

"Tuhkan, apa Adek bilang tempat disini itu nyaman, dan kalian harus coba baksonya sih. Dijamin bikin ketagihan."

"Tahu darimana lo bocah tempat ini?" tanya Lamuel, secara kan tempatnya tidak akan terdeteksi karena harus memasuki sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui oleh pemotor dan pejalan kaki saja.

"Dulu, gue sama temen-temen gue kesasar disini pas lagi tawuran, ngehindarin polisi. Karena kita laper waktu itu, yaudah mampir ke bakso ini deh," jelas Heksa sembari sibuk menuangkan kecap ke kerupuk yang dipegangnya.

Kenan memperhatikan kerupuk yang sedang di pegang Heksa yang berubah menjadi warna hitam karena kecap. "Gak pait itu?" tanyanya penasaran.

"Enggak, ini enak Kak. Cobain deh." Heksa menyodorkan kerupuk tersebut ke mulut Kenan.

Kenan menggeleng. Ia membalas, "Gue gak mau. Lo aja yang makan."

Jika kalian bertanya mana Marka? Ia sedang fokus dengan ponselnya sedari tadi saat baru sampai.

Pesanan mereka pun sudah datang. Lima porsi bakso jumbo yang sebelumnya memang sudah Heksa pesan.

Saat melihat abangnya yang masih fokus dengan ponsel. Sebuah ide jahil terlintas di kepalanya, Heksa menuangkan sepuluh sendok sambal pada mangkuk bakso Marka.

Teman-teman Marka hanya membiarkan tanpa mau melarang kejahilan Heksa. Jujurly, kapan lagi menjahili Marka yang sedang galau, haha.

"Nih Bang makan!"

Marka menyimpan ponselnya.

"Thanks."

Heksa tersenyum menampilkan smirk andalannya tanpa sepengetahuan Marka.

Tanpa merasa curiga, ia memakan bakso tersebut. Disuapan ke lima, lidah Marka terasa terbakar. Wajahnya sudah memerah, begitupun dengan kedua telinganya.

"Lo tuangin berapa sendok sambalnya?"

"Sepuluh sendok," jawab Heksa dengan wajah sok polosnya.

"Rasain tuh cabe. Biar lo gak galau terus-menerus."

_______________________________________________

TBC

TERIMA KASIH









Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
42.3K 5.8K 21
➶ 황런쥔 | completed. ❝Untuk apa banyak bicara jika mata mampu mengatakan semuanya ?❞ ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈« ©dbluebearie
49K 4.3K 39
Kisah keseharian papah Jaehyun Pratama Narendra,menghadapi 3 pasang anak kembar non identiknya. "Narendra!" "Bukan hanenda pah,bang renjata tuh." "Ap...
Jejak Semu Par dandellhn

Roman pour Adolescents

13.6K 2K 28
"Kata Ibu, kebahagiaan itu sederhana... kita hanya perlu yakin jika semua hal akan baik pada waktunya..." Kau bahagia? "Ya..." Hidupmu sulit... "Ya...