ALUNA [ END ]

Por clrr_04

271K 11.7K 408

kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasi... Más

Cast
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 16
Marigold
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Destruction
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40 (END)
Epilog
Senandika

Bab 15

5.5K 254 4
Por clrr_04

Sejak pulang dari kantor Savian Aluna mengurung dirinya dikamar. Ia terduduk dilantai sambil memeluk lututnya menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Air matanya tidak berhenti keluar. Sakit itu lah yang ia rasakan. Ketika melihat suaminya sendiri berbuat tak senonoh dengan wanita lain. Rasanya seperti ada belati yang menusuk hatinya.

" Hiks kenapa rasanya sangat sakit hiks." Lirih Aluna sambil memukul-mukul dadanya. Saat ini ia terlihat kacau. Ia sadar jika dirinya sudah mulai mencintai Savian. Melihat hal seperti tadi membuat dirinya kalut ia cemburu,ia sakit hati, ia kecewa, ia takut. Ia takut jika suatu saat nanti Savian akan meninggalkannya.

" Kenapa kamu ngelakuin itu mas."

" Aku tau sejak awal kamu pasti merasa tertekan dengan pernikahan ini hiks. Kamu juga gak cinta sama aku. Tapi kenapa hiks kenapa kamu menikahi ku hiks." Lirih Aluna dalam tangisnya.

" Hanya aku yang jatuh cinta disini hiks."

" Tapi bolehkah aku berjuang agar aku tak jatuh cinta sendirian disini. Aku juga ingin dicintai hiks."

" Aku mencintaimu Savian."

Disisi lain Savian juga sedang merasa tak baik-baik saja ia merasa jijik dengan dirinya ini karena telah membalas ciuman dari Amanda.

" Arghhhh dasar wanita gila menjijikan! Kalo bukan karena ingin membuat Aluna sakit hati gue gak sudi lakuin itu." Gerutu Savian sambil membersihkan seluruh wajahnya dengan membasuhnya menggunakan air. Saat ini Savian sedang berada di toilet berdiri di depan cermin dengan keran air yang sedari tadi mengalir. Ia terus saja menggosok-gosokan mulutnya itu seakan-akan ada kotoran yang melekat pada mulutnya.

Percayalah Savian bukan seperti pria-pria kaya yang berhidung belang. Yang selalu bermain wanita sana-sini. Melihat wanita dengan penampilan yang terbuka saja ia tidak sudi dan jijik apalagi harus melihat wanita-wanita menjijikan itu mengangkang dihadapannya. Jika ditanya apakah ia tergoda? Tentu saja Savian tergoda ia juga lelaki dewasa normal ia juga terangsang dengan hal itu. ia juga laki-laki dewasa yang normal yang mempunyai hasrat untuk melakukan hal seperti itu. Tapi ia tidak sudi saja jika harus melakukannya dengan wanita yang sudah banyak dicicipi.

Setelah selesai dengan kegiatannya itu Savian kembali ke ruangannya. Ia mendudukkan bokongnya di kursi meja kerjanya. Ia mulai membuka beberapa berkas dengan sesekali mengetikkan sesuatu pada laptop nya. Lebih saat ini ia menyibukkan diri dengan tugas kantornya. Saat ini perusahaan nya itu sedang tidak baik-baik saja. Data keuangan pada perusahaan nya saat ini sedang tidak stabil kemungkinan ada seseorang di perusahaannya yang sedang melakukan korupsi dan berencana untuk membuat perusahaannya itu jatuh. Tapi siapa yang melakukannya, Savian harus menyelidikinya ia harus mencari tahu siapa dalang persoalan ini.

🍂🍂🍂

Aluna terbangun dari tidurnya. Ia tidak sadar jika dirinya ketiduran mungkin ia kelelahan karena ia lama menangis tadi. Ia langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan ponselnya yang ternyata ada di atas nakas disamping ranjangnya. Ia membuka layar ponselnya untuk melihat sudah pukul berapa sekarang. Sekarang sudah pukul 7 malam ia harus segera turun ke dapur untuk memasakkan Savian makan malam. Ia tahu pasti makanan itu tidak akan dimakan oleh Savian. Tapi setiap hari ia masih saja selalu memasakkan makanan untuk Savian.

" Udah jam 7 malem aku harus masak sekarang juga. Sebelum mas Vian pulang dari kantor." Ucap Aluna.

Sekarang Aluna tengah fokus memasak untuk Savian. Soal kejadian tadi siang ia akan mencoba melupakannya dan tidak mempedulikan nya saja. Ia juga tak mau mempeributkan masalah itu dengan Savian. Ia mengerti Savian melakukan h tersebut karena Savian belum mencintai dirinya. Ia mencoba meyakinkan dirinya agar tetap gencar untuk membuat Savian membalas cintanya. Aluna tidak apa jika dirinya terlihat mengemis-ngemis cinta pada Savian. Karena yang ia lakukan adalah untuk mempertahankan pernikahannya dengan Savian.

Setelah beberapa menit akhirnya Aluna telah selesai dengan kegiatan memasaknya. Ia akan menunggu Savian pulang kali ini. Ia beranjak ke ruang utama rumahnya untuk menunggu suaminya pulang.

Sudah empat jam berlalu, jam pun sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Namun Savian sampe saat ini belum juga pulang.

" Mas Vian kok belum pulang juga ya. Biasanya paling malam jam sepuluh. Tapi sekarang udah tengah malem tapi mas Vian belum juga pulang." Ucap Aluna dengan wajah khawatir nya. Ia sedang merasa khawatir sekarang ia takut terjadi apa-apa pada Savian. Matanya sudah mulai mengantuk ia mendudukkan bokongnya di sofa ia mulai menyandarkan kepalanya dan tak sadar bahwa dirinya sudah terlelap.

Pukul satu malam Savian tuba di rumah. Ia dapat melihat Aluna yang sedang tidur meringkuk diatas sofa. Sepertinya gadis itu tengah menunggu dirinya pulang dan ketiduran.

" Bodoh! " Ucap Savian ketika menghampiri Aluna yang tengah tertidur di sofa.

" Aluna bodoh! Setelah apa yang dia liat tadi ia masih nungguin gue sampe kayak ketiduran kayak gini. Dasar Aluna bodoh!" Ia tidak paham dengan jalan pikiran Aluna. Kenapa gadis itu masih mau melakukan hal seperti ini setelah apa yang dirinya lakukan pada gadis itu. Bodoh,pikir Savian.

Ia melenggang pergi meninggalkan Aluna yang tertidur di sofa. Ia sudah lelah ia ingin segera tidur sekarang juga.

Setelah selesai membersihkan diri. Kini Savian sudah membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya. Hari ini adalah hari yang sungguh melelahkan baginya. Kepalanya pun sedari tadi berdenyut karena pusing memikirkan masalah perusahaannya saat ini.

🍂🍂🍂

Keesokan harinya

Aluna bangun dari tidurnya. Ia merasa badannya sakit karena semalam ia ketiduran di sofa.

" Semalem mas Vian pulang gak yah?" Tanya Aluna pada dirinya sendiri.

" Aku cek ke kamarnya aja kali ya, moga aja mas Vian ada di kamarnya." Untuk menjawab rasa penasarannya. Ia akan mengeceknya langsung ke kamar Savian, apakah suaminya itu sudah ada dirumah atau belum.

Ia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Savian yang tidak terkunci. Ia bernafas lega karena melihat Savian yang sedang tertidur pulas di ranjangnya. Ia berjalan mendekati ranjang Savian. Ia dapat melihat wajah damai suaminya yang sedang terlelap. Memperhatikan setiap inci wajah tampan suaminya itu. Ia mengusap surai hitam Savian. Karena pergerakan Aluna itu membuat tidur Savian terusik.

" Aluna!"

" Ngapain lo di kamar gue!"

" Gue kan udah bilang jangan pernah masuk ke kamar gue!" Ucap Savian

" Maaf mas tadi aku cuman mau ngecek kamu udah ada dirumah atau belum." Ucap Aluna.

" Sekarang lo pergi dari kamar gue!" Usir Savian.

" I-iya mas." Aluna pun pergi keluar dari kamar Savian.

Saat ini Aluna sudah siap untuk pergi ke kampus. Serta Savian yang juga sudah siap untuk pergi ke kantor.

" Mmm Mas aku boleh ikut pergi bareng sama kamu gak?" Tanya Aluna sedikit takut. Yang ditatap jengah oleh Savian. Savian seperti tidak menghiraukan Aluna ia terus saja melenggang pergi keluar dengan Aluna yang mengikuti dibelakangnya.

Savian sudah berada di dalam mobilnya sekarang. Sedangkan Aluna hanya diam berdiri di sebelah mobil Savian. Menunggu suaminya itu pergi.

" Cepetan masuk!" Ucap Savian dingin. Sedangkan Aluna masih terdiam tidak mengerti dengan yang dikatakan Savian.

" Lo tadi mau pergi bareng gue kan?!" Ucap Savian yang diangguki oleh Aluna.

" Yaudah buruan masuk! Sebelum gue berubah pikiran!" Ucap Savian. Aluna yang mendengarnya pun langsung masuk kedalam mobil Savian.

" Di depan! Gue bukan supir lo!" Ucap Savian ketika melihat Aluna membuka pintu belakang mobilnya.

" Ah iya maaf mas." Aluna pun langsung berlari ke pintu depan.

" Makasih ya mas, udah bolehin aku pergi bareng sama kamu." Ucap Aluna yang tak dihiraukan oleh Savian.

Suasana dalam mobil pun begitu sunyi dan hening. Sebenarnya Aluna sangat ingin untuk sekedar mengobrol dengan Savian tapi pasti pria itu tidak akan merespon nya dan mengabaikan ucapan Aluna.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Aluna sudah sampai di kampusnya.

" Makasih ya mas udah anterin aku." Ucap Aluna yang sudah turun dari mobil.

" Kamu hati-hati ya, jangan terlalu ngebut bawa mobilnya." Ucap Aluna.

" Berisik"

" Gak usah sok perhatian." Ucapan dingin Savian pada Aluna. Sedangkan Aluna yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum manis menanggapinya ia mencoba memaklumi sikap Savian itu.

Setelah mobil Savian sudah tak terlihat oleh sepasang matanya. Aluna pun bergegas pergi memasuki gedung kampus nya.

" Aluna! " Sapa seseorang pada Aluna.

" Jev!" Sapa balik Aluna.

" Icha belum datang?" Tanya Aluna.

" Dia belum datang."

" Hai guys Icha yang cantik comeback!"  Ucap Icha sambil merangkul kedua sahabatnya itu dari belakang.

" Ck kuping gue panas tau gak denger teriakan lo!" Ucap Jevano.

" Bodo!" Ucap Icha singkat.

" sutt jangan mulai deh kalian." Ucap Aluna. Ia yakin pasti kedua sahabatnya itu akan ribut.

Mereka bertiga berjalan santai di koridor kelas sambil sesekali mereka saling melemparkan obrolan.

" Oh ya Lun lo udah tau kalo kita bertiga kepilih jadi panitia Pensi buat ultah kampus kita minggu depan." Ucap Icha.

" Aku baru tau sekarang dari kamu Cha." Jawab Aluna.

" Gue udah daftarin lo ke ketuplak pensi biar lo tampil pas acara nanti." Ucap Jevano.

" Awss__apaan sih Lun." Ringis Jevano karena mendapat cubitan di perutnya dari Aluna. Sedangkan Icha sudah tertawa kencang melihat Jevano meringis kesakitan karena mendapat cubitan dari Aluna.

" Kamu kok main daftarin aja si Jev gak bilang dulu sama aku." Ucap Aluna.

" Kalo gue bilang ke lo dulu pasti lo gamau nanti." Ucap Jevano.

" Lagian nanti lo tampilnya gak sendirian kok." Sambung Jevano.

" Gak sendirian?" Tanya Aluna.

" Iya lo nanti nyanyi nya berdua bareng gue " jawab Jevano.

" Seharusnya lo sendirian aja Lun tampil nya. Soalnya kalo sama Jevano nanti malah bakal keliatan jelek." Bisik Icha pada Aluna namun masih bisa terdengar oleh Jevano.

" Justru karena ada gue penampilan nya bakalan lebih wow." Timpal Jevano yang mendengar bisikan Icha pada Aluna.

" Apaan yang ada nanti malah penontonnya pada kabur denger suara lo." Ucap Icha mengejek pria bergigi kelinci itu

" Udah deh Cha lo tuh gak usah mancing- mancing ribut sama gue deh." Ucap Jevano pada sahabat cantik berponinya itu.

🍂🍂🍂

Saat ini Aluna dan Icha sedang berada di kantin untuk menikmati makan siang. Sedari tadi Aluna memperhatikan gadis dihadapannya yang terlihat kesal. Bahkan sahabat cantiknya itu sekarang sedang mencincang- cincang makanannya dengan brutal.

" Is nyebelin banget sih!" Gerutu Icha. Sambil mencincang-cincang makanannya seolah - olah melampiaskan kekesalan nya.

" Mati aja lo Jevano! " Gerutu Icha.

" Kamu kenapa sih Cha?" Tanya Aluna.

" Gue lagi kesel Lun sama sahabat gila lo!" Jawab Icha.

" Jevano maksud kamu?"  Tanya Aluna memastikan

"  Ya siapa lagi kalo bukan dia!"

" Is gue tuh kesel banget sama dia Lun!"

" Memang nya Jevano ngelakuin apa sama kamu Cha." Tanya Aluna sambil menikmati makanannya.

" Masa tadi dia godain ade tingkat kita si Vanesa. Mana si ceweknya mau aja lagi di godain sama playboy kayak Jevano." Ucap Icha.

" Dan lo tau dia tadi nolak ajakan gue buat ke kantin karena dia mau makan bareng berduaan sama si Vanesa Vanesa itu." Sambung Icha.

" Biarin aja kali Cha. Lagian Jevano juga jomblo jadi ya wajar aja dia deketin cewek. Kita sebagai sahabat nya harus dukung dia." Ucap Aluna.

" Tapi Lun___ tau ah lo mah." Ucap Icha karena Merasa tak terima dengan jawaban Aluna.

" Kamu suka sama Jevano?" Tanya Aluna tiba-tiba.

" H-hah gak mungkin lah Lun. Ya gak mungkinlah gue suka sama cowok kayak Jevano ." Jawab Icha sedikit gugup.

" Terus kalo kamu gak ada perasaan suka sama dia kenapa kamu tadi keliatan kesel banget ngeliat Jevano deket sama cewek lain."

"  Karena gue__" ucap Icha menggantung ia ragu untuk mengungkapkan nya pada Aluna.

" Hmm Lun lo janji yah jangan bilang ke siapapun apalagi Jevano." Ucap Icha memperingati Aluna.

" Kayaknya gue suka deh sama dia." Ucap Icha dengan suara yang amat kecil namun masih bisa si dengar oleh Aluna. Mendengar itu Aluna tersenyum sebenarnya ia sudah lama menyadari jika Sahabatnya ini mempunyai rasa lebih dari seorang sahabat pada pria bergigi kelenci itu.

" Lun, lo mau kan bantu gue buat dapetin Jevano." Ucap Icha.

" Pasti Cha aku bakal bantuin kamu sebisa aku buat Jevano luluh sama kamu."


🍂🍂🍂

" Savian " ucap seseorang ketika masuk keruangan Savian.

" Ada apa Jim." Ucap Savian pada sahabatnya sekaligus orang kepercayaan nya di kantor Jimmy.

" Kayaknya ada yang coba meretas data-data perusahaan kita dan penggelapan dana perusahaan." Ucap Jimmy.

" Tapi lo tenang aja karena gue bakal ngatasin ini secepatnya." Sambung Jimmy

" Gue percayain itu sama lo Jim." Ucap Savian yang sudah sangat pusing memikirkan keadaan perusahaan nya ini.

Ting!

Bunyi notifikasi dari ponsel Savian. Yang ternyata sebuah notifikasi pesan dari nomor tak di kenal.

From : Unknow

Tunggu kehancuran mu Savian!

Lihat apa yang akan segera terjadi nanti!

" Ck sialan!"

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE YA

SEE YOU NEXT CHAPTER

Seguir leyendo

También te gustarán

PL Por S

De Todo

59.1K 4.3K 86
PICK LOVE VERSI WATTPAD ON GOING "Kalo lo gak cinta sama Salsha, lo bisa lepasin dia. Biarin gue bahagiain dia." Ucap Iqbal berjalan mendekati Aldi y...
172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
383K 39.5K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
289K 1.6K 7
[sedang proses Revisi] Kisah tentang bagaimana Nayra, Alya, Jihan, Sheyla, Lani, Risa dan Alsya melewati masa putih abu-abu mereka yang tidak mulus...