Halo readers, selamat membaca.
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah
Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah...
Wanita bercadar itu tertawa melihat anak-anak nampak tenang kala ia selesai bersenandung sholawat nabi.
"Ututu.. senang ya nak, jalan-jalan?" Ucapnya.
"Tututu.." gumam bayi kecil itu yang berada di dalam kereta bayi.
"Mau lagu apa, naik kereta api, Oke. Ummi nyanyiin ya"
"Naik kereta api, tut-tut-tut
Siapa hendak turut?
Ke Bandung, Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma..
"Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama
Lekas keretaku jalan, tut-tut-tut
Banyak penumpang turun
Keretaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun.."
Sekumpulan pria bersorban, kemudian menoleh kearah sumber dari senandung tersebut menatap dengan tatapan gemes melihat seorang wanita yang tengah bersenandung sambil mendorong kereta bayi yang ditumpangi Bayi laki-laki dan juga tengah menggendong satu bayi perempuan lagi yang berada di depannya.
"Ekhem!" Gus Ilham sengaja berdehem keras. Membuat semua yang menatap istrinya langsung menunduk.
"Jaga matanya," ucap Gus Ilham begitu dingin.
"Afwan Gus" ucap Abraham.
"Kalian duluan saja, nanti saya menyusul, Assalamualaikum" ucap Gus Ilham setelah itu beranjak menghampiri sang istri yang tengah berjalan-jalan sore bersama kedua anak kembar mereka.
"Waalaikumsalam"
....
"Assalamualaikum, sayang" salam Gus Ilham setelah sampai di hadapan sang istri.
"Waalaikumsalam, eh, ada Abah" ucap Aisyah sedikit genit di telinga Gus Ilham.
"Mau kemana, sayang?" Tanya Gus Ilham sambil mengusap kepala putrinya yang berada di gendong sang istri.
"Mau jalan-jalan dong, soalnya kalau di rumah terus pengap" ucap Aisyah. Ia melepaskan gendongan bayi yang melekat pada tubuhnya dan memberi alih sang anak kepada suaminya, Gus Ilham
"Kenapa nggak izin dulu, kalau mau keluar rumah?" Tanya Gus Ilham.
"Ya Allah, cuman di sekitar pesantren kok Gus. Aisyah nggak pergi Korea ataupun Jepang, juga di Arab"
"Iya tetap saja, kamu harus izin dulu" ucap Gus Ilham.
"Iya-iya. Lain kali aku izin," ucap Aisyah setelah menghela nafas singkat.
Gus Ilham mengangguk puas "Ya sudah ayo, kita jalan-jalan" ajak Gus Ilham.
"Kemana mas, ke pasar malam?" Tanya Aisyah sangat bersemangat.
Gus Ilham menggeleng "Keliling pesantren saja. Kan, mau jalan-jalan, ya udah jalan kaki aja" ucapnya, membuat bahu Aisyah merosot lemas.
"Ah, nggak asik!" Pekik Aisyah cemberut.
Gus Ilham terkekeh kecil, tangan nya terulur untuk mengusap kepala sang istri "Kan kembar belum boleh jalan jauh-jauh dulu"
"Bosen!"
"Nggak boleh dulu sayang, nanti deh, kalau anak-anak sudah besar usianya sudah satu tahun, baru boleh kita keluar berempat"
"Tapi bosen Gus!" Pekik Aisyah.
Gus Ilham menarik hidung mancung sang istri yang tertutupi cadar "Ya sabar atuh' neng geulis"
Aisyah menepis tangan sang suami dari hidungnya "Tapi Aisyah mau sesuatu"
"Mau apa?"
"Tapi jangan bilang Aisyah matre" lirih Aisyah.
Gus Ilham menghela nafas, membekas walaupun sudah sembuh, itulah perkataan. selalu saja seperti ini ketika Aisyah meminta sesuatu.
"Nggak akan sayang, mau apa hm?"
Aisyah tersenyum tipis "Aisyah mau beli novel"
"Novel?"
"Iya mas, tanggal 27 Oktober nanti ada open pre order Novel 'Gus Ilham my husband' Aisyah mau ikutan juga"
"Ya sudah, boleh kok" ucap Gus Ilham tersenyum tipis.
"Yeay! Readers juga ya, jangan lupa Ikutan PO Novel 'Gus Ilham my husband' jangan sampai ketinggalan"
"Memang ceritanya bagaimana sih sayang?" Tanya Gus Ilham penasaran.
"Ada deh, kisahnya tentang kita berdua. Untuk yang mau tau nama anak Aisyah dan Gus Ilham kalian beli aja novelnya, jangan sampai ketinggalan ya"
"Ya udah deh, ayo mas. Kita keliling pesantren,"
"Ayo" ajak Gus Ilham merangkul bahu sang istri.
Sebelum pergi, Gus Ilham menoleh kearah belakang "Kamu duluan saja Aisyah, nanti saya menyusul" ucap Gus Ilham dan Aisyah mengangguk mulai meninggalkan Gus Ilham.
Gus Ilham tersenyum ke arah readers
"Jangan lupa, tanggal 27 Oktober. Kalian pokoknya harus beli!"
"Biar bisa jadi istri kedua saya" ucap Gus Ilham berbisik.
"GUS ILHAM! AISYAH DENGAR LOH!!"
Gus Ilham menutup telinganya, karena mendengar suara nyaring istrinya yang menggema.
"Astagfirullah Ukhti suaranya!"
"Ukhti-ukhti emang kita saudara!"
_GUS ILHAM MY HUSBAND_
WAHH! SEPERTI YANG GUS ILHAM DAN AISYAH BILANG JANGAN SAMPAI KETINGGALAN PO 'GIHM' TANGGAL 27 OKTOBER
Ini dia detail paket lengkapnya ⬇️
Untuk info selengkapnya cek ig @cloudbookspublishing
Sampai bertemu di cerita ku yang selanjutnya. Dan semoga seramai 'GIMH'