Be Mine [Kuroo Tetsurou x Rea...

By salsaanisa12345

21.9K 2.1K 278

"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan K... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18 [END]
Extra 1
Extra 2

10

975 98 14
By salsaanisa12345

"Semuanya ayo bangun!"

[name] bertolak pinggang memandang kouhai nya yang masih setia tertidur nyaman di atas futon masing-masing.

"Mereka belum mau bangun?" tanya Kuroo yang baru saja kembali dari kamar kecil.

"Belum." [name] masih setia dengan posisinya sembari memandang posisi-posisi aneh kouhai nya.

Inuoka yang memeluk kaki Lev yang tengah tengkurap. Yamamoto yang sebelah kakinya menindih Kenma. Sedangkan si puding masih nyaman menggulung dirinya di dalam selimut layaknya ulat tanpa menghiraukan kaki Yamamoto yang menindih tubuhnya. Hanya Fukunaga yang berada dalam posisi normal meski kedua tangannya ia angkat dan berada di kepalanya entah karena apa. Sementara Shibayama, ia telah bangun sejak fajar tadi.

[name] berjalan ke arah jendela, membuka gorden yang tentu saja membuat sinar matahari langsung masuk dan membuat silau setiap mata yang merasakannya.

Tak berselang lama, satu persatu dari mereka bangun. Dengan susah payah mereka pergi ke kamar kecil untuk mencuci muka walau mata mereka masih belum terlalu terbuka.

Setelah memastikan semuanya keluar, [name] melipat futon-futon yang masih berserakan. Melipatnya dan menaruhnya di ujung ruangan agar tetap rapi. Ia lantas segera pergi ke kantin sekolah untuk ikut sarapan. Setelah semua masakan matang tadi, ia ijin kepada semua manajer untuk mengecek keadaan timnya, dan benar saja mereka semua masih tertidur lelap tanpa ingin segera bangun dan memulai aktifitas.

"Ano, senpai."

Ketika [name] hendak berbalik setelah menutup pintu, sebuah kepala oranye menyembul di sampingnya. [name] lantas segera berbalik dan mendapati Hinata tengah berdiri di depannya.

"Hm?"

"B-bisa antar aku ke kantin. Aku tersesat." Cengiran Hinata muncul diikuti tangan kanannya terangkat dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Ayo. Kebetulan aku juga akan ke sana," jawab [name] sembari tersenyum.

Mereka berdua lantas berjalan beriringan menuju kantin sekolah. Sesekali Hinata bertanya kepada [name] tentang beberapa hal. Siapa nama [name], kelas berapa, dan apakah [name] benar-benar berpacaran dengan captain tim Nekoma tersebut.

"[surname]-senpai benar-benar berpacaran dengan Kuroo-san?" Hinata menoleh ke arah [name] yang tingginya hampir sama dengannya.

"E-eh?!" heran [name].

"Habisnya kemarin senpai senpai yang lain mengatakan kalian berpacaran," lanjut Hinata dengan muka polosnya.

"T-tidak, kami tidak berpacaran. Kuroo sendiri mungkin juga sudah memiliki orang yang disukainya." [name] sedikit menundukkan kepalanya ketika mengucapkan kalimat terakhir.

[name] tak berbohong. Akhir-akhir ini Kenma dan Yaku sering mengatakan jika tingkah Kuroo mulai aneh. Ia sering sekali tersenyum sendiri ketika menjawab pesan di ponselnya. Ia juga sering bertanya hal-hal aneh terkait dengan perempuan. Tentu [name] dapat menyimpulkan jika Kuroo tengah dekat atau bahkan sedang menyukai seseorang.

***

Bunyi keran air di dekat gymnasium terdengar ramai menyala bersama. Para manajer sibuk mengisi setiap botol air minum masing-masing tim dengan air keran. Sembari menunggu mereka memilih mengobrolkan beberapa topik, mencoba mengakrabkan diri.

"Ii na Shimizu-san to Yachi-san. Kalian memiliki anggota tim yang ekspresif," ucap Mako dengan masih memegang botol dan mengisinya dengan air.

"Sebenarnya tidak juga. Mereka terkadang bahkan sangat merepotkan," jawab Shimizu seraya membenarkan posisi kaca matanya.

"Kalian masih beruntung memiliki captain yang dewasa. Captain kami bahkan lebih merepotkan daripada seorang balita," sahut Yukie yang ada di samping [name].

"Aku lihat justru [surname]-san yang tak terlalu kerepotan mengurus timnya." Eri dengan tangan yang sibuk menutup botol ikut angkat suara.

"Aa sama saja aku rasa. Setter kami dan spiker nya bahkan sering bertengkar dan membuat keributan." [name] menoleh ke arah Eri dengan tangan yang menaruh botol yang telah diisi ke dalam kotak pendingin.

"Aku rasa setiap tim pasti memiliki masalahnya masing-masing," ucap Eri diikuti tawa riang dan disusul yang lainnya.

Ketika tawa dan canda mereka masih terdengar, tiba-tiba Yachi menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah koridor yang menghubungkan gedung sekolah dengan gymnasium yang kebetulan berada di sebelah kanan mereka berada. Seorang gadis cantik dengan tubuh semampai serta surai coklat yang terurai berjalan pelan dengan membawa sebuah semangka ukuran besar dengan satu gadis lainnya di belakang membawa hal yang sama.

"Ano, [surname]-san. Sore wa... Dare desu ka?" Yachi menoleh ke arah [name] sebelum kembali melihat gadis tadi.

[name] yang merasa namanya di panggil mulai mengikuti arah pandang Yachi. Sesaat setelahnya, [name] mendadak diam. Tangannya berhenti di udara dengan botol kosong yang masih ia genggam.

Inori. Gadis yang tadi Yachi lihat, tengah berjalan memasuki area gymnasium dengan membawa buah semangka. [name] panik, Inori jelas tak akan suka jika mengetahui [name] ada di sini, terlebih ikut dalam kegiatan camp pelatihan musim panas tim voli.

Dari arah berlawanan ia bisa melihat Kuroo menghampiri keduanya, dengan Bokuto dan Hinata yang mengekor di belakangnya hendak pergi ke kamar mandi.

Dari tempatnya berdiri, [name] tak dapat memastikan apa yang mereka berdua bicarakan selain Kuroo yang menyuruh Lev dan Yamamoto untuk mengambil alih semangka dari tangan Inori dan temannya.

"Ada urusan apa kau kemari?" tanya Kuroo kepada Inori yang ada di depannya.

"Apakah tidak boleh aku berada di sini?" Inori berwajah sedih sesaat setelah Kuroo menyelesaikan kalimatnya.

"Hei Kuroo, dia temanmu?" bisik Bokuto penasaran.

"Ah, ini Inori." Kuroo mengangkat sedikit tangannya sembari menunjuk Inori. Sementara Inori yang diperkenalkan melambai ke arah Bokuto dan Hinata.

"Inori. Teman dekat Kuroo," ucap sang gadis riang.

"Bokuto-san, aku lebih suka [surname]-senpai daripada senpai sok ramah ini," bisik Hinata kepada si burung hantu.

"Kau benar Hinata," jawab Bokuto.

Sontak saja perempatan imajiner terbentuk di kepala Inori. Bisikan kedua siswa di depannya jelas terdengar indra pendengarannya.

"Apa [surname]-chan juga di sini?" tanya Inori setelah sadar dengan kalimat si surai oranye. Tak mungkin siswa sekolah lain mengenal [name] yang bukan merupakan siswa populer jika ia tidak berada di sini.

"Ah iya, dia ikut-"

"[surname]-san!!" teriakan Bokuto menggema, menginterupsi kalimat Kuroo yang belum terucap semuanya.

Bokuto melambai ke arah [name] yang tengah mematung kaku di tempat. [name] ingin berusaha menjauh dari Inori diam-diam, namun suara keras Bokuto menggagalkan rencananya.

Kepala [name] menoleh pelan ke arah mereka berada. Sembari melambaikan tangan membalas teriakan Bokuto, [name] dapat melihat tatapan terkejut sekaligus tak suka dari arah Inori. Gadis cantik tersebut tengah memicingkan matanya ke arahnya, mengeluarkan aura tak suka yang langsung menusuk ke arah [name].

Dengan bibir yang menyeringai, Inori melangkah mendekati [name] yang masih diam. Tangannya melambai sembari wajahnya tersenyum hangat ke arah Inori.

"[surname]-chan," panggil Inori.

"Bisa kita bicara sebentar," lanjut sang surai coklat.

[name] hanya mengangguk kecil sembari mengikuti Inori yang telah berjalan beberapa langkah di depannya. Dibelakangnya, para manajer tengah memberinya semangat dalam hati.

***

Tarikan napas dalam [name] ambil sesaat sebelum Inori berbalik ke arahnya. Mengendurkan otot-otot nya yang sempat tegang sesaat. Memejamkan mata menjernihkan pikiran, [name] kembali mengingat petuah-petuah yang ia dapat tadi malam.

Flashback on

"[surname]-san berpacaran dengan Kuroo-san, ya?" tanya Kaori.

"T-tidak!" tolak [name] cepat.

"Aku juga berpikir kalian berpacaran. Melihat sikap Kuroo-san yang selalu perhatian kepada [surname]-san." Shimizu ikut menyambung pendapat Kaori.

"Itu mungkin hanya sikap biasanya saja." Kepala [name] sedikit menoleh ke samping, menghindari kontak mata dengan keduanya.

"Tidak mungkin. Kuroo-san benar-benar memperlakukan [surname]-san lebih. Aku sering melihat temanku diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya." Mako yang tengah berselonjor tak sengaja mencuri dengar topik yang Yukie awali.

"Tidak mungkin. Kuroo mungkin menyukai gadis lain." Tatapan mata [name] menyendu.

"Memangnya [surname]-san sudah bertanya kepada Kuroo-san?" Si kacamata bertanya.

"Tidak. Aku tidak berani." Tawa canggung keluar dari mulut [name].

"Lagipula, Kuroo sudah dekat dengan seorang gadis yang termasuk idola di sekolah kami. Tak mungkin bukan? Jika Kuroo menyukai aku yang biasa-biasa saja." bibir [name] melengkung berat sembari matanya nampak kosong kala mengucapkan kalimat tersebut.

"Setidaknya gadis itu bukan merupakan kekasih Kuroo-san," kata Shimizu berpendapat.

"Tetapi dia mengatakan untuk melarangku berdekatan dengan Kuroo," jawab [name] dengan masih tersenyum.

[name] mencoba membuat bibirnya seolah tersenyum alami. Beberapa saat kemudian ia menundukkan kepalanya, tak ingin yang lain melihat lengkungan di bibirnya menghilang.

"[surname]-san harus bilang jika kau juga menyukai Kuroo-san," ucap tiba-tiba gadis berkucir dua, Eri.

"Benar. Tak adil jika [surname]-san menuruti apa yang ia minta." Suara sang manajer termuda terdengar. Dengan tangan yang sibuk melipat baju, Yachi terlihat sangat mendengarkan obrolan para senpai nya tersebut dan memutuskan ikut menimbrung.

"[surname]-san juga punya hak untuk dekat dengan Kuroo-san," kata Yukie sembari bertumpang dagu di atas bantal.

"M-memangnya boleh?" tanya [name] terbata.

"ma-maksud ku, dia lebih dulu dekat dengan Kuroo. Tak enak jika aku tiba-tiba mengatakan jika aku juga menyukai Kuroo," lanjut sang surai [h/c].

"Tentu saja tidak apa-apa. Jangan takut dengan hal tersebut. Selagi Kuroo-san tak memintamu untuk menjauhinya secara langsung, [surname]-san juga boleh mendekati Kuroo-san." Kaori terlihat membagikan energi semangatnya kepada [name].

"A-aku akan mencobanya," kata [name] seraya menggangguk pelan.

"Bukan mencoba, tapi harus melakukan. [surname]-san harus melakukannya. [surname]-san juga harus mengatakan pada gadis itu jika kalian memiliki hak yang sama untuk mendekati Kuroo-san," ucap Yachi berapi-api.

"Wah wah, Yachi-chan terlihat bersemangat," Eri mengomentari sembari tertawa pelan melihat tingkah manajer termuda tersebut.

"Tentu saja. Bukannya gadis tersebut sangat sombong sampai sampai melarang [surname]-san untuk tidak mendekati Kuroo-san," jawab sang surai pirang.

"Baiklah. Jika saat masuk nanti kami bertemu, aku pasti akan mengatakannya." Kekehan pelan [name] terdengar.

Ia senang, setidaknya [name] memiliki teman perempuan yang bisa memberinya saran dan bahkan semangat untuk melakukan hal-hal yang harus ia lakukan. Dan lagi-lagi, hal tersebut bisa terjadi karena kedekatannya dengan Kuroo dan para anggota tim Nekoma yang lain.

Flashback off

"Tidak aku sangka, ternyata [surname]-chan lebih berani dari yang aku kita." Seringai Inori muncul.

"Apakah peringatanku kemarin kurang?" tanya Inori dengan mata tajam ke arah [name].

Keduanya saling menatap selama beberapa saat. Inori dengan tatapan menusuk dan [name] yang tengah mencoba menguatkan dirinya agar berani mengucapkan apa yang harus ia ucapkan.

"Ku katakan sekali lagi--"

"Aku juga menyukai Kuroo." Suara lantang [name] menginterupsi kalimat Inori.






Tbc.

Akhirnya mbak nem kita bilang ke Inori.

Mulai bosenin nggak nih ceritanya?

Maaf banget kali akhir akhir ini update yang suka ngaret. Biasalah, tugas sekolah udah mulai berdatangan dan nggak ngerti waktu.

Semoga tetep suka sama ceritanya.

Udah gitu aja.

Continue Reading

You'll Also Like

44.5K 6.2K 15
[ Complete ✅ ] Hanya sebuah kisah kasih bagaimana kehidupan [Name] dengan suaminya Akagami Shanks. Shanks x Reader Publish : 17 Desember 2022 End : 1...
22.6K 2.3K 9
ㅤgojo satoru as future father disclaimer ©Gege Akutami. story of @lucyfaro > @louvanka. happy reading and hope u like it.
2.7K 459 3
Short story, songfict : Osamu x reader. Disclaimer : Haikyuu © Haruichi Furudate Aku hanya meminjam tokoh milik Furudate-sensei. Plot murni hasil pem...
2.4K 482 30
Bagaimana jika Atsumu yang terkenal playboy diam-diam menyukai seseorang? Bagaimana jika Atsumu yang terkenal playboy menyimpan rapat perasaanya sela...