Arshan Gentala [End]

By Anurayyan

428K 28.5K 2.8K

⚠️Mampir aja dulu, sapa tau suka⚠️ Genre: #FiksiRemaja #Humor #Fantasi ••• Rank in 2 #humor Rank in 1 #fiksiu... More

00||00
00||01
00||02
00||03
00||04
00||05
00||06
00||07
00||08
00||09
00||10
00||11
00||12
00||13
00||14
00||15
00||16
00||17
00||18
00||19
00||20
00||21
00||22
00||23
00||24
00||25
00||26
00||28
00||29
00||30
00||31
00||32
00||33
00||34
00||35
00||36
00||37
00||38
00||39
00||40
00||41
00||42
00||43
00||44 End?
Extra Part 01
Extra Part 02
Extra Part 03
Extra Part 04
Extra Part 05
Extra Part 6

00||27

6.3K 529 108
By Anurayyan

PART 27

Kekecewaan Cleo

•••

Dor!

  Sebuah peluruh yang entah berasal dari mana tiba-tiba saja mendarat pada salah satu anggota Dexo yang tadi berteriak lantang, membuat semuanya menjadi panik.

  Lain hal dengan Arshan yang terlihat santai tanpa bergeming sedikitpun dari tempatnya. Ia hanya menarik Athaya ke dalam dekapannya saat perempuan itu terlihat ketakutan.

  Fokus Arshan saat ini ada pada anggota Dexo yang mulai berhamburan menuju motor mereka masing-masing, bersiap untuk segera pergi dari sana. Tentu ia tak akan membiarkan hal itu terjadi, tidak ada yang boleh meninggalkan tempat ini.

"Jangan ada yang mencoba untuk pergi dari sini!" Seru Arshan dengan tegas, namun sama sekali tak dihiraukan oleh mereka, membuatnya berdecih.

  Sedangkan Cleo terdiam membeku, berusaha mengingat kesalahan apalagi yang sudah ia perbuat sampai temannya kembali menjadi korban. Bahkan dirinya sudah melupakan video yang tadi ingin Arshan perlihatkan padanya.

"Oke, silahkan pergi kalau emang kalian mau pergi. Tapi jangan salahin gue kalau kalian semua mati di tengah jalan!" Seru Arshan sekali lagi, dan ya! Ucapan tersebut mampu membuat semua anggota Dexo terdiam di tempatnya.

  Tak lama setelah itu, datang segerombolan motor besar serba hitam yang dikendarai oleh pria-pria berbadan kekar, serta satu mobil yang berada di tengah-tengah mereka.

  Jantung anggota Dexo berdegup kencang melihat orang yang berada di dalam mobil tersebut mulai membuka pintu.

  Aura mencekam semakin terasa saat orang dalam mobil itu mulai menapakkan kakinya di aspal.

"T-tuan Wira," ucap salah satu anggota Dexo, wajahnya sudah pucat pasi, begitupun temannya.

  Arshan yang melihat kedatangan opanya, tersenyum miring.

  Mereka tak tahu saja jika yang menghubungi opa adalah dia. Tadi Arshan diam-diam mengirim pesan pada opanya untuk datang ke sini dan mencari dalang dari pelecehan adik Cleo, yang ternyata dalangnya sendiri sedang bersama mereka semua di sini.

"Kenapa kalian terlihat tegang dengan kedatangan saya?"

"Padahal saya ke sini hanya ingin membantu," lanjut tuan Wira diiring dengan tawa kecilnya. Bukannya merasa tenang, mereka malah semakin ketakutan.

"Ish lepasin, aku juga pengen liat, itu juga kok ada suara opa. Lepasin nggak." Athaya memberontak, berusaha melepaskan diri dari dekapan suaminya. Bahkan sedari tadi kepalanya tak dibiarkan menoleh sedikit pun.

"Arshan ih."

"Diam."

  Athaya langsung kicep mendengar nada bicara Arshan tak seperti biasanya.

  Semua memperhatikan tuan Wira saat berjalan ke arah Cleo yang sedang menunduk takut.

  Siapa yang tidak mengenal pria berusia 65 tahun itu? Meskipun sudah terbilang tua, tetap saja kecerdikannya dalam melemahkan musuh masih sama seperti dulu, bahkan sampai sekarang. Tubuhnya pun tak kalah bugar dari remaja-remaja diluaran sana. Tuan Wira itu memiliki postur tubuh yang cukup tinggi dan juga berotot.

"Cleo Abram, cucu dari keluarga Abram, memiliki satu adik perempuan, juga memiliki hubungan yang buruk dengan sang ayah," papar tuan Wira, tersenyum tipis melihat keterkejutan Cleo.

"Jangan takut, saya ke sini bukan untuk membunuhmu, tapi membunuh orang-orang yang senang memanfaatkan orang lain. Kamu tau kan, saya sangat tidak suka pada orang yang sering bermain kotor," bisikny dengan nada yang menyeramkan menurut Cleo.

  Sedangkan Cleo sudah berkeringat dingin, mengingat jika ia sudah menjebak cucu dari pria di depannya ini.

Dor!

Dor!

  Tanpa diduga, tuan Wira kembali menembak dua anggota Dexo yang mencoba untuk kabur dari sana.

"Akan saya jelaskan, tapi nanti," kata tuan Wira saat Cleo terlihat tak terima jika temannya ditembak.

  Tuan Wira yang awalnya akan kembali bersuara, seketika terdiam saat merasakan sesuatu, tubuhnya menegang.

"K-kakak, aura ini... aura ini milik kakak. B-bagaimana mungkin." Tuan Wira memejamkan matanya, merasakan aura yang amat sangat ia kenal.

  Matanya kembali terbuka, berpikir bagaimana mungkin aura ini ada, sedangkan sang kakak sudah pergi untuk selamanya.

  Tuan Wira terlihat memutar dirinya, menatap sekelilingnya, seperti sedang mencari seseorang. Namun matanya malah mengarah pada salah satu sahabat Arshan yang ternyata sedari tadi menatapnya dengan tatapan berbeda, bukan seperti biasanya.

"Siapa sebenarnya anak itu?" Batin tuan Wira bertanya pada dirinya sendiri.

"Mengapa aura kakak begitu kental di sini. Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi?"

  Tidak tau saja jika sedari tadi ia mengundang banyak tatapan bertanya dari semua yang memperhatikannya di sana, termasuk Arshan.

"Arshan," panggil tuan Wira dengan sedikit buru-buru.

"Iyya opa," sahutnya dengan alis bertaut, baru kali ini ia melihat opanya seperti itu.

"Opa minta kamu pergi dari sini, sekarang." Perintahnya. Entahlah, ini suatu hal yang buruk atau tidak. Tapi lebih baik ia menyuruh cucunya segera pergi dari sini.

"Turuti apa kata opa," lanjut tuan Wira tak membiarkan cucunya itu menolak.

  Arshan pun menurut, menuntun sang istri menuju motornya. Athaya sama sekali tak bersuara setelah tadi Arshan menegurnya.

"Kalian juga segera pergi," pinta tuan Wira pada sahabat Arshan.

  Pria paruh baya itu bernafas legah setelah motor mereka mulai menjauh dari sana. Mungkin ini hanya firasat buruk, pikirnya.

  Setelah semuanya benar-benar pergi, tuan Wira kembali fokus pada Cleo beserta anggotanya. Dan soal tadi, nanti saja ia pikirkan, yang terpenting sekarang Arshan sudah pergi.

"Kamu berdiri di belakang saya," perintah tuan Wira, ditujukan pada Cleo, yang langsung dituruti oleh remaja itu tanpa banyak bertanya.

"Sekarang!"

  Satu kata yang keluar dari mulut tuan Wira mampu membuat dua puluh bodyguardnya bergerak membentuk lingkaran dengan lima belas anggota Dexo yang terkepung. Sedangkan tiga orang tadi sudah tewas tertembak.

Dor! Dor! Dor!....
Dor! Dor! Dor!....

  Tembakan beruntun mulai menghujani tubuh mereka tanpa ampun. Bahkan dalam hitungan detik kelima belas manusia itu sudah tak bernyawa. Tapi tuan Wira tetap memerintahkan bodyguardnya untuk terus menembak tubuh mereka sampai hancur.

"TUAN! APA YANG ANDA LAKUKAN. SAYA MOHON SURUH MEREKA BERHENTI."

  Sedari tadi Cleo tak pernah berhenti berteriak, namun teriakannya diabaikan oleh tuan Wira.

"ANDA HUKUM SAYA SAJA, JANGAN TEMAN-TEMAN SAYA."

"TUAN! MENGAPA ANDA HANYA DIAM, HENTIKAN MEREKA, SAYA MOHON."

  Lagi-lagi teriakan Cleo sama sekali tak dihiraukan oleh tuan Wira. Pria tua itu tetap fokus memperhatikan bagaimana tubuh kelima belas remaja itu hancur.

  Setelah selesai, baru ia memerintahkan para bodyguardnya untuk berhenti. Kini fokusnya beralih pada Cleo.

"Jangan menangis untuk orang-orang yang menjadi dalang dari masalah hidupmu," kata tuan Wira pada Cleo yang terduduk lemas di aspal.

"M-maksud anda apa?" Cleo mendongak, menatap tuan Wira yang berdiri menjulang di depannya.

"Mereka semua hanya memanfaatkan mu, menjadikan mu tameng untuk pertahanan mereka, sekaligus untuk balas dendam."

"Balas dendam?" Tanya Cleo dengan keterkejutannya.

"Algar, ketua Dexo yang begitu mereka hormati mengalami kecelakaan parah karena ulah ayah mu, dan mereka ingin menjadikan kamu alat untuk balas dendam mereka."

  Lagi-lagi Cleo dibuat sangat terkejut, lantas menggeleng tak percaya. "Anda mau menipu saya? Jika benar mereka ingin balas dendam, lalu kenapa menjadikan saya ketua mereka?!"

"Ck." Tuan Wira berdecak, sebenarnya sangat malas jika harus berbicara panjang lebar, tapi karena ini permintaan dari cucunya, maka akan ia lakukan.

"Karena mereka ingin memperumit hidupmu, membuatmu memiliki banyak musuh. Dan mengenai semua video yang kamu dapat, itu adalah ulah mereka. Satu hal yang harus kamu tau, Marvenus tidak pernah mencari perkara lebih dulu pada Dexo."

"Satu lagi, mengenai musibah yang adikmu alami, Fagan sama sekali tidak terlibat. Video yang kamu terima hanyalah rekayasa untuk menutupi pelaku asli dalam video itu, dan menjadikan Fagan sebagai kambing hitam."

"Mereka semua yang saya bunuh adalah pelaku dalam pemerkosaan adikmu."

Deg.

  Rasanya dunia Cleo hancur mengetahui fakta terkahir itu. Jadi, selama ini? Orang-orang yang ia percayai untuk menjaga adiknya... Arghh! Dirinya benar-benar bodoh sudah bergabung bersama geng motor sialan itu! Niat hati untuk memperbanyak perlindungan adiknya dari sang ayah, ia malah membuat permatanya masuk ke dalam jurang yang berisi manusia bejat!

"Kau butuh bukti?" Tanya tuan Wira melihat Cleo hanya terdiam.

  Cleo menggeleng, berusaha berdiri dengan tatapan kosong, tubuhnya  terasa sangat lemas membayangkan jika selama ini dirinya hidup berdampingan dengan orang-orang yang memiliki niat busuk terhadapnya. Orang yang sudah ia anggap seperti saudara ternyata adalah dalang dari kehancurannya.

  Tuan Wira menghela nafas melihat remaja di depannya. Ia sangat tahu jika anak laki-laki ini sangat terpukul setelah mengetahui semuanya.

  Ia menepuk pundak Cleo. "Sudah, jangan buang-buang waktu untuk memikirkan mereka, lebih baik kamu fokus untuk pemulihan adikmu."

  Cleo tersenyum pedih, menatap mayat-mayat yang sudah tak berbentuk di tengah jalan, hari ini adalah hari di mana ia benar-benar merasa hancur dan sangat kecewa.

"Kembali lah ke rumah sakit, siapkan semua perlengkapan adikmu. Sebentar lagi jadwal keberangkatan mu menuju Singapura akan segera tiba."

  Cleo sontak menoleh dengan raut bingung.

"Saya tau kamu punya hubungan yang buruk dengan ayahmu, maka dari itu biarkan saya menanggung semua biaya pengobatan adikmu."

"A-anda bercanda?"

"Ck, saya serius. Semua biaya hidup kalian akan saya tanggung."

"Sebelumnya saya berterima kasih. Tapi bukan kah ini berlebihan jika sekedar membantu saya?" Tanya Cleo dengan sangat hati-hati. Jujur, ia sangat senang ada orang yang mau menolongnya bersama Zahra, sang adik. Hanya saja ini terlalu berlebihan menurutnya. Apalagi jika dipikir-pikir, dia sudah berbuat jahat.

"Sama sekali tidak. Sudahlah, jangan banyak bertanya. Cepat kembali ke rumah sakit, orang suruhan saya akan datang ke sana dan menjemput kalian."

  Sedangkan Cleo tak mampu lagi menyembunyikan kebahagiaannya.

"Terima kasih tuan, terima kasih. Saya tidak tau lagi bagaimana cara membalas kebaikan anda."

"Tidak perlu. Sudah, sana pergi."

"Saya ingin bertanya sekali lagi tuan," mohon Cleo sebelum benar-benar pergi.

"Ck, bocah ini. Yasudah, cepat katakan," decak tuan Wira.

"Apa alasan anda menolong saya sejauh ini?"

"Permintaan cucu saya, Arshan."

"A-arshan?! Bukannya---"

"Laki-laki yang tadi kamu tunjuk adalah cucu saya. Seperti yang kamu tau namanya Ghafi, tapi di dalam raga itu terdapat jiwa Arshan."

"Hah?"

"Nanti saja kamu pikirkan. Sekarang pergilah, waktumu tinggal sedikit."

"Tapi tuan---"

"Bertanya sekali lagi, saya lenyapkan kamu di sini," ancam tuan Wira.

"M-maaf, sekali lagi terima kasih atas semuanya. Mohon sampaikan terima kasih saya untuk Arshan, dan juga permintaan maaf atas semua kesalahan saya. Saya benar-benar sangat menyesal atas semuanya." Cleo berucap dengan penuh penyesalan.

  Tuan Wira mengangguk, ia tahu jika sebenarnya Cleo adalah remaja yang baik dan bertanggung jawab, meskipun caranya terkadang masih keliru.

"Jaga adik mu baik-baik," pesan tuan Wira, memberikan usapan lembut pada puncak kepalanya, membuat sang empu tanpa sadar memeluk pria  itu.

"Ck, jangan menangis." Tuan Wira berdecak, namun tak ayal membalas pelukan Cleo untuk memberinya semangat.

  Setelah pelukan mereka terlepas, Cleo pun segera pergi.

•••

Continue Reading

You'll Also Like

828K 57.9K 48
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia...
507K 2.7K 17
Cerita ini bagian dari @fantasibersama
165K 574 6
21+ She really like something long, big, hard, and hot! Note : Underage kids just go away pleaseeee!
180K 20.4K 74
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...