Arshan Gentala [End]

Bởi Anurayyan

428K 28.5K 2.8K

⚠️Mampir aja dulu, sapa tau suka⚠️ Genre: #FiksiRemaja #Humor #Fantasi ••• Rank in 2 #humor Rank in 1 #fiksiu... Xem Thêm

00||00
00||01
00||02
00||03
00||04
00||05
00||06
00||07
00||08
00||09
00||10
00||11
00||12
00||13
00||14
00||15
00||16
00||18
00||19
00||20
00||21
00||22
00||23
00||24
00||25
00||26
00||27
00||28
00||29
00||30
00||31
00||32
00||33
00||34
00||35
00||36
00||37
00||38
00||39
00||40
00||41
00||42
00||43
00||44 End?
Extra Part 01
Extra Part 02
Extra Part 03
Extra Part 04
Extra Part 05
Extra Part 6

00||17

8.9K 694 71
Bởi Anurayyan

PART 17

Reaksi Para Cecurut

•••

  Tak terasa, malam sudah berganti pagi. Dan pagi-pagi begini, apartemen Arshan sudah ricuh karena kehebohan satu orang yang tiba-tiba bangun. Bahkan sang pemilik kamar sudah terlempar ke lantai karena ulah orang itu yang mendorongnya. Dia tak lain adalah Lintang.

"WOI, BANGUN LO SEMUA, ADA PENYUSUP."

"Berisik Lo!" Arshan berucap ketus, menatap Lintang yang melompat ke atas sofa.

"HEH! SIAPA LO, GIMANA CARANYA LO BISA MASUK SINI?"

  Ia yang ditunjuk, memutar bola matanya malas. Ingin rasanya menimpuk wajah menyebalkan itu.

"WOI KADAL, LO NGAPAIN TERIAK PAGI-PAGI HAH," tegur Vernan, ikut berteriak dalam keadaan masih setengah tidur.

"Lo juga teriak bego!" Sambar Tirta, menoyor bibir Vernan karena berteriak di telinganya.

  Tidak terima bibir sexynya ditoyor, Vernan pun mengumpulkan tenaganya lebih dahulu, menarik nafas dalam-dalam, lalu mengambil bantal.

Puk!

  Ia menimpuk wajah Tirta cukup keras.

"Rasain, siapa suruh noyor bibir sexy gue." Vernan menguap, dan terkejut saat Tirta juga menimpuknya, hingga perang bantal pun terjadi antara keduanya.

"WOI BIAWAK, LO BERDUA NGAPAIN MALAH BERANTEM SIH! TOLONGIN GUE, INI PENYUSUP DARI TADI NATAP GUE," teriak Lintang, melirik ke arah arah Arshan yang menatapnya dengan ekspresi datar.

"Ck, Lintang kampret, Lo bisa diam nggak sih, suara Lo bikin gendang telinga gue mau pecah," sahut Fagan dalam posisi tengkurap, matanya masih terpejam.

  Lain hal dengan Argo dan Gajendra yang bergumam tak jelas. Tidurnya benar-benar terganggu karena ulah Lintang.

  Kabar Vernan dan Tirta? Manusia itu kembali tertidur tanpa memperdulikan Lintang. Jujur, mereka sangat mengantuk, apalagi hari ini sudah sepakat untuk tidak ke sekolah, dan berencana akan tidur sepuasnya.

"LO SEMUA KENAPA COSPLAY JADI KEBO, WOI. BANGUN! KITA KEMASUKAN PENYUSUP, TAU PENYUSUP NGGAK SIH. JANGAN BILANG LO SEMUA NGGAK TAU!"

  Sungguh, Lintang benar-benar manusia mines akhlak, ingin rasanya Arshan menyumpal mulutnya yang seperti toa itu.

"Gue bukan penyusup!"

"TERUS KALAU BUKAN PENYUSUP, APA HEH?! MALING? PERAMPOK?"

"Lintang sialan, bisa nggak sih kalo ngomong nggak usah teriak." Sepertinya Fagan tak bisa tidur kembali, buktinya, matanya sudah terbuka sempurna, menatap nyalang sang pelaku kericuhan.

"Kayaknya dia lagi cosplay jadi monyet hutan, makanya gitu. Kuping gue ampe pengap denger dia teriak," timpal Tirta, setengah menguap. Percuma lanjut tidur, sudah tak bisa.

"Diem Lo berdua, tidur aja sono! Penyusup ini biar gue yang sidang."

  Alis keduanya berkerut tak paham, sedari tadi Lintang terus menyebut penyusup. Penyusup apa yang cowok itu maksud, perasaan tak ada orang lain di sini selain mereka berenam.

"Ck, gue bilang gue bukan penyusup! Gue Arshan, sahabat Lo."

  Fagan dan Tirta langsung mencari sumber suara, ternyata ada di lantai, pantas saja mereka tidak melihat orang lain, pasalnya penyusup yang Lintang maksud sedang rebahan di sana.

"Heh! Jangan bawa-bawa sahabat gue! Lo sama sahabat gue nggak sama, jadi jangan ngaku-ngaku." Kata Lintang, nyolot.

  Fagan memicing ke arah Arshan, dan detik berikutnya melotot, ia melompat dari kasur. "Lo yang waktu itu nolongin gue kan?!"

"Iyya," jawab Arshan, merubah posisinya menjadi duduk.

  Kali ini bukan hanya Fagan dan Tirta  yang turun dari kasur, tapi juga Argo, Gajendra dan Vernan. Ketiganya langsung melek mendengar ucapan Fagan.

  Lintang? Ia cukup shock dan langsung melompat, duduk di hadapan Arshan, menatapnya lekat.

"Jadi yang waktu itu nolongin Fagan, elo?" Arshan mengangguk.

"Serius?! Berarti yang ngaku-ngaku sahabat kita, juga elo?"

"Bukan ngaku, tapi gue emang Arshan," tuturnya, menghempas tangan Lintang yang menggerayangi wajahnya.

"Lo bisa jelasin?" Argo yang sedari tadi diam, akhirnya angkat suara, mewakili yang lain.

  Arshan mengangguk, "Sebenarnya gue emang mau ketemu kalian, cuma lagi nunggu waktu yang pas aja."

  Mereka menatap Arshan intens, mencoba mencari kemiripan di sana. Bisa saja kan memang benar sahabatnya masih hidup, lalu melakukan operasi, dan mayat yang dikubur itu palsu.

  Pasalnya mereka tahu kematian Arshan saat sahabatnya itu sudah di makamkan. Salahkan saja Kin! Tidak memberi tahu mereka. Atau jangan-jangan pria jahat itu membuang putranya setelah menyakitinya, dan sahabatnya dipungut oleh orang kaya?! Dan mayat yang dikubur itu benar-benar palsu! Astaga, sepertinya pemikiran mereka sudah sangat jauh!

  Arshan tidak lanjut berbicara, ia menatap keenam sahabatnya yang menampilkan ekspresi berbeda-beda."Lo semua lagi mikirin apa?"

  Mereka pun tersadar, lalu menggeleng.

"Lo habis operasi?" Pertanyaan itu mencelos dari Fagan.

"Enggak."

"Terus, kalau bukan operasi, kenapa Lo bisa ngaku-ngaku sebagai sahabat kita?"

"Raga gue emang udah dikubur. Tapi---"

"Tapi apa?" Potong Lintang, sangat penasaran.

"Jiwa gue masih ada, dan nempatin raga ini."

"Gila, lo lagi ngarang ya!" Vernan tak percaya, begitupun yang lain.

  Arshan menghembuskan nafas beratnya, ia sudah menduga hal ini. Sahabatnya pasti sulit percaya.

"Kalian tau transmigrasi jiwa?"

"Tau, dan itu cuma ada di dunia fiksi. Jadi Lo jangan ngaco," kata Gajendra.

"Oke, mungkin sekarang Lo nggak percaya. Tapi gue bener-bener ngalamin itu. Gini, gue akan jelasin semuanya, dan gue minta sama kalian, jangan ada yang potong cerita gue sebelum selesai."

  Mereka mengiyakan, lagipula apa salahnya mendengarkan. Toh, cowok didepannya cukup berjasa karena sudah menolong Fagan yang waktu itu dikeroyok.

  Cerita pun mulai mengalir, Arshan benar-benar menceritakan semuanya tanpa terkecuali, bahkan kejadian semalam juga ia ceritakan.

  Tentu hal tersebut membuat mereka sangat shock, tak ingin percaya, tapi cowok di depannya juga mengatakan beberapa hal tentang kebersamaan mereka dulu.

"Jadi gitu ceritany---"

  Ucapannya terpotong saat tubuhnya langsung ditubruk oleh mereka berenam.

"L-lo semua mau m-meluk gue atau mau bunuh gue. G-gue nggak b-bisa nafas anjir," kesalnya, berusaha melepas pelukan mereka.

•••


Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

294K 366 4
21+
651K 33.5K 42
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
nana harem Bởi ajel

Ngẫu nhiên

184K 3K 11
suka suka saya.
262K 24.3K 75
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.