Ebulisi

By Amaranteya

2K 596 120

Rui sangat suka bergaul, sedang Sra hanya suka tebar-tebar senyum. Beda lagi dengan Kla yang suka melayangkan... More

Prakata
Prolog: Makhluk Menyeramkan
1. Allah Itu Kejam?
2. Bibit Rasisme
3. Teguran Kecil
4. Teman Sebangku
5. Pamer Kebaikan
6. Tuhan Semesta Alam
7. Berkiblat pada Semesta
Babak Kedua
8. Lebih Baik Bodoh
9. Tidak Cukup Muda
10. Bando Pink Pari
11. Kosong yang Penuh
12. Anak Ajaib
13. Drama
14. Kritisi
15. Seperti Mau Mati
Babak Ketiga
16. Proses yang (Sedikit) Gila
17. Keramaian
18. Langgam Rahayu
19. Jangan Terlalu Jenius
20. Bagus, Begitu?
21. Surat dari Konstantine
22. Asma' Wa Shifat

Babak Pertama

91 36 1
By Amaranteya

Anak-anak itu menggemaskan--tidak-tidak, sepertinya pengecualian untuk mereka bertiga. Bukan secara harfiah, jika diperhatikan lamat saja. Masalah penampilan, mereka tetap tampak seperti anak-anak lugu pada umumnya, mungkin juga tidak jika ditilik ke belakang. Ah ... menjelaskan anak-anak itu sedikit rumit.

Sembilan tahun sejujurnya masih usia haha hihi, main sana-sini, belajar jika diperlukan. Hei ... sebagai ibu dan ayah, Illiya dan Haidar membebaskan tiga putranya, mendidik dengan cara terbaik menurut mereka. Untuk apa ikut-ikutan trend mode parenting orang lain, jelas-jelas karakter tiap anak berbeda.

Kamar triplet itu satu, bukan berbagi ranjang, melainkan ada twin bed di lantai bawah serta single bed di atas mezzanine. Si sulung Rui dan si tengah Sra tidur di twin bed, sedang single bed di mezzanine adalah milik si bungsu Kla. Sebuah pembagian yang adil mengingat si bungsu adalah yang paling keras kepala, ingin di sana.

Fasilitas di kamar mereka terbilang lengkap untuk anak usia sembilan tahun--terlampau lengkap malah. Kamar mandi dalam yang tentu sering dijadikan rebutan, lemari tiga pintu, rak penuh buku di sepanjang dinding kosong mezzanine, serta meja belajar masing-masing satu.

Di antara ketiga meja, meja si tengah yang paling rapi. Buku sekolah tertata menurut ukuran di sudut meja, sedang di sampingnya terdapat sewadah lengkap alat tulis. Meja Kla lebih tampak penuh. Ada satu set komputer yang sejujurnya jarang digunakan. Lain lagi dengan Rui, super berantakan. Buku sekolahnya tercecer, tak ada ruang kosong meja yang tersisa. Sering kena protes dua adiknya.

Lagi ... mereka bertiga duduk di kelas empat SD, terbilang lebih awal dibanding teman sekelas yang lain. Jika diceritakan alasannya, cukup konyol. Mereka sudah mahir membaca sejak playground, masuk taman kanak-kanak masih diminta membaca dengan mengeja. Mereka bosan. Pada akhirnya, Illiya dan Haidar memutuskan mendaftarkan ketiganya ke sekolah dasar. Bersyukur bisa mengikuti pelajaran dengan sangat baik.

Sejujurnya, awal kisah mereka tak bermula di sana, jauh sebelum itu. Namun ... sudahlah, memang apa yang perlu diceritakan dari anak usia balita, selain kelucuan mereka?

Ikuti saja cara berpikir mereka, renungkan, dan jangan sampai ikut gila.

-Amaranteya-

No note, part ini cuma opening babak 1 aja.

26th of July 2022

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 567K 72
|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena k...
2.8M 188K 40
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
7.2M 395K 61
(MUN 1) Fadlan dan Najwa yang sempat berpacaran saat masih duduk di bangku SMA dipertemukan kembali setelah waktu membawa mereka sangat jauh. Najwa y...
92.3K 5.1K 54
Ini tentang Nazira Shafira Aulia yang harus mengalami cinta segitiga dengan sepasang saudara kembar. Mereka adalah Farhan Habibie Alfaqih dan Farzan...