Pengantin Iblis

Oleh Miss_Kha11

218K 14K 483

"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan selu... Lebih Banyak

P r o l o g
S a t u
D u a
T i g a
E m p a t
L i m a
E n a m
T u j u h
D e l a p a n
S e m b i l a n
S e p u l u h
S e b e l a s
D u a b e l a s
T i g a B e l a s
E m p a t B e l a s
L i m a B e l a s
E n a m B e l a s.
T u j u h B e l a s
S e m b i l a n B e l a s
D u a P u l u h
D u a P u l u h S a t u
D u a P u l u h D u a
D u a P u l u h T i ga
D u a P u l u h E m p a t
D u a P u l u h L i m a
D u a P u l u h E n a m
D u a P u l u h T u j u h
D u a P u l u h D e l a p a n.
D u a P u l u h S e m b i l a n
T i g a P u l u h
T i g a P u l u h S a t u
T i g a P u l u h D u a
T i g a P u l u h T i g a
T i g a P u l u h E m p a t
T i g a P u l u h L i m a
T i g a P u l u h E n a m
T i g a P u l u h T u j u h
T i g a P u l u h D e l a p a n
T i g a P u l u h S e m b i l a n
E m p a t P u l u h
E m p a t P u l u h S a t u
E m p a t P u l u h T i g a

D e l a p a n B e l a s (18+)

6.6K 294 3
Oleh Miss_Kha11

(Hati-hati bagian akhir chapter ini mengandung adegan 18+)

"Kelas kita berbela sungkawa atas meninggalnya, ananda Nita Aryani, pada hari sabtu kemarin. Mohon anak-anak menyiapkan santunan dan yang akan mewakili datang melayat adalah pengurus kelas."

Ucapan bu Sari sebagai pengawal kegiatan belajar mengajar ini cukup membuat ricuh satu kelas, kemarin memang di grub kelas ramai membicarakan tentang Nita, tetapi itu hanya kabar simpangsiur yang belum jelas, kabar meniggalnya Nita tersebar tanpa kejelasan. Saat baru saja bu Sari mengatakannya, tentu kami terkejut. Teman sebangku Nita menangis tersendu, begitu juga dengan beberapa orang teman dekatnya.

"Katanya Nita jatuh dari lantai 3 rumahnya," ucap Ria, setengah berbisik kepadaku.

Sebenarnya aku tidak terlalu terkejut mendengar meninggalnya Nita, aku sudah mengetahuinya dari pagi hari sebelum Nita meninggal. Ucapan Ale tentang aura merah yang ia lihat memang nyata apa adanya, meski aku tidak bisa melihat langsung juga.

"Kecurigaan gue ke Ale makin besar aja deh, Lan!" seru Ria.

"Jangan gitu, bukan karena Ale."

"Kok lo jadi belain dia sih! Lo udah deket beneran ya sama Ale?"

"Ale tuh bukan orang jahat, dia bisa melihat tanda-tanda orang hari itu akan mati, baik Nita maupun kejadian Angga dahulu, Ale bukan penyebabnya. Dia cuma tahu aja kalau hari itu mereka akan mati."

Kedua bola mata Ria membola, "Mana ada kaya gitu, Alana."

"Terserah kalau lo nggak percaya, gue cuma mau ingetin, jangan asal nuduh orang kalau bukti aja nggak ada."

Mungkin akan sulit meyakinkan seseorang yang skeptis dengan hal-hal diluar nalar seperti itu, bagi mereka yang tidak bisa melihat tentu sama sekali tidak ada buktinya, tidak ada jejak maupun sesuatu konkrit yang menyatakan mereka itu sebenarnya ada. Tetapi berbeda lagi untuk orang yang bisa melihat mereka.

***

Setelah menempuh perjalanan yang tidak     begitu lama, akhirnya aku dan dan Ale sampai di rumahku. Aku tadi memberi tahu kepada Ale tentang hantu wanita yang kemarin menangis di halaman belakang samping. Tidak terduga dia bersedia aku mintai bantuan untuk ikut denganku, katanya ia juga penasaran mendengar aku menemukan hantu yang meninggalnya belum terlalu lama.

Aku mengajak Ale masuk ke dalam rumah, disambut oleh Annaliese yang tengah duduk di sofa, Ale nampak memfokuskan pandangannya pada Annaliese, entah itu tatapan heran atau was-was, aku juga tidak terlalu tahu karena aku bulanlah seorang ahli

"Baru lihat hantu Noni yang bisa keluar dengan bebas." ucapnya santai, tetapi hal itu rupanya di dengar oleh Annaliese yang sekarang sudah menatap Ale dengan tatapan kesal.

"Dia teman gue namanya Annaliese." kulihat raut terkejut bergambar di wajah Ale, entah apa yang ada di pikirannya.

"Lo baru juga bisa lihat mereka, udah punya temen aja."

Aku hanya membalas ucapan itu dengan senyuman saja. Kulihat Annaliese mendekat ke arah kami, dia menatap lekas Ale dengan pandangan yang sulit sekali di artikan.

"Annaliese dia adalah Aleandra, temanku."

Annaliese menyudahi tatapannya pada Ale dan segera mengangguk pelan, "Ikut aku!"

Annaliese memimpin jalan, membiarkan kami berdua mengikutinya dari belakang, ia terus melangkahkan kakinya hingga ke kamar. Aku membuka pintu kamar sehingga sekarang menampakan wanita yang kemarin menangis di halaman bagian samping nampak, ia masih menangis dengan kondisi yang sama seperti kemarin. Apakah Annaliese yang membawanya kesini?

"Tolong aku!"

"Kenapa kamu membawanya ke kamarku, Annaliese!" aku sedikit merasa kesal, pasalnya kamarku ini sudah damai dan tentram karena tidak ada hantunya, tetapi jika aku harus tidur ditemani tangisan hantu satu ini tentu aku sangat keberatan.

"Karena tempat ini sudah dibersihkan sehingga memiliki energi netral, tidak ada energi negatif yang akan mempengaruhinya."

Jangan-jangan waktu itu memang Adamir yang membersihkan tempat ini sehingga tidak ada satupun mahluk yang menetap disini jadinya aku aman dan tidak terganggu oleh mereka. Berbicara mengenai Adamir, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya dan bertanya banyak hal yang ada di kepalaku. Katanya ia aksn menemuiku saat ulang tahunku yang ke tujuh belas, itu masihlah 3 minggu lagi.

"Tapi tetap kau jangan sembarangan mambawanya ke sini, bawa saja ke gudang belakang!"

Bukan apa-apa, aku hanya tidak mau saja mendengar tangisan hantu ini selama aku tidur, yang ada aku tidak akan bisa tidur.

"Baiklah nanti aku akan membawanya ke tempatku," ucap Annaliese pada akhirnya.

"Tolong aku!" lagi-lagi kalimat itu mengalihkan perhatian kami.

"Katakan pada kami tentang ceritamu, setelah mendengarnya, mungkin kami bisa membantu." ucap Ale.

Bagaikan sebuah mentera ajaib kalimat Ale itu membuat hantu terdiam, ia mengangguki ucapan itu. Padahal kemarin aku dan Annaliese sama sekali tidak mendapatkan tanggapan menarik darinya, selain menangis dan berteriak ia justru kabur, tidak memberikan anggukan seperti yang dilakukan pada Ale.

Dia seperti membicarakan sesuatu dengan Ale tetapi tidak melalui bibir, mungkinkah itu salah satu cara berkomunikasi dengan hantu selain melalui suara. Setelah beberapa menit, kini Ale mengalihkan pandanganya ke arahku.

"Dia butuh media, harus seorang perempuan, Lo Alana."

Aku sontak saja menggeleng, pengalaman terkahirku yang melakukan perjalanan asral karena Annaliese, membuatku trauma, aku tidak mau melewati papan yang dibawahnya terdapat banyak sekali setan yang siap sedia untuk melahapku hidup-hidup. "Kok gue sih, Annaliese aja."

"Aku bukan manusia Alana," ucapnya.

Aku lupa fakta itu, Annaliese ini bukanlah manusia.

"Nggak akan kenapa-napa, lo bakalan tetap disini." entah Ale hanya menebak melalui raut wajahku atau dia memang bisa membaca pikiranku.

"Nanti kalau gue kena bahaya gimana?"

"Ada gue, gue jagain lo disini."

Entah mengapa kalimat itu membuatku mengangguk mantap, Ale mulai berjalan ke belakangku, meyuruhku menutup mata dan entah apa yang dia lakukan. Sebuah telapak tangan yang terasa dingin kini menyentuh telapak tangaku juga, memberikanku sensasi yang aneh.

Dalam pejamku, kegelapan ini samar-samar berubah menjadi sebuah pemandangan ruang rawat, yang awalnya samar menjadi semakin jelas lalu sangat jelas. Sebuah kamar rawat yang cukup luas, ada seorang wanita yang berbaring di ranjang dia hanya seorang diri tanpa ada yang menjaga, rambutnya panjang, kulitnya putih bersih, pokoknya dia sangat cantik. Mungkinkah wanita ini adalah hantu yang menangis itu.

Dielusnya perut yang rupanya terlihat sedikit membesar, mungkin dia sedang hamil tiga atau empat bulan.

"Mama janji akan jaga kamu, agar keadaan kamu lebih baik lagi," ucapnya sembari masih mengelus perutnya.

Pintu ruang rawat itu terbuka, menampilkan seorang dokter lelaki yang mengenakan masker.

"Selamat malam Bu Indira, saya akan melakukan cek-up malam terhadap ibu."

Wanita itu mengangguk, tetapi tunggu, aku merasa aneh. Memangnya cek-up malam hari dilakulan semalam ini, jam dinding di rumah di sana menunjukkan pukul satu malam. Jikalaupun itu memang cek-up, bukannya sang dokter harusnya ditemani suster. Ah, mungkin pikiranku saja yang terlalu berprasangka buruk.

Dokter itu menutup pintu rapat-rapat lalu mendekat ke ranjang, ia seperti memeriksa infus, hingga menempelkan stetoskop di dada Indira. Tapi kulihat matanya tidak begitu fokus, ia seperti melihat gunungan dada dibalik baju rumah sakit Indira, aku mulai curiga dengan dokter ini. Yang tadinya hanya menempelkan stetoskop, kini sudah meraba buah dada Indira, sontak saja hal itu membuat Indira menjauhkan dirinya.

"Apa yang dokter lakukan?!"

"Ah tidak ada, Bu. Maafkan saya kurang fokus. Boleh saya periksa perutnya?"

Wanita itu nampak tidak yakin, tetapi ia mengangguk. Sang dokter menarik selimut, ia membuka pakaian rumah sakit yang dikenakan Indira, pakaian itu serupa terusan yang memiliki panjang di atas lutut. Jika disibak tentu saja memperlihatkan celana dalam dan juga paha mulus milik Indira. Tentu saja Indira sangat terkejut mendapatkan perlakuan semacam itu. Ini sudah tidak benar.

"Tenang saja, Bu Indira. Saya adalah dokter, tidak perlu memiliki rasa malu pada dokter."

Dokter itu mulai mengelus perut yang sedikit membesar itu, tetapi elusan itu justru naik ke bagian dada. Aku ingin berteriak atau menghentikan aksi itu tetapi tidaklah bisa, aku seperti cctv yang hanya bisa mengawasi.

"Dokter jangan kurang ajar!"

"Benarkah tidak boleh?" tanyanya dengan seringaian jahat, tangan satunya juga ikut bergerak untuk memberikan remasan di payudara Indira secara langsung.

"Tolong aku! Tolong!"

"Teriaklah sesukamu, ruangan ini kedap suara dan jikapun suaramu sampai diluar juga tidak akan ada yang mendengarnya karena bangsal ini yang paling sepi."

Dokter naik ke ranjang, menyibak baju rumah sakit Indira semakin naik, ia melepaskan cd milik Indira dengan begitu mudahnya. Indira akan bangkit tetapi dokter itu menghempaskan kembali tubuhnya ke ranjang. Indira memekik kesakitan saat tubuhnya terhempas ke ranjang, keringat mulai membasahinya.

Aku berusaha menghilangkan pemandangan di tempatku, ini mampu aku lihat, tetapi berbagai cara aku lakukan tidak juga berhasil, tidak ada cara yang bisa kulakukan untuk menghilangkan pemandangan di depanku. Apakah aku memang diharuskan untuk mrlihat semuanya?

Jadi beginikah salah satu cara mahluk halus bercerita, yaitu dengan cara memperlihatkan secara live kejadiannya di depan mataku. Namun, kejadian kali ini mungkin cukup sadis, pantas saja ia mengatakan membutuhkan media seorang perempuan karena kejadiannya memang adegan pemerkosaan.

Kini dokter itu membuka celana dan memasukkan alat vitalnya ke dalam milik Indira secara brutal, wanita itu sudah memekik kesakitan tetapi sang dokter tidak menghentikkan perbuatannya. Ia justru semakin menghentakkannya tanpa perasaan, melepaskan hasratnya tidak peduli apapun, satu tanganya juga masih sibuk mengerayangi dada Indira, sedangkan tangan satunya menahan kedua lengan Indira. Hatiku benar-benar sakit melihat adegan itu, kondisi kandungan Indira itu lemah dan jika di perkosa dengan cara yang sangat kasar seperti itu tentu akan sangat berbahaya.

"Tolong! Anakku tidak boleh mati, tolong aku!" rintihan itu terdengar sangat memilukan, Indira bergerak gelisah seperti ini terlepas, tetapi tenaganya yang lemah tidak sebanding dengan dokter itu.

"Jangan bahayakan anakku!"

Indira terus berusaha menggeser dirinya ke ujung ranjang, dengan tubuh lemahnya yang sudah bermandikan keringat. Indira berhasil terlepas karena ia sudah jatuh dari ranjang, tubuhnya yang langsung menyentuh lantai, membuat darah harus mengalir dari area bawahnya.

"Kau sudah berdarah dan menganggu kenikmatanku!" Ucap dokter itu terlihat kecewa melihat bagian bawah Indira sudah berdarah seperti itu.

"Gara-gara anak ini pasti!"

Dugh... Dugh...

Dokter itu menendang perut Indira dengan sepatunya yang keras, darah yang mengucur semakin banyak hingga membasahi lantai, aku benar-benar tidak sanggup lagi melihatnya, dokter itu nampak seperti orang kesetanan.

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

973 85 55
Anna Doroty Xacdrac, Putri Vampir yang berusaha untuk memenangkan hati tunangannya yang selalu menganggap dirinya adalah anaknya yang bernama Aaron A...
210K 26.4K 44
[Drama/Romance] [R+15] Yerin harus menikah dengan Duke Kim karena titah dari Raja. Sementara Eunha menikah dengan Duke Jeon karena perjodohan ya...
159K 15.6K 28
Almara, wanita berusia 20 tahun yang hidup berdampingan dengan kekayaan. Namun semuanya berubah semenjak adik laki-lakinya mengalami sakit parah. Tan...
KENZOLIA Oleh Alpanjii

Misteri / Thriller

81.7K 4.5K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...