Be Mine [Kuroo Tetsurou x Rea...

By salsaanisa12345

26.9K 2.5K 304

"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan K... More

1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 [END]
Extra 1
Extra 2

6

1.2K 134 11
By salsaanisa12345

"Ah [name], kau di sini?"

[name] mengatur kembali detak jantungnya yang mulai melebihi batas normal saat Kuroo mulai berjalan ke arahnya.

"I-iya. Yaku-san mengajakku," jawab [name] sembari menunjuk Yaku.

"Baguslah. Aku takut kau kehujanan jika saja kau pulang tadi," ucap Kuroo tersenyum lega.

[name] menatap sekelilingnya. Kendati hujan di luar smakin deras, teriakan semangat dari para anggota tak memelan sedikitpun. Justru teriakan Yamamoto dan seorang siswa berambut coklat berdiri terdengar memenuhi lapangan, menggema di setiap sudutnya. [name] mengangkat sudut bibirnya tersenyum.

Setelah pelatih Manabu membunyikan peluit, semua anggota lantas segera berkumpul. Kuroo meminta [name] untuk ikut mendekat.

Setelah Manabu sensei dan Nekomata sensei memberikan arahan arahan serta hal yang harus ditingkatkan setiap anggota, semuanya lantas bubar setelah diberi ijin istirahat.

Yamamoto yang baru menyadari keberadaan [name] berseru senang.

"Apa [surname]-san ingin bergabung dengan kami?" kata Yamamoto antusias.

"T-tidak. Aku hanya ikut karena diajak Yaku-san." [name] tersenyum kikuk.

Dari arah samping, Kenma tiba-tiba datang membawa jaket tim voli merah miliknya.

"Udaranya dingin, [name]-san bisa menggunakan jaketku saja," kata Kenma setelah melihat [name] hanya menggunakan baju hangat tanpa menggunakan almamaternya.

"Jaketmu tadi terkena hujan Kenma. Ambilkan saja punyaku," sahut Kuroo yang berdiri di sebelah [name].

"T-tidak perlu. Udaranya tidak sedingin itu," tolak [name] pelan.

"Jangan membantah. Tanganmu bahkan sudah sangat pucat," jawab Kuroo sembari memberikan jaketnya.

"Arigatou."

Sadar dengan tatapan penasaran tiga anggota timnya, Kuroo mulai memperkenalkan [name].

"Aku hampir lupa. Ini [name]. [surname] [name], dia teman sekelas ku. Dan ini Fukunaga, Inuoka, dan Shibayama. Oh dan si tinggi ini-"

"Lev kan. Kami sudah berkenalan tadi," sahut [name] ketika Kuroo hendak memperkenalkan Lev.

Baik [name] maupun anggota tim yang lain mulai membungkuk dan memperkenalkan diri. [name] senang, ia mendapat kenalan lagi. Sangat jarang bagi dirinya untuk berkenalan dengan seseorang, mengingat dirinya yang memang bukan pribadi yang mudah berbaur dengan orang orang.

Teriakan pelan Manabu sensei membuat semuanya kembali berkumpul dan mulai berlatih kembali. Yamamoto dan Fukunaga berlatih menspike bola, sementara Kuroo tengah mengajari Inuoka melakukan block. [name] juga dapat melihat Kenma yang tengah kesal kala memberikan umpan kepada Lev dan tidak pernah berhasil dipukul oleh laki-laki setengah Rusia tersebut.

[name] baru menyadari ada anggota yang hilang. Si pendek dengan rambut hitam belah tengah yang imut, Shibayama. Setelah pandangannya menelusuri seluruh lapangan, [name] menemukannya tengah membawa kotak pendingin berisi botol air minum, ia lantas menghampiri Shibayama yang nampak kesulitan membawanya.

"Biar ku bantu." Tangan [name] mengambil alih salah satu kotak.

"A-arigatou."

Keduanya lantas segera pergi menuju keran air di sebelah lapangan indoor, mengisi semua botol yang ada.

"Kenapa Shibayama-kun tidak ikut berlatih?" tanya [name] heran.

"A-aa masih ada Yaku-san yang lebih hebat. Jadi aku tak terlalu dibutuhkan." Shibayama menunduk memasukkan botol ke kotak pendingin.

"Menurutku itu tidak benar. Suatu saat nanti Shibayama-kun juga akan menggantikan Yaku-san, jadi kau juga harus ikut berlatih mulai dari sekarang."

"Kau tau, dulu Yaku-san juga harus melewati proses yang panjang. Ia sering dimarahi oleh senpai senpai yang lain karena tak bisa mengembalikan bola. Tapi karena terus berlatih ia bisa sehebat sekarang. Shibayama-kun juga begitu, kau harus rajin berlatih agar nanti saat Yaku-san sudah lulus, Shibayama-kun bisa menggantikannya," kata [name] memberi semangat kohai nya tersebut.

Wajah Shibayama memerah. Ia tak pernah mendapat kalimat penyemangat dari teman-teman atau bahkan anggota tim voli yang lain. Baru kali ini ia mendapatkannya, dari senpai cantik yang menurutnya sangat berjiwa penyayang.

"Hai'!" jawab Shibayama penuh semangat.

Setelah selesai mengisi semua botol, mereka lantas segera kembali ke dalam sebelum semuanya menyelesaikan latihan.

Tepat setelah mereka meletakkan kotak pendingin di dekat Nekomata sensei, suara Kenma dan Yamamoto bersahutan dari arah lapangan terdengar nyaring memenuhi lapangan. Keduanya terlihat berkelahi dengan saling menarik kaos masing masing. Sontak, semuanya menghentikan latihan mereka.

[name] berjalan cepat menghampiri keduanya. Meneriakkan nama Kenma disusul Yamamoto setelahnya. [name] menempatkan dirinya di antara Kenma dan Yamamoto. Yaku yang melihat hal tersebut hendak ikut turun tangan sebelum tangan Kuroo menghalanginya.

"Lihat dan amati saja. Kau akan terkejut melihatnya."

Setelah melihat Kenma dan Yamamoto mulai sedikit tenang, walau tatapan tak suka antara keduanya masih ada, [name] mengangkat tangannya dan memukul kepala Kenma dan Yamamoto sedikit keras. Keduanya menoleh kesal. Sebelum sempat protes, [name] mulai memarahi kedunnya.

"Apakah kalian berdua anak kecil? Berhenti berkelahi dan selesaikan masalah dengan kepala dingin."

"Dia dulu yang memulai." Kenma menunjuk Yamamoto.

"Kau yang memulai. Kau memberikan toss yang sangat tinggi," kata Yamamoto membela.

"Kau saja yang payah."

"Kau mengejek ku?!!"

"Sudah sudah. Jangan berkelahi lagi!" Tangan [name] menjauhkan tubuh keduanya yang hendak saling menarik kembali.

"Bisakah kalian menyelesaikannya tanpa berkelahi," kata [name] mencoba meredam emosinya.

"Tapi [surname]-san--"

"Diam, kalian berdua!" [name] sedikit meninggikan suaranya. Yamamoto dan Kenma menunduk takut. Kenma tau seberapa menakutkannya [name] ketika benar-benar marah.

"Kalian sudah kelas dua sekarang, seharusnya kalian bisa lebih dewasa bukan?" [name] menghela napas mencoba meredam emosi, lagi.

"Kenma, tak baik memaksakan kemampuan seseorang, kau tak bisa memaksa Yamamoto-kun untuk melompat lebih tinggi dari yang ia mampu. Jika kau ingin mencobanya, kau bisa bertanya dulu padanya, bukan?" Netra [name] menatap Kenma.

"Hai'," jawab Kenma lirih.

"Dan Yamamoto-kun, kau bisa meminta kepada Kenma jika memang toss yang ia berikan terlalu tinggi untuk mu. Mungkin Kenma hanya ingin meningkatkan kemampuanmu."

"Hai'."

"Baiklah. Sekarang kalian harus saling meminta maaf," ucap [name] final.

Yamamoto dan Kenma saling menatap satu sama lain. Masih ada tatapan tak suka di antara kedunya.

"Aku bilang minta maaf, bukan saling menatap." [name] kembali meninggikan suaranya.

"Gomennasai."

Ucapan permintaan maaf terdengar dari mulut Yamamoto dan Kenma. [name] tersenyum kala mendengarnya. Tangannya terangkat menepuk pelan kepala keduanya, mengusap surai dengan warna hampir sama tersebut.

Yaku membuka mulutnya tak percaya. Sementara Nekomata sensei dan yang lain membulatkan mata kagum. Pertengkaran Yamamoto dan Kenma hampir menjadi kegiatan rutin setiap kali tim voli mereka latihan. Mereka hanya akan berhenti ketika Fukunaga menguyur keduanya dengan satu ember air. Dan kali ini, tanpa seember air, keduanya bisa tenang karena dimarahi [name].

"Aaa [surname]-senpai! Bisakah kau menjadi manajer kami saja?!" teriak laki-laki berambut coklat, Inuoka.

"Iya iya, jadilah manajer kami. Boleh ya, Kuroo-san?" kata Lev penuh harap.

"Dame. [name] akan sangat kerepotan jika mengurus kalian nanti," kata Kuroo membuat kedua kohai nya murung.

"Tapi jika [name] tak keberatan, aku setuju setuju saja," lanjut si captain.

Inuoka dan Lev sontak menolehkan kepala ke arah satu satunya gadis di sana. Menatap [name] dengan mata berbinar, Inuoka dan Lev mendatangi [name].

"[surname]-senpai!! Tolong jadilah manajer kami!" teriak keduanya penuh semangat. Anggota lain hanya melihat sembari berharap [name] akan menjawab iya.

"E-eh?!" [name] terkejut.

"Aku janji akan bersikap baik jika senpai mau menjadi manajer kami," ucap Lev.

[name] masih bingung akan menjawab apa. Diarahkannya manik [e/c] nya ke arah Kuroo, si surai hitam hanya mengangguk meyakinkan.

"G-gomen, aku tidak bisa menjadi manajer kalian." Badan [name] membungkuk.

Semua kohai nya berwajah murung setelah mendengar jawaban [name]. Sejujurnya [name] bukannya tak mau, tetapi ia tak tahu banyak tentang voli. Setahunya, selain mengurus keperluan seragam dan menyiapkan minum saat latihan, tugas manager juga harus mendata semua perkembangan atau penurunan setiap anggota. Ditambah tak ada manajer yang ada sebelumnya, membuat [name] tak bisa belajar.

Tak tega melihat wajah murung kohai nya, [name] membuka mulutnya lagi hendak berbicara.

"T-tapi jika boleh, aku akan dengan senang hati membantu mengurus keperluan kalian menggantikan Shibayama-kun agar Shibayama-kun bisa ikut latihan. Tentu jika Nekomata sensei tidak keberatan."

"Ma... Jika semuanya setuju, tentu saja sensei setuju," ucap Nekomata sensei membuat semuanya bersorak.

[name] ikut tersenyum melihat semuanya bahagia karenanya. Kenma yang masih ada di dekatnya, memeluk [name] tanpa aba aba. Tak terima dengan Kenma yang memeluk [name] semua kohai tahun ke dia dan pertama mulai ikut memeluk [name]. Terakhir Inuoka yang melompat dan membuat semuanya terjatuh. [name] yang berada paling bawah tentu menjadi terhimpit yang lain, namun hal tersebut tak lantas membuat [name] marah. Ia justru tertawa melihat tingkah mereka.

Kuroo, Yaku, dan Kai hanya menggeleng sembari tersenyum kecil. Sementara Shibayam yang masih ada di posisi semula ikut bahagia karena [name] secara tak langsung menyuruhnya rajin ikut latihan dan tak perlu lagi mengurus keperluan tim.

Lapangan indoor kini dipenuhi dengan atmosfer bahagia yang terpancar dari masih masih anggota. Bak mengabaikan hujan yang mulai reda di luar, tawa mereka tak tak mau kalah dengan cuaca yang mulai cerah.

***

Tetes tetes air sisa hujan tadi masih terlihat di sepanjang jalan ketiga siswa itu pulang. [name] berada di tengah, di antara si puding dan pantat ayam.

Masih dengan jaket merah bertuliskan NEKOMA di punggungnya milik Kuroo, [name] berjalan mengikuti tempo kaki kedua laki-laki di sampingnya. Kendati ia tak terlalu pendek jika dibandingkan siswa perempuan lain, [name] tetap kalah dengan Kenma yang sekarang terlihat berjalan dengan santai seraya memfokuskan pandangannya ke layar handphone nya. Hal tersebut membuat [name] harus sedikit mempercepat langkah kakinya untuk mengikuti keduanya.

"Kenma hati-hati," tegur [name] sembari menarik pelan lengan kenma setelah melihat si puding hampir menabrak seseorang. Sedangkan si empu hanya mengangguk tanpa melepaskan atensinya kepada layar persegi panjang miliknya.

"[name]."

Kuroo menoleh ke arah [name]. Sedangkan [name] yang tadi masih memperhatikan Kenma lantas berdehem menjawab disusul kepalanya yang ikut menoleh ke arah Kuroo.

"Arigatou," ucap Kuroo tiba-tiba. [name] yang tak paham memiringkan kepalanya.

"Karena sudah mau membantu klub voli," lanjut Kuroo.

"A-aa. Aku hanya mencoba membuat semuanya senang. Aku dengar kalian tidak pernah memiliki manajer, jadi aku memutuskan untuk membantu kalian saja," kata [name] sembari tersenyum kecil.

"Yamamoto langsung berteriak senang setelah kau setuju tadi." Kuroo ikut terkekeh kecil.

[name] senang jika orang lain senang. Ia akan dengan mudah membantu siapapun tanpa pikir panjang. Namun baru kali ini ia mendapat sebuah respon yang sungguh di luar ekspektasinya. Selama ini, saat [name] membantu atau mencoba membuat orang lain nyaman ketika di dekatnya, ia tak pernah mendapatkan balasan apapun. Sekedar ucapan terima kasih saja sangat jarang.

Ketika tadi ia menjawab akan membantu klub voli, respon yang ia dapat sangat membuatnya bahagia. Seolah olah orang lain memang ingin mendapat bantuannya. [name] merasa dibutuhkan. [name] merasa jika dirinya berguna.





Tbc.

Hola!!

Chapter kali ini full senyum nih. Nggak ada Inori yang bikin emosi.

Dan jujur aku cukup ngeblank karena sedikit kehabisan ide. Ditambah sekolah udah mulai masuk, jadi nggak bisa full fokus ke cerita.

Jadi kalau nanti update ceritanya agak lama dan nggak konsisten aku minta maaf.

Udah gitu aja.

Continue Reading

You'll Also Like

5.1K 569 14
Ryuguji Ken as Draken from; Tokyo Revengers. - "Jangan membuatnya mengharapkanmu lebih jauh, Ken-chin." Ucap Mikey. "Hah? Apa maksudmu?" Tanya Draken...
119K 17.6K 31
Tsukishima Kei x Reader Tsukishima Kei berhasil menemukan pemanis hidupnya ketika sekolah dasar. Yang bisa membuat Tsukishima menyayangi, melindungi...
88.2K 9.8K 23
FINISHED [Full Name] adalah penyihir wanita terkuat dari klan Zenin yang memutuskan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Suatu hari, ia mengikuti ra...
101K 12.9K 41
[Completed] - [Sudah Revisi] [Judul Sebelumnya ☞ "I'm Sorry"] [Book 2] --- Gelisah menjadi sebuah awal dimana Gojo Satoru sadar akan semua tindakann...