ARCLA ( Arlan& Clara) [END]...

By Dvanra6104

6.4M 298K 6.2K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin... More

Arlan
Putus
Clara
Bertemu
Sekolah
Mama
Menuju hari H
Sah
Awalan yang??
Kecupan
Terluka
Gadis gila
Arvin?
Khawatir
Terpaksa
Mau?
Baju baru
Balapan
Kecewa?
Perjanjian.
Sakit arlan.
Pindahan
Kamu sakit?
Sekolah baru
Teman Baru
Perhatian
Dua kulkas (?)
Hampir
Murid baru, lagi?
Pasar Malam
Lapangan
Candu
1 bulan
Sayang (?)
Bikin yuk?
Dangerous wolf?
Kerumah ibu
berubah?
brengsek
bazar
UGD or KUBURAN?!
UKS
jatuh sakit
hanya milik anna!
jebol
marah
kenapa?
perkara baju
4 bulan??
talak aku
murka
tamparan
batagor
promnight
akhir
pentinggg
Extra part 1?
Extra part 2 [Tamat]
(?)
CERITA BARUWWWW

Sorry, Clara.

94K 4.6K 10
By Dvanra6104

Rintik hujan membasahi bumi, bahkan guntur pun terdengar untuk ikut dalam rintiknya hujan. Malam ini dihalte, nampak seorang gadis menangis dengan irian air hujan. “Aku takut.” Clara, gadis itu berjongkok sembari menutupi wajahnya dengan tangannya. Ia takut, tidak ada seorang pun yang mau menolongnya.

Duarrrr

“Aaaaa.” Clara berteriak keras, sungguh ia takut. Apalagi dengan suara guntur yang keras, ingatkan jika gadis itu takut dengan guntur dan gelap. Ia memang menyukai hujan, tapi ia tidak menyukai kilat/guntur.

“Arlan, tolong aku.” Lirihnya, berharap Arlan datang menjemputnya.

Arlan, cowok itu sangatlah jahat. “Kamu dimana Arlan. Ibu, Clara takut.” Ucapannya dengan suara bergetar karena dinginnya cuaca. Sungguh badannya terasa menggigil.

Clara tidak sanggup lagi menahan beban tubuhnya, gadis itu sampai terduduk disana dengan isak tangisnya.

“Arlan kam,-.” Sebelum melanjutkan ucapannya gadis itu sudah jatuh pingsan. Untung saja seseorang menahannya agar tidak tergeletak disana.

“Sial. Clara bangun, hey Cla.”

Suara seseorang terdengar, sembari menepuk pipi Clara yang terasa dingin. Arlan, cowok itu berdecak kesal saat gadis itu tidak terbangun juga. Ya, seseorang itu adalah Arlan. Tadi cowok itu sempat pergi  kesekolah untuk mengecek apakah gadis itu disana. Ternyata tidak ada bahkan gerbang saja ditutup, ditengah hujannya Arlan berusaha mencari dimana gadis itu. Tetapi saat ia akan melewati halte, dirinya melihat seorang gadis yang duduk disana. Arlan yakin pasti itu adalah Clara, dengan cepat cowok itu menuju halte, tapi baru saja ia akan sampai cowok itu menatap Clara yang memejamkan matanya. Gadis itu jatuh pingsan.

“Clara, bangun anjing. Jangan bikin gue panik.”

Arlan pun memposisikan tanganya di tengkuk dan dipaha Clara, ia segera menggendong gadis itu dan segera membawanya ke rumah sakit. Membuka pintu mobil dengan susah payah, akhirnya dirinya bisa juga membukanya. Memposisikan tubuh Clara di kursi depan, ia menatap sebentar wajah pucat gadis itu. Sialan ini semua salahnya.

Sorry." Lirih cowok itu terdengar. Ia pun menutup pintu, beralih menuju kursi sebelahnya, langsung saja ia menghidupkan mobil miliknya dan melajukan nya dengan kecepatan diatas rata-rata menuju rumah sakit terdekat.

☘☘☘

“Tenang saja, dia hanya kelelahan dan mengalami kedinginan. Apalagi ditambah perutnya yang kosong dan maaghnya kambuh membuat ia jatuh pingsan.” Penjelasan dari dokter perempuan itu kepada Arlan. Keduanya sedang berada didalam kamar Clara dengan gadis itu yang masih belum sadar.

Arlan membalasnya dengan anggukan. Ia menatap gadis itu yang sedang terbaring diatas ranjang.

“Nanti saya akan kasih obat maagh dan sedikit vitamin.” Lanjut dokter itu, Lagi-lagi dibalas anggukan oleh cowok itu.

“Kalo gitu saya permisi.”

“Iya,” jawab Arlan dengan suara pelannya.

Setelah perginya dokter tadi, Arlan menuju brankar Clara. Cowok itu mengusap kepala gadis yang sedang terbaring diatas brankar. Entah kenapa ia merasa bersalah membuat gadis itu seperti ini.

Menatap tenang wajah Clara. Tiba-tiba kelompak mata itu bergerak membuat Arlan langsung menurunkan tangannya dari kepala gadis itu.

Sementara Clara membuka matanya, ia merasakan pusing. Gadis itu merasa asing di tempat ini, ia menoleh bersitatap dengan mata tajam itu. “Ar-lan?” Lirih gadis itu seraya menyipitkan matanya. Tiba-tiba saja air mata gadis itu keluar tanpa di komando, membuat Arlan menatapnya.

Cowok itu berdeham membalas panggilan Clara tadi. “Takut.”  Tangisan gadis itu terdengar saat ia kembali mengingat suara guntur tadi.

Arlan menatap gadis itu yang seperti ketakutan. Segera ia membawa tubuh Clara kedalam pelukannya, dan mengelus puncak kepala gadis itu.

“Maaf.” Bisiknya tepat ditelinga Clara. Tiba-tiba saja rasa bersalah cowok itu muncul.

Sementara Clara, masih menangis didada bidang milik cowok itu. “Takut Arlan, takut.” Hampir saja suara gadis itu tidak terdengar, tapi untung saja Arlan masih bisa mendengarnya.

Cowok itu memejamkan matanya menaruh dagunya di puncak kepala gadis itu. Sungguh ia tidak bermaksud membuat gadis itu ketakutan .

“Maaf, Clara.”

20 menit setelah acara nangis menangis tadi, kini gadis itu sedang memakan buburnya. Kalian fikir Arllan yang menyuapinya? Oh tentu tidak semudah itu ferguso. Malahan cowok itu dengan santainya duduk disofa sembari memainkan ponselnya. “Arlan, kamu tahu sekarang dimana Arvin?” Pertanyaan dari mulut gadis itu keluar. Ia sedikit khawatir dengan Arvin, pasti gadis itu sudah menunggunya untuk dijemput.

“Ngapain lo nanya gue?” ucap cowok itu dengan datar. Clara menghela nafasnya, ini Arlan ada berapa sih jiwanya?! Tadi saja sikapnya manis terus sekarang datar lagi, padahal ia berharap dipeluk lagi oleh Arlan. (Ngelunjak tapi gapapa)

“Eh aku boleh pinjem ponsel kamu gak? Soalnya ponsel aku mati.” Gumam gadis itu hampir tidak terdengar. Untung saja pendengaran Arlan tajam jadi ia masih bisa mendengarkannya.

“Untuk?” tanya cowok itu tanpa menatap Clara.

“Aku mau nelpon gurunya Arvin, khawatir sama dia. Pasti dia udah nungguin aku. Boleh ya? Sebentar aja kok.”

Mendengar ucapan gadis itu membuat Arlan berdecak. Dengan malas ia berdiri dan memberikan ponselnya kepada gadis itu. “Malam ini kita pulang.” Ucapan dari cowok itu terdengar ketus.

Clara yang baru saja menerima ponsel Arlan menatap cowok itu seketika. “Tapi aku masih pusing.” Jawaban dari gadis itu terdengar lirih. Tidak bohong, ia memang merasakan pusing dikepalanya. Rasanya kepalanya sangat berat sekali.

“Lebay lo, pokoknya setelah ini pulang. Kalo gak mau terserah, lo aja bayar sendiri.”

“Ya, udah.” 

Gadis itu hanya bisa menurut saja, daripada ia disini terus. Biaya rumah sakit tentunya tidak murah, apalagi sekarang mereka diruang VIP.

Beralih di ponsel Arlan, gadis itu mengetik nomor guru Arvin. Untung saja ia masih mengingat nomor guru itu.

Panggilan pertama tidak diangkat, hingga
Pangggilan kedua baru di angkat.

“Halo?” Sapa Clara dahulu.

“Iya, maaf siapa ya?” tanya guru Arvin diseberang sana.

“Maaf bu ini Clara, saya tantenya Arvin.”

“Oh Clara, kamu gak jemput Arvin? Dia sudah dari tadi menanyakan mu.”

“Eh maaf bu, boleh saya bicara sama Arvin?”

“Oh boleh boleh, ini Arvin disebelah saya.”

Sementara menunggu Arvin berbicara, Clara sempat menatap Arlan yang juga menatapnya.

“Tante.” Suara memanggil dari Arvin terdengar, seketika membuat senyum terpantri diwajah Clara.

“Arvin sayang, maaf ya tante gak jemput kamu.”

“Tante dimana?”

“Tante dirumah sakit.”

Tante cakit?”

“Iya, cuman demam biasa kok.”

“Aku mau pulang tante. Aku mau jagain tante.” Ucapan dari arvin dengan nada khawatir.

Clara menghela nafasnya, ia yakin pasti saat ini Arvin sedang panik mendengar kabar dirinya dirumah sakit. “Maaf tante gak bisa jemput kamu malam ini. Besok tante jemput kamu ya? Kamu disitu dulu sama ibu Mela.”

Sementara Arvin diseberang sana mengerucutkan bibirnya cemberut. “Tapi Alvin mau jagain tante.”

“Tante gak apa-apa kok, kan disini juga ada om yang bakal jagain tante,” ucap Clara melirik kearah Arlan. Akal-akalan saja ia bilang gitu. Nyatanya mana mau Arlan menjaga dirinya, malahan cowok itu akan memarahinya.

“Jadi besok tante jemput Alvin?”

“Iya besok tante janji bakal jemput kamu”

“Ya, udah deh. Tante cepet sembuh ya.”

“Iya sayang.” Senyum kecil diwajah Clara terlihat. Gadis itu senang sekali jika Arvin menuruti ucapannya. “Arvin boleh kasih ponselnya ke ibu guru?”


“Boleh tante.” Menunggu Arvin yang memberikan ponsel itu kepada sang guru, Clara memghela nafasnya.

“Ada apa, Cla?” tanya guru Arvin karena ponselnya sudah dikembalikan oleh bocah itu.

“Bu, boleh nitipin Arvin malam ini? Saya besok bakal jemput dia kok.”

“Boleh, saya bakal jagain dia. Kamu tenang aja ya.”

“Terimakasih ya bu. Kalo gitu saya tutup dulu."

“Iya, Cla sama-sama. Baiklah, semoga cepat sembuh.”

Tut.

Setelah mengatakan ucapan terimakasih, Clara mematikan panggilan itu dan langsung memberikan ponsel tersebut kepada sang pemilik. “Ini, Arlan.” Ucapannya terdengar.

Segera Arlan mengambilnya dan dengan suara datar cowok itu berkata.

“Sekarang pulang.”

🍀🍀🍀

Kalo gatau guntur/kilat,, itu maksud ny petir ya.

(Note: proses revisi, karena tulisannya sangat berantakan! Harap dimaklumi)

Continue Reading

You'll Also Like

AKARA [7 simpul] By kailazero

Mystery / Thriller

3.6K 282 23
"hanya demi harta kita mempertaruhkan persaudaraan ini ??, JANGAN KONYOL" "bukan ini yang kami bayangkan se- ah sudahlah kami lelah"
790 60 42
"Jatuh kepada sebuah hati yang belum tentu jatuh kepada kita rasanya sangat sakit" - Gracia Amoura Reiner Ini kisah tentang Ketua geng motor Darrel...
122K 8.6K 26
[spin off cerita AKSARA] ⚠️ Follow terlebih dahulu sebelum baca Aku saranin baca ceritanya sebelum ending yah BAPER ENGGAK TANGGUNG JAWAB ==========...
1.5M 38.6K 67
"Lo kenapa terima perjodohan itu?" tanya El kepada gadis yang berada tepat di hadapan nya "Karena gua gak mau bikin kedua orang tua gue sedih paham g...