ARCLA ( Arlan& Clara) [END]...

By Dvanra6104

6.4M 298K 6.2K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin... More

Arlan
Putus
Clara
Bertemu
Sekolah
Mama
Menuju hari H
Sah
Awalan yang??
Kecupan
Terluka
Gadis gila
Arvin?
Khawatir
Terpaksa
Mau?
Baju baru
Balapan
Kecewa?
Perjanjian.
Pindahan
Kamu sakit?
Sekolah baru
Teman Baru
Sorry, Clara.
Perhatian
Dua kulkas (?)
Hampir
Murid baru, lagi?
Pasar Malam
Lapangan
Candu
1 bulan
Sayang (?)
Bikin yuk?
Dangerous wolf?
Kerumah ibu
berubah?
brengsek
bazar
UGD or KUBURAN?!
UKS
jatuh sakit
hanya milik anna!
jebol
marah
kenapa?
perkara baju
4 bulan??
talak aku
murka
tamparan
batagor
promnight
akhir
pentinggg
Extra part 1?
Extra part 2 [Tamat]
(?)
CERITA BARUWWWW

Sakit arlan.

107K 4.8K 57
By Dvanra6104

Selamat membaca 🤗🌺

Lagi-lagi seorang gadis menghembuskan nafasnya lelah, dimana sih Arlan pergi? Apakah cowok itu tidak ingat pulang?! Clara memang mengizinkan cowok itu main bersama temannya tapi tolong lah ingat waktu pulang, jangan sampe malam gini juga dong?! Sudah setengah 8 tapi belum ada tanda-tanda cowok itu balik.

“Tante.” Panggilan dari Arvin yang melihat tantenya sedang terbengong.

“Eh? Iya kenapa sayang?” jawab Clara dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

“Om baik ana? Kok ndak ulang?”tanya Arvin membuat Clara menatap anak laki-laki itu.

“Omnya mungk,-”

“Om disini.” Ucapan Clara terhenti tidak kala suara Arlan terdengar dari arah belakang. Sontak Clara dan Arvin sama-sama menoleh.

“Om baik.”  Panggilan dari anak itu terdengar seraya tersenyum.

“Hmm? Kenapa?” tanya cowok itu menghampiri keduanya, ia duduk disofa disebelah Arvin.

Arvin menoleh dan menatap kearah Arlan yang kini mengusap rambutnya. “Om kemana?”

Mendengar ucapan dari Arvin membuat Arlan menggeleng. “Gak kemana-mana, cuman ada urusan dikit.” Jawaban dari cowok itu seraya sedikit meringis saat merasakan perih dibibirnya.

“Kok ini om luka.” Ucapan dari anak itu terdengar sembari menunjukan sudut bibir Arlan yang sedikit berwarna biru gelap.

Sepertinya cowok itu tidak mengobatinya. Sementara Clara kaget, apakah cowok ini berantem? Gadis itu berdiri, ia berniat mengambil air hangat untuk dikompres ke sudut bibir arlan yang lebam.

“Biasa cowok,” jawab datar Arlan sembari tersenyum tipis.

Arvin mengerjab matanya beberapa kali ia tidak paham apa yang dimaksud Arlan. “Aksudnya apa om?” tanya anak itu sembari berpikir.

Cowok disebelah anak kecil itu berdeham, harus menjelaskan seperti apa kepada anak kecil disebelahnya ini. “Kalo Arvin udah gede, Arvin bakal ngerasain berantem,” ucapnya membuat Arvin kembali bingung.

“Belantem? Pukul-pukul ya om?”

Pertanyaan dari anak itu membuat Arlan seketika mengangguk. “Iyaa, kalo ada yang jahatin Arvin dipukul aja. ”

“Tapi Alvin ndak tau om calanya.”

“Mau om ajarin?” tanyanya.

“Arlan, gak usah ngajarin Arvin yang aneh-aneh.” Ucapan dari Clara terdengar saat ia baru saja datang dari arah dapur. Gadis itu menatap tajam Arlan saat cowok itu ingin mengajari hal-hal yang tidak baik untuk Arvin.

Namun, Arlan yang ditatap seperti itu bukannya takut ia malah terkekeh. “Kenapa? Dia cowok, harusnya bisa berantem,” ucap Arlan sembari menatap Arvin kini menatap keduanya.

Gelengan dari Clara terlihat. Gadis itu tidak setuju sama kali atas ucapan cowok itu. “Kalo cowok, bukan berarti harus bisa berantem Arlan.”

“Terus? Kalo Arvinnya mau, ya udah sih biarin. Lagian kalo dia udah gede dia bakal lanjutin,-”

“Lanjutin apa?” tanya ngegas Clara karena Arlan tidak kunjung melanjutkan ucapannya.

“Gak ada.” Ucapan dari cowok itu terdengar dengan ketus. Sialan, ia hampir keceplosan.

“Om, Alvin mau kok diajalin belantem biar Alvin bisa kuat,” ucap Arvin tiba-tiba membuat Arlan mendengarnya  tersenyum miring.

“Nanti om ajarin. ”

Clara yang tadinya masih berdiri dihadapan keduanya itu melotot. “Arlan, gak usah ngajarin yang gak berguna! Dan kamu Arvin, masuk kamar sekarang dan tidur.” Perintah Clara tanpa dibantah.

Mendengar itu membuat Arvin pun cemberut. Lantas ia menuruti kemauan tantenya. Ia sudah berkata bahwa ia tidak nakal dan membantah.

“Lo apa-apaan sih. Mau lo Arvin jadi banci?!” tanya Arlan dengan datar.

Menatap cowok itu dengan malas, Clara menaruh air hangat yang berada di mangkuk ia taruh diatas meja. “Gak gitu juga caranya Arlan. Kamu gak usah ngajarin Arvin ngikutin tingkah laku kamu yang hobinya berantem terus.”

Mendengar itu sontak saja membuat Arlan menggeram marah, kenapa harus bawa-bawa tingkah laku. “Berani lo?! Inget posisi lo disini. Gue bukan nganggep lo istri tapi gue nganggep lo seorang perebut perusak hubungan orang . Sadar posisi lo anjing.”

Degh

Setiap kata yang dikeluarkan oleh cowok itu membuat tubuh Clara mematung. Ia menatap dalam cowok itu saat Arlan mengatakan dirinya perebut. Kapan ia jadi perebut? Dengan mata berkaca-kaca Clara menatap mata tajam milik Arlan yang kini ikut menatapnya.
“Aku gak pernah ngerusak hubungan kamu.” Ucapan dari gadis itu terdengar membuat kekehan keluar dari bibir Arlan.

Cih, lo emang perusak hubungan orang. Lo sama aja kek jalang.”

Jalang? Perkataan Arlan sangat membuatnya terdiam, ia merasakan nyeri di ulu hatinya. “Sakit, Arlan.” Tangis Clara pecah. Baru kali ini ia dibilang jalang.

Arlan hanya menatap datar, tanpa menenangkan gadis itu ia berlalu meninggalkan Clara yang menunduk dengan bahu bergetar. Ia pergi ke lantai atas, memasuki kamar mandinya dan berdiri di bawah shower.

Menyalakan shower itu, air mengucur dari atas membasahi tubuhnya. Arlan memejamkan matanya. “Apa gue keterlaluan?” gumamnya dengan air yang kini telah membasahi seluruh tubuhnya.

“Tapi dia emang jalang. Gara-gara dia hubungan gue sama Anna hancur.”

“Andai lo gak nerima perjodohan ini, gue bakal bahagia sekarang sama Anna.”

Akh anjing!” Teriak Arlan memukul tembok di depannya, membuat tangan nya terluka.

🍀🍀🍀

Pagi ini Clara sedang memasak untuk sarapan pagi mereka dengan mata sembabnya gadis itu memotong sayuran.

Semalam ia menangis di kamar mandi. Ia benar-benar terluka karena perkataan Arlan.

Jalang?

“Tante kok ngelamun?”

Teguran dari Arvin terdengar dari meja makan, anak itu duduk dengan pakaian seragamnya. Iamenatap khawatir ke arah Clara yang melamun.

Anak sekecil itu saja tau kata khwatir, sementara Arlan? Bahkan tadi pagi cowok itu sudah pergi. Ia tidak berniat meminta maaf atau apalah kepada Clara.

Mendengar suara Arvin membuat Clara menoleh dan tersenyum. “Tante gak apa-apa. Susu kamu udah habis? ” tanya gadis itu berusaha tetap baik-baik saja didepan Arvin. Ia tidak mau anak itu khawatir.

Percayalah perkataan itu sangat menyakitkan.

“Udah kok tante,” jawab Arvin tersenyum merekah.

“Pinter, tunggu bentar ya. Lauknya udah mau mateng kok.”

Arvin hanya mengangguk, ia tersenyum ke arah Clara. Ia senang bisa bertemu dengan orang sebaik Clara. Tantenya itu seperti bidadari untuk diutus menjadi ibunya. “Telimakasih Tuhan, udah kilimin tante baik untuk Alvin.”Gumam anak itu seraya menatap punggung Clara.

Selain anak itu tampan, Arvin sangat lah pintar. Di umurnya yang lima tahun, anak itu sudah lancar berbicara walaupun ada beberapa kata yang belum fasih ia ucapkan.

Arvin itu seperti bunglon, terkadang ia bisa bersifat manis layaknya anak-anak seumurannya dan sifat satunya lagi Arvin bisa menjadi Arlan. Bersifat cuek.

Yah, itulah sifat Arvin yang belum Clara ketahui. Padahal sudah jelas-jelas waktu itu Arvin bersikap cuek saat bertemu dengan Nora. (Waktu clara ngajakin arvin untuk ikut sekolah.)

Tapi mungkin Clara hanya menganggapnya bahwa anak itu belum bisa akrab dengan orang lain.

Arvin dia akan bersifat manis dihadapan Clara, tapi jika di belakang gadis itu. Ia akan seperti Arlan, cuek dan tidak banyak bicara. Tidak percaya? Lihat saja nanti.

🍀🍀🍀

“Halo ma kenapa? ” tanya Clara saat Amanda meneleponnya.

“Gimana kabar kamu sayang? ” tanya Amanda diseberang sana.

“Alhamdulilah baik ma. Kalo mama? Mama baik-baik aja kan? ”

“Mama baik juga sayang. Mama cuman mau bilang kalo besok kamu udah bisa pindah ke SMA Trisakti.”

Clara terdiam? Trisakti? Sekolah elit?

“Oh, oke deh ma. Makasih ya udah mau bilangin Clara.”

“Iya sayang. Oh ya hubungan kamu sama Arlan gimana?”

Clara diam, hubungan mereka tidak baik-baik saja. “Baik kok ma, do'ain terus ya supaya hubungan kita terus baik-baik aja.”

“Iya, mama selalu do'ain yang terbaik buat kalian. Oh iya mama hampir lupa. Nanti baju sekolah baru kamu, akan dianterin bi Sri ya.”

“Iya ma, sekali lagi makasih ya ma.”

“Oke sayang, mama tutup dulu ya. Bye sayang.”

“Bye ma.”

Tut.

“Kenapa Clara? Tante Amanda ngomongin apa?” tanya Nora ketika melihat Clara yang sudah selesai berbicara ditelepon bersama Amanda. Keduanya sedang duduk di bangku mereka masing-masing.

“Mama bilang kalo besok aku udah pindah ke SMA Trisakti.” Lirih gadis itu sembari menundukkan kepalanya.

Sontak saja, mendengar ucapan dari Clara membuat Nora kaget. “APA?!” Teriak gadis berkacamata itu membuat Clara memejamkan matanya, mendengar teriakan cempreng gadis itu.

“Jangan teriak, Nora.” Peringat Clara, untung saja sedang bel istrahat, jadilah didalam kelas hanya mereka berdua.

Mendengar peringatan dari gadis itu membuat Nora menyengir lebar. “Hehehe maaf soalnya aku kaget. Jadi kamu gak sekolah disini lagi?” tanya Nora tidak percaya.

Namun, anggukan dari Clara membuat gadis berkacamata itu mengerucutkan bibirnya. “Huaa Clara, masa nanti aku sendirian?” Ucapan dari gadis itu terdengar sedih.

“Mau gimana lagi, Nora.”

“Pokoknya aku harus ikut kamu pindah!Aku gak bisa tanpa kamu Clara, aku gak bisa sendirian disini.”

Mendengar ucapan dari Nora membuat Clara menutup mulutnya tidak percaya. Enteng sekali gadis itu berbicara.“Hah?” Beo Clara bingung.

“Kamu jangan aneh-aneh deh Nora!”

“Aku gak aneh, aku cuman gak mau jauh dari sahabat aku. ” Cemberut Nora, jujur saja disekolah ini hanya Clara dan sisil lah yang menjadi temannya. Gadis berkacamata itu tidak bisa akrab dengan orang baru. Seperti kata Orang-orang, introvert.

“Jadi kita bakal satu sekolah lagi?” tanya Clara dibalas anggukan Nora.

Keduanya tersenyum, mereka berpelukan. Mereka kira keduanya akan jauhan ternyata tidak. “Tapi nanti kamu dimarahin sama papa kamu,” ucap Clara ketika mereka melepaskan pelukannya.

“Kamu tenang aja daddy pasti izinin aku,” jawab  Nora sembari tersenyum.

Clara hanya mengangguk, ia paham betul sifat Nora. Gadis itu pasti akan dituruti oleh daddynya karena gadis itu anak satu-satunya. Apapun yang diinginkan gadis itu selalu dituruti daddynya. Ya, daddy bukan papa. Clara hampir tersedak menyebutnya.

Maklum ia hanya memangil orangtuanya dengan ayah dan ibu, berbeda dengan Nora ia memanggil orangtuanya daddy mami.

Clara terkadang minder ketika berjalan dengan Nora, ia merasa tidak pantas. Ia dengan Nora berbeda. Seperti Nora adalah langit sedangkan ia hanya kertas bedanya sangat jauh. Walaupun begitu Nora tidak pernah pilih-pilih, ia tidak pernah menyombongkan semuanya kepada Clara. Ia sudah menganggap Clara adalah saudaranya dan ia juga menganggap Clara sama dengan dirinya.

🍀🍀🍀

Pengen up 2 kali sehari 🗿🏴‍☠️


(Note: proses revisi, karena tulisannya sangat berantakan! Harap dimaklumi)
 

Ig:_urlovevaa06

Continue Reading

You'll Also Like

Bed Mate By Ainiileni

General Fiction

486K 16.9K 45
Andai yang mabuk-mabukan di barnya bukan Aruna, Mario tidak akan peduli. Namun karena yang berada di depannya adalah mantan tunangan dari sahabatnya...
3.6K 108 4
'•CEWEK KETUS VS COWOK NAKAL. -mau tau kisah cinta nya? baca yuk! 😉💜
7.9M 393K 75
BAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebel...
1.5K 88 37
• Seorang gadis bernama Syaqueela sedang melanjutkan pendidikan di SMP Cerah Nusantara, ia memiliki teman sekaligus tetangga yang sudah dipercayai ol...