Bastard Obsession

By penulis12

881K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 31

10.1K 926 120
By penulis12

Alicia tidak tahu harus berbicara apa saat mata Katie tidak berhenti memincing ke arahnya dengan rasa curiga, sudah hampir dua puluh menit wanita itu menatap nya seperti ia adalah tersangka pembunuhan di balik laptopnya.

"Berhenti menatap ku seperti itu," decak Alicia kesal menaruh ponselnya ke atas kasur.

"Seperti apa? Jelas jelas sejak tadi aku menatap layar laptop ku," balas Katie memalingkan wajahnya tidak terima.

"Kau bahkan tidak menyentuh laptop mu sejak tadi," cibir Alicia karena sejak tadi yang di lakukan Katie hanyalah memperhatikan nya dan sesekali menunduk agar tidak tertangkap basah.

"Salahkan diri mu yang tiba-tiba datang dan tidak mau menceritakan apapun,"

Alicia menghela nafas gusar, memutar bola matanya malas. "Bukan kah perkataan ku sudah sangat jelas? Tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan Josh." Ucap Alicia kesal karena Katie terus menggoda nya untuk mengakui bahwa dia telah melakukan seks dengan Josh.

Lagi pula pemikiran macam apa itu, bagaimana bisa ia berhubungan seks dengan seniornya sendiri, terlebih tanpa perasaan apapun. Bagi nya hubungan seperti itu bukan hanya sekedar tidur dengan lawan jenis yang menurut mu menarik, tapi ia harus melakukan nya dengan orang yang dia cintai.

"Oh ayolah Alicia, apa kau akan terus menjadi perawan tua,"

Alicia memutar matanya malas. "Aku bukan perawan," cibir Alicia kesal. Ya, mungkin awalnya Iya, dan ia berharap bisa mempertahankan nya sampai ia menikah dan memberikan mahkota nya untuk suami nya nanti, tapi nyatanya ia gagal untuk menjaga itu karena Kenzie bahkan merebut satu satunya harta yang ia punya.

Harga diri.

Kehormatan.

Itu semua hilang hanya dalam satu malam yang gelap dan menyedihkan, atau bahkan sebenarnya ia memang telah kehilangan harga diri dan kehormatan nya sejak dulu.

"Apa kau bilang?!" Katie membulat kan mati percaya.

Alicia mendaki sinis. "Aku sudah tidak virgin Katie, kau puas?"

Katie mengangguk antusias. "Sangat sayang, dan seperti nya kita harus merayakan nya!" Katie melompat dari atas kasurnya dan berlari cepat keluar dari kamar, entah apa yang akan wanita itu lakukan.

Ia tidak peduli.

Alicia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, menatap atap-atap kamar dengan muram. Setalah kepergian nya dari tempat Josh ia berjalan tanpa tujuan dan tak tahu harus kemana, tapi saat Katie menelponnya nya ia akhirnya memutuskan untuk datang. Walaupun Alicia tahu datang ke sini bukanlah pilihan yang tepat karena temannya itu pasti akan melontarkan banyak pernyataan menyebalkan tapi itu semua jauh lebih baik di bandingkan dengan tusukan atau goresan tajam yang akan di berikan Kenzie ke tubuhnya.

Ting! Ting! Ting!

"Alicia!" Teriak Katie berjalan dengan sebotol anggur merah dan dua gelas kaca di tangan nya.

Alicia melirik dari ujung matanya, menghela nafas panjang lalu memutar tubuhnya menjadi membelakangi Katie.

Ia dapat mendengarkan decakan tidak terima di belakang sana tapi ia tetap memiliki untuk diam dan memejamkan matanya membiarkan sedikit ketenangan menenangkan pikiran nya yang kacau, tapi tentu saja itu tidak akan bertahan lama karena di detik selanjutnya alunan musik pop terdengar keras memenuhi ruangan.

"Katie!" Teriak Alicia kesal.

Katie tersenyum bangga mengangkat segelas wine di tangan nya, kepalanya mengangguk angguk menikmati alunan musik dan badannya bergerak menari nari tanpa memperdulikan teriakan protes Alicia.

"Ini rumah ku, pengungsi harap diam."

------

Katakan sudah berapa lama ia berada di sini, pelepisnya terasa berdenyut kuat saat alkohol mulai menguasai tubuh nya. Walaupun wine yang di berikan Katie memiliki kadar alkohol yang rendah tapi rasanya tubuh nya terasa terombang ambing.

Matanya menatap tubuh Katie yang tertidur pulas di atas sofa, tangannya bahkan masih memegang botol wine yang sudah habis setengah, wanita itu seperti nya akan mati jika menghabiskan satu botol lagi.

Mata Alicia terpejam beberapa saat lalu kembali terjaga saat suara bell rumah Katie terdengar beberapa kali. Alicia berjalan dengan langkah berat, sesekali ia akan terjatuh karena merasa pusing. Ia menggoyangkan tubuh Katie berusaha membangun kan gadis itu tapi tentu saja itu hal yang sia-sia.

"Katie bangun!" Cercau Alicia.

Suara bell kembali terdengar lalu di susul dengan suara ketukan pintu yang cukup keras, tidak sabaran.

Alicia bangkit dari tempat nya dan berjalan menuruni anak tangga, tangan nya memegang setiap benda yang ada untuk membantu nya menopang tubuh nya, bahkan ketika di depan pintu langkah nya sedikit goyah membuat nya justru terjatuh di depan pintu. Tangannya berusaha menarik kenop pintu tanpa memeriksa lebih dulu membiarkan seseorang di balik sana menatap nya dengan sorot wajah menakutkan.

Mata Alicia mengerjap beberapa kali menyadari bahwa sosok pria itu tampak tidak asing, matanya memincing menatap pria itu lalu tersenyum lebar seperti orang bodoh. Mungkin jika ia berada dalam keadaan sadar Alicia akan segera menutup pintu dan berlari ketakutan, tapi sayangnya dirinya masih terlalu mabuk untuk menyadari bahaya yang ada di depannya.

-------

"Saya berhasil melacak ponsel nona, tuan."

Kenzie berjalan dengan cepat kearah anak buahnya, menarik kerah baju pria itu hingga mata keduanya saling bertatapan. Mata Kenzie menyorot tajam seolah siap merobek robek tubuh pria itu.

"Untuk melacak nya saja butuh waktu dua jam! Dasar bodoh!" Umpatnya kesal.

"Ma-maaf tuan, sa-saya tidak bisa melacak ponsel nona dalam keadaan mati."

Kenzie mendelik sinis, mendorong tubuh pria itu kasar.

"Apa yang kau tunggu?! Cepat siap kan mobil sekarang!" Kenzie berteriak kesal.

Pria itu tampak ketakutan tapi tidak menunggu lama ia segera berlari menuju pintu depan dan menyalakan mobil.

Kenzie berbalik mengambil sebuah pistol dan belati nya, ia juga memasukkan sebuah obat kedalam saku jas nya lalu berjalan keluar. Langkah nya yang berat membuat para pelayan yang berdiri di sana tanpa sadar menahan nafasnya takut.

Mobil bergerak pergi meninggalkan area mansion dan membelah jalanan kota dengan cepat, tidak mempedulikan umpatan protes dari penggunaan jalan lain mobil itu terus melaju kencang. Bahkan pria di balik bangku pengemudi itu lebih memilih jika harus mati karena kecelakaan mobil dari pada harus berhadapan dengan amarah tuannya yang sedang memuncak.

Tidak butuh waktu lama untuk mobil itu berhenti di sebuah rumah mewah di sebuah perumahan ternama.

Kenzie berjalan keluar dari mobil dengan langkah lebar, menekan bell rumah dengan tidak sabaran. Nafasnya memburu dengan tangan yang semakin mengepal kuat bersiap untuk melayangkan tinju pada pria brengsek yang berani membawa Alicia.

Tapi beberapa menit berlalu pintu di depan nya tidak kunjung terbuka, Kenzie menghela nafas kesal karena tidak bisa mendobrak pintu di depan nya karena banyak mata yang memandang. Tangannya kembali menekan bell dan menggedor pintu rumah dengan keras hingga mungkin bisa menghancurkan pintu di depan nya.

Suara beberapa benda jatuh di dalam sana membuat dahi nya mengerut. Ia baru berniat untuk menghancurkan pintu di depan nya sebelum suara kenop pintu yang di putar membuat tangannya menggantung di udara.

Nafasnya tertahan saat melihat Alicia yang terduduk di lantai dengan wajah merah padam, menatap nya dengan mata bulat indahnya seolah wanita itu- mabuk?

Tunggu, apa Alicia mabuk?

"Kenzie!" Teriak Alicia senang, wanita itu tersenyum lebar hingga kedua matanya menghilang, kedua tangannya terangkat seperti seorang bayi yang minta di gendong.

"Alicia kau mabuk?!" Kenzie mendesis dingin.

"Dimana pria itu?! Apa dia yang membuat mu mabuk?!" Kenzie mengepalkan tangannya, mendorong pintu dan berniat berjalan masuk tapi kakinya justru di tahan  dengan kedua tangan Alicia yang memeluk kakinya seperti monyet.

"Lepaskan! Apa kau berusaha melindungi pria simpan mu itu?!" Tanya Kenzie dengan suara datar dan tatapan membunuh.

Tapi bukannya merasa takut gadis itu justru tertawa kecil sambil berusaha berdiri, dengan langkah sempoyongan Alicia berjalan mendekati Kenzie, tangan nya melingkar di leher pria itu membuat desiran halus menyelimuti pikiran Kenzie.

"Kenapa kau baru datang? Aku merindukan mu," cercau Alicia menekuk wajahnya sedih.

"Alicia! Apa kau ingin mati!"

Alicia tertawa kecil, mengusap rahang kokoh Kenzie dengan lembut. "Sangat, aku sangat ingin mati di pelukan mu." Bisik Alicia sambil mengecup bibir Kenzie lalu tersenyum lebar.

Kenzie menarik nafas dalam-dalam, menatap anak buahnya yang segera menunduk kan wajahnya kaku saat matanya menatap nya tajam.

"Pergi ke dalam dan cari pria itu." Titahnya.

Pria itu mengangguk mengerti dan melakukan tugasnya.

"Berani sekali kau mabuk tanpa izin ku," sinis Kenzie melihat Alicia yang kini terlelap di pelukan nya. Tangannya melingkar di tubuh Alicia, berusaha menopang tubuh mungil itu agar tidak terjatuh.

"Kenapaa kau membuang kuu.." bisik Alicia lirih.

Kenzie terdiam tidak mengerti.

"Kenapa kau begitu jahat..."

Kenzie berdecak kesal. "Berhenti meracau tidak jelas, kau harus membayar untuk setiap perkataan mu nanti."

"...jahat.." bisik Alicia pelan tapi masih bisa terdengar di telinganya.

Kenzie menghela nafas panjang, bahkan amarah yang beberapa menit memuncak itu kini meluap begitu saja saat matanya menatap wajah pulas Alicia.

Tangannya menarik tubuh kecil itu semakin dekat, membawa nya kedalam gendongan nya. Kenzie berjalan menuju mobil dan membaringkan tubuh Alicia di sana.

"Jangan tinggalkan aku..." Ucap Alicia mengeratkan pelukannya leher Kenzie.

"Alicia—"

Mata Kenzie aga terkejut saat melihat Alicia yang menatap nya dengan tatapan terluka.

"Kenapa..."

"Kenapa kau membuang ku dan memilih bertunangan dengan Helen..."

Kenzie terdiam menatap manik mata yang selalu menjadi pemandangan favorit nya, aroma mawar yang memabukkan dan bibir ranum yang selalu membuat nya merasa akan gila.

"Aku tidak membuang mu, kau akan tetap menjadi milik ku, sampai kapan pun." Ucap Kenzie mengusap bibir merah yang sempat menyentuh nya.

Kenzie meraup bibir Alicia dengan lembut, menikmati setiap kelembutan bibir manis itu. Ia menggigit bibir bawah Alicia membuat bibir gadis itu terbuka menyambut nya, lidah keduanya saling terpaut mengikis jarak.

Tangan Kenzie bergerak meremas dada kanan Alicia dengan kasar, suara erangan terdengar di sela sela ciuman mereka. Tubuh nya terasa terbakar saat tangan Kenzie mulai merambat menyentuh tubuh bagian bawahnya.

"Ahh.." erang Alicia tertahan.

Kenzie melepaskan tautan pada bibir mereka, membiarkan Alicia mengatur nafasnya. Matanya menatap kagum pada wajah cantik Alicia yang menawan, dada gadis itu naik turun sesuai nafasnya yang memburu. Tangan Alicia terangkat mengusap rahang Kenzie lembut membuat mata pria itu terpejam menikmati.

"Kau milik ku Alicia," bisik Kenzie frustasi.

Alicia menarik leher Kenzie mendekat, mengalungkan kedua tangannya lalu dengan lancang mencium leher pria itu.

"Kalau begitu jadikan aku milik mu sepenuhnya."







To be continued
----------------------

Halo, terimakasih banyak untuk semua dukungan nya. Sesuai janji aku update malam ini yaa walaupun tengah malam banget.

Jangan lupa vote and comment sebanyak banyak yaa.

Next? Comment.

Instagram: @aurajuliana__

Thank you
Salam penulis12

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 26.2K 27
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1.4M 130K 49
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.4M 6K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
7.1M 349K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...