ARCLA (arlan&clara) [END] [P...

By Dvanra6104

5.7M 277K 5.8K

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin... More

Arlan
Putus
Clara
Bertemu
Sekolah
Mama
Menuju hari H
Sah
Awalan yang??
Kecupan
Terluka
Gadis gila
Arvin?
Khawatir
Terpaksa
Mau?
Baju baru
Balapan
Kecewa?
Sakit arlan.
Pindahan
Kamu sakit?
Sekolah baru
Teman Baru
Sorry, Clara.
Perhatian
Dua kulkas (?)
Hampir
Murid baru, lagi?
Pasar Malam
Lapangan
candu
1 bulan
sayang?
bikin yuk?
Dangerous wolf?
kerumah ibu
berubah?
brengsek
bazar
UGD or KUBURAN?!
UKS
jatuh sakit
hanya milik anna!
jebol
marah
kenapa?
perkara baju
4 bulan??
talak aku
murka
tamparan
batagor
promnight
akhir
pentinggg
Extra part 1?
Extra part 2 [Tamat]
(?)
CERITA BARUWWWW

Perjanjian.

88.2K 4.3K 49
By Dvanra6104

Selamat membaca 🤗🌺

Setelah menjemput Arvin pulang dari rumah gurunya itu. Ya, Clara menitipkan anak itu kepada gurunya karena tidak mungkin jika anak kecil itu menunggu Clara hingga sore hari disekolahan-nya. Jadilah, ia meminta tolong kepads guru anak itu untuk menjaga Arvin sampai ia menjemputnya. Untung saja guru anak itu sangat baik sekali, karena guru itu bilang ada beberapa juga orangtua yang menitipkan anak mereka ke dirinya itu. Clara sangat beruntung bisa bertemu dengan guru anak sebaik itu.

Sesampainya diApartement, Clara langsung bersiap untuk menggantikan baju sekolahnya menjadi baju harian, ia harus membereskan Apartement ini. Sekarang ini gadis itu sedang mencuci baju dan memasak untuk mereka makan malam nanti. Sementara Arvin? Ia sedang tidur akibat kelelahan, mungkin setelah mereka pulang tadi.

Tiba-tiba saja kekehan keluar dari bibir Clara, ia mengingat bagaimana antusiasnya Arvin menceritakan bahwa ia mempunyai teman di hari pertamanya sekolah.

“Stres lo?” Ucapan dari seseorang mengagetkan Clara, hampir saja ia jantungan.

Ia yang sedang memasak itu melirik ke belakang dimana Arlan sedang berdiri didepan pintu kamar mandi sembari melangkah menuju kulkas dan mengambil minuman soda. “Enggak,” jawab Clara singkat. Ia kembali menatap sayur sop yang sebentar lagi akan matang.

Decakan keluar dari bibir Arlan, cowok itu duduk di kursi dekat meja pantry sembari membuka penutup minuman sodanya. “ Arvin mana?” tanya cowok itu yang tidak melihat Arvin, biasanya anak itu akan didapur menemani Clara masak.

“Tidur.”

“Gue laper.” Ucapan dari Arlan terdengar ketus. Cowok itu menatap punggung Clara yang sedang memasak.

Sementara Clara menghela nafas yang, tanpa menatap cowok itu ia pun menjawabnya. “Ya udah makan,” jawabnya dengan ketus. Ingatkan jika dirinya masih kesal kepada cowok itu.

Mendengar ucapan Clara yang ketus membuat Arlan menggeram marah, ia tidak suka gadis itu bersifat ketus dan berbicara singkat padanya. “Siapin,” ucapnya datar kemudian berdiri dan melangkah menuju kamar.

Mendengar suara kursi yang bergeser membuat Clara menoleh dan melihat punggung Arlan yang berjalan ke atas.

“Tumben gak nongkrong? Biasanya pulang malem terus. ” Gumam Clara sembari mematikan kompor. Setelah selesai memasak gadis itu menuju kamar mandi untuk memasukkan baju-baju yang sudah selesai ia cuci untuk dimasukkan ke dalam mesin pengering.

Setelah itu barulah ia akan menyiapkan makan malam nantinya.

🍀🍀🍀

Setelah makan malam, cowok pemilik mata tajam itu berniat ingin pergi ke markas. Namun terhenti tidak kala Clara melarangnya. “Gak boleh mas, ini mau hujan. Kalo mas kenapa-kenapa gimana?” Ucapan dari gadis itu terdengar. Ia melarang Arlan untuk keluar, sebab menurutnya akan turun hujan nanti saat ia melihat kondisi cuaca di ponselnya itu. Ya, sesuai ia lihat di ponselnya, saat ini cuaca sangatlah mendung. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Maka dari itu, Clara takut jika Arlan keluar terus nanti di tengah jalan akan turun hujan, dan membuat cowok itu ter- ah ia tidak boleh berfikir aneh-aneh.

Mendengar larangan dari Clara membuat Arlan terkekeh. “Terserah gue, urusannya sama lo apa,” ucap cowok itu dengan datar.

Gelengan terlihat dari Clara, ia menatap cowok itu yang kini sudah rapi dengan pakaiannya. “Enggak mas, ini tuh mau hujan. Sehari dirumah aja bisa gak sih mas?” tanya gadis itu dengan lirihnya. Apakah Arlan akan mati jika ia dirumah terus? Apakah Arlan tidak bisa hidup jika tidak keluar malam? Apa tidak bisa cowok itu seharian saja dirumah?

Arlan menggeram marah, berani-beraninya gadis itu mengaturnya? Memangnya siapa gadis itu? Istri lo kalo lo lupa 🗿. Karena kesalnya cowok itu mendorong tubuh Clara ke tembok dekat pintu Apartement membuat punggung gadis itu sakit. Arlan mengukung tubuh gadis itu dan mencekram pipi Clara membuat gadis itu kesakitan di pipinya. “LO GAK BERHAK NGATUR KEHIDUPAN GUE SIALAN!” Bentakan dari Arlan tepat didepan wajah Clara membuat dada gadis itu merasakan sesak.


“Inget lo cuma istri di atas kertas, bukan berarti gue nerima lo sepunuhnya,” ucap cowok itu tanpa memikirkan perasaan Clara saat ini.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Arlan membuat Clara menahan sesaknya. “M-maaf.” Lirih gadis itu dengan suara bergetar. Percayalah mata gadis itu kini berkaca-kaca. Perkataan dari Arlan sangatlah menyakitkan dihatinya.

“Seharusnya kita bikin perjanjian.” Ucapan dari Arlan membuat Clara seketika mendongak dan menatap mata tajam bak elang milik cowok itu .

Jarak keduanya sangat lah dekat. apalagi Clara dapat merasakan aroma wangi parfum cowok itu. Sementara Arlan salah fokus melihat bibir pink itu, apalagi ia sedang mencengkram pipi Clara membuat bibir itu maju sedikit.

Merasakan pipinya dicengkram kembali membuat Clara memegang tangan cowok itu yang ada di pipinya. “Arlan le-pas, sakit” Lirih Clara, ia merasakan sakit di pipinya karena cengkraman cowok itu. Ia pastikan bahwa pipinya akan terluka dan sedikit membiru.

Sementara cowok itu seolah tuli, ia tidak mendengarkan ucapan Clara malahan ia menatap tajam gadis itu. Arlan tidak tahan lagi, memajukan wajahnya membuat Clara seketika memejamkan matanya. “Arlan mau ngapain? Apa dia mau,-”

Cup

Satu kecupan Clara rasakan dibibirnya. Apakah baru saja cowok itu menciumnya?! Sementara Arlan ia malah memejamkan matanya, ia sedikit terusik tidak kala tangan Clara menyingkirkan tangannya di pipi gadis itu. Melepaskan tangannya dari pipi Clara, ia mengambil tangan gadis itu untuk ia cengkram.

Beberapa detik kemudian barulah ia melepaskan menyudahi aksinya itu. Membuka matanya ia menatap mata gadis itu yang kini Clara ikut menatapnya. “Sial.” umpat cowok itu. Melepaskan tangan Clara, ia menjauh dari gadis itu dan berjalan keluar Apartement.

Sial apa yang ia lakukan?!

Sementara Clara diam mematung, apakah benar tadi Arlan mencium bibirnya? “Tadi itu benar apa mimpi.” Gumamnya menyentuh bibir yang dicium oleh Arlan tadi.

🍀🍀🍀

Disisi lain, Arlan yang kini sedang mengendarai motornya menuju markas berdecak kesal. Kenapa bisa ia ceroboh seperti tadi?!

Bagaimana jika gadis itu baper? Ah sialan sekali. Ini bukan salahnya, salahkan saja gadis itu yang menggodanya. Ia hanya mengikuti naluri dari hatinya saja.

Mengegaskan motornya menuju markas dengan cepat saat melihat awan yang telah menghitam. Sepertinya benar-benar akan turun hujan.

Butuh waktu 20 menit untuk cowok itu sampai di markasnya. Ia mendongak saat melihat awan yang kini sudah tidak menghitam lagi. Mungkin hujan tidak akan turun. Selesai membuka helmnya, cowok itu melangkah mendekati pintu markas dan membukanya.

Cklek

Arlan menatap datar kearah anggotanya yang sedang bermain-main. Ada yang bermain game, baca buku (gini-gini anggotanya pinter-pinter loh, cuman ada beberapa sih. Pinter-pinter malah masuk ke dalam,-) dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.

“Lah bos? Tumben malam-malam kesini?” tanya Dion membuat orang-orang yang didalam menoleh kearah pintu.

“Salah? ” tanya balik Arlan membuat Dion cengengesan.

“Enggak sih, tumben aja gitu. ”

Arlan tidak membalas, ia malah menuju sofa tempat favoritnya. “Bener kata Dion. Apalagi tadi pulang sekolah lo langsung balik, gak kesini dulu.” Sahut Ervan, ia sedang memegang susu kotak miliknya sembari menikmati nasi padang yang ia belikan dipinggir jalan tadi sebelum menuju kesini.

“Gak apa-apa,” jawab cowok itu. Ia duduk disebelah Gilang yang sedang bermain ponselnya dengan serius. Entah apa yang cowok itu lakukan.

“Bas mana?” tanya Arlan melihat Bas yang tidak ada disini. Biasanya sudah nangkring didekat kursi depan jendela sembari bermain gitarnya. Namun malam ini tidak ada, malahan hanya ada gitarnya saja.

Varo yang tadinya bermain  ular tangga bersama anggota lainnya menoleh. “Biasa ke cafe,” jawab cowok itu.

Mendengar ucapan dari Varo membuat Arlan hanya mengangguk saja. Ia tau Bas, pasti cowok itu mendapat job menyanyi lagi.

Disaat keadaan markas hening, tiba-tiba saja datang seorang laki-laki berteriak mengagetkan mereka semua. “Bos gawat!” Teriakan dari seorang laki-laki itu didepan pintu dengan nafas yang ngos-ngosan.

Mereka kaget, serentak mereka berdiri. Terutama Arlan, ia maju berhadapan dengan laki-laki itu. “Apa?”

Laki-laki itu mengatur nafasnya sembari menunjuk pintu. “ Itu, 'Mereka' nyerang Bas di jalan anggrek,” ucapnya untuk membuat mereka melotot.

Bas?

“Sial.” Umpat Arlan sembari mengepal tangannya. Cowok itu langsung keluar diikuti yang lainnya, bisa-bisanya 'mereka' menyerang Bas seorang diri!

Bunyi deruman motor menggelar, mereka pergi ke jalan anggrek tempat dimana Bas diserang.

Sementara di jalan anggrek, keadaan sangat gaduh. Dimana Bas yang sudah terkapar tidak berdaya. Bayangkan saja 1 geng menyerang dirinya seorang diri?

Uhuk uhuk

Batuk Bas yang mengeluarkan darah.

“Haha liat mana ketua lo? Mereka Gak bakalan dateng Baskara putra,” ucap seorang cowok terkekeh sinis, ia berdiri dihadapan Bas yang terbaring diatas aspal.

Sementara Bas mengepal kan tangannya, sialan! Jika cowok banci dihadapannya sendiri ia pastikan cowok itu akan mati. Tapi apalah buat cowok itu membawa anggotanya. Cih banci. “Lo banci sialan,” ucap Bas dengan sinisnya sembari menyerinyai.

Duk

Cowok yang berdiri itu menekankan dada Bas membuatnya kesulitan bernafas. “Lo bakal mati haha.” Tawa cowok itu menggelar diikuti oleh anak buahnya.

“ARYA ANJING.”

Teriakan dari Arlan terdengar membuat cowok bernama Arya itu menoleh berserta anak buahnya. Mereka baru saja tiba, tanpa aba-aba Arlan maju dan menendang tubuh cowok yang bernama Arya. Sehingga tubuh Arya terjatuh karena tidak siap menerima serangan itu.

Arya yang ingin berniat berdiri, dihalang oleh Arlan. Cowok itu memukul pelipis Arya membuatnya menoleh kesamping, bibir cowok itu sampai berdarah karena pukulan Arlan. Sudah dikatakan pukulan seorang Arlan tidak ada tandingnya.

Arlan membabi buta, ia memukul Arya tanpa ampun. Sementara Arya? Ia tidak bisa mengelak, ia hanya mampu menahan serangan Arlan dengan tangannya saja. Arlan jika marah, sudah seperti singa yang mengamuk.

Bugh
Bugh
Bugh

“BANGSAT LO ARYA!” Teriakan dari Arlan dengan marah. Ia benar-benar marah, terbukti dari rahang yang mengeras dan mata yang berkilat amarah.

Bugh


Tiba-tiba saja Arya memukul sudut bibir Arlan saat cowok itu lengah. Hingga membuat bibir Arlan mengeluarkan darah.

Cuih

Arlan meludah merasakan amis dari darahnya. Menatap tajam Arya, cowok itu kembali maju saat Arya kembali berdiri.


Bugh
Bugh
Bugh

Pukulan bahkan tendangan terdengar dijalanan sepi itu. Ya, jalanan sangatlah sepi, entah apa yang membuat Bas kesini sehingga ia diserang oleh Arya dan anak buahnya.

Bugh

Satu pukulan Arlan layangkan tepat di dada Arya membuat Arya jatuh pingsan. baru pingsan belum mati.

“Udah bro, bisa mati anak orang.” Lirih Bas sembari memegang dadanya. Cowok itu sedikit meringis melihat Arlan yang memukul Arya sebegitunya. Bas harap Arya tidak koma. Ya iya lah, jika koma tidak ada lagi musuh mereka. Tidam ada lagi pertengkaran.

Arlan tersenyum miring, menatap cowok itu sudah pingsan dibuatnya. Waktu itu saat kejadian Arya melarikan diri ia tidak sempat membuat Arya koma dan sekarang? Rasakan itu. Bahkan ia berharap jika Arya masuk IGD. Bermain-main dengan Arlan heh? Siapa suruh mengganggu anggotanya.

Sementara anak buah Arya sudah dikalahkan oleh Gilang dan yang lainnya.

“Bas lo gapapa?” tanya Varo membuat Ervan berdecak.

“Lo buta apa gimana dah? Itu Bas udah tergeletak kayak gitu,” jawab Ervan sembari menunjuk Bas yang kini sudah berdiri dibantu oleh Arlan.

Melihat kedua manusia yang seperti anjing dan kucing itu membuat Gilang menatap malas keduanya. “Gak usah berantem, mending kita bawa Bas kerumah sakit.” Lerai Gilang sebelum terjadi adu mulut lagi.

Mereka pun memapah tubuh Bas ke dalam ambulans. Ya, tadi Dion yang menelpon ambulans kesini. Memang, Dion bisa diandalkan. Disaat yang lain sedang berantem, ia malah menelpon ambulans.

“Yang lain boleh ke markas, Bas kita yang jagain,” ucap datar Arlan kepada anak buahnya. Mereka mengangguk, kemudian pergi menuju markas.

Arya dan anak buahnya? Tergeletak disana, tidak ada yang membantu. Biarkan saja mereka mati ditempat.

🍀🍀

Kasian tau sama Arya 🥺..

Tolongin napa. Arya maaf ken ya bikin lo babak belur.

(Note: proses revisi, karena tulisannya sangat berantakan! Harap dimaklumi)

Ig:_xyvaa4006

Continue Reading

You'll Also Like

REY-TA By devintaap.

Teen Fiction

1.5M 10K 10
Papah akan mendojohkan kamu dengan anak sahabat papah." ujar Wirawan Lenta yang mendengar hal itu seketika diam.Bagaimana bisa anak usia 15 tahun dij...
9K 407 29
"dijodohkan dengan Varo bukan permintaan Lea, tapi Lea bahagia" "Varo kapan buka hati buat Lea? apa Varo nggak bahagia dijodohin sama Lea." "Varo it...
74.9K 7.8K 60
[COMPLETE] (Start : 7 Juli 2019 💗) (End : 7 Juni 2020 💗) "Sudahlah sekarang kau adalah tanggung jawabku, aku akan mengurusmu, lagipula kau ini keka...
3.7K 1.8K 38
Ini tentang Aqiila dan Aqeela, sodara kembar yang selalu diterjang oleh masalah, mulai dari masalah percintaan, keluarga, dan persahabatan. Bahkan hu...