RAJAWALI

By henputra

193K 26.9K 130K

"Senyum dong, dikit aja." Evalina memaksa Alexander. "Apa?" desis Alexander sambil menatap tajam Evalina. Eva... More

#1 IN A-BOYFRIEND SERIES
PROLOG
SATU: TERLAMBAT
DUA: TEMAN SATU MEJA
TIGA: PANDANGAN PERTAMA
EMPAT: OBAT RINDU
LIMA: SENYUM DONG!
ENAM: BALAPAN LIAR
TUJUH: TERLAMBAT LAGI!
DELAPAN: SAYAP PELINDUNG
SEMBILAN: BERANTEM
SEPULUH: MOMAY
SEBELAS: HARI KEBERUNTUNGAN
DUA BELAS: SATU KELOMPOK
TIGA BELAS: MENYEBUT NAMANYA
EMPAT BELAS: BAPER
LIMA BELAS: COWOK LANGKA!
ENAM BELAS: NASI GORENG
TUJUH BELAS: ALEXANDER VS KAPTEN BASKET
DELAPAN BELAS: NGEBUT
SEMBILAN BELAS: CALON MENANTU
DUA PULUH: SIAPAKAH DIA?
DUA PULUH SATU: BUAT PENASARAN
DUA PULUH DUA: BESTIE
DUA PULUH TIGA: JOGING
DUA PULUH EMPAT: MANTAN
DUA PULUH LIMA: BERANGKAT SEKOLAH BARENG
DUA PULUH ENAM: MANJAT TEMBOK
DUA PULUH TUJUH: RENCANA LICIK
DUA PULUH DELAPAN: LUCU DAN GEMESIN
DUA PULUH SEMBILAN: SENYUM YANG TERSEMBUNYI
TIGA PULUH: NGAJAK BALIKAN
TIGA PULUH SATU: CEMBURU
TIGA PULUH DUA: TIDAK PEKA
TIGA PULUH TIGA: MENENANGKAN HATI
TIGA PULUH EMPAT: MAKCOMBLANG!
TIGA PULUH LIMA: LAMPU HIJAU
TIGA PULUH ENAM: LO PENTING BUAT GUE!
TIGA PULUH TUJUH: CIUMAN?
TIGA PULUH DELAPAN: CEMBURU YA!!!
TIGA PULUH SEMBILAN: SELAMAT MALAM DAN ISTIRAHAT
EMPAT PULUH: TAKUT SAYANG SAMA LO
EMPAT PULUH SATU: RENCANA BUSUK
EMPAT PULUH DUA: GUE BAPER SAMA LO
EMPAT PULUH TIGA: CURHAT
EMPAT PULUH EMPAT: NASI GORENG SPESIAL
EMPAT PULUH LIMA: MALAM TERINDAH
EMPAT PULUH ENAM: GENTAYANGAN DI PIKIRAN
EMPAT PULUH TUJUH: EVALINA CIUM ALEXANDER
EMPAT PULUH DELAPAN: MAU CIUM BIBIR
EMPAT PULUH SEMBILAN: TRENDING TOPIK
LIMA PULUH: ANGKASA NGAJAK BALIKAN
LIMA PULUH SATU: ANNIVERSARY
LIMA PULUH DUA: PERTEMUAN PERTAMA
LIMA PULUH TIGA: PAWANG CINTA
LIMA PULUH EMPAT: PANGGIL SAYANG AJA
LIMA PULUH LIMA: ANGKASA AKAN KEMBALI
LIMA PULUH ENAM: BONEKA TEDDY BEAR
LIMA PULUH TUJUH: ALEXANDER DAN LUKISAN
LIMA PULUH DELAPAN: DRAGON GANG
LIMA PULUH SEMBILAN: MOST WANTED
ENAM PULUH: APA KABAR?
ENAM PULUH SATU: ALEXANDER BAPER
ENAM PULUH DUA: CALON MAMA MERTUA
ENAM PULUH TIGA: JANGAN BERHARAP
ENAM PULUH EMPAT: ARGANTA NGAJAK KENALAN
ENAM PULUH LIMA: RENCANA LICIK
ENAM PULUH ENAM: SALTING
ENAM PULUH TUJUH: BERHENTI BERHARAP
ENAM PULUH DELAPAN: SALAM PERPISAHAN
TUJUH PULUH: JAUHIN EVALINA
TUJUH PULUH SATU: PEMBUKTIAN
TUJUH PULUH DUA: ALEXANDER NAKSIR EVALINA
TUJUH PULUH TIGA: ARGANTA DAN CALDORA
TUJUH PULUH EMPAT: PERTEMUAN
TUJUH PULUH LIMA: GUE SUKA SAMA...

ENAM PULUH SEMBILAN: PAGI YANG MENGGEMASKAN

1.2K 170 676
By henputra

HALLO AYANG, APA KABAR?

SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN YA. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Semalam Alexander berhasil membujuk Evalina agar mau diantarkan pulang olehnya. Tujuannya ialah untuk memastikan perempuan itu sampai ke rumah tanpa berbuat hal yang aneh sedikit pun.

Takutnya Evalina lompat dari jembatan atau berdiri di tengah jalan kan bisa repot urusannya. Hati yang sedang kacau bisa saja membuat pemiliknya berpikiran untuk pindah alam.

Evalina sendiri semalam sudah mulai tenang walaupun ia masih syok dengan semua yang terjadi. Sesampai di rumah ia mengendap-ngendap takut ketahuan orangtua karena matanya sedang sembab. Bisa saja ibu dan bapaknya histeris dan mengira anak gadisnya sudah dilecehkan di sudut jalan yang sepi.

Tak mau itu terjadi, Evalina langsung mengacir ke arah tangga lalu dengan langkah panjang menuju kamarnya dan menutupnya rapat-rapat. Tak lupa juga mengunci pintu. Karena adiknya yang tengil itu bisa saja membukanya tanpa permisi dan memergoki dirinya habis menangis.

Evalina menghempaskan dirinya di atas kasur. Membenamkan wajahnya di bantal. Ia teringat, Alexander pernah mengakatan rindu kepada seseorang, apakah yang Alexander maksud perempuan cantik yang seperti malaikat itu yang sedang terbaring koma?

Ia melihat sendiri betapa rindunya Alexander kepada perempuan itu. Bahkan cowok itu sampai menangis. Berarti perempuan itu memiliki ruang spesial di hatinya. Dengan berbagai asumsi yang membuat hatinya semakin tersudut, Evalina memutuskan untuk mengubur perasaannya dan melupakan Alexander.

Sekarang yang harus Evalina lakukan hanya perlu tidur dan besok keadaan akan kembali seperti semula. Saat ia menjadi anak baru dan tidak mengenal siapa-siapa.

Hari telah berganti. Sekarang waktunya Evalina melewati hari baru dengan perasaan baru. Ia baru saja membuka pintu rumah untuk segera berangkat sekolah.

"Mulai hari ini gue harus lupain perasaan gue ke cowok cuek itu." katanya dalam hati dengan senyum yakin dan kepalan tangan seolah menunjukan semangatnya yang berapi-api.

Namun ketika melihat Alexander sedang menatapnya tanpa kedip membuat bahunya merosot. "Tapi gimana caranya kalau tatapannya aja buat gue meleleh begini." Evalina menghentakan kakinya sebal.

Kedua matanya terpejam lalu mengomel dalam hati. "Hati gue lemah banget astaga."

Evalina mendengus. Toh bukan salah ia, kan. Evalina sudah berniat melupakan tapi kok cowok itu muncul di hadapannya dengan tampang tanpa dosa. Ia enggak mikirin perasaan pacaranya yang sedang koma ya?

"Ngapain sih dia jemput gue lagi?" lirih perempuan berkepang dua itu kemudian menggigit separuh bibir bawahnya.

"Harusnya, kan, dia ngejauhin gue karena gue suka sama dia." Perempuan itu menggaruk kepalanya heran hingga rambutnya berantakan.

Alexander turun dari motornya sambil membuka helm. Ia melangkah menyebrangi pagar lalu menyipitkan mata seoalah ia dektetif.

Evalina paling tidak kuat jika diperhatikan seperti ini. Bikin salting aja deh. "Apa?" desis Evalina berusaha membuang muka karena tidak mau melihat mata indah itu.

Cowok itu menjulurkan tangannya sambil berucap. "Jangan bergerak."

Jemari cowok itu merapikan helaian rambut Evalina yang sedikit berantakan. Ini nih yang buat hati Evalina nyaris meletus. Sikap manis cowok itu yang suka tiba-tiba buat ia meleleh begitu saja.

Niat ingin melupakan dan mengubur perasan jadi sirna begitu saja. Daya tariknya begitu dahsyat luar biasa hingga ia tidak dapat menolaknya. "Gue baper loh lo gituin."

Alexander hanya memandangnya beberapa detik lalu meraih tangan perempuan itu untuk ikut naik ke atas motornya.

Evalina melirik tangannya, dadanya selalu berdesir tak karuan ketika dipegang begini dengan cowok itu. Evalina menghela napas agar tetap tenang.

"Alexander... gue mau ngelupain lo." lirih Evalina menarik tangannya dengan terpaksa.

Walaupun sebenarnya dipegang selama dua puluh empat jam pun sebenarnya ia tidak masalah. Namun, ia harus sadar Alexander sudah punya orang. "Kalau gue sama lo ketemu terus gimana caranya gue bisa jauhin lo."

"Dan lo juga harus ingat, lo itu sudah punya pacar. Dan pacar lo koma. Lo harusnya hargai perasaan pacar lo itu. Bukannya malah jemput cewek lain." semprot Evalina kepada Alexander.

Jujur ketika mengatakan itu sebenarnya hatinya hancur. Ia seperti tidak rela jika Alexander memiliki kekasih. Tapi yang ia bingungkan kenapa cowok itu tidak pernah memberitahunya jika sudah memiliki pacar. Oh iya, buat apa juga kasih tahu, kan, mereka juga hanya sebatas teman.

"Gue belum punya pacar kok." pengakuan itu keluar langsung dari bibir merah cowok itu.

Evalina membulatkan mata. Hah? Apakah ia salah dengar?

"Cewek yang di rumah sakit itu pacar lo, kan." Perempuan itu mengingatkan Alexander karena mungkin saja cowok itu mendapatkan penyakit pikun mendadak.

Cowok tinggi itu berdeham. "Hubungan gue sama dia lebih dari itu..."

"Apa? Lo sudah nikah sama dia." potong Evalina cepat.

Pingin rasanya Evalina berkata-kata kasar. Kalau sudah punya hubungan lebih dari pacar buat apa ia sekarang ke rumahnya! Mau bikin baper doang terus ninggalin. Punya hati enggak sih!

"Berarti gue enggak ada kesempatan sama sekali dong." Evalina langsung membekap mulutnya sendiri. Bisa-bisanya ia keceplosan dalam keadaan genting begini.

Alexander menepuk jidat Evalina pelan. "Gue belum selesai ngomong kenapa lo potong langsung."

"Dia itu sahabat gue sejak kecil." ungkap Alexander dengan matanya berbinar.

"Terus kok adik lo bilang dia pacar lo?" Selidiknya dengan mata menyipit.

"Adek gue itu sudah dekat sama sahabat gue. Dia berharap gue sama Malaika pacaran." jawabnya enteng.

Evalina mulai mengerti sekarang. Pantas aja adik Alexander seperti tidak menyukai kehadirannya. Ternyata ia sudah punya calon sendiri untuk abangnya.

Tapi Evalina masih belum yakin. Bisa aja kan cowok itu berkelit. "Ini lo nggak bohong, kan. Kenapa lo enggak bilang tadi malam."

"Buat apa gue bohong. Bikin dosa nambah aja." desisnya datar lalu naik ke atas motor. "Gue mau jelasin tadi malam tapi lo nangis seperti orang gila. Lo enggak bakal dengerin gue."

Tahu enggak sih jika habis hujan terbitlah pelangi. Itulah yang Evalina rasakan. Semalam hatinya benar-benar diterpa badai, gempa bumi, halilintar, angin ribut, puting beliung yang membuat perasaannya porak poranda dan sekarang terbit sebuah pelangi yang melengkung indah memberikan warnanya yang seketika mampu menerangi hatinya yang sudah persis mati lampu.

Sejak semalam entah mengapa Evalina susah mengulas senyum. Tetapi pagi ini, tanpa berusaha semaksimal mungkin senyumnya terbit begitu saja. Hatinya kembali mendapat secercah harapan. Dan ini tandanya ia masih memilki kesempatan.

"Berarti gue masih ada harapan dong." ujar Evalina sambil naik ke atas motor besar Alexander.

"Harapan apa?" Cowok itu menyipit melihat Evalina dari spion.

"Harapan jadi pacar lo lah." Perempuan itu memeluk erat tubuh Alexander dari belakang sambil tersenyum lebar.

Sumpah sih ini memang ia sudah kelewatan kesemsem atau kegatelan sampai-sampai enggak tahu malu memeluk erat Alexander dan tidak peduli cowok itu suka atau tidak dipeluk dengannya. Namun, seingatnya, cowok itu juga memeluknya tadi malam. Anggaplah ini sebagai pembalasannya. Hehehe.

Alexander seperti biasa langsung mengeluarkan karakter robot konsletnya. "Gue enggak mau jadi pacar lo."

Di belakang motor Evalina memberengut namun kemudian kembali menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Ia sudah hafal sifat cowok itu. Kalau tidak mau jadi pacar ya buat apa coba ia ada di dekatnya terus.

Mau kasih harapan doang?

Tapi kata hati Evalina tidak pernah salah, ia merasakan cowok itu sepertinya juga suka dengannya. Maaf ya kalau kepedean. Tapi, kan, ini cuma perasaan saja. Namun, semoga saja tidak salah.

"Kalau enggak mau jadi pacar... ya udah, jadi suami-istri aja kalau gitu. Hehehe." sembur Evalina membuat Alexander segera menutup kaca helmnya agar tidak ketahuan sedang tersenyum. Evalina sendiri sudah cekikikan di belakang tubuhnya.

Ah, pagi yang sangat menggemaskan!

***

BERAPA RATE UNTUK BAB INI?!

SENYUM-SENYUM SENDIRI, KAN.

KANGEN YAA SAMA SI CUEK WKWK

SUKA ENGGAK?

GIMANA PERASAAN KALIAN SAAT INI?

JAM BERAPA KAMU BACA RAJAWALI?

SPAM 😊 UNTUK NEXT CHAPTER?

SPAM RAJAWALI DI SINI!!!

SPAM 🔥 SEBANYAK-BANYAKNYA DI SINI!!!

PENASARAN SAMA BAB SELANJUTNYA?

SPAM NAMA EVALINA!

SPAM NAMA ALEXANDER!

UPDATE KAPAN LAGI?

HARI INI/BESOK?

SPAM 😊 SEKALI LAGI SEBANYAK-BANYAKNYA

5K KOMENTAR YUK BISA YUK! SPAM ❤️ DI SINI!

SATU KATA UNTUK CERITA RAJAWALI?

MANA SUARANYA. SPAM 🔥

YUK KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA DI SETIAP PARAGRAF YA!!!

TERIMA KASIH, AYANG.

TERTANDA, HENDRA PUTRA

Continue Reading

You'll Also Like

Ervan By inizizi

Teen Fiction

1.5M 102K 70
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
1.6M 79.6K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
3.3M 155K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
1.4M 145K 51
Katanya, psikopat bersifat genetik. Katanya, seorang anak yang tumbuh besar dengan orang tua yang memiliki gangguan tersebut berpotensi tumbuh serupa...