Be Mine [Kuroo Tetsurou x Rea...

By salsaanisa12345

21.4K 2.1K 278

"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan K... More

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 [END]
Extra 1
Extra 2

5

953 108 17
By salsaanisa12345

"Apa kau tak merasakan sakitnya sebelumnya?" Yaku bertanya sembari memijat pelan tangan [name] dengan krim pelemas otot.

"Sebenarnya aku merasakannya tadi. Tapi aku mengabaikannya karena aku pikir itu hanya karena terbentur saja," jawab [name].

"Bisa bisanya. Lihatlah, pergelangan tanganmu sampai sedikit membiru."

Yaku mengambil perban elastis di kotak penyimpanan kemudian mulai membalut pergelangan tangan [name] agar tak terjadi pergeseran sendi.

"Saat pulang nanti, jika kau tidak punya krim pelemas, kompres saja menggunakan es batu, itu akan membantu mengatasi bengkaknya," kata Yaku sambil membereskan kotak penyimpanan.

"Yaku-san benar benar sangat ahli tentang hal seperti ini," puji [name].

"Ahaha tidak juga. Sebagai pemain voli hal-hal seperti ini akan sering kami alami, terlebih aku adalah seorang libero. Gerakan gerakan ekstrim akan sering aku lakukan, dan tentu saja terkilir merupakan salah satu konsekuensinya." Yaku kembali menghadap [name].

"Sekali lagi terima kasih, Yaku-san," ucap [name] sembari berdiri dari duduknya.

"Tidak apa-apa, [surname]. Ya sudah, sebaiknya kau segera kembali ke kelas. Aku harus ke ruang voli dulu." Yaku mulai keluar dari ruang kesehatan diikuti [name] di belakangnya.

Ketika Yaku hendak menuju ruang voli untuk mengadakan rapat singkat penerimaan anggota baru, ia berpapasan dengan Kuroo yang masih memperbaiki dasi merah bergarisnya.

"Kau dari mana, Kuroo?" tanya Yaku melihat Kuroo baru saja datang.

"Aku dari kamar mandi," jawab Kuroo sambil membereskan seragam olahraganya.

"Kau sendiri dari mana? Tak biasanya kau terlambat saat rapat seperti ini," lanjut Kuroo sembari masuk ruang klub.

"Dari ruang kesehatan." Tangan Yaku sibuk mengambil lembaran kertas di atas meja.

"Kau terluka? Seingatku kemarin saat latihan kau tak apa apa," tanya Kuroo penasaran.

"Tidak. Aku membantu [surname] membalut pergelangan tangannya," kata Yaku menatap Kuroo.

"Memangnya [surname]-san terluka?" tanya Kai mulai ikut menyahut.

"Tangannya terkilir saat jam olahraga. Apa kau tidak tau, Kuroo? Padahal kalian satu kelas," jawab Yaku heran saat melihat reaksi terkejut Kuroo.

Kuroo terdiam sesaat. Ingatannya kembali ke kejadian sebelum istirahat tadi. Saat di ruang kesehatan tadi ia seakan ikut menyalahkan [name] karena berpikir [name] memang menghalangi Inori. Dan lagi, [name] yang nampak baik-baik saja membuatnya tak terlalu memusingkan keadaan [name].

***

Bel pulang berbunyi menjadi pertanda berakhirnya jam pelajaran. Kuroo dengan segera menyusul [name] yang nampak terburu buru pulang. Ditemukannya [name] yang tengah berjalan di samping Kenma. Dengan segera Kuroo menyusul keduanya.

Saat kembali dari rapat tadi, Kuroo belum sempat berbicara dengan [name]. Ia merasa bersalah saat secara tak sengaja membenarkan perkataan Inori.

"[name]!" Kuroo setengah berlari menghampiri [name] dan Kenma.

Surai puding dan [h/c] menoleh ke belakang saat mendengar teriakan Kuroo.

"Aaa [name]. Gomen, aku dengar dari Yaku jika tanganmu tadi terkilir, apakah parah?" tanya Kuroo sarat kekhawatiran.

"T-tidak. Hanya sedikit bengkak saja. Kata Yaku-san itu akan segera membaik." Tangan [name] terangkat, memperlihatkan pergelangan tangannya yang dibalut perban.

"Gomen. Tadi aku malah menyuruhmu pergi," kata Kuroo.

Bak bunga layu yang disiram air segar, senyum [name] perlahan merekah. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas kecil. Melengkung membentuk senyuman hangat. [name] senang Kuroo mengkhawatirkannya. Tak pernah terpikir sebelumnya bahwa khayalannya selama ini untuk mendapat perhatian Kuroo terkabul.

Dilihatnya sekali lagi Kuroo yang masih menatap ngeri ke tangan [name]. Kegiatan [name] menatap Kuroo terhenti kala netranya menangkap Inori yang tengah menatapnya nyalang. Ia dengan segera menurunkan tangannya. Ingatan [name] berputar pada kejadian tadi pagi, ketika Inori seakan memperingatkannya.

[name] lantas segera beralasan kepada Kenma dan Kuroo jika ia memiliki beberapa urusan, sehingga dia akan pulang terlebih dahulu. Kuroo yang tak merasa aneh segera mengiyakan [name].

[name] bingung harus melakukan apa. Ia tak ingin menjauhi Kuroo, tapi ia juga tak mungkin mengabaikan peringatan dari Inori.

***

Beberapa hari berlalu setelah kejadian saat pulang sekolah, kini Inori semakin gencar mendekati Kuroo dan terang terangan melakukannya.

Hari ini adalah hari pengumpulan tugas laporan kelompok. Presentasi mereka berjalan dengan lancar. Semua materi yang ada di laporan, mereka presentasikan dengan baik tanpa adanya kendala.

Setelah bel istirahat berbunyi mereka berenam hendak pergi ke kantin untuk makan siang bersama.
Belum genap lima langkah meninggalkan kelas, Akiya dan Akihito menghentikan gerakan kakinya.

"Aa gomen minna. Kami harus menghadiri pertemuan klub ekstrakurikuler. Ada rapat mendesak katanya," kata Akiya diikuti anggukan Akihito.

"Tidak apa apa. Kami akan makan bertiga saja," ucap Kuroo.

Bertiga, karena Kikiyo juga memiliki urusan yang penting dengan salah satu guru pembimbingnya.


Kuroo, [name], dan Inori lantas segera pergi ke kantin sesaat setelah Akiya dan Akihito pergi.

Kantin sangat ramai saat ini, ketiganya sedikit kebingungan saat akan mencari tempat duduk. Untung saja dari kejauhan Yamamoto nampak melambaikan tangannya. Mengisyaratkan untuk mereka datang mendekat.

Ada Yaku, Kai, dan Yamamoto yang ada di meja tersebut. Kuroo yang merasa heran lantas bertanya.

"Kenma tidak ada?" tanya Kuroo.

"Dia ada di ruang kesehatan," jawab Yamamoto.

"Apakah Kenma sakit?" [name] ikut menyahut.

"Tidak. Katanya tadi malam ia kurang tidur. Jadi dia ingin tidur selagi ada waktu," jelas Kai.

"Kenma itu, si pirang yang suka bermain game, bukan?" tanya Inori juga ingin ikut.

"Aah iya," jawab Yamamoto bingung.

"Oh maaf. Aku Inori, teman dekat Kuroo," kata Inori paham setelah melihat kebingungan di wajah Yamamoto. Sedangkan Yamamoto hanya mengangguk menjawab.

Sebenarnya Yamamoto tau siapa gadis di depannya ini. Gosip gosip tentang Kuroo dan Inori sesekali masih diperbincangkan teman temannya saat dulu ia masih tahun pertama. Ia hanya heran kenapa senpai nya yang sekarang menjadi kapten tim voli Nekoma, dulu bisa dekat dengan Inori. Entahlah, Yamamoto tak ambil pusing dengan semua itu.

Mereka lantas segara makan. Inori sesekali membuat sebuah perbincangan di antara mereka, mencoba akrab dengan teman-teman Kuroo tentu bukan menjadi hal sulit baginya.

Menu kali ini karage, ebi furai dan salad sayur. Inori dengan tiba-tiba mengambil karage dari nampan Kuroo. Sebuah kejahilan yang sering ia lakukan saat tahun pertama dulu.

"Ahaha. Bukankah aku dulu juga sering melakukan ini?" Tawa Inori memenuhi meja. Kuroo hanya menghela napas sambil tersenyum kecil.

[name] diam melihat keduanya. Ia tak mungkin bisa melakukan hal yang dilakukan Inori. [name] tak seberani itu. [name] memilih melanjutkan makannya, tentu dengan tidak memakan ebi furai nya.

Kuroo yang menyadari bahwa [name] dengan sengaja menyisihkan ebi furai nya lantas bertanya.

"Kau tak suka ebi furai?" tanya Kuroo sembari menoleh kecil ke arah [name].

"Ah aku baru sadar jika menu kita ebi furai," seru Yaku.

"Memangnya kenapa?" Kepala Kuroo menoleh ke arah Yaku.

"[surname] alergi udang," jawab Yaku sambil memasukkan nasi ke mulutnya.

"Benarkah?" Kuroo ganti menoleh ke arah [name].

"Hanya sedikit," [name] menjawab pelan.

Dengan segera Kuroo mengambil ebi furai milik [name] dan menggantinya dengan karage miliknya yang tersisa. [name] menatap terkejut ke arah Kuroo. Sedangkan Inori memicingkan matanya tak suka.

"Makanlah."

[name] hanya mengangguk memberi jawaban.

Setelah menghabiskan makan siangnya, [name] pamit untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas. Ia mencuci tangannya setelah keluar dari bilik kamar mandi. Sesaat setelahnya, Inori tiba tiba-tiba muncul dan ikut mencuci tangan di sebelahnya.

"Bukankah aku sudah mengatakan pada [surname]-chan jika aku dan Kuroo sangat dekat, jadi [surname]-chan tidak usah lagi dekat-dekat dengan Kuroo," kata Inori mengingatkan. [name] masih diam mendengarkan.

"Aku bahkan mengenal Ayahnya. Bagaimana kabar Oji-san sekarang ya? Apakah dia masih suka menanam bunga?" Inori sedikit mendongakkan kepalanya seolah membayangkan sesuatu.

"Ah maaf, pasti [surname]-chan tidak tau itu ya," lanjut Inori sebelum meninggalkan kamar mandi dengan [name] yang melihat kepergian Inori.

"Sebenarnya Oji-san sering mengajakku berkebun. Tapi aku tak mungkin mengatakannya di depan Inori-san," gumam [name] setelah Inori menghilang dari balik pintu. Dilanjutkan ya kegiatan mencuci tangannya yang sempat tertunda barusan.

***

Awan gelap menyapa Tokyo sore ini. Udara dingin sedikit terasa karena gumpalan awan menutupi matahari yang seharusnya masih menyinari Bumi.

[name] menatap tak suka ke arah langit di atasnya. Ia suka hujan. Tapi ia tak suka sakit jika terkena hujan. [name] sangat mudah sakit hanya karena sedikit kehujanan. Ditambah ia tak membawa payung saat ini. Dilihat dari gelapnya awan di atas, [name] menebak jika sebentar lagi langit akan segera menumpahkan air ke Bumi dengan derasnya.

Tak menunggu waktu lama, tetes-tetes air mulai jatuh dari atas. Beruntung [name] tak langsung pulang, bisa [name] tebak jika ia tetap nekat pulang sekarang ia tengah basah kuyup karena belum sampai di stasiun.

Memilih kembali masuk ke dalam, [name] mengamati rintik hujan yang semakin deras dari balik pintu kaca lantai pertama.

Dari arah belakang, tiba-tiba Yaku datang dan mengagetkan [name] yang masih melamun menatap hujan.

"Hujannya akan lama jika kau berniat menunggunya reda." Tangan Yaku membuka salah satu rak sepatu yang ada.

"Ah Yaku-san."

"Atau kau ingin ikut dengan ku ke gymnasium?" tanya Yaku sembari mengeluarkan sepatu olahraganya dari rak.

"Eh? Memangnya boleh?" tanya [name] memastikan.

"Tentu sa--"

"Yaku-san! Yamamoto-san memintamu membawakan sepatunya juga!" Teriakan pemuda tinggi memenuhi jajaran rak sepatu yang telah sepi.

Si titan bersurai abu melangkah menghampiri [name] dan Yaku dengan kaki panjangnya.

"Wah, apakah senpai pacarnya Yaku-san?" katanya setelah menghampiri mereka berdua.

"Tidak."

"Tidak."

[name] dan Yaku sontak membantah penuturan laki-laki tinggi di hadapan mereka.

"Oh iya, ini Lev. Haiba Lev. Dia anggota tim voli yang baru. Dan ini [surname]. [surname] [name]. Dia temen satu kelas Kuroo," kata Yaku memperkenalkan mereka berdua.

"Y-yoroshiku," kata [name] sembari membungkukkan badannya.

"Aa yoroshiku." Lev ikut membungkuk.

"Baiklah. Sebaiknya kita segera kembali sebelum Nekomata-sensei memarahi kita."

Mereka bertiga lantas segera pergi ke gymnasium setelah paksaan dari Yaku agar [name] ikut.

Suara derasnya hujan tak membuat decitan di lantai lapangan menghilang. [name] dapat melihat beberapa orang melompat mengikuti lambungan bola voli yang ada. Ditambah teriakan teriakan semangat membuat suasana menjadi semakin ramai.

[name] terpaku sesaat setelah kakinya menginjak lantai gymnasium. Di depannya, Kuroo Tengah melompat memukul bola yang dilambungkan Kenma.

[name] tak munafik jika ia mengatakan ia tengah terpesona sekarang. Tubuh tinggi Kuroo sangat indah kala dilihat dari sudut berdirinya sekarang. Lengkungan tubuhnya akibat tarikan tangan yang hendak mengspike bola, membuat [name] tak dapat mengalihkan atensinya dari pria di depannya.

Lamunan [name] buyar kala bunyi peluit ditiup dari pinggir lapangan memenuhi indra pendengarnya. Menandakan pertandingan singkat yang mereka lakukan telah berakhir.







Tbc.

Haii!!

Sejauh ini gimana ceritanya?
Mulai ngebosenin ya

Buat yang mau mau nunggu cerita ini update makasih banyak

Udah gitu aja.

Continue Reading

You'll Also Like

46.2K 6.6K 26
Hanya kisah tentang bagaimana seorang pendekar pedang berambut hijau bisa jatuh cinta dengan seorang wanita kembaran baboon. Jika seseorang bertanya...
2.4K 482 30
Bagaimana jika Atsumu yang terkenal playboy diam-diam menyukai seseorang? Bagaimana jika Atsumu yang terkenal playboy menyimpan rapat perasaanya sela...
44.2K 6.2K 15
[ Complete ✅ ] Hanya sebuah kisah kasih bagaimana kehidupan [Name] dengan suaminya Akagami Shanks. Shanks x Reader Publish : 17 Desember 2022 End : 1...
28.4K 4.2K 14
❗️ ON REVISE ❗️ 𝗞𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗯𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗺𝗮𝗻𝗶𝗸 𝗼𝗯𝘀𝗶𝗱𝗶𝗮𝗻. The cover is originally from StreakSide on canva. -xoxo, N💋