HALLO AYANG, APA KABAR?
SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN YA. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.
ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!
SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷
SATU KATA UNTUK RAJAWALI?
HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?
AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!
SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?
KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!
JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13
***
Tadi malam Arganta sudah belajar cara-cara berkenalan dengan perempuan bersama Angkasa, Arjuna dan Affandra. Ketiga sahabatnya itu sangat membantunya dan memberikan suntikan semangat yang membuatnya semakin percaya diri.
Di depan cermin besar Arganta berulang kali mempraktekannya. Cowok pemalu itu terlihat kaku ketika menjulurkan tangan dan berkata hai. Mukanya masih terlihat tegang dan gugup.
Astaga. Kok susah banget ngajak kenalan doang! Rasa-rasanya lidahnya menjadi kelu. Kakinya pun bergetar dan bahunya merosot.
Arganta memejamkan mata. Ia tidak boleh mengecewakan ketiga sahabatnya yang sudah sungguh-sungguh menurunkan ilmunya.
Cowok berponi itu ke luar toilet sekolah lalu menuju kantin. Dari kejauhan ia sudah bisa menangkap sesosok gadis cantik yang membuat dadanya berdesir.
Gadis itu memiliki senyum ceria dan mata sipit. Kulitnya putih bersih dan rambutnya panjang terurai. Semakin mendekat rasanya langkahnya semakin berat. Namun ia tetap berusaha melangkah dan sekarang Arganta tepat berada di hadapan gadis pujaan hatinya yang sedang memakan bakso.
Kedua mata Arganta mengintip dari poninya yang menutupi alis. "H-ha-hai." ucapnya terbata-bata.
Evalina dan Caldora yang sedang memakan bakso langsung mendongak ketika mendengar suara bergetar itu.
Perempuan berlesung pipi itu mengernyit. "Arganta? Ada apa? Ada perlu sama gue ya?"
Evalina sangat mengenal Arganta, ia cowok pemalu yang bahkan sebenarnya jarang menyapa perempuan. Kali ini ia cukup kaget karena tidak ada angin dan hujan cowok itu menyapanya. Pasti ada hal yang penting.
Cowok pemalu itu terlihat salah tingkah karena berusaha menutupi semburat merah di pipinya. Ingin rasanya ia membuang rasa malu ini. Jadi anak pemalu itu enggak enak. Takut menatap mata dan berbicara. Tapi demi gadis itu ia rela berusaha melawan rasa itu.
Arganta menghela napas. "Gue enggak ada perlu sama lo. Tapi gue tadi nyapa cewek yang duduk di sebelah lo." lirihnya.
Perempuan berkepang dua itu langsung menoleh Caldora yang sekarang ternganga. "Lo nyapa teman gue?"
"Memangnya lo kenal?" alis Evalina naik satu.
Kepala Arganta menggeleng pelan. "Ini baru mau ajak kenalan."
Kedua mata Evalina hampir keluar dari sarangnya. Sudah berapa lama sih ia tidak bertemu Arganta? Sampai-sampai cowok itu sudah banyak berubah. Bahkan berani ngajak kenalan seorang perempuan. Sifatnya yang pemalu itu sudah hilang ya?
Evalina menyenggol bahu temannya dengan bahunya. "Cie ada yang mau ngajak kenalan tuh."
"Apaan sih." bisik Caldora kepada Evalina.
Arganta menjulurkan tangannya yang bergetar. "Boleh kenalan enggak? Nama lo siapa?"
Caldora beberapa detik menatap wajah cowok itu. Lucu. Gemesin. Ganteng. Melihatnya membuat gadis sipit itu mengulas senyum dan menerima untuk berjabat tangan.
"Nama i Caldora." Gadis sipit itu merasakan tangan cowok itu dingin seperti es. "Nama you siapa?"
Cowok itu melonggarkan dasi abu-abunya karena rasanya ia susah bernapas. "Nama gue Arganta."
Evalina mengibaskan tangannya untuk menyadaran Caldora dan Arganta yang saling tatap. Bisa-bisanya di kantin ia jadi obat nyamuk.
"Woi ada gue di sini. Kok kek enggak dianggap ada ya." celetuk Evalina memberengut.
Arganta menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia salting tingkat dewa. Cowok itu langsung berbalik dan pergi meninggalkan kantin.
"Eh you mau ke mana?"
Entah mengapa Caldora tidak ingin cepat-cepat cowok itu pergi. Hatinya langsung mengeluarkan sinyal srek ke cowok itu.
Cowok imut itu berhenti namun tidak berbalik. "Gue balik ke kelas dulu."
"Oh gitu. Hati-hati ya." Caldora mengernyit sendiri dengan ucapannya. Kok ia jadi perhatian gini sih. Belum pernah sebelumnya cowok membuatnya jadi salah tingkah begini.
Evalina berdeham dan mengeluarkan suara batuk yang dibuat-buat. "Perhatian banget sih sama Arganta."
Gadis sipit itu menopang dagunya menggunakan kedua tangannya. "Lucu juga ya itu cowok."
"Iya sih, dia paling lucu tingkahnya." sahut Evalina.
"Dia salah satu temannya mantan you, kan." tanya Caldora.
Yang ditanya mengangguk sambil menggerakan jemarinya di dagu. "Gue jarang banget lihat Arganta ngajak kenalan cewek. Bahkan keknya lo deh satu-satunya."
Gadis sipit itu sekarang ingin terbang rasanya. Ah berarti ia spesial dong. "Seriusan."
"Iya, dia itu belum pernah pacaran tahu." jelas Evalina dengan tatapannya yang seolah berkata percaya sama gue.
Cowok ganteng, lucu, imut, keren belum pernah pacaran. Langka woi. Apalagi cowok itu pemalu. Ih gemesin deh.
"Sama dong seperti i." cetus Caldora lalu terseyum sumbringah seoalah ia sudah menemukan tambatan hatinya.
Evalina berdeham sambil mengunyah baksonya. "Menurut gue sih dia naksir deh sama lo. Keliatan banget dia gugup waktu bicara sama lo."
"Dia ganteng sih. Lucu juga. Tipe gue sih cowok begitu. Dan baru ini juga nemu cowok begitu. Soalnya langka sih yang seperti dia."
Melihat ekspresi Caldora yang seperti baru mendapatkan rejeki nomplok, Evalina menyengir. "Lo naksir ya sama Arganta."
"Untuk secara fisik dan tingkahnya sih menarik. I suka cowok-cowok pemalu begitu. Hehehe."
Evalina mengenal banget Arganta anaknya seperti apa. Tidak ada tanda-tanda cowok itu bakal menyakiti hati temannya. Bahkan yang ada cowok itu akan menjadikan Caldora sebagai perempuan paling berharga.
"Gue dukung banget sih kalau lo sama dia. Cocok. Cakep dan cantik. Anak kalian pasti bakal jadi bibit unggul deh kalau kalian nikah. Dan yang pasti sama-sama tajir. Istilahnya nih ya roda kehidupan kalian macet. Enggak bakal berputar. Kalian kalau disatuin bakal jadi orang kaya sampai seratus turunan." Perempuan berkepang dua itu terbahak-bahak.
Mendengar Evalina berasumsi, Caldora ikut tertawa. "I capek habisin duit. Soalnya enggak habis-habis."
Arganta melihat gadis sipit itu tertawa dari balik pilar. Semoga Caldora tidak melihatnya bersembunyi. Walaupun hanya berani melihatnya dari jarak jauh namun Arganta sudah bahagia ketika melihat gadis yang ia suka itu tertawa. Dan cowok pemalu itu berharap suatu hari nanti tawa gadis itu berasal darinya.
***
BERAPA RATE UNTUK BAB INI?!
SUKA ENGGAK?
BAPER ENGGAK?
ARGANTA DAN CALDORA COCOK ENGGAK?
JANGAN CEMBURU YA.
ALEXANDER DAN EVALINA
ARGANTA DAN CALDORA
GIMANA PERASAAN KALIAN SAAT INI?
JAM BERAPA KAMU BACA RAJAWALI?
SPAM 😊 UNTUK NEXT CHAPTER?
SPAM RAJAWALI DI SINI!!!
SPAM 🔥 SEBANYAK-BANYAKNYA DI SINI!!!
PENASARAN SAMA BAB SELANJUTNYA?
SPAM NAMA EVALINA!
SPAM NAMA ALEXANDER!
UPDATE KAPAN LAGI?
HARI INI/BESOK?
SPAM 😊 SEKALI LAGI SEBANYAK-BANYAKNYA
5K KOMENTAR YUK BISA YUK! SPAM ❤️ DI SINI!
SATU KATA UNTUK CERITA RAJAWALI?
MANA SUARANYA. SPAM 🔥
YUK KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA DI SETIAP PARAGRAF YA!!!
TERIMA KASIH, AYANG.
TERTANDA, HENDRA PUTRA