Bastard Obsession

By penulis12

910K 61.5K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 28

10.6K 819 156
By penulis12

"Baik kelas hari ini saya akhiri, jangan lupa untuk kumpulkan tugas akhir semester kalian sebelum Senin depan."

"Baik pak,"

Mr. Ramos mengambil beberapa buku lalu berjalan keluar ruangan bersamaan dengan beberapa orang yang mulai bangkit dari tempat nya masing-masing tidak terkecuali dengan Katie yang langsung menghela nafas lega dan segera bangkit dari kursinya seolah tubuh nya akan mengeras menjadi patung jika terus duduk di tempat ini.

Tapi berbanding terbalik dengan nya, Alicia gadis itu justru malah menidurkan tubuh nya di meja, wajahnya di tekuk sedih tidak bersemangat.

"Alicia ayo bangun, aku lapar," gerutu Katie tidak mendapatkan respon apapun dari gadis itu.

Alicia memalingkan wajahnya menghindari tatapan penasaran Katie, matanya terpejam di balik kedua tangannya. Ingatan tatapan dingin Kenzie tadi pagi entah kenapa membuat Alicia merasa sesak, walaupun itu bukan kali pertama pria itu menatap nya seperti itu tapi ia tahu bahwa itu adalah tatapan yang berbeda.

Ia telah di buang.

"Hei... ada apa?" Katie berbisik kecil, kembali duduk sambil menopang dagunya menatap khawatir pada temannya.

Alicia mengangkat wajahnya dengan mata berkaca-kaca. "Apa yang harus aku lakukan Katie?" Tanya Alicia sedih.

Katie mengerjapkan matanya terkejut melihat Alicia yang menatap nya dengan sendu. Ia memeluk tubuh Alicia dan berusaha menenangkan nya, walaupun ia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

-----

Helen menautkan jarinya, tidak henti tersenyum menatap Kenzie yang sedang fokus menyetir di sebelahnya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa pria itu tiba-tiba menghubungi nya tadi pagi dan meminta nya untuk bertemu.

"Aku kira kau tidak ingin melihat ku lagi?" Helen membuka suara nya setelah keheningan menyelimuti keduanya sejak tadi, pertanyaan nya tidak di jawab sama sekali oleh Kenzie, pria itu masih menatap lurus ke depan dengan wajah datarnya.

Helen menunduk kan wajahnya menyadarkan bahwa tentu saja keajaiban tidak akan datang begitu saja, Kenzie nya yang dingin tidak akan berubah hangat hanya dalam satu malam bukan.

"Turun, kita sudah sampai." Helen mengangkat wajahnya menatap sebuah butik ternama di depannya bingung.

"Untuk apa..." Pertanyaan Helen tergantung di ujung mulut saat Kenzie lebih dulu memotong perkataan nya.

"Pertunangan kita,"

Hanya dua kata, tapi jawaban itu membuat sesuatu dalam diri Helen berdebar lebih kuat dari biasanya. Mata indahnya membulat sempurna dengan pipi memerah tidak menduga dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Ta-tapi bukan kah kau bilang kalau kau menolak perjodohan ini?"

"Bisakah kau berhenti bertanya?" Kenzie mendelik sinis.

Helen menutup mulutnya rapat-rapat, mengangguk kecil dengan senyum lebar yang berusaha ia tahan.

Kenzie memutar bola matanya malas menatap wanita yang mulai berjalan memasuki butik sambil tertawa kecil seperti orang bodoh. Matanya melirik sekilas pada sebuah mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari tempat nya, matanya menatap tajam pria di balik kaca hitam mobil itu membuat pria itu menundukkan wajahnya dengan gugup dan berusaha menyibukkan dirinya sendiri dengan hal bodoh lainnya.

Kenzie menggeram kesal karena ibunya masih mengirim orang untuk mengawasi nya. Apa ia takut kalau dirinya akan membunuh Helen untuk menggagalkan pertunangan ini?

Walaupun itu sempat terfikir di otak nya tapi tentu saja ia tidak akan melakukan itu.

Ia tidak mau kalau ia harus kehilangan Alicia hanya karena hal sepele seperti ini, lagi pula bagi nya pertunangan ini tidak akan mengubah apapun, ada atau tidak adanya Helen sebagai tunangan nya itu tidak akan mengubah apapun, Alicia harus tetap menjadi miliknya.

"Sayang, bagaimana dengan gaun ini apa Bagus?" Helen tersenyum di balik kaca pembatas butik, melambaikan tangannya sambil berputar memperlihatkan sebuah gaun putih yang melekat di tubuh nya.

Kenzie tersenyum paksa. "Bagus..." balasnya membuat Helen tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya.

Kenzie menghela nafas gusar memalingkan wajahnya. Ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku jasnya, menghisap benda itu lalu menghembuskan gumpalan asap di langit, ia bergumam sinis menatap Helen.

"Persis seperti orang bodoh, menjijikkan."

-----

"APA?!" Katie membulat kan matanya tidak percaya, mulut nya terbuka lebar, wajahnya memerah menahan rasa kesal yang akan meledak saat ini juga.

"Dia mencampakkan mu lalu pergi dengan wanita lain?! Dasar pria bajingan!" Katie menggulung lengan bajunya merasa tubuhnya sedang terbakar.

Alicia menekuk wajahnya menatap jus jeruk di depan nya tanpa minat. "Tapi itu salah ku juga, aku harusnya tidak jalan bersama pria lain," ucap Alicia yang langsung di tepis oleh ocehan Katie yang menggebu.

"Oh tentu saja itu bukan salah mu!" Katie menggeleng kan kepala nya tidak terima.

"Lagi pula itu tidak bisa di sebut 'jalan'  karena jelas jelas kalian tidak sengaja bertemu di cafe bukan?! Lalu dia mengajak mu makan siang, itu bentuk normal dari interaksi sosial yang wajar, bahkan semua orang akan melakukan hal yang sama." Ucap Katie mengepalkan tangannya menatap Alicia dengan sorot mata membara seolah sedang memberikan semangat kepada nya.

"Lalu aku harus bagaimana," tanya Alicia kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja kantin frustasi.

Katie terdiam sejenak, matanya menangkap sosok pria tidak asing di depan nya membuat senyum jahat wanita itu terukir menatap Alicia dengan penuh arti.

"Mata di balas mata," ucap Katie menekan perkataan nya.

Alicia mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Maksud nya?"

Katie mengibaskan tangannya tidak berniat berbicara lebih panjang lagi, gadis itu justru menarik tangan Alicia hingga membuat tubuh nya yang tidak siap terseret dengan langkah Katie yang cepat.

"Katie kita mau kemana—" perkataan Alicia terhenti saat matanya tidak sengaja bertabrakan dengan kedua mata seorang pria yang tampak nya sama terkejut nya dengan nya.

"Kak Josh! sudah lama aku tidak melihat mu, kau seperti di makan bumi lalu lenyap begitu saja." Katie tertawa kecil sambil membuka pembicaraan yang terkesan sangat memaksa kan.

"Kau tidak berusaha menghindari ku kan," kini mata Katie memincing curiga tapi di detik berikutnya gadis itu merubah ekspresi nya sambil tertawa kecil.

"Aku hanya bercanda!" Ucap Katie menepuk pundak Josh tanpa segan membuat beberapa wanita di belakang sana membulat kan matanya horor.

Alicia menelan salivanya dengan susah payah, berusaha tersenyum sopan pada beberapa Kakak tingkat perempuan nya yang kini menatapnya dengan sinis.

Sial, apa Katie lupa bahwa kita sedang berada di kampus dan Josh adalah kakak tingkat mereka, jelas ini bukan hal baik karena ini justru akan membuat mereka menjadi sasaran empuk untuk penindasan di kampus mengingat Josh merupakan salah satu pria idaman wanita di kampus nya.

"Hahaha, aku tidak menghindari mu nona Katie." Josh tersenyum ramah membalas perkataan Katie yang bisa di bilang sangat tidak sopan.

"Kalau begitu apa aku mengangguk waktu mu? Karena seperti nya ada beberapa serigala kecil yang terlihat kelaparan dan siap membunuh ku," Katie bergumam balik menatap tajam pada beberapa wanita di belakang Josh.

"Katie!" Bisik Alicia memperingati.

Josh tersenyum kecil, "Tentu saja tidak, dan kau tidak perlu khawatir mereka teman teman ku."

Katie menghembuskan nafasnya seolah-olah ia merasa lega. "Untung saja, karena aku masih ingin hidup." Balas Katie mengibaskan tangannya acuh.

Alicia mengusap belakang lehernya merasa tidak nyaman, merutuki kebodohan temannya yang justru membawanya ke situasi yang mencengkam kan.

Ia tersenyum canggung saat matanya lagi lagi tidak sengaja bertabrakan dengan nya.

Josh melipat kedua tangannya menilai. "Baiklah, jadi katakan apa yang bisa aku bantu, karena melihat mu yang tiba-tiba datang seperti nya ada hal penting bukan?"

Katie mengangguk kan kepalanya dengan semangat dan entah kenapa Alicia merasakan firasat buruk saat melihat senyum miring di wajah Katie.

"Ingat janji yang kau buat bahwa kau akan mengajak kita untuk menonton film?"

Oh jangan lagi.

Josh mengerutkan dahinya berfikir sejenak. "Tentu saja, kenapa? Apa kalian ingin menagih janjinya sekarang?" Tanya Josh, entah kenapa pria itu kini menatapnya seolah pertanyaan itu di tujukan kepadanya.

"Tidak—"

"Tentu saja Iya!" Sela Katie memotong perkataan Alicia.

"Tapi sayang sekali karena aku ada janji dengan pacar ku," ucap Katie menekuk wajahnya terlihat sedih.

Dasar ratu drama cibir Alicia kesal.

"Tapi Alicia bisa," lanjut Katie.

Mata Alicia membulat sempurna menatap Katie dengan tatapan membunuh.

"Tidak!" Teriak Alicia kesal merasa tertuduh karena kini mata Josh menatap nya dengan tatapan bertanya.

"Tidak salah lagi maksudnya," Katie memukul bahu Alicia mendorong tubuh nya kedepan berhadapan langsung dengan Josh.

"Mata di balas mata, jika pria brengsek itu jalan dengan wanita lain kau tidak boleh kalah! Setidaknya bercinta lah dengan senior tampan kita," bisik Katie tepat di belakang nya.

What the hell?

Katie mengangkat bahunya kembali menatap Josh. "Kau tahukan, Alicia itu sangat pemalu, jadi jangan dengarkan dia. Karena aku bersumpah sejak tadi di kelas dia terus bilang kalau ia ingin menonton film 365 Days dengan mu," ucap Katie sambil berbalik berjalan menjauh.

(*Buat yang ga tau 365 Daya itu film romance p*rno tapi kayanya udah pada tau juga ya🧕😗)

Shit!

"Katie!" Teriak Alicia tidak terima.

"Selamat bersenang-senang sayang!"

Alicia menarik nafas dalam-dalam, memejamkan matanya enggan untuk berbalik menatap wajah Josh.

"Alicia,"

Alicia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut, melirik Josh dari ujung matanya dengan senyum canggung nya.

"Kau tidak percaya kan?" Alicia memasang wajah frustasi merasa tertuduh.

Josh tertawa kecil. "Anggap saja begitu, jadi kita pergi?"

Alicia tersenyum pasrah, mengangkat bahunya tidak bisa menolak. "Apa aku punya pilihan?"

Josh mengambil tasnya lalu menarik tangan Alicia menuju parkiran mobil.

"Jadi apa kita akan menonton 365 Days?" Josh tersenyum miring penuh arti.

"Josh! Tentu saja tidak!" Decak Alicia kesal.

Josh kembali tertawa, dia memasang kan helm pada Alicia dan gadis itu tidak menolak bahkan ikut tertawa mengingat kebodohan Katie.

Sejenak ia melupakan semuanya.

Sejenak.












To be continued
----------------------

Halo semuanya, selamat pagi buta lagi bagi yang masih stay nunggu cerita ini. Jangan lupa untuk vote and comment yang banyak yaa biar bisa double update besok.

Next? Comment.

Instagram: @aurajuliana__

Thank you.
Salam penulis12

Continue Reading

You'll Also Like

533K 18.7K 64
Eizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan da...
1.3M 78.8K 36
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...
1.1M 60.1K 54
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
301K 29.7K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...