Bastard Obsession

By penulis12

881K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 27

11.5K 887 112
By penulis12

Denting jarum jam terdengar menggema di seluruh ruangan bernuansa hitam itu, berbagai ornamen dengan warna senada tampak membuat nya terlihat elegan dan mewah secara bersamaan. Sebuah ukiran bunga mawar yang tampak indah dengan warna emas di setiap sisinya tampak menghiasi satu dinding penuh di ruangan itu, siapapun akan langsung tahu pemilik kamar itu sangat terobsesi dengan salah satu jenis bunga terindah di dunia.

Malam itu, hembusan angin yang cukup kuat tidak membuat wanita bergaun hitam itu berjalan masuk karena dinginnya malam yang sanggup membekuk kan tubuhnya.

Matanya masih menatap datar pada langit malam yang kelam, tidak ada bintang atau pun bulan yang terlihat bersinar di sana, hanya awan kelabu yang siap menurunkan tangis nya.

Alexa menatap seseorang di pantulan gelas di tangan nya, pria itu hanya berdiri di belakang nya dengan wajah dingin, matanya menyorot tajam padanya.

"Kau seharusnya kembali besok bukan?" Alexa meneguk wine di gelasnya, menatap putranya yang tampak berantakan.

"Ada beberapa hal yang harus segera aku kerjakan..." Perkataan Kenzie tertahan sejenak, pria itu mengambil sesuatu dari dalam saku jas nya.

"...dan tanyakan," Kenzie menyodorkan sebuah liontin perak dengan ukiran bunga mawar di setiap sisinya, menatap lekat pada wajah Alexa berharap ibu nya akan terkejut atau setidaknya bertanya bagaimana ia bisa mendapatkan benda itu.

Tapi sepertinya ia salah.

Alexa melirik sekilas pada benda itu dengan malas lalu kembali meneguk wine terkahir nya.

"Aku sudah tahu apa yang ingin kau tanyakan, dan apa yang kau pikirkan jadi lebih baik buang semua pikiran tidak berguna itu." Ucap Alexa dingin.

"Ibu tidak mau menjelaskan nya?" Tanya Kenzie masih merasa belum puas.

Alexa mendelik sinis "Apa yang harus aku jelaskan? Aku dan Steve dulu hanya rekan kerja sebelum aku bertemu dengan ayah mu, jangan salah kan aku jika pria itu masih mengingat ku bahkan saat ajalnya."

Alexa berjalan menuju sofa di tengah ruangan, mendudukkan dirinya dengan kaki menyilang menatap Kenzie yang masih berdiri menatap benda itu.

"Dari pada memikirkan hal tidak berguna, lebih baik pikirkan acara pertunangan mu dengan Helen, kau tidak lupa kan acaranya akan di adakan tiga minggu lagi?"

Kenzie menghela nafas panjang, lagi-lagi perjodohan itu. Mau seperti apapun ia menolak nya ia yakin itu akan sia-sia. "Aku tahu,"

Alexa mengangguk kecil membalas jawaban putra nya.

"Dan jangan lupa bahwa dua hari lagi ayahmu akan mengadakan pesta pertemuan rekan bisnis, banyak tamu dari luar negeri yang akan datang jaga sikap mu terutama saat bersama Helen karena ini waktu yang pas untuk mengenal kan mu dan Helen pada setiap rekan bisnis ayah mu."

Kenzie tidak menjawab, pria itu hanya mendelik sinis acuh, seolah tidak peduli dengan semua yang ia katakan. Sangat tidak sopan.

Walaupun Alexa tahu putra nya tidak menyukai Helen dan sangat menentang perjodohan ini, entah kenapa ada sesuatu yang membuat nya mendukung perjodohan yang di rencanakan suaminya.

"Lalu kapan kau akan memberi tahu Alicia?"

Kenzie berdecak kesal saat nama gadis itu di sebut, entah kenapa setiap mendengar nama Alicia ia langsung mengingat tawa gadis itu saat bersama Lionel beberapa saat yang lalu.

"Sudah aku bilang dia tidak penting, dia tidak perlu tahu." Jawab Kenzie sinis.

"Itu penting, kau harus mulai menjaga jarak dengan Alicia, biarkan gadis itu hidup tanpa tekanan dari mu dan fokus lah pada pertunangan mu dengan Helen!"

Kenzie menggeram marah. "Bisakah ibu tidak perlu ikut campur dalam urusan ku, Alicia itu milik ku, aku bebas melakukan apapun padanya. Jika bukan karena aku dia pasti sudah mati sejak pertama kali datang ke sini!"

"KENZIE!" Teriak Alexa memenuhi seisi ruangan.

"Aku yang memiliki kekuasaan di sini, baik itu pada mu maupun pada Alicia. Alicia bukan barang yang bisa selalu kau gunakan seenaknya, jangan lupa kalau aku bisa saja membuat mu tidak bisa bertemu dengan gadis itu lagi." Ucap Alexa dengan mata menyorot tajam pada putra.

Kenzie mengepalkan tangannya kuat, siap meremukkan apapun yang ada di depannya, tapi ia harus menahan itu semua mengingat yang ada di depan nya saat ini adalah ibunya.

"Coba saja, sampai mati pun aku tidak akan membiarkan nya pergi," Balas Kenzie dingin, pria itu baru saja akan berbalik untuk pergi sebelum Alexa kembali membuka suaranya dan membuat langkah pria itu terhenti ujung jalan.

"Apa yang membuat mu sangat terobsesi dengan gadis itu? Apa kau mencintai nya?" Tanya Alexa membuat Kenzie merasa muak.

Pertanyaan itu, sudah sering ia dengar dari ibunya, tapi bahkan sampai sekarang ia tetap hanya memiliki satu jawaban.

"Dia berhutang nyawa pada ku, dan sudah sepatutnya seperti itu," Kenzie berbalik menatap ibunya.

"Dan jika ibu tanya apa aku mencintai nya? Jawaban nya masih sama dan akan selalu sama seperti sebelumnya nya, tidak!" Kenzie mengumpat kesal lalu berjalan keluar dari kamar Alexa dengan langkah berat.

Alexa mendelik sinis, mau mengelak seperti apapun ia tahu bahwa putranya memiliki perasaan pada Alicia, tapi sayangnya dia terlalu bodoh untuk menyadari nya.

"Agh, bagaimana bisa aku mempunyai anak sepertinya,"

------

Pagi itu tidak seperti biasanya Alicia merasa sangat bingung harus mulai mengatakan apa pada Kenzie, sejak kejadian tadi malam dimana Kenzie yang langsung pergi meninggalkan nya tanpa sepatah katapun membuat ada perasaan tidak enak di hatinya.

Apalagi saat Kenzie yang berjalan begitu saja melewati nya saat mereka tidak sengaja bertemu di tangga, itu semakin membuat Alicia merasa tidak nyaman.

Walaupun dalam hati ia merasa lega karena Kenzie tidak melakukan hal gila seperti mengukir tangannya dengan belati atau membawa nya ke kamar hukuman seperti dulu.

Tapi justru itu yang membuat nya tidak tenang. Itu bukan Kenzie yang seperti biasa, pria itu seperti menghindari nya?

Apa perbuatan nya kemarin benar-benar membuat pria itu sangat marah?

"Alicia?" Suara seorang wanita yang di susul dengan tepukan halus di pundaknya membuat Alicia tersadar dari lamunannya.

"Ah nona Laura," ucap Alicia, ia menurunkan sedikit bahunya memberi salam.

Gadis cantik dengan rambut coklat emas yang tidak lain adalah Laura Martinez, adik perempuan Kenzie yang selalu bersikap baik kepada nya selama ini. Mereka miliki selisih umur yang sangat tipis, Laura satu tahu lebih muda darinya tapi walau begitu ia tidak terlalu suka di perlakukan seperti gadis kecil.

Sudah lama ia tidak melihat nya, Laura memang kadang tidak tinggal di mansion, gadis itu lebih suka tinggal di apartemen nya dan sesekali kembali.

"Kau melamun ya? Teh nya sudah dingin." Ucap nya membuat Alicia sadar bahwa ia sejak tadi hanya mengaduk teh tanpa meminumkan sedikitpun.

"Kakak ku itu membuat masalah lagi ya?" Tanya Laura dengan wajah kesal.

Alicia menggeleng kan kepala nya, "Tidak, Kenzie tidak melakukan apapun kepada ku," jawab Alicia spontan.

Laura mengerutkan dahinya menatap curiga. "Aku tidak yakin," gumamnya.

"Tapi baiklah, kalo begitu nikmati sarapan mu aku harus bertemu ibu dulu," Laura mengangkat bahunya acuh lalu tersenyum lebar sebelum beranjak pergi ke arah tangga.

Mata Alicia menatap panggung Laura yang berjalan menaiki tangga hingga matanya tidak sengaja menangkap sosok Kenzie yang sedang berjalan ke arahnya, pria itu berbicara beberapa kata saat melewati Laura lalu kembali berjalan masih dengan wajah datarnya.

Alicia membalikkan wajahnya, menunduk kan pandangan nya gugup saat menyadari bahwa langkah kaki pria itu terdengar semakin dekat ke arahnya.

Alicia menarik nafas dalam-dalam, tapi hal itu justru semakin membuat jantung nya berdetak lebih cepat karena aroma parfum Kenzie yang bisa ia cium dengan jelas.

Suara kursi yang di tarik cukup keras membuat Alicia menarik pandangan nya pada pria di depannya, tapi ada rasa kecewa saat Kenzie bahkan tidak menatap nya, pria itu meminum kopinya sambil membaca beberapa dokumen.

"Kenzie..." Ucap Alicia lirih.

Tapi tidak ada jawaban yang ia terima, pria itu masih sibuk dengan kegiatan nya sampai dering telpon membuat mata Alicia mencuri pandang pada benda pipih yang tergeletak di atas meja.

Tubuh Alicia membeku saat tertera nama Helen di panggilan itu, dan entah kenapa seperti ada sesuatu yang terbakar dalam dirinya saat Kenzie dengan cepat menjawab panggilan itu dengan lembut

Ya! Bukan ia yang salah sangka atau terlalu melebih-lebihkan tapi itu benar. Kenzie menjawab panggilan itu dengan nada lembut yang bahkan sangat jarang di berikan kepadanya.

"Baik, aku akan menjemputmu sekarang."

Setidaknya itu kata kata yang paling menarik dari semua hal yang bisa Alicia dengar.

Dan hanya beberapa detik setelah panggilan itu selesai Kenzie bangkit dari tempat nya, berjalan pergi tanpa sepatah katapun. Tidak melihat atau bahkan melirik nya, dia seperti hantu yang tidak terlihat di mata pria itu.

"Alicia," panggilan itu membuat ia harus melepaskan pandangannya dari punggung kekar Kenzie yang menjauh.

"Nyonya Alexa," Alicia menunduk memberi salam dengan sopan.

"Kau tidak berangkat kuliah?" Tanya Alexa.

Tentu saja, karena semua pikiran itu ia bahkan sampai lupa bahwa ia ada kelas pagi hari ini.

"Saya baru akan berangkat nyonya," jawab Alicia panik, ia bangkit dari tempat nya dan mengambil tas coklat miliknya.

Alexa tersenyum lembut. "Kalau begitu pergilah, kau bisa terlambat." Ucap Alexa yang di balas dengan anggukan dan senyum kecil Alicia. Setelah kembali memberi salam ia berjalan dengan cepat menuju pintu utama, berharap Kenzie masih berada di sana.

Dan senyum nya kembali terukir lebar saat menemukan Kenzie yang masih berdiri di depan mobil.

Alicia mengulum senyumnya, Kenzie masih menunggunya.

"Kenzie—"

"Kenzie!"

Suara Alicia terhenti di ujung mulut, langkah kakinya yang semula cepat kini melambat saat matanya menangkap sosok perempuan yang tidak asing berjalan keluar dari mobil dan menghampiri Kenzie dengan senyum manisnya.

"Helen?" Gumam Alicia menatap nanar pada perempuan di depan nya.

"Maaf, apa kamu sudah menunggu lama?"

"Tidak, kau datang tepat waktu." Kenzie membuka kan pintu mobil dan mempersilahkan Helen untuk masuk.

Alicia menatap tidak percaya pada pemandangan di depannya nya, pintu mobil di tutup dan Kenzie berjalan memutari mobil menuju bangku pengemudi, mata mereka sempat bertabrakan walau hanya beberapa detik sebelum Kenzie memutuskannya dan memasuki mobil.

Alicia hanya bisa terdiam saat mobil itu melesat pergi dari halaman mansion.

Dan di balik semua itu, Alexa tersenyum miring menatap pemandangan di depannya.










To be continued
------------------------

Ada perasaan sesak saat aku tahu kalau aku bukan lagi pemeran utama dalam cerita indah mu-

----

Halo semuanya, semoga suka sama chapter ini jangan lupa vote and comment nyaa biar makin sering update lagi.

Next? Comment sebanyak nya yaa.

Jangan lupa mampir ke Instagram aku yaa @aurajuliana__

Thank you.

Continue Reading

You'll Also Like

16.8M 746K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
424K 26.8K 55
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
821K 32.9K 65
Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba - tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi...
2.3M 203K 32
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...