Beauty and The Poor

By namecodes

1.4K 224 36

"Gimana kalo lo training gue jadi orang susah?" Kesya menuangkan idenya yang absurd. "Sinting, lo?" Elno seor... More

Beauty ♛ The Poor
Bab 01 ♛ Elno
Bab 02 ♛ The Crown Princess
Bab 03 ♛ Talk About You
Bab 04 ♛ The Best
Bab 05 ♛ Closer
Bab 06 ♛ Changing Our Lives
Bab 07 ♛ The Other Side Of You
Bab 08 ♛ She's Like You
Bab 09 ♛ Start
Bab 10 ♛ Revan
Bab 11 ♛ Morning, My Sunshine
Bab 12 ♛ Elno Sarega?
Bab 13 ♛ Puppy Love
Bab 14 ♛ Work Hard
Bab 15 ♛ Eye's Cant Lie
Bab 17 ♛ Love, Make You....

Bab 16 ♛ Talk To Me

43 8 2
By namecodes

Hewwow♛welcome to Part 16, aku harap kalian menikmati. Sebelum baca aku harap kalian tekan bintang, habis itu komen💌

Follow me: WP(namecodes) IG (xxcodesname)
Happy reading and thank you!
----------------------------------------




100% tembakanmu akan meleset Jika kamu tidak pernah menembak sama sekali. – Wayne Gretzky.




Olimpiade masih bulan depan, tetapi belajarnya harus dia gencarkan mulai dari sekarang. Dan untuk mendukung Elno, Sarah dengan tegas melarang cowok itu berjualan agar bisa fokus belajar.

Mendengar larangan itu, cewek yang ingin belajar susah tentu dengan antusias mendaftarkan diri menggantikan Elno berjualan. Namun, langsung saja Elno dan Sarah tidak setuju, ibarat anak TK tidak mau diantarkan ke sekolah, sama halnya dengan Kesya.

“Padahal tinggal keliling, jual, aku terima uangnya, beres.” Kesya masih cemberut.

“Nggak,” balas Elno, masih fokus dengan makan malamnya sebelum bekerja.

Sarah menuangkan air ke gelas dua orang itu, “bahaya, Kes. Kami gak mau kamu kenapa-napa dijalan.”

Pada akhirnya Kesya kalah berdebat dengan mereka.

Sedangkan ditempat lain, terdapat Reyn yang tengah menjadi obat nyamuk oleh pasangan fenomenal di SMA Mahkota.

“Pijitin,” suruh Revan.

Menyodorkan lengannya supaya dipijat oleh Puput.

Reyn mendengkus, “jangan mau, Put. Main doang sama anak-anak aja langsung capek, cemen banget jadi laki.”

Pacar Puput itu tersenyum. “Terserah gue, badan-badan gue kenapa lo yang sewot?”

“Tapi badan lo bikin orang susah.” Reyn kemudian menatap Puput prihatin. “Putusin dia, gue takut lo cuman dijadiin babu sama dia.”

Hatinya semakin dongkol tatkala Revan menendang kakinya.

“Dulu gue mikirnya lo suka sepupu gue.” Reyn menyipitkan mata.

“Jomblo sirik mulu,” komen Revan.

“Harusnya tadi lo gak usah ikut, diem aja di rumah nonton drama.” Balasnya berusaha melupakan pernyataan akhir Reyn yang memang fakta.

SMA Mahkota yang muridnya terkenal sombong masih memiliki murid yang kebanyakan dermawan juga. Mereka akhirnya membentuk Komunitas Perduli Sesama, targetnya adalah panti asusan setempat, anak jalanan, anak beasiswa, dan lain-lain. Kali ini mereka sepakat berkunjung ke panti asuhan yang ditinggali Puput atas saran salah satu anggota komunitas, yaitu Revan.

Awalnya Puput juga kaget, Revan yang terkenal sebagai pembully nyatanya punya rasa keperdulian.

“Gue juga masih manusia yang punya hati,” jawab Revan kala itu saat ditanya mengapa bergabung komunitas ini.

Sekarang Revan merasa sangat risih ditatap intens oleh Reyn.

“Suka sama gue lo?” tanyanya seraya menendang lagi kaki Reyn yang berada di seberangnya, mereka duduk berhadapan dipisahkan meja.

“Lo kenapa berubah?” tanya Reyn, memanfaatkan waktu saat Puput dipanggil ibu panti untuk menyajikan cemilan kepada anggota komunitas lainnya.

“Hm, maksud?” Reyn menghela napas panjang. “Setau gue, teman kecil Kesya sama gue dulu anaknya baik banget, gak suka jelekin apalagi bully orang susah,” terangnya. Ia tersenyum ketika badan Revan menegang.

“Emangnya orang gak boleh berubah?” Revan bertanya balik.

“Kalo berubah ke jalur setan, ya gak boleh, goblok.” Emosi Reyn. “Pakailah akal sehatmu, wahai anak muda.”

Revan menerawang, “ada kalanya lo harus diam, nggak mengungkapkan alasan-alasan yang lo punya. Ke siapapun itu, cukup gue sama Tuhan yang tau. Mungkin belum, tapi lo gak harus tau sekarang alesan kenapa gue berubah.”

“Hidup lo kenapa beban banget? Pasti kebanyakan dosa,” ungkap Reyn sebagai balasan.

“Gue orangnya suka berbagi, loh. Termasuk bagi-bagi dosa ke orang lain, apalagi orangnya macem lo, dosa gue akan sangat mudah ditranfer,” ungkap Revan malas, sepupunya Kesya ini ternyata julidnya minta ampun!

Berbincang, lalu membuat orang itu emosi, kemudian dia dendam. Dendam, sama dengan dosa. Semudah itu mentransfer dosa, tidak perlu ke Bank segala.

“Guys, waktunya makan bareng sama adek-adek.”

Informasi dari ketua Komunitas Perduli Sesama, membuat mereka dengan kompak berdiri dan memasuki Panti. Berjalan beriringan dengan perseteruan kecil tentunya.

•♛•

Sama seperti malam sebelumnya, mereka kembali pulang menggunakan sepeda kayuh setelah bekerja, mereka membisu selama perjalanan, padahal tidak ada masalah berarti yang membuat suasana menjadi canggung seperti ini. Namun, hal itu tidak bertahan lama setelah gadis itu mendongak dan mengganggu konsentrasi Elno.

“Kenapa?”

“Hampir satu Minggu gue tinggal bareng lo, kenapa gak ada yang grebek kita, ya? Kan, kita bukan suami istri,” jelas Kesya.

Bisa saja gitu, warga menggrebek mereka, kemudian dinikahkan. Awal-awal mereka terpaksa, lama-lama rumah tangga mereka penuh dengan cinta dan keharmonisan dilengkapi anak-anak yang lucu.

Tapi, itu cuma halu.

Elno menggelengkan kepala, kalau tangannya bebas, pasti ia sudah menjentik dahi mulus gadis itu dengan telunjuknya.

“Tetangga kita orangnya bodo amat, asal kelakuan lo gak cemarin komplek kita aja, lo gak bakalan diusir,” jelasnya.

Kesya mengangguk-angguk, “trus lo sama Revan kemarin gimana? Gue kurang paham sama masalah kalian.”

Dia ingin sekali tahu apa yang mereka bicarakan, apalagi setelah Reyn memberi tahunya kalau dua cowok itu adalah rival.

“Kata Reyn, kalian lagi jadi rival buat rebutin sesuatu. Kasih tau gue, dong…kalian mau dapetin apa?”

“Turun,” ucap Elno memberi tahu kalau mereka sudah sampai rumah.

Kesya belum juga menyerah, ia terus membuntuti Elno dari memsukkan sepedanya hingga menuju dapur.

Elno sendiri frustasi, gadis ini pasti tidak akan bisa diam sebelum mendapatkan jawaban.

“Jawab dolo….” Rengek Kesya sok imut.

Sampai Elno akan masuk ke dalam kamar mandi gadis itu masih saja memegang ujung hoodie Elno.

“Gue bakalan jawab besok,” putus Elno. “Sekarang lepasin, gue kebelet.” Imbuhnya sembari melepaskan jemari Kesya yang memegang erat hoodienya.

“Nanti, jangan besok….”

“Lepas, lo mau gue eek di sini?” tanya Elno tak tahan lagi.

Kesya menggeleng ribut, “ugh, jorok.”

“Ya, mangkannya lepasin.” Mata cowok itu mencureng tajam menatap Kesya.

BLAM!

Kesya hanya mengelus dada ketika pintu kamar mandi di tutup dengan kencang. Untungnya tidak sempal. beberapa menit, pintu kamar mandi dibuka. Kesya yang duduk di kursi dapur melongo melihat rambut Elno yang masih meneteskan air, cowok itu masih memakai hoodie dan celana tadi.

“Ngeliatin apa?” tanya Elno mendekati Kesya. Ia kemudian mencomot cemilan buatan ibunya di meja makan.

“Liatin lo.” Jawabannya gak salah, ‘kan, ya? Tapi kenapa dia malah mendapat tatapan sinis dari Elno?

“Sana tidur, udah malem, besok kita masih sekolah.” Elno mengacak rambutnya tepat di depan gadis itu, akibatnya tetesan air pada rambutnya terciprat ke Kesya.

“Jangan macem-macem!” peringat Elno saat Kesya akan menjambak rambutnya. Gadis itu kemudian mendengkus kesal dan masuk ke kamar mandi.

Elno menggeleng. “Nanti jangan lupa lampunya matiin.” Ujarnya sebelum menuju ruang tamu.

Setelah tahu gadis itu telah mematikan lampu dan masuk ke dalam kamar, dia pun mematikan televisi lalu masuk ke kamarnya sendiri.

Elno menyetel alarmnya pukul Tiga pagi, karena dia akan belajar. Jam belajarnya sebelum bekerja tadi kurang memuaskan, banyak kegiatan yang membuat konsentrasinya terpecah dan ilmunya tidak masuk ke dalam otaknya dengan baik. Maka dari itu, belajar menjelang fajar adalah pilihan terbaik.




Aku rasa cerita ini lebih ke pertemanan, yang manis-manis, dan konfliknya gak berat-berat amat. Jadi, nantikan chapter selanjutnya....

Paypay♛

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 165K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

625K 28.9K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
6.4M 179K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
325K 18.1K 66
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...