HALLO AYANG, APA KABAR?
JUMAT BERKAH. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.
ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!
SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷
SATU KATA UNTUK RAJAWALI?
HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?
AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!
SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?
KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!
JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13
***
Bandung
Saat itu MOS sedang berlangsung, Evalina bisa mengenal Angkasa karena tidak disengaja. Sebuah kejadian mempertemukan mereka. Evalina waktu itu terlambat ke sekolah dan Angkasa juga mempunyai nasib yang sama. Mereka pun berdua mendapatkan hukuman.
"Kalian mau jadi apa, hah?" Cowok berambut cempak berbadan besar yang mengenakan jaket dan di dadanya bertuliskan osis itu memberikan tatapan sangar. Seoalah-olah ia singa sedangkan Angkasa dan Evalina adalah kelinci.
"Baru juga satu hari jadi murid di sini sudah terlambat. Mau jadi preman kalian berdua." Jarinya menunjuk wajah Evalina dan Angkasa yang menunduk.
Anak osis itu mengangkat dagu Evalina agar menatapnya. "Nama lo siapa?"
"Nama saya Evalina, kak." jawabnya dengan gemetar.
Kakak kelas itu mendengus lalu beralih menatap tajam Angkasa. "Lo siapa?"
"Saya Angkasa." jawab cowok itu tenang. Tidak ada rasa ketakutan di dalam dirinya.
Cowok berambut cempak itu melipat tangan di depan dada. "Kalian berdua lari keliling lapangan sepuluh putaran."
Evalina menggigit bibirnya menahan tangis.
Angkasa menoleh melihat perempuan berlesung pipi yang berdiri di sampingnya kemudian bergumam. "Kasian kalau cewek harus lari di lapangan sepuluh kali putaran. Dia enggak bakal kuat."
Kakak kelas itu tertawa dengan mata menyipit. "Jadi sekarang lo mau jadi jagoan?"
"Atau lo naksir sama nih cewek."
"Dasar anak ingusan lo. Ini sekolah enggak ada cinta-cintaan di sini. Belajar yang benar." Cowok berbadan besar itu mengibaskan tangannya di hadapan Angkasa.
Angkasa membusungkan dadanya. "Saya bersedia menerima hukuman cewek ini. Saya siap lari dua puluh kali putaran sebagai gantinya."
Sang osis tersentak mendengarnya. "Oke kalau gitu. Cepat lari dan jadilah pahlawan kesiangan."
Angkasa pun melangkah melewati bahu Evalina. Pandangan mereka bertemu dan saling mengikat. Cewek itu memilin bibir sedangkan Angkasa mengedipkan satu matanya sambil menyentuh bahu perempuan itu.
Sentuhan itu menciptakan aliran ke dalam tubuh Evalina yang membuat hati perempuan itu berdesir. Entah ini rasa apa. Evalina tidak memikirkannya dulu. Ia sekarang hanya fokus melihat Angkasa yang terus berlari di bawah teriknya matahari.
***
Evalina baru saja membeli dua buah es krim di kantin sekolah. Perempuan berkepang dua itu sempat melihat Angkasa pergi ke taman sekolah. Ia bermaksud menghampiri cowok itu.
Perempuan imut itu terpukau karena Angkasa mampu menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh kakak osis galak itu. Bahkan, Angkasa mendapatkan tepuk tangan sebagai tanda kagum dari kakak osis.
Tepat saat itu, Evalina selalu menyebut nama cowok itu.
Angkasa.
Angkasa.
Angkasa.
Iya ingin mendengar bunyinya. Menarik dan lucu. Jarang ada nama cowok Angkasa. Biasanya, kan, Joko, Budi, dan Bayu. Nama-nama itu bahkan waktu ia smp minimal ada dua orang yang namanya sama di dalam kelasnya.
Sesampainya di taman perempuan itu melihat kiri dan kanan. Senyumnya mengembang karena telah berhasil menemukan cowok itu sedang duduk dan memijat kakinya. Kasian. Ia pasti kecapean.
Secepatnya Evalina memberanikan diri untuk menghampiri cowok itu dan menyapanya.
"Hai." Evalina tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
Angkasa mendongak melihat seorang perempuan di hadapannya. "Eh lo. Ada apa ya?"
Tatapan teduh cowok itu membuat hati Evalina berdesir kembali. "Gue boleh duduk?"
Cowok itu tersenyum hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya yang sempura. "Boleh dong."
Angkasa menggeser sedikit untuk berbagi tempat duduk. "Silahkan duduk."
Setelah duduk cewek itu langsung menyodorkan es krim yang baru tadi ia beli. "Nih buat lo."
"Buat gue?" tanya Angkasa dengan satu alis terangkat.
Evalina mengangguk dengan senyumnya yang semanis gula jawa. "Iya, enak banget di nikmati ketika cuaca panas begini."
Angkasa terdiam sesaat ketika melihat senyuman itu. Senyum yang sangat indah hingga membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari pada biasanya.
"Makasih ya." ujar Angkasa lalu menjilat ujung es krim cokelatnya.
"Gimana tadi mos-nya? Seru nggak?" tanyanya kepada Evalina.
Evalina mendesah sambil mengayunkan kedua kakinya. "Seru sih tapi kakak osisnya galak-galak."
"Hahaha. Wajar sih soalnya supaya kita disiplin." kata Angkasa penuh dengan kebijaksanaan. Tidak terlihat ada dendam apapun di matanya meski ia sudah dihukum berlari dua puluh kali putaran.
"Makasih ya lo tadi sudah tolongin gue." lirih perempuan itu dengan nada tak enak.
"Lo pasti cepak banget, kan, sekarang." suara Evalina terdengar khawatir.
Cowok itu menggeleng. "Gue suka lari kok."
"Yakin enggak capek?"
Angkasa berdeham. "Kalau gue capek memangnya lo mau pijetin ya?"
Evalina memilin bibirnya sambil mengusap tangannya karena gugup. Ia tidak siap dengan pertanyaan itu. Sekarang pasti ia sedang memasang tampang blo'on.
Angkasa terkekeh, tawanya sangat memikat. "Anggap aja itu sebagai tanda perkenalan kita ya."
Menyaksikan Angkasa tertawa Evalina langsung menyunggingkan senyum dengan kedua mata berbinar.
Cowok berambut lebat itu memperhatikan Evalina dengan seksama. "Lo lucu juga ya rambutnya dikepang dua begitu."
Pipi Evalina langsung bersemu merah. "Lo juga lucu pakai topi bola begitu. Hehehe."
"Konyol banget ya penampilan kita." Cowok itu berdiri lalu melihatkan warna sepatunya yang satu berwana hitam dan satunya putih tak lupa menggunakan kaus kaki berwana pelangi juga tas dari kardus.
"Dibikin jadi badut sama mereka. Tapi ini sih yang nggak bakal dilupain." lanjutnya lalu tertawa.
Evalina ikut tertawa. Baru sadar, ternyata mereka benar-benar seperti badut.
"Bener banget ini bakal dikenang terus." Evalina sependapat. Namun kata kenang di sini ia akan mengenang pertemuan pertama mereka. Ia tidak akan melupakannya.
Angkasa berjongkok di depan Evalina yang sedang duduk.
"Hmmm.. kok lo lihatin gue begitu." tanya Evalina dengan kening mengerut.
Cowok itu bergumam. "Gue boleh izin nggak?"
"Izin apa?" tanya perempuan berkepang dua itu.
"Eh Lo mau ngapain?" Evalina tersentak ketika jari Angkasa menyentuh sudut bibirnya.
Angkasa mengulas senyum. "Izin bersihin es krim, nih ada es krim di sudut bibir lo."
Evalina sadar sekarang ia menggigit bibir agar tidak berteriak. Pipinya pun sudah seperti kepiting rebus. Sementara cowok itu hanya terkekeh lalu kembali duduk dan bersandar.
Angkasa baru menyadari, ternyata hatinya hampir saja meletus. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya. Cowok tinggi itu berusaha agar terlihat tenang meskipun sebenarnya tubuhnya sedang bergetar karena deg-deg-an.
***
KASIH BINTANG DONG 🥺 GRATIS KOK.
5K KOMENTAR SEPERTINYA BISA DEH. SPAM ❤️ YA BANYAK-BANYAK.
SPAM 🔥 JUGA DI SINI!
GIMANA MENURUT KALIAN CERITA RAJAWALI?
PENASARAN DENGAN BAB SELANJUTNYA?
KASIH SARAN CAST YANG COCOK BUAT MEREKA BERDUA DONG.
CAST EVALINA SIAPA?
CAST ALEXANDER SIAPA?
SPAM KOMENTAR 😊 DI SINI LAGI YA BANYAK-BANYAK.
JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI DAN TAG AKU YA DI INSTAGRAM: HENDRA.PUTRA13.
TULIS NAMA ALEXANDER SEBANYAK-BANYAKNYA!
TULIS NAMA EVALINA SEBANYAK-BANYAKNYA!
SPAM 😍 SEBANYAK-BANYAKNYA!
KALIAN SEJAK KAPAN PUNYA WATTPPAD?
WARNA BAJU KAMU?
HARAPAN KALIAN UNTUK CERITA RAJAWALI?
TULIS RAJAWALI SABANYAK-BANYAKNYA.
UPDATE KAPAN LAGI YA? BESOK/ HARI INI?
SPAM ❤️ UNTUK NEXT CHAPTER?
SPAM 🌷 SEKALI LAGI YA.
TERIMA KASIH, AYANG.
TERTANDA, HENDRA PUTRA