HALLO AYANG, UPDATE LAGI NIH!
SENANG ENGGAK?
KASIH ❤️ DULU DONG BANYAK-BANYAK!
ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!
SPAM KOMENTAR🔥 DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA.
SATU KATA UNTUK RAJAWALI?
HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?
AYOK SPAM 😍 LAGI SEKALI LAGI!
SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?
KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!
JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13
***
Seperti biasa, sebuah ritual, jika setelah makan di kantin Evalina dan Caldora langsung berbincang di dalam kelas.
Memanfaatkan waktu yang tersisa tinggal dua belas menit sebelum bel masuk berbunyi dan kembali menerima pelajaran yang membosankan.
Bergosip adalah salah satu cara untuk menjernihkan otak mereka yang kusut karena soal-soal fisika pelajaran jam pertama tadi.
Tentu saja saat ini Caldora sudah menunggu penjelasan dari Evalina dengan tatapan penasaran. Bagaima mungkin tadi pagi Evalina bisa masuk bersamaan ke dalam kelas dengan Alexander.
Saat itu Caldora pikir Evalina tidak masuk sekolah. Namun pagi ini ada yang aneh, Alexander juga tidak masuk. Apakah mereka janjian sakit? Atau gimana?
Bel berbunyi satu kali tanda guru pelajaran sudah meninggalkan ruangan guru untuk segera ke kelas untuk mengajar dan memberikan soal-soal yang ribet bin bikin otak puyeng.
Saat itu juga, seketika saja, yang menariknya, Evalina dan Alexander datang secara bersamaan dengan terburu-buru. Seperti balapan siapa yang duluan sampai ke dalam kelas.
Mungkin mereka takut guru pelajaran yang terkenal galak masuk duluan kali. Bisa saja mereka diberikan pertanyaan kenapa telat dan ujung-ujungnya dihukum lari di lapangan.
"Omg... you enggak lagi halu, kan?" Kaget Caldora dengan satu alis terjungkit ketika Evalina baru saja menjelaskan semuanya.
Evalina mengangguk-angguk seperti anjing laut. "Beneran tahu. Dia jemput gue."
Caldora memasang wajah tidak mengerti. "Susah ditebak ya dia anaknya. Gemesin banget deh."
Kedua bahu perempuan berlesung pipi itu naik. "Gue juga bingung sama dia."
"Tiba-tiba baik banget mau jemputin gue." sambung Evalina sambil memijat kepala karena pusing memikirkannya.
Evalina langsung teringat kejadian saat mereka joging. "Padahal lo lihat sendiri, kan, dia kemarin cuekin gue di stadion."
"Seperti kita enggak pernah saling kenal gitu."
Gadis sipit itu menyengir. "Itu sih i jadi you udah malu banget. Hehehe."
"Sudah tebal nih muka gue dikira orang-orang sok kenal gitu. Hmmm."
Evalina masih ingat, saat itu beberapa orang melihatnya dengan dahi mengerut. Bagaimana tidak, ia sudah dengan cerianya sambil melambaikan tangan namun dicuekin begitu aja.
Hei! Itu adalah hal yang paling memalukan yang pernah terjadi di dalam hidupnya.
Tak berselang mereka berbincang dan tertawa, sosok yang digosipin pun menampakkan batang hidungnya. Wah panjang umur!
Cowok tinggi itu melangkah melewati ambang pintu. Ia nyaris seperti malaikat, cahaya yang menyinarinya membuat orang-orang silau dengan pesonanya.
Sadar ada yang memperhatikannya, Alexander menoleh ke meja paling depan dekat pintu. Matanya berkilat dan tajam.
"Apa?" tanyanya cepat.
Evalina dan Caldora saling tatap beberapa saat lalu kompak menyahut. "Enggak papa."
"Kenapa lo lihatin gue?" tanya Alexander kepada Evalina karena mata elang itu sekarang menuju telak ke arahnya.
Perempuan berkepang dua itu bangkit dari kursinya sambil mengacak pinggang. "Mata-mata gue. Suka-suka gue lah mau lihat siapa aja. Itu hak gue kali."
"Gue punya utang sama lo?" desis cowok berjaket jins itu.
Evalina berpikir satu detik. Kenal aja baru, ya tidak mungkin lah sudah melakukan transaksi utang piutang. "Enggak sih." jawab Evalina cepat.
"Ya udah. Kalau gitu lo enggak usah lihatin gue" Cowok itu menghempaskan kedua tangannya di atas meja.
Evalina tersentak sesaat. Kalau tidak ada meja yang menghalangi antara mereka mungkin sudah ia tendang tuh masa depan cowok itu.
"Kok lo nyolot sih!" Perempuan berlesung pipi itu mendongakkan dagu, menantang.
Melihat tatapan listrik antara Evalina dan Alexander, Caldora meneguk ludah. "Sudah-sudah you sabar dong."
"Habisnya dia jadi cowok ngeselin banget ih. Mau gue cakar-cakar mukanya deh." cetus Evalina sambil menunjuk Alexander dengan jari telunjuknya.
Cowok tinggi itu bersedekap. "Bilangin teman lo, jadi cewek jangan berisik." katanya kepada Caldora.
"Hehehe. Iya... nanti i bilangin kok. You jangan berisik yaaa." Caldora mengusap kepala temannya itu.
Kepala Evalina sudah mendidih. Ingin pecah. Caldora kok malah tidak berpihak dengannya sih.
"Caldora... kok lo malah nurut aja sama dia." Perempuan berkepang dua itu memberikan tatapan dongkolnya.
Caldora berbisik. "Soalnya mata Alexander indah banget. Jadi i nurut aja deh."
"Lo harus sadar sekarang juga!" Evalina mengguncang bahu temannya.
"Iya, iya, ini i udah sadar kok." Caldora menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
Tadi apa yang sudah Caldora lakukan? Kok mendadak linglung begini? Apakah ia baru saja kena hipnotis? Makasih ya Evalina sudah menyadarkannya!
Setelah berhasil menyadarkan temannya, Evalina kembali memberikan tatapan berapi-api kepada Alexander. "Untung ya gue ini sabar anaknya... kalau enggak gue bakal..."
"Bakal apa?" potong Alexander cepat sebelum perempuan itu selesai ngecerocos.
Nah, kan, jadi lupa mau bicara apa. Apa-apan sih! Orang belum selesai ngomong juga udah main potong aja.
"Hmmm..." Perempuan itu memikirkan kata-katanya yang hilang diujung lidah.
Alexander langsung mencetus. "Lo nanti pulang naik angkot aja!"
Perkataan itu sukses membuat bulu roma Evalina berdiri. "Eh kok gitu. Kan lo yang jemput gue. Jadi gue pulangnya harus sama lo juga lah."
"Enggak tanggung jawab banget jadi cowok." semprot Evalina dengan nada sinis.
Cowok berdada bidang itu menaikkan satu alisnya. "Memangnya gue hamilin lo jadi harus tanggung jawab gitu."
Caldora terkekeh ringan lalu menyahut perdebatan antara Evalina dan Alexander. "Pasti anak kalian bakal lucu dan gemesin deh."
"Buruan gih nikah!" Gadis sipit itu menyengir.
Ucapan dengan nada jail itu berhak mendapatkan pelototan mata dari mereka berdua.
"Ups sorry." kata Caldora lalu menutup bibir tipisnya. Namun masih terdengar suaranya yang sedang menahan tawa.
Tentu saja Evalina akan memberikan Caldora jurus gelitikan maut andai saja bel masuk belum berbunyi.
Alexander langsung memalingkan wajahnya, seperti menyembunyikan sesuatu. Kedua mata Evalina menyipit mencari sesuatu itu. Namun tidak ia temukan.
Cowok tinggi itu segera duduk di bangkunya dan wajahnya... sangat ganteng. Evalina bisa melihatnya dengan sangat jelas. Alexander sangat ganteng.
Maaf... mungkin sudah seribu kali Evalina mengatakan cowok itu sangat ganteng. Ia berjanji akan mencari kata lain untuk mendefinisikan cowok itu.
Evalina kini sudah duduk di samping Alexander. Tidak ada obrolan yang tercipta. Mereka berdua hanya menunggu guru pelajaran yang akan masuk.
Terasa canggung. Terasa malu. Terasa geli. Kata-kata mutiara Caldora yang bilang anak mereka bakal lucu dan gemesin itu membuat Evalina tersenyum sendiri sekarang.
Evalina membayangan anaknya akan beralis tebal yang tentu mewarisi gen bapaknya. Senyumnya pasti manis tentunya itu dari gen dirinya. Wajahnya imut namun berkarisma. Gabungan dirinya dan Alexander.
Bodoh! Kok bisa sih Evalina memikirkannya!
Tidak!
Amit-amit jabang bayi. Evalina mengelus perutnya sambil mengetuk-ngetuk meja.
Tidak pernah terpikirkan ia akan menikah sama cowok cuek seperti Alexander.
Evalina bingung aja nanti bagaimana cowok itu mengucapkan saya terima nikahnya bla bla bla dengan wajah datar. Pasti menggemaskan!
Namun perempuan berlesung pipi itu tidak mau berpikiran terlalu jauh. Toh ia masih anak sekolah. Perjalannya masih panjang dan berliku-liku.
Dan Alexander juga belum tentu menikahinya. Karena mereka benar-benar tidak dekat. Dan biasa saja.
Lihat deh sekarang, cowok tinggi itu sibuk sendiri memainkan pulpen di tangannya. Alexander sedang asik dengan pikirannya sendiri.
Alexander pasti tidak memikirkan hal yang seperti Evalina pikirkan.
Jadi, sebaiknya, seharusnya, mohon jangan berharap lebih! Evalina mengingatkan dirinya sendiri.
***
VOTE DAN KOMENTAR YA. GRATIS KOK :)
SEPERTINYA 5K KOMENTAR BISA DEH.
SPAM ❤️ DI SINI!
GIMANA MENURUT KALIAN CERITA RAJAWALI?
KASIH SARAN CAST YANG COCOK BUAT MEREKA BERDUA DONG.
CAST EVALINA SIAPA?
CAST ALEXANDER SIAPA?
SPAM KOMENTAR 😊 DI SINI LAGI YA BANYAK-BANYAK.
SEMANGAT YANG IKUTAN GIVEAWAY, SEMOGA BERUNTUNG.
JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI DAN TAG AKU YA DI INSTAGRAM: HENDRA.PUTRA13.
TULIS NAMA ALEXANDER SEBANYAK-BANYAKNYA!
TULIS NAMA EVALINA SEBANYAK-BANYAKNYA!
SPAM 🔥 SEBANYAK-BANYAKNYA!
GIMANA PERASAAN KALIAN SETELAH MEMBACA RAJAWALI?
HARAPAN KALIAN UNTUK CERITA RAJAWALI?
TULIS RAJAWALI SABANYAK-BANYAKNYA.
UPDATE KAPAN LAGI YA? BESOK/ MALAM INI?
SPAM 🔥 UNTUK NEXT CHAPTER?
SPAM ❤️ SEKALI LAGI YA.
TERIMA KASIH, AYANG.
TERTANDA, HENDRA PUTRA