Beauty and The Poor

By namecodes

1.4K 224 36

"Gimana kalo lo training gue jadi orang susah?" Kesya menuangkan idenya yang absurd. "Sinting, lo?" Elno seor... More

Beauty ♛ The Poor
Bab 01 ♛ Elno
Bab 02 ♛ The Crown Princess
Bab 03 ♛ Talk About You
Bab 04 ♛ The Best
Bab 05 ♛ Closer
Bab 06 ♛ Changing Our Lives
Bab 08 ♛ She's Like You
Bab 09 ♛ Start
Bab 10 ♛ Revan
Bab 11 ♛ Morning, My Sunshine
Bab 12 ♛ Elno Sarega?
Bab 13 ♛ Puppy Love
Bab 14 ♛ Work Hard
Bab 15 ♛ Eye's Cant Lie
Bab 16 ♛ Talk To Me
Bab 17 ♛ Love, Make You....

Bab 07 ♛ The Other Side Of You

49 8 0
By namecodes

Kalau ada yang berbicara jelek tentangmu, itu berarti dia tidak pernah ingin mengenalmu — Namecodes.


“Kamu lipat, habis itu deketin lipatannya ke api lilin. Nanti plastiknya ketutup sendiri,” jelas Sarah.

“Aw!” Kesya mengaduh, telunjuknya tidak sengaja terkena api lilin.

Elno yang melihat kejadian itu sontak mendecih, “udah El bilangin, Bu. Anak manja kek lo mana mungkin bisa,” komennya.

Muka Kesya yang tadinya antusias berubah sendu, niatnya ingin membantu, tetapi sepertinya malah menambah pekerjaan mereka. Tiba-tiba dirinya tersentak, ketika tangannya digenggam seseorang.

“Namanya juga belajar, hasilnya masih belum bagus itu wajar, gak papa, kok. Ayo kita lanjut lagi,” tutur lembut Sarah.

•♛•

Menjadi pedagang itu ribet, apalagi kalau harus membawa beban tambahan yang kerjaannya sering mengeluh. Tapi aman, 'bebannya' katanya tidak mau digaji.

“Panas, kamu gak kepanasan apa, El?”

“Kamu gak laper?”

“Apa kita gak bisa duduk sebentar?”

Kesya selalu membuatnya gemas sendiri, ada saja tingkah gadis itu ketika menemaninya jualan di Minggu pagi. Namun, dia sedikit salut dengan kegigihan Kesya saat menawarkan jualannya ke orang-orang yang lewat. Dagangan yang tadinya banyak kini tinggal sedikit.

“Beli, dibeli. Kacangnya baru digoreng pagi tadi, loh…dijamin kerenyahannya!” seru Kesya.

Senyum tipis terbit pada bibir Elno, gadis itu tapmpak luwes melayani pembeli dari mengemas hingga memberikan kembalian. Jiwa bisnis orang tuanya pasti menurun, tapi tidak dalam hal memproduksi. Elno tidak segan memberikan penilaian 0 untuk itu.

“Lo! Lo bener Kesya?” teriak tertahan seorang gadis, ternyata mantan sahabat Kesya. “Ya ampun, Kes. Lo kenapa jadi kusem begini? Iuh,” tutur Yena sambil menjauhi Elno dan Kesya.

Kesya ingin muntah mendengar perkataan mereka, mau dirinya kusem sampek dekil juga apa masalahnya sama mereka?

“Kami tau Bonyok lo gak jatuh miskin sampek lo harus jualan sama dia,” terang Lintang diangguki Yena dan Senjana. “Sekarang lo pulang,” ujar Lintang menarik tangan Kesya.

“Gak, kalian apa-apaan, sih?! Gue jualan juga gak ada urusannya sama kalian.” Kesya memberontak.

Senjana menatap Elno sengit. “Pasti lo yang nyuruh sahabat gue buat ikutan miskin kek lo, ‘kan?”

“APAAN, SIH, NJA!” tanya Kesya tak terima gebetannya dihina begitu. “ASAL KALIAN TAU, GUE DIUSIR DARU RUMAH GARA-GARA KALIAN, TAU, GAK?” lanjutnya mengejutkan mereka. Elno belum berani menyela, masih menunggu drama baru gadis itu.

“Maksud lo?” tanya Lintang, perlahan melepaskan cekalannya di tangan Kesya.

“Karena gue suka ngehamburin uang buat kalian, Bokap jadi marah besar, dia nyuruh bodyguard buat tendang gue dari rumah.”

Mikir sedih, pikiran sedih, hm…anak ayam warna-warni mati. Pikir Kesya supaya matanya berkaca-kaca. “Kalo gue nyuruh kalian balikin duit gue dari awal kita sahabatan mau?” tanyanya menantang.

Cih, dilihat dari ekspresi kecut mereka, pasti gak akan mau. Komentar Elno.

Senjana menelan ludah kasar, “lo kalo belom mau pulang gak apa-apa, nomor kita masih sama, lo bisa hubungin kita kapan aja. Kita gak mau putus persahabatan sama lo, kita pergi dulu.”

“Bangsat emang mereka,” ujar Kesya ingin melempar sandal yang dipinjamnya dari Sarah. “Sahabat cap kadal.”

Elno membungkam mulut yang tidak berhenti menyumpah serapahi tiga gadis tadi.

“Kenapa lo gak bales Senjana tadi, sih? Dia udah hina lo,” tanya Kesya kesal.

“Emang gue harus bales apa, yang dia ucapin itu fakta.” Kalau dirinya memang miskin, yang menyukai seorang Putri Raja. Seperti Romeo dan Juliet, tetapi bedanya adalah, Romeo lebih berani menyatakan perasaan dibandingkan dirinya.

“Ya, lo bisa gampar dia, kek. Kalo bukan ditempat umum udah gue jambakin rambut mereka satu-satu,” dengkus Kesya.

“Kalo gitu gue juga sama, ini ditempat umum. Bedanya gue gak akan gampar dia,” jelas Elno. “Tapi gue akan buat kata-kata yang bisa gampar dia karena bikin kita emosi.”

Kita, huh? Apa itu tadi?

Kesya mencium rambutnya yang sudah bau matahari, “kapan kita pulang?” tanyanya.

Cowok yang ditanya sibuk menghitung pendapatan yang tidak boleh kurang dari keluarnya barang, ia kemudian mengambil air mineral jualannya lalu membuka tutupnya. “Nih, minum.” Kemudian dia berikan kepada Kesya.

“Huhu, makasih.” Tau aja dia lagi kehausan. “Tapi lain kali jangan ngambil dari dagangan juga, kali. Ntar, lo rugi.”

“Gak papa, cuman sebotol buat orang yang udah bantu gue jualan.” Elno memandang ke langit dengan mata menyipit, rupanya matahari sudah berada di atas kepala, pantas saja panas sekali.

•♛•

Cuaca yang tadinya panas, mendadak mendung lalu turun hujan. Beruntungnya dia sampai di kafe duluan daripada hujan.

“Lima Jus jeruk, lima nasi goreng, dua cappucino panas,” ucap Elno kepada Putra dan Doni.

Dua orang itu tidak komen sama sekali, biasanya setiap gerak-geriknya akan selalu disinisi oleh dua orang itu. Entahlah, dia tidak mau berpikir yang tidak penting, pelanggan di kafe kali ini membludak, banyak yang berteduh sambil memesan hidangan kafe mereka, hingga pemilik kafe sendiri turun tangan menjadi kasir, menggantikan Arta yang kini bertugas mencatat pesanan pembeli bersamanya.

“Selamat datang di Codes Kafe, silahkan pilih menunya,” sambut Elno.

“Hai, El….” Kesya melambaikan tangannya dan tersenyum ceria.

“Lo, ngapain?”

Kesya tak memperdulikan keterkejutan Elno, dirinya sibuk membolak-balik buku menu. “Satu cokelat panas, tart mini cokelat makan di sini. Sama bungkus nasi goreng lima,” ucap Kesya menyebutkan pesanannya.

Pertanyaan Elno dalam hati adalah, gadis itu ke sini naik apa?

“Tadi pesen taksi online,” tutur Kesya.

“Gue gak nanya, terima kasih atas pesanannya, mohon ditunggu.”

Kesya mengedikkan bahunya, matanya jelalatan mengamati para cogan yang sedang makan. Rasanya mau dia ajak kenalan atau mutualan. Dibolehin Elno, gak, ya? Soalnya dia harus minta izin calon suami dulu, mwehehe….

Tidak lama datang seorang cowok yang membawa pesanannya. “Satu cokelat panas, mini tart cokelat, silahkan dinimkati. Lima bungkus nasi goreng masih dibuat. Yang mengantar pesanan bukan Elno.

“Makasih, Arta?” eja Kesya menatap name tag di dada Arta.

“Itu nama saya.” Arta tersenyum manis.

Kesya juga ikut tersenyum lebar, arh, senyum Arta sangat manis. Setelah cowok itu pergi pun Kesya masih tersenyum-senyum. Dan dia tidak sadar kalau Elno melihat semuanya, dari awal.

Sudah empat jam, hujan telah reda sejak tadi tapi gadis itu belum mau pergi, padahal nasi gorengnya sudah berada di mejanya. Ia bahkan memesan cokelat panas lagi dengan croissant. Tujuannya apalagi kalau bukan menunggu Elno.

“Kes, bangun, kita pulang,” tutur Elno membangunkan Kesya yang telungkup di atas meja. Ia memindahkan kresek berisi nasi goreng agar lebih mudah membangunkan gadis ini.

Emh…jam berapa?” tanya Kesya seraya mengucek matanya.

“Setengah sepuluh.”

Kesya mengangguk, matanya melihat kresek berisi nasi goreng miliknya. “Gue tadi beli buat kita makan di rumah,” ucapnya.

“Harusnya gak usah,” decak Elno.

“Tapi gue mau,” balas Kesya. “Kita cuman bertiga, kenapa lo beli lima? Mau mukbang?”

“Pas perjalanan gue ke sini, gue liat ada dua anak kecil neduh gak jauh dari sini. Baju mereka compang-camping, kasian. Niatnya nanti gue mau cari mereka, buat kasih nasi goreng, semoga mereka masih di sekitar sini.”

Elno mengangguk paham, dirinya bahkan membeli air mineral juga beberapa roti untuk dikasih ke anak-anak yang dimaksud Kesya.

Benar saja apa yang diucapkan Kesya, saat mereka pulang, Elno juga melihat dua anak kecil tidur saling berpelukan beralaskan kardus di depan ruko yang sudah tutup. Elno melepaskan jaketnya untuk diberikan kepada dua anak yang sedang dibangunkan Kesya.

Malam ini, sungguh indah bagi Elno dan Kesya, melihat sisi lembut dan penuh kasih sayang dari diri masing-masing membuat mereka merasa jauh lebih dekat.

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 303K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.9M 167K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
2.4M 141K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...