WAH UPDATE LAGI NIH!!! MANA SUARANYA YANG SUDAH SIAP BACA RAJAWALI?
ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA!
SPAM KOMEN 😊 DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA!
SUKA SAMA CERITA RAJAWALI?
UMUR KAMU BERAPA TAHUN?
SALAM KENAL YA BUAT PARA PEMBACA, HAI!
JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI KE MEDSOS KALIAN YA, BIAR MAKIN BANYAK YANG BACA. OKE.
SEKALI LAGI SPAM KOMEN ❤️ DI SINI SEBANYAK-BANYAK-BANYAKNYA. AKU SUKA LOH 🥰
***
Alexander menutup buku tulisnya tepat bel istirahat berbunyi. Cowok tinggi itu langsung bangkit dari kursinya dan menegakkan tubuhnya. Ketika baru jalan beberapa langkah terdengar suara lirih yang membuatnya berhenti.
Selanjutnya, sebuah tangan menyentuh bahunya dari berlakang. Sentuhan itu mengalirkan semacam aliran listrik yang membuatnya bergidik. Suara perempuan terdengar namun ia tidak mau menoleh sedikit pun untuk melihatnya. Alexander tidak mau kalau ia tertangkap basah sedang gugup dan tegang.
Cowok berjaket jins itu memutuskan untuk kembali melanjutkan langkah kakinya, membiarkan siswi baru itu menatapnya jengkel. Saat di ambang pintu, tiba-tiba saja langkahnya terhenti kembali.
Telinga Alexander baru saja mendengar perempuan itu mengatainya 'dasar tuli'. Bangke! Kurang ajar mulut petasan itu! Mau gue kasih cabai rawit merah rasanya!
Ngerti nggak sih, Alexander enggak dengerin ocehan Evalina itu bukannya tuli tapi karena gemetar dan gugup.
Alexander mendengus, sepertinya ia harus memberikan perempuan bawel itu jitakan kepala atau enggak petengen leher. Biar tahu rasa tuh perempuan!
Jadi Alexander langsung berbalik untuk memberikan perempuan berkepang dua itu pelajaran. Ternyata tidak mudah seperti mengahadapi perempuan lainnya. Ketika berada tepat di hadapan perempuan itu nyalinya mendadak ciut.
Ia justru hanya bisa menatap matanya tanpa kedip. Kedua manik mata bening perempuan itu membuatnya menelan ludah.
Jika sedetik saja lagi Alexander menatap mata perempuan itu pasti akan terjadi sesuatu yang aneh di hatinya. Alexander tidak mau hatinya berdebar. Jadi, ia langsung saja berjalan melewati anak baru itu dan mengambil sebatang rokok dari dalam tasnya.
Mungkin, setiap hisapan dan hembusan asapnnya akan membuatnya akan dapat berpikir tenang. Dan juga dapat melupakan mata perempuan itu yang kini melayang-layang di benaknya.
***
Alexander memutuskan melangkah pergi mencari ketenangan.
Kantin seperti di pasar!
Taman seperti tempat pacaran!
Lapangan dan koridor seperti lagi ada konser, biasalah murid-murid pada nonton basket!
Jadi tempat satu-satunya ialah perpustakaan, akhirnya Alexander bisa menenangkan pikirannya di sana. Tempat yang tidak pernah ramai. Paling banyak hanya lima orang, sementara kapasitasnya bisa sampai sepuluh kali lipat.
Alexander dari kecil memang suka membaca. Dari buku dongeng, komik, hingga fiksi. Ia pernah membaca salah satu buku tentang cinta dan kutipannya kurang lebih begini 'jika dadamu berdebar ketika menatap seseorang, itu tandanya jatuh cinta dan jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri!'
Tentu saja Alexander tidak mau merasakan itu, buat apa rela mati karena cinta!
Cowok tinggi itu bergumam. "Gue enggak mungkin suka sama tuh cewek!!!"
"Dasar cewek mulut terompet! Berisik! Pengganggu!"
Alexander benar! Sekarang perempuan itu berhasil mengganggu pikirannya. Cowok itu menaruh kembali buku yang telah ia baca lalu memejamkan matanya.
"Lupakan!"
"Lupakan!"
"Lupakan!"
Alexander membuka mata perlahan sambil mengembuskan napas keras!
Yang terjadi justru sebaliknya, perempuan yang miliki lesung pipi itu kini berada tepat di hadapannya, sedang memijat-mijat kepala.
"Pusing banget ya ampun! Pusing lagi kalau enggak ada kepala!"
Perempuan itu pasti mengikutinya ke sini. Alexander mendengus. "Kalau lo enggak suka baca buku ngapain ke sini!"
Lagi-lagi perempuan itu banyak bacot dan jago ngeles! Percuma bicara sama perempuan itu. Tidak jadi beras! Yang ada hatinya justru memberontak ingin berdetak. Sialan!
Kenapa dengan mudahnya perempuan itu bisa membuat hatinya kelimpungan. Ini adalah hal yang baru Alexander rasakan. Tidak pernah sebelumnya begini.
Bahkan ketika Alexander meninggalkan perempuan itu pun hatinya berharap dikejar. Dan Alexander tahu perempuan itu sekarang diam-diam mengikutinya dan itu membuat hatinya merasakan kenyamanan.
Jadi cowok berjaket jins itu pura-pura saja tidak tahu ketika melihat perempuan itu menempel seperti cicak di dinding!
Dasar cewek blo'on!
Orang gila!
Perempuan seperti itu bisa-bisanya membuat Alexander harus berusaha mati-matian menahan diri agar tidak tersenyum karena melihat tingkahnya yang konyol itu.
"Selain bisa jadi monyet ternyata dia juga cocok jadi cicak!"
Kalau cicak menempel di dinding tapi kalau Evalina berhasil menempel di hati Alexander. Eaaa.
Hayo akui saja!
Enggak ada yang tahu kok!
Nanti palingan ada peringatan patah hati nasional! Di mana semua cewek memposting di story IG, WA, FB, TT dengan emoticon hati terbelah jadi dua.
***
Baru saja Alexander bersandar di belakang pohon mangga, tiba-tiba perempuan itu mengejutkannya.
Alexander pura-pura terkejut!
Padahal ia sudah tahu dari tadi diikuti!
Hebat enggak akting pura-pura kegetnya. Mata melototnya. Hidung kembang-kempisnya. Terlihat natural, kan, expresi terkejutnya? Iya in aja.
Beberapa saat terjadi adu mulut, sang perempuan terus mengeluarkan ilmu petasan tahun baru. Cerocos enggak jelas!
Namun senyum perempuan itu mampu membuat Alexander berhenti bernapas dan dadanya terasa sesak!
Untuk mengalihkan rasa aneh itu, Alexander cepat-cepat mengambil rokoknya untuk menyembunyikan perasaannya yang lagi diterpa serangan salting mendadak!
Dan hal yang paling mengejutkan lagi, perempuan itu membuang rokoknya! Membuat Alexander menatapnya ngeri!
Jika boleh jujur, tepat ketika perempuan itu membuang rokoknya ke tanah dan mengingatkan kalau rokok tidak baik buat kesehatannya. Alexander memperhatikan sinar mata perempuan itu. Kepedulian terpancar jelas di sana.
Sebagai gantinya, perempuan itu memberikannya permen, Alexander menatapnya dengan tatapan yang belum pernah ia berikan sebelumnya pada siapapun. Tatapan teduh yang menyejukan hati!
Perempuan itu dan Alexander terus saling menatap. Tidak mau terhipnotis oleh mata perempuan itu, Alexander mengerjapkan mata dan langsung mengambil permennya.
Sentuhan tangan kecil yang tercipta ketika mengambil permen itu rasanya ia seperti baru saja naik roller coaster. Membuat Alexander ingin berteriak.
Tidak mau teriak di depan perempuan itu.
Alexander buru-buru pergi!
Setengah berlari!
Ia bersembunyi di dalam toilet lalu...
"ARGGGHHH...."
Cowok beralis tebal itu memegang dadanya yang berdetak hebat. "Apa ini?"
"Kok gue deg-deg-an!"
Alexander menggelengkan kepala. Menolak perkataan hatinya yang bilang suka kepada perempuan itu!
Cowok itu yakin, saat ini ia hanya perlu beristirahat, tidur, mimpi indah, dan kemudian besok akan kembali seperti biasa!
***
TRING!!!
TRING!!!
TRING!!!
Bunyi bel tiga kali pertanda sudah waktunya pulang! Semua murid pun sudah menunggu saat-saat itu. Lihat saja mereka seperti balapan ke luar kelas!
Cowok berahang tegas itu mengeluarkan napas berat. Akhirnya, ia bisa terbebas juga dari perempuan itu. Alexander bangkit dan buru-buru pulang!
Alexander ingin segera menangkan hati dan pikirannya!
"Eh... tunggu."
Suara itu lagi-lagi membuatnya berhenti tanpa menoleh. "Apa?"
"Ehm... gue mau nanya." nada perempuan itu seperti sedang berpikir.
Cowok berhidung mancung itu membalikkan badan dan langsung tatapan mereka bersilahturahmi. Hai, salam kenal. Begitulah kalau seandainya mata bisa berbicara.
"Lo kok enggak pernah senyum ya?" tanya Evalina dengan sebelah alis terangkat.
Kening Alexander mengerut! Ya, itu karena gue mati-matian menahan diri untuk tidak tersenyum.
"Senyum dong, dikit aja." suara perempuan di hadapannya terdengar lirih dan merayu.
"Apa?" desis Alexander datar.
"Senyum seperti ini nih!" Si perempuan tersenyum lebar. Memberikan senyum terbaiknya dengan tulus.
Alexander menarik napas panjang. Mengatur dadanya yang lagi-lagi berdetak laju.
"Senyum gue mahal." cetus cowok itu pelan tapi tajam.
"Berapa sih? Gue bayar deh." tanya Evalina sambil melipatkan tangan di depan dada.
Alexander benar-benar lemah sekarang. Ia tidak sanggup lagi menahan senyumnya. Ia pun harus melakukan cara ini... membalikkan badan lalu tersenyum kecil.
Tidak mau perasaannya makin kacau dan ketahuan sedang tersenyum. Alexander langung meninggalkan perempuan itu.
Lagi dan lagi!
Kenapa Alexander harus menghindar!
Kenapa Alexander takut menghadapi tatapan mata dan senyum perempuan itu!
Evalina melotot dan bahunya merosot. "Kok malah pergi."
"Dasar cuek!" gerutunya gemas pengen cubit pipi cowok tampan itu.
Setiba di parkiran Alexander langsung mengambil helm dan memakainya. Dan di balik kaca hitam helm itu ia menyunggingkan senyumnnya perlahan.
Entah ini apa?
Yang jelas ini bukan cinta!
Alexander menggelengkan kepala, ia ingin segera membasahi kepalanya. Otaknya sudah panas! Mungkin korslet! Perempuan itu sudah mengacau di pikirannya!
Kemudian cowok berjaket jins itu langsung menyalakan motor besarnya dan tancap gas. Ketika di jalan raya Alexander melajukan motornya dengan kecepatan kencang lalu dengan lihainya berbelok di tikungan tajam seperti pembalap moto gp.
Bayangin aja kalau kamu dibonceng!
Minimal harus peluk Alexander kencang-kencang!
Kalau tidak mau terjungkal, terpelilit, dan terpelanting!
Bukan jantung aja yang berdetak ketakutan tapi hati juga berdebar karena sayang!
***
3K VOTE DAN 3K KOMENTAR SEPERTINYA BISA DEH.
SPAM 😊 DI SINI!
GIMANA MENURUT KALIAN CERITA RAJAWALI?
KASIH SARAN CAST YANG COCOK BUAT MEREKA BERDUA DONG.
CAST EVALINA SIAPA?
CAST ALEXANDER SIAPA?
SPAM KOMENTAR 🔥 DI SINI LAGI YA BANYAK-BANYAK.
SEMANGAT YANG IKUTAN GIVEAWAY, SEMOGA BERUNTUNG.
JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI DAN TAG AKU YA DI INSTAGRAM: HENDRA.PUTRA13.
TULIS NAMA ALEXANDER SEBANYAK-BANYAKNYA!
TULIS NAMA EVALINA SEBANYAK-BANYAKNYA!
SPAM 🥰 SEBANYAK-BANYAKNYA!
KALIAN SEJAK KAPAN PUNYA WATTPPAD?
WARNA HAPE KAMU?
HARAPAN KALIAN UNTUK CERITA RAJAWALI?
TULIS RAJAWALI SABANYAK-BANYAKNYA.
UPDATE KAPAN LAGI YA? BESOK/ MALAM INI?
SPAM UNTUK NEXT CHAPTER?
SPAM ❤️ SEKALI LAGI YA.
TERIMA KASIH, AYANG.
TERTANDA, HENDRA PUTRA