Bastard Obsession

By penulis12

882K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 24

14.3K 967 45
By penulis12

Pagi ini Alicia bangunan lebih siang dari biasanya, matanya membulat saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi, tubuh nya langsung bangkit beranjak dari atas kasur dan segera melakukan ritual paginya. Sebenarnya hari ini ia tidak memiliki kelas, tapi pagi ini akan ada acara khusus di cafe tempat nya kerja yang membuat nya harus datang pagi-pagi sekali sebelum acara di mulai, tapi bodohnya ia malah bangun lebih siang dari biasanya.

"Nona Alicia," suara seorang pria di belakang nya membuat langkah Alicia menggantung di ujung tangga.

Itu Mario, kepala pengawal kepercayaan Kenzie sekaligus orang yang mempergoki nya semalam saat ia berjalan mengendap-endap ke dalam mansion.

"Anda akan pergi kuliah?" Tanya Mario yang di balas anggukan kecil dari Alicia.

"Kalau begitu silahkan, saya akan mengantar anda." Mario mengangkat tangan nya mempersilahkan Alicia untuk berjalan terlebih dahulu membuat Alicia mau tidak mau harus berjalan kaku dengan Mario di belakang nya.

"Dimana supir yang biasanya?" Tanya Alicia bingung saat melihat Mario yang membuka kan nya pintu dan berjalan memutari mobil dan duduk di bangku pengemudi.

"Cuti." Balasan singkat itu membuat Alicia enggan untuk bertanya lagi.

Matanya menatap jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8:30 pagi, itu tandanya ia sudah telat hampir setengah jam dari jam yang di tentukan.

"Tolong lebih cepat," ucap Alicia membuat Mario menatap nya melalui kaca spion mobil lalu mempercepat laju mobil tanpa membalas perkataan nya.

Jika di pikir-pikir Alicia memang tidak pernah melihat pria itu berbicara dengan panjang lebar dengan siapapun, ia juga tidak terlalu sering melihat nya entah itu saat hari biasa atau di acara penting, pria itu selalu tidak terlihat padahal Mario memiliki posisi yang cukup penting untuk hadir di setiap acara khusus keluarga Martinez.

"Sudah sampai nona," suara bariton itu membuat nya tersadar dari lamunannya.

"Baik terimakasih," ucap Alicia lalu bergegas keluar dari mobil dan berjalan menuju gedung kampus nya, ia tidak benar benar masuk, hanya diam di balik dinding sambil mengintip memastikan mobil putih itu sudah melaju pergi dari wilayah kampusnya.

"Alicia?" Panggil seseorang di belakang nya.

Alicia berbalik merasa tidak asing dengan suara pria yang memanggil nya. Dan tentu saja sesuai dugaan nya, itu Josh yang berjalan dari ujung lorong gedung fakultas kesenian dan menatap nya bingung.

"Kau di sini? Apa kau ada kelas pagi?" Tanya Josh.

Alicia menggeleng kan kepala nya.

"Tidak ada kak, aku hanya ada sedikit keperluan di sini." Jawab Alicia tersenyum kaku. Rasanya aga aneh mengingat ia sudah lama tidak bertemu dengan Josh sejak acara kemah beberapa minggu lalu.

Josh mengangguk mengerti sambil tersenyum kecil.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya," ucap Alicia berjalan mundur, sedikit menunduk kan tubuh nya sebagai bentuk hormat nya.

Josh tersenyum kecil melihat tubuh Alicia yang berjalan menjauh menuju gerbang utama kampus.

"Andai dia milikku,"

--------

Alicia menggigit jarinya gugup saat melihat beberapa mobil mewah yang terparkir rapih di depan cafe.

Tanpa berfikir panjang ia berjalan menuju pintu belakang cafe dan pemandangan yang pertama kali menyambut nya adalah setumpuk piring kotor, dan berbagai macam benda yang tergeletak di lantai.

Benar-benar kacau.

"Alicia!" Teriak Tiffany dengan raut wajah lega.

"Akhirnya kau datang, aku kira kau tidak akan datang." Gerutu Tiffany kesal.

Alicia tersenyum lebar. "Maaf, aku bangun aga telat dari biasanya."

"Kalau begitu cepat ganti baju mu, Jessica pasti sudah hampir pingsan di luar sana."

Alicia mengangguk dan segera bergegas mengganti bajunya dengan seragam kerja nya, ia mengikat rambut nya menjadi satu lalu mengambil nampan berisikan beberapa gelas minuman.

Pintu bar di buka, Alicia melirik Jessica yang menatap nya dengan mata berbinar lalu berjalan cepat ke arah nya.

"Akhirnya kau datang, tolong antar kan minuman nya ke meja utama ya." Bisik Jessica lalu berjalan ke dalam.

Alicia berjalan menuju meja utama di tengah cafe, ia tersenyum manis menyapa setiap orang di sana yang tampak serius dengan pembahasan bisnis mereka.

Alicia memberikan minuman yang ia bawa kepada setiap orang di sana, hingga saat gelas terkahir yang ia simpan untuk seorang pria yang duduk membelakanginya nya.

"Minuman anda tuan," ucap Alicia sopan.

"Terimakasih manis," bisik pria di sebelah nya membuat mata Alicia membulat saat mata mereka tidak sengaja bertabrakan.

"Lionel?" Ucap Alicia terkejut.

Lionel tersenyum kecil ke arahnya. "Sudah lama tidak bertemu nona Alicia," bisik Lionel membuat nya tersadar saat beberapa orang di sana mulai memperhatikannya nya.

Alicia menunduk kan tubuh nya dengan hormat lalu berjalan mundur dan berbalik kebelakang memasuki area kitchen.

"Alicia tolong angkat pai susu di sana," ucap Tiffany.

Alicia mengangguk mengerti dengan tatapan kosong lalu mengambil nampan besi berisi Pai itu tanpa menggunakan sarung tangan membuat tangannya terbakar karena panas nampan yang baru saja di keluar kan dari oven.

"Aw!" Ringis Alicia saat merasa tangan nya terbakar, ia juga tidak sengaja menjatuhkan nampan itu membuat puluhan Pai harus berakhir hancur di atas lantai.

"Alicia! Apa kau tidak apa apa?" Tiffany berteriak kaget dan segera berjalan menuju Alicia yang memegangi tangan nya yang memerah.

"Cepat bawakan es batu!" Teriak Robert.

Jessica menarik tangan Alicia dan merendam tangan nya dengan air dingin untuk menetralisir rasa sakit akibat luka bakarnya.

"Bagaimana kau bisa sangat ceroboh Alicia?" Ucap Jessica merasa khawatir dan kesal.

"Ma-maaf," bisik Alicia.

"Dasar bodoh," bisik Jessica kesal.

Alicia menunduk kan wajahnya menyesal, menatap Tiffany dan Robert yang sedang membersihkan lantai dan membuang semua Pai itu.

"Maafkan aku Tiffany, Pai nya jadi terbuang sia-sia."

Tiffany mengangkat wajahnya menatap Alicia dengan mata membulat. "Tidak perlu minta maaf itu kecelakaan, kau juga tidak sengaja kan."

Jessica berbalik mengambil kotak obat yang berada di lemari putih, ia mengambil salep untuk luka bakar nya.

"Nah sudah selesai," Jessica tersenyum kecil menatap tangan Alicia yang kini di balut perban.

"Jangan sampai terkena air dulu beberapa jam, mengerti?" Ucap Jessica seperti sedang berbicara dengan anak kecil.

Alicia mengangguk cepat sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih!" Balasnya.

"Baik, kalau begitu kembali bekerja!" Teriak Jessica mengomandoi.

Alicia baru saja akan bangkit dari tempat nya tapi tangan Jessica malah menahannya dan memaksa nya untuk kembali duduk.

"Kecuali kau, kau tetap duduk dan istirahat." Bisik Jessica penuh sorotan tajam.

Alicia menekuk kan wajahnya, tapi tidak begitu lama karena ia tersenyum kecil merasa bahagia karena bisa bekerja dengan orang orang baik seperti mereka.

Semua nya berjalan lancar, acara juga sudah selesai tepat di jam satu siang bersamaan dengan waktu jam makan siang mereka yang tertunda. Alicia melipat seragam nya dan memasukkan nya kedalam loker kerja.

"Kau akan langsung pulang?" Tanya Robert yang juga sedang memakai jaket hitam nya dan menaruh beberapa barang di loker.

"Seperti nya begitu,"

"Tidak boleh! Kau harus ikut makan siang dulu bersama kita," Tiffany yang baru selesai mengganti pakaian nya menanggapi perkataan nya.

"Biarkan dia pulang, Alicia harus istirahat agar tangannya bisa cepat sembuh." Robert memberikan pukulan kecil di jidat Tiffany membuat wanita itu menggeram kesal.

"Sakit bodoh!" Gerutu Tiffany.

"Kalian berisik sekali, cepat berkemas aku sudah lapar." Jessica mendorong kecil tubuh Alicia.

"Dan kau cepat pulang dan istirahat."

Alicia mengangguk kecil, mengambil tasnya dan berjalan keluar dari pintu belakang. Ia berniat pulang menggunakan bus karena Mario pasti baru akan menjemput nya sore sesuai jam kampus.

Alicia memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri berharap menemukan transportasi umum yang ia cari tapi sepertinya nya ia harus menunggu aga lama untuk itu.

Alicia menatap kursi halte yang kosong, hanya ada seorang pria dengan Hoodie hitam yang tengah duduk di sana. Ia tidak terlalu menghiraukan itu dan beranjak duduk dengan jarak aga jauh.

Tapi baru saja Alicia mendudukkan tubuhnya, pria di sebelah nya justru bergerak menggeser tubuhnya menjadi lebih dekat dengan nya.

Alicia mengerjapkan matanya melirik sedikit pada pria di samping nya tapi mata nya lagi lagi justru membulat terkejut saat mengenali wajah pria itu.

"Kenapa baru keluar? Aku sudah menunggu lama sejak tadi." Lionel meregangkan tubuhnya, melepaskan kaca mata hitam dan earphone yang terpasang di telinga nya.

"Kenapa kamu masih di sini?" Tanya Alicia terkejut.

Lionel mengerutkan keningnya. "Tidak boleh?" Tanyanya sambil mencondongkan wajah lebih dekat.

Alicia menggesek tubuh nya menjauh. "Tidak juga, hanya saja..."

"Kenapa? Takut Kenzie tahu?" Lionel mengangkat sebelah alisnya menilai.

Alicia memalingkan wajahnya tidak berniat menjawab.

"Aku dengar dia sedang berada di Amerika kan? Itu berarti kau tidak perlu khawatir dia akan tiba tiba datang dan menembak mu dengan pistol lagi seperti malam itu."

Alicia menatap Lionel, pria itu menggerutu dengan nada mengejek.

"Lalu, sedang apa kau di sini?"

Lionel melirik sekilas pada Alicia. "Tentu saja menagih hutang mu,"

Alicia mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Aku tidak memiliki hutang apapun kepada mu,"

Lionel tersenyum miring menatap Alicia, ia menggeser tubuhnya lebih dekat lalu mencondongkan wajahnya dengan cepat hingga jarak di antara mereka menepis.

"Apa kau lupa malam itu? Kau berhutang satu ciuman pada ku sayang,"








To be continued
-----------------------

Haloo yaampun maaf banget yaa baru update lagi sekarang, aku lagi persiapan untuk utbk nih huhuhu doain yaa semoga lulus:)

Terimakasih untuk semua nya yang udah selalu nungguin dan dukung cerita ini, love you. Semoga suka yaa jangan lupa vote and comment.

Dan jangan lupa follow Instagram aku yaa @aurajuliana__

Thank you.
Salam penulis12

Continue Reading

You'll Also Like

819K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.4M 36.8K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.4M 49.1K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...