Siren (Ft Hogwart Boys) ✓

By Amarine05

96.1K 15.2K 1.4K

FANFICTION Rosie, gadis Siren yang tinggal di danau hitam, Hogwarts. Memiliki rasa penasaran yang tinggi pad... More

Cast & First Word
0. Roseanne
1. Rosie History
2. New Student's
3. Gryffindor VS Slytherin
4. Problem
5. Weasley's Sister
6. Luna Lovegood & Lockhart
7. Quidditch Slytherin VS Gryffindor
8. Terror
9. The Chamber of the Secret's
10. Tom Marvolo Riddle
11. Tom Marvolo Riddle II
12. The Missing Man
13. Black Dog
14. The Truth
15. Ending Sirius and Buckbeak
16. Walpurgis Knight
17. Legilimency
18. Attention
19. Jealousy
20. Durmstrang & Beauxbatons
21. Cedric & Cho problem's
22. The Dragon's
23. Dance Partner
24. Yule Ball 1994
25. Siren & Mermaid
26. Last Turnament
27. I ain't Sharing
28. Siren Tears
29. Goodbye Tom
30. Liar and Killer
31. Umbridge Dolores
32. Different Path
33. He Knows
34. Draco Problem's
35. Tom Riddle secret's
36. Dumbledore Death
37. Malfoy Manor
38. Rosie & Nagini
39. Love and Hate
40. Luna and Dean
42. Trio Golden
43. The Confrontation
44. The First War
45. Forest
46. The Last War
47. Ending of the Story
Facts about Tom & Rosie

41. Green Ring

1.2K 249 28
By Amarine05

Netra coklat Rosie terbuka, ia tak begitu terkejut lagi ketika mendapati Tom tertidur disisinya. Akhir-akhir ini Tom sering tidur di kamarnya. Rosie tak tahu mengetahui alasan Tom yang suka berpindah-pindah kamar, ia hanya merasa pergerakannya semakin terbatas. Dua bulan telah berlalu sejak ia mendapati Luna dan Dean terkurung di ruang bawah tanah. Rosie sesekali mengunjunginya dan memberi mereka makanan yang lebih layak.

Wormtail pun semakin patuh padanya. Pria itu tak lagi melarangnya untuk masuk ke ruang bawah tanah dan sepertinya Tom memang tak tahu bahwa ia diam-diam sering menyelinap untuk menemui Luna dan Dean, Rosie sedikit bersyukur Tom tak mengunakan kemampuan Legilimencynya pada Wormtail.

Mungkin memang sebaiknya ia berpura-pura patuh pada Tom agar pria itu tak mencurigainya. Selama ini Rosie berusaha menjaga perilakunya sebaik mungkin agar Tom tak curiga padanya. Dengan begitu, keadaan saat ini bisa dikatakan aman. Rosie juga memantau keadaan Harry, Ron, dan Hermione melalui daily prophet. Selama wajah mereka masih dimuat dalam daftar pencarian, itu artinya mereka belum tertangkap.

Kembali menatap Tom, Rosie lebih senang memandangi wajah Tom yang tertidur damai. Pria itu terlihat baik-baik saja dalam tidurnya. Ya! Tom terlihat seperti pria yang baik hanya dalam tidurnya, namun ketika Tom terbangun, Rosie tak tahu rencana apalagi yang ada di dalam otak tampannya.

Rosie juga tak melihat keberadaan Nagini di kamarnya, jika biasanya Nagini akan mengunjunginya di pagi hari, maka pagi ini Nagini tidak datang. Mungkin karena Tom yang berada di dalam kamarnya? Ya, mungkin itu alasannya.

Rosie berniat untuk beranjak dari tempat tidurnya. Namun lengan Tom masih memeluk perutnya, bahkan pria itu mengeratkan lilitan lengannya pada perut Rosie.

"Aku tahu kau sudah bangun, Tom." Kata Rosie pelan.

Mata Tom terbuka, ia tersenyum memandangi wajah Rosie. Benar, hanya ini yang pria itu inginkan, kekuasaan yang sudah di depan mata dan Rosie yang selalu berada di sisinya. Ia tak akan membiarkan siapapun menyentuh Rosie. Rosie miliknya. Hanya miliknya.

"Kukira kau akan terus memandangi wajahku," kata Tom.

Semburat warna merah muncul pada kedua sisi wajah Rosie. Wanita itu berdeham dan menarik lengan Tom dari perutnya. "Aku harus membersihkan diri,"

Namun, Tom sama sekali tak berniat untuk bergerak dan bahkan memaksa Rosie untuk tinggal. "Kau makhluk air, Rosie. Kupikir kau tak perlu membersihkan diri."

Rosie mendengus, memandang pria itu sebal. "Aku memang makhluk air, tapi aku juga butuh air untuk membersihkan diri."

"Baiklah," Tom akhirnya melepaskan lengannya dari perut Rosie. Pria itu mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, memandang Rosie yang beranjak. "ada yang ingin kubicarakan padamu saat sarapan."

Rosie tak menyahut, ia hanya mengangguk sebelum pergi menuju kamar mandi.

Begitu Rosie selesai membersihkan dirinya, ia telah mendapati Tom yang berpakaian rapi dan terdapat dua nampan berisikan makanan di atas meja. Dahi Rosie berkerut, Tom mengajaknya sarapan bersama di dalam kamar?

Bukan Tom yang biasanya. Benar, Tom tak akan mau repot-repot menyiapkan sarapan seperti ini kecuali Sue yang mengantarnya. Lagipula apa yang ingin Tom katakan padanya?

"Duduklah, Rosie."

Rosie menurut, ia segera duduk dan melihat Tom mulai menyantap makanan yang telah tertata rapi di atas meja, walau banyak pertanyaan, wanita itu hanya diam dan ikut menyantap makanan yang telah tersaji. Setelah ini, begitu Tom meninggalkannya sendirian, Rosie akan kembali menyelinap menemui Luna dan Dean, memastikan kedua anak itu baik-baik saja.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanya Tom sembari mengiris steak miliknya menjadi potongan kecil.

Rosie menaikan salah satu sudut alisnya. Memandang Tom aneh. "Seolah aku bisa melakukan apapun yang kumau," cibirnya seraya mencomot buah anggur miliknya.

Tom terdiam sejenak, sebelum acuh tak peduli pada cibiran Rosie. "Kalau begitu kau tidak perlu melakukan apapun, tetap di tempatmu."

"Kau selalu mengatakan hal yang sama."

"Aku hanya mengingatkanmu, Rosie."

Rasanya sebal sekali diingatkan satu hal yang sama berkali-kali, ia bukan wanita pikun.

Sejenak, Tom menghentikan kegiatan menyantap makanannya dan menatap Rosie lurus.

"Ada apa?" Tanya Rosie yang menyadari pandangan aneh Tom.

"Memberikan sesuatu padamu,"

Sebelum Rosie sempat menyahut, Tom terlebih dahulu menarik jemarinya dan menyematkan sesuatu pada jari manisnya. Mata Rosie melebar saat melihat sebuah cincin emerald dengan bentuk persegi tersemat dijari manisnya.

"Sudah kuduga, pasti cocok untukmu," katanya bangga. "berlian hijau memang selalu mempesona."

Rosie tersenyum tanpa sadar, tatapannya melembut saat melihat cincin yang tersemat pada jari manisnya. "Terima kasih, aku menyukainya."

Rosie tak tahu mengapa Tom memberinya sebuah cincin, tapi ia tak menampik bahwa dirinya menyukai kejutan yang diberikan Tom padanya.

Tom menatap puas ketika wanita itu terus memandangi cincin yang ia buat tersemat cantik di jari manis Rosie. Setelah ini Tom bisa mengetahui apapun yang Rosie hadapi dan memastikannya tetap aman. Cincin yang ia buat telah Tom beri sihir pengikat, Tom akan bisa merasakan apapun yang wanita itu rasakan, bahkan jika Rosie berniat untuk mengkhianatinya.

***

Malfoy Manor, Rosie Room, 1998

Berbulan-bulan lamanya, Rosie terus berhati-hati. Ia tak mengerti bagaimana bisa Tom selalu menemukan apapun atau apa yang ingin ia lakukan. Awalnya ia mengira bahwa Wormtail yang mengadu pada Tom, tapi itu tidaklah benar karena Rosie sendiri memastikan apapun yang ia rencanakan tak diketahui oleh orang lain.

Saat ini Tom sedang bersamanya, berada di dalam kamar. Awalnya ia hanya akan melihat Tom mengerjakan tumpukan laporan yang tak ia mengerti. Dari percakapan Voldemort dan Severus sebelumnya, Rosie menyimpulkan bahwa Tom akan melebarkan kekuasaannya sampai ke negera lain, termasuk Perancis dan Amerika.

Tom berencana menyebarkan ketakutan lebih besar lagi dan merekrut beberapa anak muda untuk menjadi pelahap maut yang baru.

Melihat kesibukan Tom, Rosie bangkit dari ranjangnya. Baru saja ia melangkah menjauhi ranjang berukuran king size, Tom telah menghentikan pergerakan pena bulunya dan memandang Rosie, ingin tahu.

"Ingin ke mana?"

"Pergi keluar kamar."

"Sayangnya aku tidak bisa memberimu ijin untuk keluar, aku tidak bisa mengawasimu. Tetap di sini sampai aku selesai." Tegas Tom padanya.

"Aku tidak butuh pengasuh!"

"Aku bukan pengasuhmu, Rosie." Tekannya tegas.

Rosie mendengus sebal. "Kau bisa meminta Nagini untuk ikut bersamaku jika kau takut aku kabur."

Tom akhirnya melirik Nagini yang berdesis pelan di kursi berlengan, ular betina itu awalnya hanya melingkarkan tubuhnya dengan manis hingga ia merasa mendapat tatapan yang menusuk dari Rosie dan Tuannya.

"Ya, Tuanku?"

"Tolong, awasi dia selagi aku sibuk."

Nagini berdesis dan mengangguk sebelum melata mendekati Rosie. Wanita itu hanya memutar matanya malas sebelum ia melangkah mendekati pintu. Namun saat hendak menyentuh knop pintu ia terperanjat saat mendengar Tom yang tiba-tiba menjerit menyentuh dadanya.

Rosie dan Nagini seketika berbalik dan panik menatap Tom yang membungkuk di depan mejanya, menyentuh dadanya yang terasa sakit.

"Tom... Kau baik-baik saja?" Rosie melangkah mendekatinya.

Pria itu memejamkan mata, menunggu rasa sakit yang menderanya menghilang. Setelahnya netra kelam Tom berubah menjadi merah, sihir hitamnya berderak marah memenuhi ruangan.

"Sial!" Rutuknya. "Ada yang bermain-main dengan Horcrux milikku."

Tom buru-buru bangkit dari bangkunya dan berdesis pada Nagini. "Nagini, ayo ikut aku!"

Sebelum Tom meninggalkan ruangannya, pria itu sempat mengecup bibir Rosie singkat sebagai tanda perpisahan. "Kau tunggu aku di sini sampai aku kembali!"

.
.
.
.
.
.

Dan... Setelah ini moment Rosie dan Tom akan banyak berkurang karena harus fokus pada kenyataan, wkwk perang akan segera dimulai.

Jangan lupa vote, biar cepet tamat 🤭


With love, Bells.

© Ditulis : 9 Mei 2022

Publish : 17 Mei 2022

Continue Reading

You'll Also Like

30.5K 3.4K 57
↳˳⸙ ❝ she 𝗹𝗼𝘀𝘁 her 𝗳𝗮𝗺𝗶𝗹𝘆, but 𝗺𝘂𝗺 always told 𝗵𝗲𝗿 to be 𝗸𝗶𝗻𝗱 this is about 𝗵𝗲𝗿, 𝗮 𝗸𝗶𝗻�...
120K 17.6K 27
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
48.8K 3.8K 15
*Semua tokoh karakter dan tempat milik J.K Rowling, ditambah beberapa tokoh karakter, tempat dan alur cerita imajinasi author*
20.6K 2.7K 23
Bagaimana jika Letnan Lee Chun Ho tidak meninggal di Duty After School? Atau Cha So Yeon gadis popular kelas 3-2 SMA Seongjin yang menjadi pengagum L...