EDREA TRANSMIGRASION

By pino283

520K 50K 1.1K

SUDAH TERBIT! Part masih lengkap!! Kalian bisa dptkan novelnya di firazmedia publisher Perpindahan jiwa? Itu... More

Kejadian.
Transmigrasi
Pulang
Berubah
Taman kota
Terlambat
Rendra Arghaza Fino.
Balapan.
Bertemu mereka
Black eagle
Siswi baru.
Setan ngeselin!
Permintaan maaf.
Miss K
Lateshia cafe
Berangkat bersama
Kunti genit
Kami merindukanmu
Lari pagi
Bertemu
Gombalan basi
Tuyul apes
War/karambol?
Sosok bernama Aina
Pengungkapan.
Rumah sakit
Elfatih Reza pratamafakhran
Mimpi
Eksekusi
Bertarung dengan Iblis
Pemakaman.
Cemburu
Si kecil Diva.
Lupa ingatan
Mahkluk pojok cafe
Jajanan SD
Rencana
Kecelakaan
Ending
Papan curhat
Open Pre-order

Mereka yang tidak terlihat

9.5K 1.1K 26
By pino283

Warning ⚠ jangan baca pas lagi makan, Oke.

Gue tegaskan sekali lagi, jangan baca pas lagi makan!!!

Banyak typo jalan²!!

Awas!!
Banyak typo jalan²!!!
°
°
°

Karena perut merasa lapar, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mampir ke sebuah kedai makan terlebih dahulu. Namun, saat ingin masuk ke dalam  Edrea melihat adanya mahkluk lain yang tengah menjilati piring pedagang itu.

Makhluk dengan wajah yang penuh dengan lubang, banyaknya belatung yang keluar masuk melalui lubang tersebut. Mata yang sudah hilang satu dan penuh darah, dengan tempurung kepala yang menganga lebar, dan juga lidah panjang yang penuh lendir.

Sedangkan mahkluk dengan bentuk kerdil semacam jenglot, bertugas mencampurkan air liurnya kedalam nasi pedagang itu.

Edrea pun melihat para pengunjung yang tengah makan dengan santainya, bukannya tergiur Edrea justru merasa mual setelah melihat cara bagaimana pedagang itu gunakan untuk memikat pembeli.

"Ayo kak masuk," ujar Alka seraya menarik tangan kakaknya.

Edrea pun menggeleng tegas. "Nggak mau! Kamu nggak lihat, Al?" tanya Edrea kepada Alka karena Alka memegang tangan miliknya.

"Lihat apa kak?" kata Alka dengan heran lantaran melihat wajah kakaknya yang tampak menahan mual.

"Tuh, coba lihat," bisik Edrea seraya menunjuk ke stand penjualan.

"Nggak ada apa-apa kak," terang Alka lantaran ia tidak melihat tanda-tanda mencurigakan sama sekali.

Edrea pun mendengus, lalu ia memegang tangan milik Adiknya itu.

"Aaaaaa," jerit Alka spontan ketika melihat makhluk menjijikkan seperti itu, ia pun langsung memeluk tubuh Edrea dengan tubuh bergetar hebat.

Mereka berdua pun di pandang aneh oleh orang-orang sekitarnya.

"Udah ayo kita pindah, cari tempat lain aja," Edrea berujar sembari menarik lengan adiknya itu. Sedangkan Alka hanya mengikuti kemana tujuan kakaknya ini pergi.

Entah kenapa jaman sekarang masih ada saja cara penjual mencari untung. Tetapi intinya jangan lupa berdoa dimana pun dan kapanpun berada.

Setelah berputar mencari tempat makan yang pas. Akhirnya mereka menemukan sebuah warung soto minimalis di dekat sebuah pohon yang lumayan besar.

Dan lagi-lagi, Edrea melihat satu sosok makhluk dengan perawakan tinggi besar, tubuhnya penuh dengan bulu hitam pekat dan juga lebat, kedua taring yang panjang nan tajam tak lupa pula dengan bola mata merah yang menyala.

Huft!

Dan untuk kesekian kalinya Edrea menghela nafas kasar, padahal dirinya hanya ingin makan dengan tenang. Kalau begini caranya mending makan di rumah saja, dan udah kenyang dari tadi.

"Padahal siang kenapa udah pada nangkring aja sih," ucap Edrea membatin.

"Pulang aja ya, Al. Kakak capek," kata Edrea dengan lesu lantaran belum makan dari tadi.

"Ada apa lagi kak?" tanya Alka penasaran namun takut bergabung menjadi satu.

"Hm, nggak papa. Pulang aja yuk," ucap Edrea kembali mengajak Alka pulang.

Alka pun mengangguk saja. "Ehh, itu ada batagor kak. Makan disana aja buat nunda laper," kata Alka seraya menunjuk ke arah motor dengan gerobak batagor.

"Ya udah, lah," balas Edrea dengan singkat. Sebenarnya dirinya sudah tidak nafsu makan sama sekali setelah melihat berbagai macam makhluk penglaris. Tetapi karena melihat adiknya  seantusias itu, membuat dirinya tidak tega untuk menolak.

Lalu mereka pun berjalan menuju ke penjual tersebut.

"Bang jualan apaan, nih?" tanya Alka dengan bodohnya.

"Jualan siomay, Dek," jawab abang penjual dengan senyum yang di paksakan.

"Ouh ya, pesen tahu gejrot nya dia ya bang," kata Alka semakin membuat pedagang itu kesal

"Astaghfirullah, jadi mau pesen nggak, dek?" tanya abangnya kembali dengan nada frustasi.

Alka pun hanya cengengesan dengan wajah tanpa dosa, "Iya bang jadi kok, bikin dua porsi, ya," jawabnya.

Si abang penjual batagor itu pun mengangguk dan segera membuatkan pesanannya.

Sedangkan Edrea terkekeh geli lantaran mendengar perdebatan kecil itu, Alka pun tersenyum saat melihat kakaknya tersenyum kembali akhirnya usaha berpura-pura bodoh itu membuahkan hasil seperti yang di inginkan.

Yaitu membuat kakaknya kembali tersenyum.

Setelah makan dengan tenang dan perut sudah kenyang, mereka berdua pun segera beranjak dari sana dan pulang.

°
°
Beberapa menit berlalu, Edrea dan juga Alka pun sudah sampai di mansion orang tua mereka.

"Joging apa marathon, nih? Jam segini baru pulang," sindir Alvi ketika melihat kedua adiknya yang tengah baringan di lantai tanpa beralaskan karpet.

"Tau nggak, kak?"

"Nggak," sosor Keanu membuat Alka mendengus sebal karena ucapannya terpotong.

"Ish, dengerin dulu makanya!" rengek Alka seraya mengerucutkan bibitnya.

"Iya-iya mau cerita apa, nih?" tanya Keanu seraya ikutan membaringkan tubuhnya di lantai dingin itu.

"Tadi Alka liat hantu, hantunya itu bisa bikin makanan enak," ucap Alka dengan semangat.

"Masa sih?" kata Alvi tidak percaya.

"Bener, kak. Kak Atta juga lihat, kok," ucap Alka dengan penuh keyakinan.

"Yang  bener, Ta? Masa lo indihome, sejak kapan?" tanya Alvi beruntun.

Edrea pun berdecak. "Satu-satu napa. Bener kok gue bisa lihat yang gituan. Sejak belum lama sih, kalian mau bukti kaga?" jawabnya.

"Caranya?" tanya Keanu penasaran.

"Em, bentar. Kita ke taman belakang dulu, nanti pasti kalian bakal percaya," ujar Edrea seraya bangkit dari tidurannya, dan yang lain pun mengikuti.

Sampai di taman belakang.

"Nah, disana ada sosok perempuan berbaju putih lusuh, rambut panjang, kakinya hilang satu, mukanya retak dan penuh darah, sama mulutnya robek," jelas Edrea sembari menunjuk ke salah satu pohon mangga  yang tidak jauh dari mereka berdiri sekarang.

Sedangkan ketiganya sudah merinding ketakutan, sesekali mengusap tangannya.

"Loh, siang bolong gini ada penampakan?" tanya Keanu merasa aneh.

"Kita hidup 'kan, emang berdampingan sama mereka," ungkap Edrea dengan malas, lalu memegang  salah satu lengan kedua kakaknya.

"Waaah, daebak ya ges ya. Jam segini ada penampakan kaya gitu. Mana gada seremnya sama sekali lagi," kata Alvi dengan santai.

Berbeda dengan Alvi, Keanu justru sudah bergetar ketakutan.

"Your eyes katarak apa gimana? Serem gitu lo bilang nggak serem," ucap Keanu dengan bergetar.

"Lepasin gue, Ta!" sambung Keanu, dan Edrea pun langsung melepas cekalan  tangannya di lengan mereka.

"Huuuu, cemen lo! Baru segitu aja takut, gimana sama Atta yang tiap hari liat begituan," goda Alvi kepada saudaranya itu.

"Bodoamat, dah," cetus Keanu dengan kesal.

"Badan doang gede, mental kaya yupi," ejek Edrea seraya meninggalkan  tempat itu.

Keanu pun melotot tidak percaya, lalu berlari mengejar adiknya dan terjadilah kejar-kejaran.

°
°
Sore harinya Edrea tengah di landa bosan, ia bingung mau bagaimana. Dan dirinya hanya berguling-guling di atas kasurnya, seraya menghela napas.

"Bosen banget," monolognya.

"Dari pada bosen gini, mending ajak jalan mereka aja. Atau ke rumah sakit. Hmm, ke rumah sakit aja dah sekalian ajak mereka," katanya, lalu membuka ponsel untuk memberi kabar kepada para babu kesayangannya.

~gesrek squad~

Anda

Woy!!

Sibuk kagak lo pada?

Damar.

Gue bosen banget nih.

Axel.

Gue juga woy, bosen parah!

Veren.

Info-info lah.

Laras.

Gue nganggur nih.

Athmar.

Knp?

Anda.

Ke Rumah sakit sekarang!
Gue sekalian mau ajak kakak sama adik gue.
Kita ketemu langsung di lokasi aja.

Read.

5

Dan dirinya pun menaruh ponselnya di atas nakas, lalu bergegas menuju kamar mandi dan segera bersiap.

Sepuluh menit berlalu dirinya pun sudah berganti pakaian dengan yang lebih rapi lagi, hanya memakai celana jeans panjang lalu di padukan dengan kaos hitam oversize saja.

Mengambil ponsel dan sling bag, gadis itu pun segera keluar dari kamar dan memberi tahu kepada kakak serta juga adiknya, sampai di ruang santai ternyata mereka sedang bermain PlayStation.

"Woy!! Ikut gue, yok," ujar Edrea seraya duduk di sebelah Alka yang tengah memegang stik ps.

"Kemana?" tanya mereka berbarengan.

"Ke rumah sakit," jawab Edrea dengan santai.

"Siapa yang sakit?" tanya mereka bersamaan kembali.

"Kalian kenapa barengan terus? Udah janjian, ya?" tanya Edrea sembari menatap mereka bertiga.

"Ya, kebetulan aja," jelas Alvi yang masih memperhatikan adik perempuannya itu.

"Siapa yang sakit?" tanya Keanu kembali.

"Gue, lah. Maksudnya kita jenguk tubuh gue yang asli gitu," jelas Edrea seraya memakan cemilan yang berada di pangkuannya.

Mereka pun mengangguk saja. "Ya, udah. Siap-siap! Gue tunggu dan nggak pake lama!" perintahnya dengan penuh penekanan.

Lalu mereka pun langsung ngacir pergi ke kamar masing-masing.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Sesampainya di  rumah sakit, ternyata Athmar dan yang lainnya sudah menunggu disana.

"Hai, Ta," sapa Laras dengan girang.

"Siapa nih, gemoy banget?" sambung Laras seraya menjawil pipi milik Alka.

"Adik gue, Alka namanya," jawab Edrea memperkenalkan adiknya itu.

"Hai kak, Aku Alka," ucap Alka memperkenalkan diri.

Sedangkan kedua kakak Edrea pun hanya menatap bingung mereka saja.

"Siapa, Ta?" tanya Alvi kepada Edrea.

"Kenalan sendiri lah, gue males," jawab Edrea dengan malas.

"Yee,, lo mah, gitu. Bukannya di kenalin, malah ngenalin diri," kata Alvi dengan kesal.

"
Tinggal kenalan apa susahnya?" celetuk Laras yang sudah muak dengan perdebatan mereka.

"Nanti aja dah, sekarang masuk dulu. Perasaan gue nggak enak, pasti di antara kalian bakal ada yang malu-maluin," ungkap Edrea dengan tenang.

"Duh, pasti banyak penampakan kalo di rumah sakit, kudu kuat mental nih," ucap batin Edrea.

"Jangan ada yang minta gandeng, nanti yang ada malah pingsan kan repot," ucap Edrea dengan tegas. Mereka mengangguk paham. Sudah pasti akan ada banyak sosok-sosok tak kasat mata di rumah sakit.


Mereka terus berjalan dengan posisi Edrea paling depan dan juga Athmar yang  berada di sampingnya. Lalu ada Laras dan juga Damar yang berada di belakangnya, tak lupa pula dengan Alka yang berada di tengah-tengah. sedangkan keempat biang rusuh itu berada di paling belakang seraya menggoda suster-suster yang melewati mereka.

Banyak sekali pengunjung rumah sakit yang menatap kagum dan juga iri kepada mereka. Namun, mereka hanya acuh dan tetap melanjutkan perjalanannya.

"Kalian lanjut dulu, gue mau ke kamar mandi bentar," kata Edrea memberitahu.

"Mau gue temenin, Ta?" tanya Laras menawarkan diri.

"Nggak usah, lo lanjut aja sama mereka," tolak Edrea dengan halus.

Laras pun mengangguk, dan mereka pun berjalan kembali dengan Edrea yang menuju ke arah lain.

Di kamar mandi, setelah selesai membuang hajatnya Edrea pun mencuci tangan di wastafel. Sampai pada akhirnya dirinya mendengar suara tangisan dari salah satu bilik. Dengan rasa penasaran Edrea melangkahkan kakinya menuju sumber suara tersebut.

Edrea terus berjalan dengan pelan, laku membuka pintu tersebut.

Damt!

Sosok kepala tanpa badan tengah memandang Edrea dengan seringai tajam, belatung yang begitu banyaknya berjatuhan membuat Edrea mual seketika.

Sosok itu terus menampakkan diri dengan wajah yang mengerikan, namun tidak membuat gadis itu takut sama sekali.

"Lo salah cari mangsa, nyet!" kata Edrea lalu pergi meninggalkan bilik tersebut.

"Sial! Harga diri gue sebagai hantu hilang seketika gara-gara tuh cewek," ucap hantu itu sebelum menghilang.

Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

Hazel ? (End) By Cessy

Science Fiction

56.5K 5.8K 59
Pilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay
21.8K 1.1K 25
"Lah ngapa tangan gua putih mana kek bocil lagi ni tangan" "Apa jangan-jangan gua oplas ya waktu gua sakit" "Semoga tidak mengecewakan Ya Allah, semo...
12.4K 1.7K 42
{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} MASA PERBAIKAN DENGAN WAKTU YANG TIDAK DI TENTUKAN Tema : Family Problem [General fiction, Teen fiction, Chicklit] ~●~●~●~●~...
1.1M 95.6K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...