Siren (Ft Hogwart Boys) ✓

由 Amarine05

98.1K 15.5K 1.4K

FANFICTION Rosie, gadis Siren yang tinggal di danau hitam, Hogwarts. Memiliki rasa penasaran yang tinggi pad... 更多

Cast & First Word
0. Roseanne
1. Rosie History
2. New Student's
3. Gryffindor VS Slytherin
4. Problem
5. Weasley's Sister
6. Luna Lovegood & Lockhart
7. Quidditch Slytherin VS Gryffindor
8. Terror
9. The Chamber of the Secret's
10. Tom Marvolo Riddle
11. Tom Marvolo Riddle II
12. The Missing Man
13. Black Dog
14. The Truth
15. Ending Sirius and Buckbeak
16. Walpurgis Knight
17. Legilimency
18. Attention
19. Jealousy
20. Durmstrang & Beauxbatons
21. Cedric & Cho problem's
22. The Dragon's
24. Yule Ball 1994
25. Siren & Mermaid
26. Last Turnament
27. I ain't Sharing
28. Siren Tears
29. Goodbye Tom
30. Liar and Killer
31. Umbridge Dolores
32. Different Path
33. He Knows
34. Draco Problem's
35. Tom Riddle secret's
36. Dumbledore Death
37. Malfoy Manor
38. Rosie & Nagini
39. Love and Hate
40. Luna and Dean
41. Green Ring
42. Trio Golden
43. The Confrontation
44. The First War
45. Forest
46. The Last War
47. Ending of the Story
Facts about Tom & Rosie

23. Dance Partner

1.4K 256 16
由 Amarine05

Harry menghela napas dalam-dalam, setelah beberapa hari yang lalu ia terus memikirkan siapa yang akan ia ajak untuk menjadi pasangan di Yule Ball. Profesor McGonagall mengatakan bahwa wajib bagi para juara untuk membawa pasangan. Sesaat perutnya melilit ketika melihat banyak gadis-gadis yang mulai terkikik ketika melewatinya, Harry tak tahu apa yang terjadi kepada mereka.

Fokusnya hanya satu, Cho. Ia ingin Cho, Seeker cantik Ravenclaw menjadi pasangannya. Namun, alih-alih menerima ajakan Harry, Cho menolak dengan halus dan berkata bahwa gadis itu telah memiliki pasangan. Sayangnya, Harry kalah start.

Harry sempat mengatakan bahwa mencari pasangan dansa perkara mudah dibanding menghadapi naga Ekor Berduri Hungaria. Tetapi sekarang setelah dia melakukan pertarungan dengan naga, dan menghadapi prospek mengajak anak perempuan ke pesta dansa, dia ternyata lebih memilih menghadapi naga sekali lagi.

Harry belum pernah menyadari begitu banyak murid yang mendaftar untuk tinggal di Hogwarts selama liburan Natal. Dia sendiri selalu tinggal, tentu saja, karena alternatifnya adalah pulang ke Privet Drive. Tetapi sebelum ini anak-anak yang tinggal sedikit sekali. Namun tahun ini tampaknya semua anak kelas empat, dan kelas-kelas di atasnya tinggal dan bagi Harry mereka semua tampak terobsesi oleh pesta dansa atau paling tidak semua anak perempuannya, mengherankan sekali, mendadak di Hogwarts serasa ada begitu banyak anak perempuan. Harry tak pernah memperhatikan ini sebelumnya.

Anak-anak perempuan berbisik-bisik di koridor, menjerit tertawa ketika anak-anak laki-laki melewati mereka, membanding-bandingkan catatan apa yang akan mereka pakai pada Hari Natal malam.

Hal yang sama terjadi ketika Rosie baru saja keluar dari ruangan Albus, ini adalah hari terakhir ia mendengar apa saja yang harus ia lakukan di tugas kedua nantinya. Rosie mengira jika Albus hanya menjelaskan secara detail dan memberi selembar perkamen untuk dipelajarinya. Namun, Albus juga mengundangnya untuk hadir di acara Yule Ball.

Seperti biasa, Albus memang sangat mengerti dirinya bahwa ia ingin menikmati acara layaknya anak muda. Albus mengatakan bahwa nantinya ia akan berpasangan dengan Minerva di saat Yule Ball.

Rosie melangkahkan kakinya, melewati beberapa murid yang menyapanya. Wanita itu menyunggingkan senyum tulus dan sesekali membalas sapaan mereka. Matanya sesaat tertuju pada murid-murid Durmstrang yang mendekati anak-anak Ravenclaw.

Oh, benar!

Sudah waktunya mencari pasangan bagi mereka.

Senyum Rosie sesaat melebar ketika ia mengingat pesta Yule Ball puluhan tahun yang lalu. Ia menjadi pasangan Tommy, dan sempat membuat Albus khawatir. Pria itu bukan cemburu, tapi khawatir. Khawatir jika Tom merencanakan hal yang buruk kepadanya.

Rosie pergi meninggalkan kastil, hingga sesaat pandangannya bertemu dengan si kembar Weasley yang tampak menanti kedatangannya. Sesaat Rosie menjadi was-was, bukan hal yang mudah untuk menghadapi kenakalan si kembar. Percayalah, Rosie pernah menjadi salah satu kenakalan mereka di tahun kedua si kembar.

Korban dari bom kotoran.

Wajah George tampak cerah ketika melihat Rosie melangkah mendekat. "Akhirnya, kau datang."

Fred menyeringai melihat keantusiasan George.

"Ada apa?" Tanya Rosie kebingungan.

"Rosie, aku butuh bantuanmu," George memasang ekspresi memelas, dan ia seperti dilanda kepanikan.

Fred menggeleng heran, tapi laki-laki itu tetap tertawa, melipat kedua tangannya dan bersandar di bawah pohon besar.

"Kalian yakin hanya butuh bantuan?" Dahi Rosie berkerut.

George mengangguk. "Aku berjanji tak akan berbuat aneh-aneh,"

"Hmm, baiklah, jadi apa yang bisa kubantu?"

"Rosie... Tidak bisakah kau menjadi pasangan Yule ball untukku, sehari saja?"

"Jangan mau, Rosie. Jangan mau!" Fred terkekeh geli melihat wajah saudara kembarnya, George mendelik ketika Fred berusaha menghalangi Rosie.

"Mengapa aku?" Tanya Rosie heran. "Bukankah ada banyak gadis-gadis Hogwarts atau Beauxbatons?"

"Tidak!" Katanya. "Aku tidak mau pergi bersama mereka, aku mau pergi dengan wanita paling cantik, dan mereka akan--"

Rosie menyipitkan matanya, memandang George menyelidik. "Apa yang kau rencanakan, George?"

"Apalagi ulahmu kali ini?" Tambah Rosie menghela napas lelah.

Mengingat ulah si kembar, sesaat Rosie bersyukur bahwa ia melajang dan tidak punya anak. Bahkan sekarang, Rosie ingin memberi tepuk tangan penghargaan untuk Molly karena bisa menghadapi tingkah laku si kembar.

"Aku hanya butuh pasangan untuk Yule Ball," rengek George. "Kau juga datang, kan?"

Dahi Rosie semakin berkerut. "Dari mana kau tahu?"

Fred tersenyum geli melihat saudaranya menghadapi Rosie, sebenarnya ia sendiri juga tak tahu apa yang direncanakan George dengan mengajak Rosie sebagai pasangannya. Jika ini berkaitan dengan masalah sebelumnya -bahwa mereka yang telah menyebar sekaligus memamerkan keberadaan Rosie- maka Fred akan paham sekali.

"Kami tak sengaja mendengar kepala sekolah memberimu undangan," kata Fred. "saat itu kami tengah melewati ruang kepala sekolah."

Rosie mengangguk paham. Tapi, menatap George dan Fred bergantian membuatnya tetap was-was.

"Jadi, kuharap kau mau jadi partnerku,"

Rosie melipat kedua tangannya, ia bersendekap. "Baiklah, asal kau... tepatnya kalian berdua berhenti usil kepadaku,"

George dan Fred mengangguk semangat. "Tenang saja, Rosie. Kami sudah terlalu tua untuk mengganggumu." Kata Fred geli.

Sebenarnya kata tua yang dimaksud Fred adalah untuk Rosie. Mereka sepertinya hampir melupakan bahwa Rosie jauh lebih tua dari kakek nenek mereka.

"Baiklah, aku akan menjadi pasangan George."

"Yes!!!" Sorak George. "Thank you, Rosie!"

"Kalau begitu, sebelum acara dimulai aku akan menjemputmu."

***

Setelah meminta bantuan pada Rosie, si kembar kembali melangkahkan kaki mereka menuju ruang rekreasi Gryffindor. Sekarang mereka hanya perlu mengurus uang mereka yang dibawa kabur oleh seseorang. Sesampainya di ruang rekreasi, Fred dan George melihat trio golden tampak berleha-leha kecuali Hermione yang tak bisa mengalihkan pandangannya sedetikpun dari buku.

"Ron, boleh tidak kami pinjam Pigwidgeon?" tanya George.

"Tidak, dia sedang mengantar surat," jawab Ron. "Kenapa?"

"Karena George mau mengajaknya ke pesta dansa," kata Fred sinis.

"Karena kami mau mengirim surat, tolol," kata George.

Dahi Ron berkerut, kakak kembarnya terasa mencurigakan. "Kalian ini menulis terus ke siapa sih?"

"Jangan ikut campur, Ron, kalau tidak kubakar hidungmu sekalian," ancam Fred, melambaikan tongkat sihirnya. "Jadi... kalian sudah punya pasangan untuk pesta dansa?"

"Belum," jawab Ron.

"Kalau begitu harus buru-buru, kalau tidak yang cantik-cantik sudah ke ambil semua," kata Fred menyeringai jahil.

"Kau sendiri pergi dengan siapa?" tanya Ron.

"Angelina," kata Fred segera, tanpa malu-malu.

"Apa?" tanya Ron kaget. "Kau sudah memintanya?"

"Pertanyaan bagus," kata Fred. Dia buru-buru menoleh dan berteriak ke seberang ruang rekreasi. "Oi! Angelina!"

Angelina, yang sedang mengobrol dengan Alicia Spinnet di dekat perapian, memandangnya. "Apa?" dia membalas berteriak.

"Mau ke pesta dansa bersamaku?"

Angelina menatap Fred dengan pandangan menilai. "Baiklah," katanya, dan dia kembali menoleh ke Alicia dan meneruskan mengobrol, dengan wajah sedikit nyengir.

"Begitu," kata Fred kepada Harry dan Ron, "gampang." Sombongnya.

Melihat keberhasilan Fred, George terkekeh. "Nah, sekarang, kami berdua sudah memiliki pasangan,"

"Kau juga sudah punya pasangan?" Tanya Ron penasaran. "siapa?"

"Kau akan tahu nanti," balas George. "Yang jelas pasanganku adalah seseorang yang tak bisa kalian duga."

Harry ikut menatap George penasaran, si kembar buru-buru kembali meninggalkan ruangan asrama ketika Ron terlihat ingin menanyakan siapa pasangan George.

Ron berhenti meraba alisnya dan memandang Harry melewati reruntuhan istana kartunya yang berasap. "Kita harus bergerak, kau tahu... minta seseorang. Dia betul. Kita kan tak mau terpaksa pergi dengan sepasang Troll."

Hermione mendengus jengkel. "Sepasang... apa, maaf?"

"Ah... kau tahu," kata Ron mengangkat bahu. "Lebih baik aku pergi sendiri daripada dengan Eloise Midgen, misalnya."

"Belakangan ini jerawatnya sudah banyak berkurang dan dia sangat menyenangkan!"

"Hidungnya miring," kata Ron.

"Oh, begitu," kata Hermione, siap berperang. "Jadi, pada dasarnya kalian akan mengajak gadis tercantik yang mau, meskipun dia sangat menyebalkan?"

"Err... yeah, kira-kira begitu," kata Ron.

"Aku mau tidur," kata Hermione berang, dan dia bergegas ke tangga yang menuju kamar anak perempuan tanpa sepatah kata pun lagi.

***

Keesokan harinya, Rosie baru saja melewati danau dengan damai tanpa hambatan. Ia selesai mengeringkan tubuh dan kakinya dan bergerak menyingkir menuju ke arah rerumputan halus. Kali ini, Rosie benar-benar beruntung, para duyung tak lagi menatap sinis kepadanya seperti biasa. Apakah mereka sudah sadar bahwa tindakan rasis mereka selama ini salah?

Rosie mendengus tak percaya, wanita itu mengira para duyung tak mengganggunya lagi karena permintaan Albus. Yah, Rosie dan para duyung harus bekerja sama. Ia merasa ngeri pada tugas kedua nantinya, para juara akan kehilangan sosok yang paling berharga bagi mereka dan disembunyikan di dasar danau.

Untuk itu tugas Rosie nantinya mengawasi para duyung, agar mereka tak melewati batas. Albus memang meminta tolong pada para duyung, pria tua itu bahkan bisa berbicara menggunakan bahasa mereka. Tapi, tak membuatnya mempercayai para duyung.

Sesaat sebuah langkah kaki terdengar, Rosie menjulurkan lehernya dan menoleh. Hermione dengan wajah menahan kesal menghampirinya, duduk di sebelahnya seraya membawa buku tebal seperti biasa.

"Menjengkelkan!"

Dahi Rosie berkerut. Ia mencari-cari keberadaan Harry dan Ron, tapi kedua laki-laki itu tak kunjung datang. "Mione, ada apa?"

"Aku tak tahu mengapa aku punya dua sahabat yang bodoh!" Katanya kasar.

Gadis itu mendengus dan menghembuskan napasnya kasar. "Apa aku terlihat seperti laki-laki, Rosie?"

Tunggu sebentar... Apa maksudnya ini?

"A-Apa?"

Buku tebal yang semula terbuka, tertutup dengan keras. Hermione menatap Rosie, ekspresinya benar-benar mengerikan. "Harry atau Ron tak berniat mengajakku sebagai pasangan di acara Yule Ball nanti,"

Ah, Rosie mengerti sekarang.

"Sungguh menjengkelkan,"

Rosie mengangguk kaku, pura-pura menyetujui. "Benar, kau tentu bukan anak laki-laki, Rosie," kata Rosie bersungguh-sungguh. "Kau bahkan terlihat cantik, aku yakin akan ada yang mengajakmu pergi,"

"Aku tak yakin, Rosie," ekspresi Hermione mendadak murung. "Harry dan Ron saja tak berniat mengajakku pergi."

"Oh, jika memang begitu, bukan berarti anak laki-laki lain tidak menganggapmu sebagai gadis cantik,"

Wajah Hermione memerah mendengar pujian Rosie.

"Mungkin saja kau harus menunggu, kita tidak tahu bila akan ada seseorang yang berniat mengajakmu pergi,"

Rosie bisa berkata seperti itu, karena ia telah menyadari tak jauh dari lokasi mereka ada sosok laki-laki Durmstrang yang melirik ke arah mereka, lebih tepatnya Hermione. Laki-laki itu terlihat malu-malu, saat Rosie menyadari kehadirannya, berbanding balik dengan Hermione, gadis itu terlalu kesal hingga ia tak sadar bahwa dirinya menjadi perhatian orang lain.

Rosie menyunggingkan senyumannya, kembali menatap Hermione. "Jadi, cukup menanti saja. Tidak mungkin kan, kau mengajak anak laki-laki duluan, walaupun sebenarnya tak masalah bila gadis lain mengajak orang lain,"

"Tapi... Jika aku melakukannya, bagaimana... jika mereka menolakku?"

"Kau tak akan mengajak anak laki-laki duluan, karena seseorang akan mengajakmu pergi,"

"Apa?"

"Mungkin, Mione, hanya insting."

Dan benar sesuai dugaan Rosie, Hermione beberapa hari kemudian kembali menemuinya dan berkata bahwa ia telah menemukan partner. Victor Krum beberapa hari ini sedikit membuat gadis itu takut karena membuntutinya termasuk saat Hermione pergi ke perpustakaan. Namun setelah tahu apa tujuan asli Victor Krum, Hermione mengiyakan ajakan tersebut.

.
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan koment ✨ thank you 😘

Ini warna mata Siren Rosie. Cakep banget 🥺

With love, Bells.

© Ditulis : 13 April 2022

Publish : 14 April 2022

繼續閱讀

You'll Also Like

10.5K 1.5K 37
Selalu ada konsekuensi dalam setiap perubahan yang Ia lakukan. Jina selalu mengingat itu, menanamkannya dalam pikiran agar ia selalu waspada. Berhati...
31.2K 3.5K 57
↳˳⸙ ❝ she 𝗹𝗼𝘀𝘁 her 𝗳𝗮𝗺𝗶𝗹𝘆, but 𝗺𝘂𝗺 always told 𝗵𝗲𝗿 to be 𝗸𝗶𝗻𝗱 this is about 𝗵𝗲𝗿, 𝗮 𝗸𝗶𝗻�...
10.1K 952 24
Sphere Monster. Millitary Training. Juvenille Love and Dreams. Main Character : Chae Jiwoo. Plot Story : Duty After School [ K-Drama ] Written in Bah...
18.6K 2.1K 11
pain, abuse, insult, difference, stupid girl. Helera June Granger berharap dia bukanlah seorang muggleborn, dia berharap bukan hanya bayang bayang He...