Siren (Ft Hogwart Boys) ✓

By Amarine05

98.1K 15.5K 1.4K

FANFICTION Rosie, gadis Siren yang tinggal di danau hitam, Hogwarts. Memiliki rasa penasaran yang tinggi pad... More

Cast & First Word
0. Roseanne
1. Rosie History
2. New Student's
3. Gryffindor VS Slytherin
4. Problem
5. Weasley's Sister
6. Luna Lovegood & Lockhart
7. Quidditch Slytherin VS Gryffindor
8. Terror
9. The Chamber of the Secret's
10. Tom Marvolo Riddle
11. Tom Marvolo Riddle II
12. The Missing Man
13. Black Dog
14. The Truth
15. Ending Sirius and Buckbeak
16. Walpurgis Knight
17. Legilimency
18. Attention
19. Jealousy
20. Durmstrang & Beauxbatons
21. Cedric & Cho problem's
23. Dance Partner
24. Yule Ball 1994
25. Siren & Mermaid
26. Last Turnament
27. I ain't Sharing
28. Siren Tears
29. Goodbye Tom
30. Liar and Killer
31. Umbridge Dolores
32. Different Path
33. He Knows
34. Draco Problem's
35. Tom Riddle secret's
36. Dumbledore Death
37. Malfoy Manor
38. Rosie & Nagini
39. Love and Hate
40. Luna and Dean
41. Green Ring
42. Trio Golden
43. The Confrontation
44. The First War
45. Forest
46. The Last War
47. Ending of the Story
Facts about Tom & Rosie

22. The Dragon's

1.3K 251 10
By Amarine05

Rosie tak bisa berhenti melotot, pagi-pagi sekali ia mendapati Charlie Weasley, sedang menenangkan naga-naganya yang berada di dalam kandang. Saat ini keempat naga itu sedang disembunyikan di sekitar area hutan terlarang, Hagrid yang berada di sebelahnya tampak girang sekali dan memandang para naga itu penuh takjub. Rosie mengira jika Hagrid merindukan Norbert.

Charlie sedikit kerepotan walaupun rekan-rekannya membantu, ada satu naga yang cukup sulit untuk ditenangkan, itu adalah naga Hungarian Horntail.

Dahi Rosie berkerut saat melihat Hungarian Horntail itu mencoba menyembur Charlie dengan apinya. Bentuknya seperti kadal dengan warnanya yang hitam dan juga matanya yang kuning. Charlie menjelaskan bahwa naga ini suka menghancurkan dan merusak sekitarnya dengan ekornya yang tajam. Belum lagi napas api yang panjang yang sesekali membuatnya menelan saliva gugup.

"Apa... Apa... Anak-anak itu nantinya diharuskan menjinakkan naga-naga ini?"

"Oh, tentu saja," sela Hagrid. "Mereka cukup manis, eh."

Rosie melirik Hagrid ngeri. Perumpamaan manis yang disebutkan Hagrid berbeda jauh dengan manis yang berada di dalam kamusnya. Jika perumpamaan manis yang diartikan dapat membunuh maka itu adalah milik Hagrid.

"Bagaimana cara pemilihan naganya?"

"Peserta akan diundi menggunakan miniatur naga." Jelas Charlie. "Maaf, Rosie, aku tak bisa menemanimu. Aku harus... yeah... kau tahu," ucapnya seraya melirik Hungarian Horntail itu.

Rosie mengangguk mengerti. "Sebaiknya aku bersiap, aku akan menunggu di tribun menonton para juara."

Dan benar saja, Rosie kini duduk di bangku tribun para guru dan beberapa orang penting lainnya, ada orang-orang dari kementerian dan juga Percy. Rosie geli melihatnya, laki-laki itu baru saja menjelaskan bahwa ia sekarang bekerja di kementrian sihir menjadi asisten Crouch.

Rosie menonton dari tribun dengan gugup ketika seseorang menyebut nama Cedric sebagai peserta pertama yang memulai turnamen ini. Di bawah sana, seekor naga Moncong Pendek Swedia tampak menanti dan menjaga telur-telurnya dengan tatapan tajam.

Cedric sekilas melirik ke arah tribun untuk melihat reaksi Rosie, ia tersenyum setidaknya Rosie memberikan tatapan khawatir padanya. Entah bagaimana perjuangan Cedric nantinya, Rosie melihat laki-laki Hufflepuff menghindari sang naga dengan mentransfigurasi sebuah batu menjadi seekor anjing untuk mengecohnya.

Tentu hal itu tak berlangsung lama, karena sang naga tampaknya tahu apa yang dilakukan oleh Cedric, alhasil sang naga membuat Cedric sempat terpental dan terluka. Untungnya luka itu bisa dikatakan ringan, karena setelahnya Cedric berhasil untuk mendapatkan telur emas.

Riuh tepuk tangan disertai sorakan penonton memenuhi arena, Rosie tanpa sadar ikut bertepuk tangan dan mendesah lega.

Di tempat kedua ada si cantik dari Beauxbatons, Fleur mendapatkan naga Hijau Wales. Tampaknya naga kedua ini sama menakutkannya seperti naga lainnya. Hebat, batinnya. Rosie cukup terpukau melihat bagaimana cara Fleur mengatasi tugas pertamanya. Ia mengeluarkan mantra tidur pada sang naga sebelum mengambil telur emasnya.

Kenapa Cedric tak melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh Fleur? Itu adalah cara termudah.

Riuh tepuk tangan dan sorakan kembali memenuhi tempat. Lalu, sang naga kini telah berganti, Rosie merasa kasihan melihat Charlie dan rekan-rekannya mondar mandir menyeret atau menarik sang naga setiap peserta berganti.

Di tempat ketiga ada Victor Krum dari Durmstrang. Naga kali ini adalah naga Bola Api China. Chinese Fireball adalah naga yang berasal dari Tiongkok. Naga ini memiliki memiliki kulit yang lembut dan berwarna merah dengan durinya yang berwarna keemasan.

Rosie mengamati pertandingan ketiga, tampaknya tidak berjalan dengan baik, karena Victor menggunakan mantra Conjunctivitis Curse untuk membutakan naganya. Alhasil sang naga tampak kesulitan dan mengamuk, sebagian telurnya rusak karena terinjak, beruntung Victor dapat menyelamatkan salah satunya.

Oh, tidak!

Sesaat Rosie terlupa karena ramainya riuh tepuk tangan dan sorakan. Semua naga telah maju, itu artinya tersisa Hungarian Horntail, yang artinya itu menjadi lawan Harry. Dan benar saja, ketika nama Harry dipanggil, anak laki-laki itu berjuang untuk bertahan hidup, Rosie menahan napas ketika ekor naga itu mencoba menggebuk tubuh Harry. Beruntung sekali Harry dapat menghindarinya.

Rosie menyaksikannya dengan serius, ia melihat Harry mengacungkan tongkatnya untuk memanggil sapu terbang dan begitu sapu terbang itu datang, Harry segera menaikinya hingga mengundang amarah Hungarian Horntail.

Naga itu mengejar Harry!

Sampai-sampai ekor naga tersebut merusak kain atap tribun para guru, Rosie bisa melihat langit karena sobekan atap tersebut. "Wow, kukira turnamen kali ini sedikit berbeda," komentar Rosie yang duduk di sebelah Albus.

Dumbledore berdeham, agak terkesan dan terkejut.

"Kau tak berniat membunuh murid-muridmu, kan?"

Dumbledore terkekeh pelan, mencondongkan tubuhnya ke Rosie. "Aku yakin Harry tidak akan mati semudah itu, setidaknya sampai--"

Dahi Rosie berkerut kembali, suara Albus tak lagi terdengar ketika penonton kembali riuh saat mereka melihat Harry terbang melayang di atas mereka untuk menghindari naga. Hal itu berlangsung beberapa saat hingga akhirnya, Harry berhasil mendapatkan telur emas.

Riuh penonton kali terdengar paling kencang, terlebih mereka mengatakan bahwa Harry adalah kontestan paling muda yang mampu menaklukkan naga. Rosie ikut menuruni tribun, ia melihat Minerva mencoba untuk tidak panik, walau matanya menatap muridnya dengan binaran bangga.

"Kau perlu menemui Madam Pomfrey sebelum para juri mengumumkan angkamu... Di sana, dia harus membersihkan luka-luka Diggory." Kata Minerva sedikit bergetar pada Harry.

"Kau berhasil, Harry!" kata Hagrid parau. "Kau berhasil! Padahal melawan si Ekor Berduri, dan kau tahu Charlie bilang dia yang paling galak."

"Terima kasih, Hagrid!" kata Harry keras-keras.

"Harry, selamat!" Kata Rosie. Wanita mengacak surai coklat Harry dan tersenyum padanya.

"Terima kasih, Rosie." Kata Harry, ia tampak senang sekali. "aku akan menemuimu setelah ini berakhir."

Rosie mengangguk dan setelahnya Harry menyingkir dari arena. Tampaknya setelah pengumuman hasil selesai, Charlie dan teman-temannya berniat kembali ke Rumania dengan para naga mereka. Rosie juga melakukan hal yang sama, ia kembali ke danau hitam untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Kira-kira seperti apa tugasnya nanti di misi kedua para juara?

***

Pagi yang cukup menenangkan, setelah tugas pertama melawan naga, belum ada tanda-tanda mengenai tugas kedua. Memasuki bulan Desember, tampaknya hubungan Ron dan Harry membaik, hal itu diketahui ketika trio golden kembali bersama, tepatnya datang secara bersamaan untuk menemuinya.

Ketiga murid Gryffindor itu sedikit mengeluh, bercerita banyak hal termasuk rencana mereka mengenai Yule Ball pada saat acara natal nanti. Untungnya masih ada tiga minggu lagi bagi mereka untuk mencari pasangan, dan Harry belum memikirkannya karena laki-laki itu kepalang bingung dengan telur emas yang ia dapatkan.

"Aku tak ada ide sama sekali," kata Harry. "suaranya seperti teriakan yang mungkin mampu membuatmu tuli."

"Oh, astaga, memangnya semengerikan itu?" Tanya Rosie penasaran. "kukira telur emas itu berisi bayi naga."

Hermione tak bisa menahan senyum ketika Rosie mengatakan pemikirannya. Tampak lucu. "Tentu saja bukan, seharusnya itu berisikan teka-teki untuk tugas kedua."

Rosie bingung. Misi kedua nanti ia akan menjadi pengamat atau pengawas, jika itu berhubungan dengan duyung, apa korelasinya dengan telur emas?

"Aku akan mencobanya lagi nanti," kata Harry.

Di saat yang bersamaan, Rosie dan trio golden melihat beberapa gadis memekik dan tampak mengikuti Victor Krum yang sedang lari pagi. Pesona Victor sebagai pemain piala dunia Quidditch tampaknya benar-benar bersinar. Rosie menggeleng heran ketika gadis-gadis itu terus membuntuti Victor dari belakang.

Harry dan Ron menyaksikannya dengan malas dan heran berbeda dengan Hermione yang tampaknya tak peduli dengan kehadiran Victor yang melewati mereka. Gadis itu menggeleng heran, fokus membaca buku miliknya.

"Pesona orang terkenal," kata Rosie pelan.

"Jangan bilang kau juga ikut terpesona," Ron berseru, menatap Rosie ngeri.

Rosie tertawa, ia menggeleng. "Tidak, Ron."

"Tidak ada yang bisa mengalahkan Tom," bisiknya pelan yang tak bisa didengar oleh siapa pun.

"Apa?"

Rosie menggeleng. "Tak apa, jadi bagaimana langkah kalian selanjutnya?"

"Mencari pasangan untuk Yule Ball, mungkin."

Hermione mendesis sebal dan melirik Ron tajam. Gadis itu bahkan menutup bukunya kasar hingga menimbulkan bunyi buk yang keras. "Jika kau pandai, pikirkan tugas yang diberikan oleh Snape daripada memikirkan pasangan untuk Yule Ball."

Ron memutar bola matanya malas. "Kau tak bisa ya, istirahat sejenak saja?"

Rosie menghela, sudah biasa baginya mendengar Hermione mendebat Ron.

***

"Rosie!"

Cedric berseru keras sekali. Rosie bahkan merasa heran ketika Cedric yang memanggil namanya hampir seperti teriakan. Laki-laki itu berlari untuk mendekatinya, napasnya terengah-engah. "Akhirnya, aku menemukanmu,"

Rosie memasang wajah datarnya. "Ada apa, Ced?"

Dahi Cedric berkerut. "Ada apa?" Beonya kecewa. "Kau tak mengucapkan selamat untukku bahkan setelah tugas pertama selesai kau jarang sekali muncul,"

Itu karena Rosie mulai disibukkan oleh Albus dan Percy, membicarakan tugas kedua para juara. "Oh, maaf, ada yang harus kulakukan," katanya pelan. "lalu, selamat untukmu, Ced. Kau berhasil ditugas pertamamu."

Cedric mengangguk. "Aku boleh bertanya sesuatu?"

"Apapun, selama aku bisa menjawabnya."

Cedric menatap dalam netra biru Siren tersebut. "Mengapa kau menghindariku?"

Rosie mengulum bibirnya, ia bingung memberikan tanggapan yang pantas dan tidak membuat Cedric salah paham, ia juga harus menghargai Cho sebagai kekasih Cedric. Perdebatan kecilnya saat itu membuat Rosie tersadar bahwa Cedric... mungkin menghabiskan waktu terlalu banyak dengannya dibandingkan Cho.

"Aku tidak menghindarimu,"

"Jika kau tidak menghindariku, kenapa kau langsung pergi ketika aku tiba?"

"Itu kebetulan--"

"Aku tahu itu bukan kebetulan," selanya. "kau tak pernah seperti ini sebelumnya."

"Aku hanya melakukan hal yang sudah sepantasnya, Cedric. Aku harus mengerti perasaanmu dan Cho."

Cedric tergelak kesal, apa katanya tadi? Mengerti perasaannya? Jika Rosie mengerti perasaan seharusnya wanita itu sadar bahwa yang ia sukai adalah Rosie bukannya Cho.

"Jadi, ini semua karena Cho?" Nadanya datar tak seramah seperti sebelumnya.

"Cedric, aku tak mau hubunganmu dengan Cho rusak karena--"

"Karena kau, begitu maksudmu?!" Sentak Cedric. "Dengar Rosie, aku tak tahu mengapa kau bisa berpikiran seperti itu. Tapi, hubunganku dan Cho tidak ada sangkut pautnya denganmu. Apapun yang terjadi di antara aku dan Cho, bukan kau penyebabnya."

"Tapi--"

"Kau tidak memiliki perasaan kepadaku, kan?" Cedric bertanya dengan nada getirnya. "Nah, itu artinya tak ada yang salah di antara kita. Seperti yang kau katakan, kau menganggapku sebagai seorang adik dan aku... aku menganggapmu sebagai kakakku," lirihnya.

Oh, hanya Merlin yang tahu bahwa Cedric tengah membohongi dirinya sendiri.

Cedric tak ingin Rosie pergi meninggalkannya. Rosie adalah sosok yang ia kagumi, pendengar yang baik, dan sosok yang bisa mengerti dirinya ketika semua orang terlalu berekspektasi kepadanya.

"Maka dari itu... Kumohon, jangan hindari aku,"

Rosie mengangguk ragu. Tangannya tanpa sadar terulur dan menyentuh puncak kepala Cedric, menepuknya ringan seolah menenangkan laki-laki itu seperti anak kecil yang membutuhkan usapan kepedulian.

"Aku tak akan menghindarimu," kata Rosie pelan. "Tapi, sebaiknya kita lupakan kencan yang kita rencanakan. Tak ada bedanya menghabiskan waktu di sini atau di luar kastil," ia membujuk Cedric.

Cedric menghembuskan napasnya, matanya menatap Rosie kecewa. Namun alih-alih menolak, Cedric reflek mengangguk.

"Selain itu ada yang harus kau pikirkan," Rosie mencoba memberi pengertian. "Tugas kedua, bukankah kau seharusnya memecahkan teka-teki dari telur emas itu."

"Maaf, Rosie." Cedric memejamkan matanya singkat dan kembali menatapnya. "Maaf, aku tadi... tidak bermaksud membentakmu."

"Aku tahu."

"Yeah, kau memang selalu tahu mengenai diriku."

.
.
.
.
.

With love, Bells.

© Ditulis : 11 April 2022

Publish : 13 April 2022

Continue Reading

You'll Also Like

433K 34.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
37.9K 5.3K 34
Agalia Emerald gadis cantik jelita dengan rambut blonde yang indah, matanya biru terang, senyumnya bagai sihir yang membuat semua orang menyukainya. ...
1.7M 150K 75
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
237K 35.6K 42
Berteman baik dengan Pansy membuat Veena terbiasa terhadap sifat buruk anggota Slytherin. Bahkan dia selalu menyimpan pertanyaan di benaknya mengapa...