"Ada apa dengan sekala penobatan Putra Mahkota ini?"
"Rasanya seperti datang ke upacara penobatan takhta Kaisar, bukan upacara penobatan putra mahkota"
"Anda tahu sendiri jika Kaisar sangat mencintai sang pangeran yang akan menjadi penerus Takhta... Jadi saya harap anda menjaga perkataan anda"
"......."
"Oh dan saya dengar dari orang orang di bawah, Alkohol dan makanan yang akan di sajikan di pesta nanti pun akan sangat luar biasa"
"Kalau tuan putri? Memangnya seperti apa dia?"
"Katanya, beliau cantik seperti bunga tapi tak rapuh seperti bunga.... Katanya lagi saat Kaisar meneriaki nya dengan marah hingga membuatnya berlutut, beliau justru memberontak bahkan sampai menggunakan sihir"
"Ah iya beliau juga katanya menyakiti sang pangeran dengan shirnya bukan hingga pangeran tidak sadarkan diri di saat it----"
Deg?!!
Ketiga wanita bangsawan itu terdiam ketika mereka merasakan jika ada dua sosok atau mungkin saja tiga yang tengah menatap mereka seperti ingin menguliti mereka hidup hidup.
Saat salah satu dari wanita itu mencari sumber nya, ia mulai merinding ketakutan karena melihat mata naga yang tengah menatap mereka.
Lalu yang lain juga memperhatikan yang satu lagi yang tengah ada di balkon atas dengan mata merah menyala.
Lucas menggeleng lalu berjalan keluar guna mencari m/n dan Athanasia, Membiarkan ketiga wanita itu ketakutan atas ulah V dan juga Belial lalu jangan lupakan Raizel yang tengah memperhatikan dalam bayang bayang.
---------------
M/n memutuskan untuk memisahkan diri sejenak guna memenangkan dirinya dari rasa gugup yang tiba tiba menyerang nya.
Ia tengah berdiri di balkon istana seorang diri dengan tangan memegang Blue rose word.
"Gugup heh?"
M/n sepotan mengarahkan pedang nya ke asal suara dan sebelum menebas ia melihat seseorang yang talah lama ia tak liat.
"Paman Athanasius"
Athanasius tersenyum hangat lalu m/n menurun pedang nya dan kembali memasukkan pedang itu ke tempat nya lalu kemudian pedang itu hilang.
"Lama tak jumpa ya m/n, bagaimana kedaan mu sekarang?" Tanya Athanasius
"Aku baik baik saja paman, kalau paman dan Jeannette sendiri bagaimana?" Tanya m/n balik
"Aku baik baik saja seperti yang kau lihat, lalu Jeannette juga baik baik saja tapi ia tak ikut dengan ku untuk bertemu secara diam diam bersama dengan ku" Ucap Athanasius tak lupa dengan senyuman agak konyol dari diri nya itu.
"Hahah syukur lah jika paman dan Jeannette baik baik saja selama di sana... Ngomong ngomong kenapa paman kemari? Ada sesuatu?" Tanya m/n kemudian.
Athanasius berjalan mendekat dan berdiri di samping m/n lalu menatap nya lekat lekat begitu juga dengan m/n yang menatap Athanasius dengan tatapan tanpa adanya rasa curiga atau pun kebencian.
"Aku... Hanya Ingin mengucapkan selamat atas hari penobatan mu sebagai putra Mahkota.... Begitu banyak hal yang kita lalui pada saat saat itu.... Aku... " Ucapan Athanasius terpotong karena ia merasakan jika tangan m/n yang tengah terbalut oleh sarung tangan itu memegang tangan nya.
"Masa lalu biar lah berlalu...... Waktu tidak bisa di ulang kembali, biarkan seperti itu yang terpenting sekarang adalah masa sekarang dan masa depan" Ucapan m/n membuat Athanasius membolakan kedua matanya, lalu dengan senyuman lembut Athanasius memegang pipi m/n dengan lembut dan juga penuh dengan kasih sayang.
M/n membalas senyuman sang paman, ia sama sekali tidak membenci atau dendam dengan pria yang ada di hadapan nya ini sekarang...ia akan menjadikan keluarga menjadi no 1 di hati nya tidak peduli berapa banyak kesalahan dan perbuatan jahat paman nya pada dirinya, Athanasia, dan Claude di masa lalu ia tidak akan pernah membenci sosok yang ada di hadapan nya saat ini sekarang.
-------------
M/n melangkah menuju Aula ia kemudian dengan perlahan membuka pintu dan menemukan jika Athanasia tengah menangis di pelukan Claude.
"Ayah.. Maafkan aku, aku tidak tahu"
"Aku akan berusaha untuk tidak membuat ayah sedih lagi" Lanjut Athanasia sambil menangis.
"Athy" M/n memanggil Athanasia lalu secara tiba tiba ia langsung berlari dan memeluk m/n.
"Huwaaa kakak!"
Athanasia menangis sambil memeluk m/n yang masih terlihat bingung dengan situasi nya saat ini.
Tapi dengan perlahan m/n memeluk Athanasia guna memenagkan adik nya itu dari tangisan nya.
"Hei tentang lah, jangan menangis"
"Kakak hiks, aku.....aku janji tidak akan membuat kakak merasakan kesakitan lagi, aku janji akan berusaha untuk membuat kakak bahagia dan... Hiks... " Athanasia kemudian menatap m/n dengan mata yang berkaca kaca lalu ia menarik nafas.
"AKU HANYA INGIN KAKAK MENIKAH DENGAN AYAH!!"
"Dan aku tidak butuh pernikahan ataupun semacam nya" Ucap Athanasia lagi.
Sementara itu Lucas, Izekel dan Felix tertegun mendengar ucapan dari sang tuan putri.
"Baiklah sekarang berhenti dulu menangis nya" Ucap m/n lagi yang berusaha menenangkan Athanasia.
"Terimakasih atas kata kata mu Athanasia" Ucap Claude pada putri nya itu.
"Tidak ayah! Aku benar benar tidak butuh menikah tapi kakak yang membutuhkan nya" Ucap Athanasia lagi yang membuat m/n kali ini benar benar tak bisa berbicara apapun.
'Tunggu kenapa nama ku di sebutan dengan topik pernikahan ini?!'
"Ya, jika itu yang kau inginkan kan tidak ada yang bisa aku lakukan" Ucap Claude sambil tersenyum puas.
Yang membuat ketiga orang yang ada di sana itu terkejut karena melihat Kaisar tersenyum puas seperti itu secara terus menerus.
"Lakukan lah apa yang ingin kan" Claude kemudian berlutut di hadapan Athanasia dan meminta nya untuk berhenti menangis.
Tak lama kemudian beberapa pelayan datang guna memperbaiki makeup Athanasia, lalu Felix yang mengantarkan Lucas dan Izekel kembali kebangku mereka masing masing.
Kini tinggal m/n dan juga Claude yang ada di ruangan itu, Claude lagi lagi memeluk m/n dan kali ini menampilkan tatapan serius milik nya.
"Aku tidak bisa memeluk mu terlalu lama.... Bagaimanapun kau adalah mutiara kebanggaan ku dan satu satu nya hanya milik ku.... " Pelukan Claude terasa sesak sekarang seolah olah merantai m/n agar sama sekali tidak bisa kabur.
"Kau mutlak milik ku, m/n kau milk ku dan hanya mily ku seorang... Milik Claude de Alger Obelia"
---------------
M/n berjalan dengan anggun menuju altar Gereja, dimana ia akan dinobatkan sebagai putra Mahkota secara sah di sana.
Banyak orang yang sudah datang dan memperhatikan dirinya bahkan seseorang dengan rambut merah menyala dan sosok naga kecil yang ada di bahu nya kini sosok dengan rambut merah itu tersenyum kecil melihat sahabat nya secara sah menjadi putra Mahkota.
Gil tersenyum, melihat sosok yang begitu ia kagumi berjalan di Altar pada saat itu. Lalu keluarga Agrice yang juga memperhatikan dengan seksama sesi penobatan itu.
Lalu jangan lupakan satu sosok kucing putih dengan tanda di dahinya lalu dengan mata berbeda warna yang sepertinya tengah tersenyum sambil di gendong oleh pria berambut biru langit yang berasal dari negri Glasia.
"Berkat dan kesejahteraan untuk Obelia, sekarang kita akan memulai penobatan resmi Putra Mahkota Kekaisaran Obelia"
TBC
Pemberitahuan kepada seluruh pembaca book ini, di update berikutnya Komik ini akan tamat di chapter 125...jadi sebenernya ini adalah cerita Chapter 123 yang sengaja Aku tunda.
Mungkin setelah Chapter 125 keluar kita bisa melihat beberapa ending yang berbeda beda selain ada yang ada di Komik nya.
Jadi, sampai jumpa di update berikutnya