Bastard Obsession

By penulis12

881K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 22

15.4K 1K 169
By penulis12

⚠️ Warning chapter 17+
------

"Jangan pernah berani berbohong di wilayah kekuasaan ku, aku memiliki banyak mata dan telinga di setiap sudut di ruangan ini. Jika kau ingin tetap hidup pintar lah dalam memilih tuan mu."

Untuk beberapa saat suasana di antara keduanya tampak sangat mencengkam, ruangan dengan pencahayaan minim itu di penuhi hawa gelap yang saling memburu satu sama lain.

"Maafkan atas kelancangan saya tuan," jawab Samuel menunduk hormat.

Kenzie mendelik sinis lalu berjalan berbalik, menaruh kembali belati di tangan nya kedalam sebuah kotak kayu yang merupakan benda pemberian ibu nya.

"Pergi dan pastikan tidak ada masalah dalam penerbangan ku malam ini." Titah Kenzie yang langsung di jawab anggukan  oleh Samuel. Pria itu memberikan hormat sebelum berbalik keluar meninggalkan ruang kerjanya.

Kenzie menarik loker kedua di meja kerjanya, mengambil sebuah foto usang yang menunjukkan seorang gadis kecil yang tersenyum sambil memeluk boneka beruang nya, di samping nya berdiri seorang anak laki laki dengan wajah datar tanpa sedikitpun ekspresi.

"Bahkan sampai sekarang aku masih ingin memiliki mu Alicia,"

Kenzie menghela nafas panjang menyimpan kembali foto itu dan mengunci loker mejanya, lalu berjalan keluar ruangan tidak menyadari seseorang tengah menatapnya dengan tangan mengepal erat penuh kebencian.

Kenzie melirik jam tangannya yang kini menunjuk kan pukul sembilan malam, ia masih memiliki waktu sekitar satu jam lagi sebelum keberangkatan nya.

Mata Kenzie menangkap sosok tubuh kecil Alicia yang tengah berjalan menuju lorong kamarnya, gadis itu tengah menunduk merapihkan baju tidurnya dan berlari kecil memasuki kamarnya.

Kenzie tersenyum miring menangkap tingkah laku Alicia yang membuat sudut bibirnya sedikit terangkat.

Ia memacu langkahnya dengan cepat untuk segera menyusul gadis itu, tapi suara seorang wanita di belakang nya membuat langkah nya terhenti dan berbalik mencari sumber suara itu.

"Kenzie," panggilan suara itu membuat tubuh Kenzie berbalik dan menangkap sosok wanita dengan balutan dres hitam yang memperlihatkan setengah dari tubuh nya.

Dahi Kenzie berkerut saat mendapati Helen yang tengah berjalan ke arahnya dengan dua gelas wine di tangannya.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya Kenzie bingung.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi mu?" Tanya Helen dengan mata memelas.

Kenzie memutar bola matanya nya malas. "Pergi lah aku sibuk," ucap Kenzie dingin lalu berbalik berniat pergi.

"Aku akan meminta ayah untuk membatalkan perjodohan kita." Teriak Helen membuat langkah Kenzie kembali terhenti.

Kenzie berbalik menatap Helen dengan bingung.

"Aku akan meminta ayah untuk membatalkan perjodohan kita, tapi ada yang ingin aku bicarakan dulu dengan mu."

"Kalau begitu bicara lah." Balas Kenzie.

"Tidak di sini, mungkin kita bisa berbicara ruang kerja mu?"

Kenzie mengangkat sebelah alisnya tidak yakin.

"Aku tidak memiliki maksud apapun, aku hanya tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan kita." Ucap Helen sambil melirik beberapa pelayan yang berada di belakang sana.

Kenzie menghembuskan nafas panjang nya, melirik sekilas ke arah kamarnya lalu kembali menatap Helen.

"Baiklah," ucap Kenzie sambil berjalan menuju ruang kerjanya mendahului Helen yang berada di belakang nya.

Helen tersenyum miring sambil menatap pintu kamar Kenzie dengan tajam.

"Teruslah menunggu bitch." Bisik Helen sinis lalu berjalan mengikuti Kenzie memasuki rumah kerjanya.

Kenzie mendudukkan dirinya di kursi kerjanya, sedang kan Helen kini duduk dengan santai di sebuah sofa yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempat Kenzie.

"Minum?" Tanya Helen sambil memberikan segelas wine yang sejak tadi ia pegang.

"Bisakah langsung saja." Kenzie menggeram kesal.

Helen menggeleng kecil, bangkit dari tempat nya lalu berjalan dengan wajah menggoda. Menyodorkan segelas wine kepada Kenzie.

"Ini mungkin akan menjadi pembicaraan terkahir kita, jadi tidak bisakah kita berbincang dengan sedikit santai?" Tanya Helen memohon.

Kenzie menghembuskan nafas gusar, mengambil gelas itu dan meminum wine di gelas itu hingga tidak tersisa sedikit pun.

Helen tersenyum miring lalu ikut meminum wine di gelas nya. Ia berjalan mendekatkan tubuh nya hingga menempel pada tubuh Kenzie.

"Ini pasti akan menjadi malam yang sangat indah untuk kita sayang," bisik Helen tepat di telinga Kenzie.

"Fuck, menjauh dari ku bitch," umpat Kenzie kasar.

Helen mengangkat dagunya angkuh.

Kenzie menggeram kesal ketika Helen masih diam dengan senyum angkuhnya. Ia mencengkram dagu gadis itu kuat, menatap tajam Helen hingga gadis itu sedikit meringis.

"Cepat katakan! apa yang ingin kau katakan aku tidak punya waktu!"

Helen mengangkat tangannya seolah menyerah. "Ba-baiklah, tapi lepaskan dulu."

Kenzie mendorong kasar tubuh Helen hingga membuat tubuh wanita itu hampir terhempas ke belakang.

"Yang ingin aku katakan adalah..." Helen menggantung perkataan nya.

Ia menyimpan gelas kaca nya di atas meja lalu bagai parasit Helen kembali mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Kenzie, membisikkan beberapa kalimat yang membuat Kenzie mengumpat kesal walau hanya beberapa detik.

"Bercintalah dengan ku sayang," bisik Helen dengan nada sensual yang di buat buat.

"Shit! Fuck!" Umpat Kenzie saat tangan Helen tiba-tiba meremas miliknya dengan kuat dan mencium bibir nya dengan kasar.

Kenzie baru saja akan mendorong tubuh gadis itu menjauh tapi sesuatu dalam dirinya memaksa nya melakukan sebaliknya, ia justru merasa menikmati permainan yang di berikan Helen kepadanya.

Kenzie merasakan tubuhnya terasa panas dan tidak terkontrol seperti biasanya.

Helen melepaskan ciumannya dan berjalan mundur beberapa langkah memberikan sedikit ruang kepadanya. Kenzie menggenggam erat kursi kerjanya, pandangan nya tampak mengabur dan nafasnya memburu, matanya menangkap gelas wine yang baru saja ia minum dan baru menyadari bahwa wanita gila itu pasti sudah memasukkan obat perangsang kedalam minuman nya.

"Kau masukan apa ke minuman ku?!" Geram Kenzie yang hanya di balas tawa kecil dari Helen.

"Hanya sedikit bumbu cinta sayang," ucap Helen sambil melepas satu persatu pakaian nya hingga hanya tersisa pakaian dalamnya yang berwarna hitam.

Helen berjalan mendekati Kenzie yang terduduk di kursinya dengan kepala yang berdenyut kencang.

Helen mencium bibir Kenzie yang langsung di balas oleh pria itu, tangan nya bergerak melepaskan satu persatu kancing celana Kenzie dan menciumi tubuh kekar nya.

Mata Kenzie menggelap, tubuh nya mulai tidak terkendali dan tanpa memperdulikan apapun tangan nya bergerak meremas dua gunung kembar milik Helen dengan kasar

"Ahhh aahh benar terus sayang ahh." Erang Helen memenuhi ruangan.

Tangan Helen bergerak melepas sabuk Kenzie dengan tergesa-gesa, berusaha melepaskan celana Kenzie.

Kenzie menarik Helen untuk duduk di pangkuan nya dan merobek paksa pakaian dalam gadis itu hingga kini tubuh nya tidak tertutup sehelai benangpun.

Tanpa memberikan aba-aba Kenzie memasukkan miliknya kedalam tubuh Helen, menggerakkan nya dengan kasar hingga hanya terdengar suara desahan dan alat kelamin mereka yang saling bertabrakan.

"Aahhh ahhh."

"Aahteruss aahhh sayangg ahh."

Helen memeluk tubuh Kenzie, memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang yang ia rasakan, tubuh nya mengejang kuat saat merasa akan segera sampai pada puncaknya.

"Ahh ahh aku.. ahh pasti akan aaghh mengandung anak mu sayang ahhh!"

Deg!

Ini jebakan, wanita gila itu ingin memaksanya menikahinya dengan cara mengandung anaknya.

Kenzie melepaskan miliknya sebelum ia benar benar sampai pada puncaknya, mendorong tubuh Helen hingga gadis itu terjatuh di lantai dengan wajah kaget.

"Kenzie ahhh." Helen mengerang tidak kuat karena merasa belum sampai pada puncaknya.

Kenzie bangkit dari tempat nya dan menatap dingin dan rendah pada Helen yang terduduk tanpa busana.

"Dasar wanita rendahan, jangan harap aku akan menikahi mu bahkan jika kau hamil sekalipun."  bisik Kenzie tajam.

Kenzie mencengkeram dagu Helen dengan kuat sampai merasa ingin memecahkan kepalanya saat itu juga.

"Sa-sakit," ringis Helen.

"Akan ku pastikan kau akan merasakan yang lebih dari ini jika kau berani menampakkan wajah rendahan mu di depan ku lagi," bisik Kenzie dingin.

Kenzie memakai pakaian nya kembali lalu berjalan meninggalkan Helen yang terus berteriak memanggil namanya.

------

Kamar Kenzie, 10:00 PM

Alicia menghela nafas panjang entah untuk kesekian kalinya, ia kembali melirik ke arah pintu berharap mendapatkan sosok Kenzie di sana, tapi susah hampir satu jam Alicia masih tidak melihat tanda tanda keberadaan pria itu.

Alicia menguap  melihat jam yang telah menunjukkan pukul sepuluh malam, ia mengusap matanya yang terasa berat. Ia menidurkan dirinya di kasur yang di penuhi aroma khas dari Kenzie.

Bahkan hanya dengan mencium aroma parfum nya membuat Alicia merasa tenang dan tanpa sadar mulai tertidur.

Dan saat kesadaran nya mulai hilang siluet seorang pria menutup wajah cantik nya yang sedang tertidur lelap.

Mata Kenzie menggelap menatap Alicia yang tertidur di kasurnya. Ia bahkan lupa bahwa gadis itu pasti sekarang berada di kamarnya.

Dan sial nya baju tidur Alicia yang tipis kini memperlihatkan setiap lekuk tubuh gadis itu, bahkan Kenzie dapat melihat pakaian dalamnya yang berwarna putih saat gaun tidur itu tersingkap ke atas.

Kenzie menggeram menahan sesuatu dalam dirinya yang kembali meronta ronta memaksa untuk keluar. Tangannya mengusap lembut kaki jenjang Alicia merasakan kelembutan kulit gadis itu. Tangannya terus bergerak naik dan menyingkirkan gaun tidur nya membiarkan matanya menatap dengan jelas keindahan tubuh nya.

Tangan Kenzie bergerak naik mengusap paha dalam Alicia membuat gadis itu bergerak tak nyaman dalam tidur nya.

Kenzie mencium bibir ranum Alicia dengan lembut, tangan nya meremas buah dada Alicia yang kenyal dan berisi. Tubuh nya mulai menindih tubuh Alicia yang masih tertidur pulas layaknya seorang bayi.

Tangan Kenzie bergerak menuju bagian bawah Alicia, menggesek tangannya pada area sensitif gadis itu.

"Ahh.." erang Alicia dalam tidurnya.

Kenzie tersenyum miring. "Cantik," bisiknya lalu kembali mencium bibir Alicia dengan sedikit kasar.

Tangannya menarik lepas celana dalam Alicia hingga membuat tangannya dapat bergerak bebas bermain di area bawah gadis itu.

Kenzie memasukkan satu jaringan dengan lembut dan menggerakkan nya dengan dengan perlahan.

"Ahhh uhhh.." erang Alicia bersamaan dengan cairan bening yang membasahi hari Kenzie.

Kenzie tersenyum miring saat mengetahui bahkan dalam tidurnya Alicia begitu menikmati permainan nya.

Kenzie berdiri dari tempat nya, melepaskan pakaian dan celana nya lalu kembali menindih tubuh Alicia. Tangannya melepas pakaian tidur gadis itu dengan perlahan hingga tidak tersisa sehelai benangpun.

Kenzie mencium leher Alicia dengan tangan yang masih aktif memainkan jarinya di lubang Alicia.

Nafas Kenzie memburu saat merasa miliknya sudah menegang dengan sempurna.

Dengan perlahan Kenzie memasukkan miliknya kedalam tubuh Alicia.

"Ahhh milik mu sempit sekali sayang," erang Kenzie berusaha memasukkan miliknya.

Alicia menggeliat tidak nyaman saat merasakan sakit di tubuh bagian bawahnya, perlahan matanya mulai terbuka dan saat kesadaran nya perlahan kembali, hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah Kenzie yang mengerang sambil menyebut namanya.

"Ahh Kenzie tidak!" Ucap Alicia saat menyadari pria itu sedang berusaha mengambil mahkota yang ia jaga selama bertahun tahun.

"Ahh hentikan Kenzie!" Teriak Alicia tidak di pedulikan oleh pria itu.

Kenzie dengan tidak sabaran terus mendorong miliknya dengan kasar tanpa memperdulikan teriakan dan tangis Alicia yang semakin menjadi.

"Sakit! Hentikan Kenzie aku mohon aahhh," Isak Alicia meronta ronta.

"Bertahan lah sayang sedikit lagi agghh!"

Kenzie menghentak milik nya dengan sekali hentakan hingga milik nya masuk dengan sempurna ke dalam tubuh Alicia yang kini bergetar hebat.

Kenzie tersenyum puas mencium bibir Alicia.

"Malam ini kau milik ku sayang."

-------

Alicia menatap dirinya di pantulan cermin, baju tidur tipis yang melekat di tubuh indahnya itu hanya menutupi beberapa bagian tubuh nya. Tangannya mengusap lehernya yang terdapat beberapa bercak merah memanjang yang memenuhi lehernya.

"Aku akan pergi dalam beberapa hari, tapi jangan berfikir kau bisa bebas melakukan apapun."

Mata Alicia melirik ke arah Kenzie dari balik cermin. Pria itu memakai kembali kemeja hitamnya, membiarkan beberapa kancing kemeja nya terlepas begitu saja memperlihatkan sebagian tubuhnya.

Kenzie menatap Alicia yang masih terdiam di depan cermin tanpa menjawab perkataan nya, ia berjalan mendekat lalu menarik dagu Alicia hingga mata nya bertemu iris mata yang tampak kosong itu.

"Jawab perkataan ku," ucap Kenzie dingin.

Alicia menatap pria di depannya dengan muram. "Aku mengerti," bisik Alicia kecil.

Kenzie melepaskan dagu Alicia dengan sedikit kasar, lalu kembali berjalan menuju meja kerjanya, membereskan beberapa dokumen penting. Ia mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam ke atas kasur.

"Pakai itu untuk membeli apapun yang mau mau selama aku pergi, jika kurang katakan saja aku akan menyuruh Samuel untuk mengirimkan nya lagi."

Setelah mengatakan beberapa kata lagi Kenzie berjalan pergi meninggalkan nya sendirian di dalam kamar. Alicia hanya bisa terdiam menatap kosong pada benda pipih yang tergeletak di atas kasur, dadanya sedikit sesak dan tanpa ia sadari matanya mulai memanas dan kembali terisak dalam diam.

Alicia meremas gaun tidurnya, memukul mukul dadanya yang terasa sesak. Ia benar-benar tidak berharga di mata Kenzie. Selalu, pria itu selalu memperlakukan nya seperti barang yang dapat ia beli dan tinggal kan begitu saja.

Dan sampai kapanpun itu tidak akan berubah.








To be continued
-----------------------

Terimakasih sudah mendukung cerita ini, jangan lupa vote and comment sebanyak banyaknya yaa. Kita lanjut klo comment nya udah udah banyak ya.

Instagram: aurajuliana__

Thank you
Salam penulis12

Continue Reading

You'll Also Like

369K 1.9K 15
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
973K 38.5K 65
Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba - tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi...
3M 30.1K 28
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
906K 88.8K 26
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...