[END] Dramione-The Other Side...

By Poppytata

264K 23.7K 2K

Tahun ketujuh yang dikira Hermione hanya akan terisi dengan pencarian Horcrux ternyata salah. Banyak hal terj... More

Chapter 1: His Name
Chapter 2: Manor
Chapter 3: Everyone Desire
Chapter 4: Traitors
Chapter 5: Suicide
Chapter 6: Broken Plan
Chapter 8: This is not Hogwarts!
Chapter 9: Wound
Chapter 10: Room of Requirement (+)
Chapter 11: Let The War Begin
Chapter 12: Killed
Chapter 13: Biggest Sacrifice
Chapter 14: The Proposal
Chapter 15: Overprotective Daddy
Chapter 16: Sealed Memory
Chapter 17: Daddy's Girl
Chapter 18: Biggest Publication (+)
Chapter 19: I'll give you home
Chapter 20: Preparing
Chapter 21: When Malfoy's tryin
Chapter 22: Twin Sibling
Chapter 23: Amanda Shane
Chapter 24: Diagon Alley
Chapter 25: Sorting Hat
Chapter 26: Catch the Olio Stars
Chapter 27: Holding Something Invinsible
Chapter 28: Vanishing the Fog
Chapter 29: Story About Ben
Chapter 30: Undeniable Scar
Chapter 31: Regret Always Comes Late
Chapter 32 (End)

Chapter 7: Prove

9.1K 844 33
By Poppytata

Chapter 7

Selamat membaca ^.^

***

Hermione POV

Aku menggeliat sejenak di balik selimut ini. Rasanya aneh. Ditengah semua kegilaan yang sedang terjadi, aku bisa bisanya tidur dengan nyenyaknya seperti ini. Mungkin karena beberapa hari kemarin aku terus menerus menguras tenaga secara berlebihan.

Kulirik ke sebelah kananku. Disana tengah tertidur orang paling menyebalkan sedunia. Yang anehnya dan secara ajaibnya kami menjadi suami istri sekarang.

Sampai sekarang aku masih belum mengetahui keadaan orang tua ku. Apakah mereka baik-baik saja?

Setelah kemarin jatuh pingsan akibat serbuan Harry di Manor, dan tertidur satu ranjang dengan si pirang, semua terasa tak masuk akal.

"Malfoy... Malfoy bangunlah..." aku mencoba membangunkannya. Pertama dengan menepuk nepuk pipinya. Karena dia belum juga bangun, ku pelintir saja rambut pirangnya hingga dia mengerang sebentar. Sepertinya efeknya sudah mulai terasa.

Dia bangun! O-oh. Tapi keningnya mengerut dan wajahnya kesal.

"Apa maumu?!" Katanya marah.

Sialan. Berani beraninya di membentakku. Asal kalian tahu aku sama sekali tak takut padanya. Cih. Aku hanya sedikit malas meladeni temperamennya yang selalu berubah-ubah.

"Salahmu sendiri. Aku sudah memanggilmu ribuan kali tapi kau tidak bangun" jawabku.

"Demi Merlin! Kau baru memanggilku dua kali!" Dia marah lagi.

Brengsek. Jadi dari tadi dia mendengar aku memanggilnya tapi sengaja tidak bangun.

"Huh terserah saja. Ayo ajak aku ke tempat orang tuaku lagi. Aku ingin melihat keadaan mereka." kataku sambil menarik lengannya karena dia bergerak ke arah selimutnya lagi.

"Singkirkan tangan kotormu!" Bentaknya.

Kau pikir aku masih bocah kecil yang sakit hati dikatai seperti itu? Kau salah Malfoy. Aku sudah dewasa.

"Kotor? Baiklah. Kau mau tangan kotorku ini ku usap-usapkan keseluruh tubuhmu?" Ancamku.

Dia langsung terduduk dengan wajah jijik.

"Kau sungguh kekanakan, Granger. Aku sudah katakan padamu, orangtuamu tidak boleh dikunjungi. Dan lagi, kalau kau mau membebaskan mereka, kau harus mengikuti semua perintah Lord Voldemort." Katanya serius.

"Jadi apa? Yang kutahu aku hanya disuruh untuk menikah denganmu. Lalu apa? Aku sudah menerimanya dengan pasrah kan?" Tanyaku balik.

"Sudahlah jangan pikirkan itu lagi. Selama Voldemort masih memerlukan sesuatu yang kau miliki, bisa kupastikan bahwa orang tuamu akan aman" katanya padaku.

Aku membuang pandangan ke arah balkon. Namun pandanganku terpaku pada sepucuk surat di atas meja rias.

Aku turun dari ranjang dan meraih surat itu.

Astaga! Dari Hogwarts!!!

"Pemberitahuan kepada Mr Malfoy bahwa anda terpilih menjadi ketua murid putra Hogwarts yang baru. Mulai semester baru, anda akan menempati asrama ketua murid. Diharapkan anda dapat menjalankan kewajiban dan tugas tugas ketua murid dengan baik.

Di samping semua tugas yang anda emban, anda memiliki hak dan wewenang untuk memberi pengurangan poin pada asrama yang anda anggap melanggar peraturan sekolah. Anda juga berhak memberikan detensi kepada mereka. Penyusunan pejabat prefek akan anda lakukan bersama dengan partner anda, Ms Granger"

Oke. Aku shock.

Kulirik Malfoy lewat ujung mataku. Hoooh ternyata dia sama shocknya denganku.

"Ap- hei ini gila. Berikan suratnya padaku! Mereka gila atau sinting hah?!" Dia mengumpat berkali kali dan menyobek surat itu jadi kecil. Di dalamnya terdapat dua buah lencana Hogwarts yang terbuat dari emas murni.

Aku memungut kedua lencana itu dan memandanginya dengan ekspresi seperti akan menghadapi kiamat di hari esok.

Dia mengusap wajahnya dengan frustasi. Kemudian di pergi ke kamar mandi diikuti bantingan pintu tentu saja.

Cobaanku semakin berat. Jangan bilang kalau besok aku akan menemukan diriku menghadapi hal yang lebih aneh lagi.

***

Draco POV

Ternyata aku memang perlu mandi. Setelah berdiri di bawah shower sejenak, aku merasa sedikit tertolong. Dasar sekolah tolol. Bisa bisanya mereka melibatkanku pada masalah seperti ini.

Well, jika ini terjadi beberapa tahun lalu, mungkin aku akan menerimanya dengan senang hati. Menjadi ketua murid sama artinya dengan mengalahkan Harry-idiot-Potter.

Tapi bagaimana aku mau mengalahkannya atau apa.. orangnya saja sudah tidak ada. Bukan berarti dia mati. Menyinggung soal Potter, apa dia sudah berhasil menemukan Horcrux-horcrux itu?

Lebih baik aku pergi menemui Mum. Hari ini aku dan Granger harus kembali ke Hogwarts.

"Granger, aku akan ke kamar Mum sebentar. Kau disini saja dan jangan kemana mana." Ucapku padanya yang sedang sibuk memandangi lencana ketua murid.

"Hn." dia menyahut singkat.

Aku pun pergi keluar dari kamarku.

"Mum apa kau di dalam?" Tanyaku sambil mengetuk pintu.

"Iya Drake. Masuklah" katanya. Aku pun membuka pintu kamar Mom dan masuk ke dalam.

"Ada apa Drake?" Tanya Mum sambil menepuk nepuk sisi ranjang di sebelahnya.

"Tidak ada apa apa. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa hari ini aku dan Gr-Hermione akan kembali ke Hogwarts." Jawabku.

"Baiklah, nak. Sebisa mungkin jalani harimu seperti biasa disana. Soal rencana pemberontakan pada Voldemort, akan ibu pikirkan." Dia mengelus lembut rambutku.

Sudah bertahun tahun semenjak Mum melakukan hal itu pada ku. Aku merasa menjadi anakvkecil yang harus di lindungi lagi.

"Baiklah, Mum. Jika Dad mengatakan hal hal yang menyakitimu, abaikan saja. Aku janji akan membawamu keluar dari sini." Ucapku dengan sungguh sungguh. Aku sudah bertekad. Pasti aku akan menyelamatkan Mum.

"Baiklah Drake... Sekarang kembalilah ke kamarmu... Mum ingin tidur sebentar. Tadi aku terbangun pukul tiga dan belum bisa tidur sampai sekarang." Ucap Mum dengan wajah lelah.

"Tidur yang nyenyak, Mum" aku pun pergi dari sana setelah memberikan kecupan singkat di pipinya.

Baru beberapa langkah keluar dari kamar Mum, aku bertemu Ben si idiot berwajah licik.

"Well, tidak menemani istrimu, Draco?" Tanya nya. Ehm lebih tepatnya dia bukan memberi pertanyaan. Tapi dia memberi pernyataan

"Bukan urusanmu." aku pergi dari sana meninggalkan dia yang masih tersenyum licik di tempatnya berdiri.

Yang kulakukan selanjutnya hanya berputar putar di dalam Manor. Entah kenapa langkah kaki ku membawaku ke tempat dimana orang tua Granger di kurung.

Hhh sepertinya aku harus membiasakan diri untuk memanggilnya Hermione. Demi Mum.

Lama berdiri di depan pintu ruang bawah tanah membuatku agak linglung. Yang kutahu sedetik kemudian aku memutuskan untuk masuk ke dalam.

Seperti yang kulihat kemarin, keadaan Mr. dan Mrs. Granger cukup menyedihkan.

Seluruh tubuh dan pakaian mereka kotor serta berbau tak sedap

Ada dua buah nampan yang diletakkan begitu saja di meja depan. Sepertinya makanan itu di maksudkan untuk diberikan kepada Mr. dan Mrs. Granger.

Aku meraih kedua nampan itu dan membawanya ke depan sel mereka. Kemudian aku membuka jeruji besi itu dan masuk kedalam.

"Siapa kau nak?" Tanya sebuah suara yang amat lemas padaku.

Itu Mr. Granger.

"Saya... saya suami Hermione" jawabku. Ouh entahlah ini sangat aneh. Sungguh.

"Be.. benarkah?" Tanya Mrs Granger.

"Benar, Mrs Granger. Namaku Draco Malfoy dan Hermione dinikahkan denganku kemarin." Jawabku lagi.

Mereka hanya mengangguk angguk mengerti. Ada apa? Apakah Voldemort melakukan sesuatu terhadap ingatan mereka?

"Lebih baik sekarang kalian makan." Kataku. Mereka pun mengangguk.

Namun sepertinya mereka kesulitan makan karena rantai yang membelenggu tangan dan kaki mereka.

Aku merapal mantra untuk melepaskan rantai itu. Ketika rantai itu terlepas, aku bisa melihat bekas kemerahan yang membekas di pergelangan tangan mereka akibat rantai ini.

"Biar aku membantu kalian." Kataku. Aku pun merapal mantra pembersih pada tubuh mereka serta memberikan mereka pakaian ganti. Setelahnya aku menyuapi mereka makan secara perlahan.

"Terima kasih, nak. Maaf tadi kami sedikit bingung dan kurang percaya kalau kau adalah menantuku." kata Mrs Granger.

"Tidak apa apa Mrs Granger" ucapku.

"Panggil aku Mum saja, nak Draco" balas Mrs Granger.

"Baiklah, Mum. Apakah Hermione pernah bercerita soalku pada kalian?" Aku memberanikan diri memanggilnya Mum dan menanyakan satu pertanyaan yang sedari tadi mengusik kepalaku.

"Pernah. Dia berkata ada seorang anak laki laki berambut pirang bernama Malfoy dan berasal dari asrama Slytherin yang senang mengganggunya." Jawab Mr Granger.

O-oh. Aku salah tingkah. Sial. Si Semak itu menjatuhkan image ku di hadapan orangtuanya.

"Hahaha" mereka tertawa lirih  serempak. Oh ya ampun.

"Tak usah merasa tidak enak, Draco. Kami sama sekali tidak mempermasalahkan itu." Kata Mr Granger.

Aku otomatis meringis.

"Oh ya, kalau boleh tahu, bagaimana ingatan kalian bisa kembali? Setahuku Hermione pernah menghapus ingatan kalian tentangnya." tanyaku penasaran akan kejanggalan ini.

"Seorang pemuda bernama Benjamin yang mengembalikan ingatan kami" jawab Mrs Granger.

Ben? Si brengsek itu kenapa melakukan hal ini? Aneh sekali.

Aku harus menyelidikinya nanti.

Tak terasa mangkuk makanan mereka telah habis. Sekarang aku harus kembali ke kamar agar tidak terlihat oleh orang lain.

"Maaf Mum, Dad, aku tidak bisa mengeluarkan kalian dari sini. Aku hanya bisa membantu sampai sini saja" kataku sedikit merasa bersalah.

"Tidak apa apa, Draco. Hanya saja tolong jaga Hermione untuk kami" Pinta Mrs Granger.

"Baiklah, Mum. Aku berjanji akan menjaganya" ucapku.

Setelah itu aku keluar dari sana. Tak lupa juga aku kunci ruangan bawah tanah ini.

Ternyata mereka cukup bersahabat dan bermartabat. Selama ini kukira semua Muggles itu rendahan dan tolol.

Lebih baik aku kembali ke kamar sekarang. Aku takut bibi Bella melihatku disini.

***

Di ruangan lain dalam Manor, duduklah Voldemort berdampingan dengan Benjamin menyaksikan semua kegiatan Draco tadi melalui sebuah layar besar.

"Kenapa kau membiarkan Draco berinteraksi dengan Muggles itu, Ben?" tanya Voldemort agak kesal.

"Sabarlah, My Lord. Ini semata mata untuk menciptakan harmonisasi dalam rumah tangga mereka. Semakin kita berusaha mendekatkan mereka, akan semakin mudah bagi kita untuk mendapatkan Horcrux itu, My Lord." Jawab Ben menenangkan Voldemort yang terlihat marah.

"Baiklah. Segera laksanakan langkah selanjutnya." perintah Voldemort.

Lalu dia berubah menjadi kepulan asap hitam dan menghilang.

Ben mengangguk mengerti dan beranjak pergi menuju ke kamar Draco. Ia harus membawa Hermione sebelum Draco kembali ke kamarnya.

"Miss Granger?" Panggil Ben setelah membuka pintu kamar Draco.

"Ya?" Hermione menyahut. Gadis itu sedang melamun di ranjang tadinya.

"Tolong ikut dengan ku" ajak Ben dengan suara datar.

"Kenapa aku harus ikut denganmu?" Hermione keras kepala menolak apa yang Ben inginkan.

"Apakah kau tidak mau melihat orangtuamu?" Pancing Ben.

Hermione terdiam. Ben pun menyeringai. Ia tahu ia telah menekan tombol yang benar agar gadis itu mengikutinya tanpa banyak bicara.

"Baiklah" jawab Gadis itu.

Ben membawa Hermione ke salah satu kamar yang tak jauh dari kamar Draco. Di dalam sudah disediakan sebuah layar  seperti layar yang baru saja Ben tonton bersama Voldemort.

Hermione di biarkan melihat adegan dimana Draco merawat orang tuanya dengan begitu telaten.

"Kenapa dia begitu baik pada orangtuaku? Aneh" Hermione bergumam.

"Aneh bukan? Menurutku dia mulai mencintaimu" kata Ben.

"Jangan bercanda. Itu sama sekali sangat tidak lucu." Hermione bergidik mendengar perkataan Ben.

"Oh ya? Bagaimana kalau aku bisa memberikan buktinya padamu?" Tanya Ben.

"Tentu saja kau tidak bisa" kata Hermione lagi.

"Bagaimana kalau aku bisa menunjukkan buktinya padamu?" Tanya Ben untuk yang kesekian kalinya.

"Sudah kukatakan kau tidak akan bisa, Mr Stubborn" cibir Hermione.

"Oke. Kalau sampai aku bisa memberikan sebuah bukti padamu bahwa Draco mencintaimu, maka kau harus melakukan sebuah perintah dariku. Bagaimana? Kau mau?" Ben mengajak Hermione untuk bertaruh.

"Oke. Silakan saja dan lakukan apa pun yang kau mau. Cih. Kenapa di dunia ini banyak sekali orang sinting?" Hermione memakan umpan Ben.

"Baiklah. Tolong perhatikan baik baik. Setelah aku melakukan hal ini, pasti Draco akan marah. Itulah buktinya." Kata Ben.

"Memang kenapa dia harus marah setelah kau melakukan sesuatu padaku?" Tanya Hermione.

"Maka itu perhatikanlah dengan baik." Ucap Ben.

Pemuda itu pun berjalan mendekat ke arah Hermione dengan senyuman licik terpatri di wajah tampannya.

"Ap.. apa yang mau kau lakukan?" Hermione merasa takut ketika pandangan Ben yang tadi jenaka dan usil berubah menjadi keji dan penuh arti.

"Hmpphh!!!!"

***

See u next chap

25 Apr 2015
23:15

Repost
26 Jan 2017
18:24

Continue Reading

You'll Also Like

1M 85.5K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
19.4K 1.8K 32
Mereka menemukan diri mereka saling terikat, jauh, bahkan sebelum mereka lahir. Dan takdir membawa mereka pada tragedy yang kembali terulang. _ Hermi...
22.2K 2.6K 15
Completed | A dramione fic by RavieSnake on AO3 Tidak ada yang tahu bahwa mereka hilang. Tidak ada yang tahu di mana mereka berada. Tidak ada yang ta...
430K 35.9K 39
Dramione fanfiction dedicated for Dramione shipper. Tom Felton as Draco Malfoy Emma Watson as Hermione Granger * Nyaris tujuh tahun bersama dan muak...