The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

980K 76.4K 2K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part I
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || 37

13.1K 1.1K 37
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Alissya menggeliat dalam tidurnya saat mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya. Perlahan kelopak mata wanita itu terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

"Sayang, apa kau sudah bangun? Ayo kita sarapan bersama."

Alissya mengerjapkan kedua matanya untuk mengumpulkan setengah nyawanya yang hilang. Pandangannya mulai turun menatap tubuhnya yang tidak berbalut pakaian dan hanya tertutupi selimut tebal. Namun bukan itu masalahnya, ia tidak melihat keberadaan Evan di kamar itu. Bahkan tempat tidur di sampingnya sangat rapi seperti tidak ada yang menidurinya.

"Apa dia langsung kembali ke istana kemarin malam?" Gumam Alissya.

"Alissya, kau sudah bangun nak?"

Alissya seketika tersadar saat kembali mendengar suara ibunya dari balik pintu kamar.

"Aku sudah bangun mom, tapi aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu." Sahut Alissya dengan sedikit berteriak.

"Baiklah mommy tunggu di bawah." Sahut Charlotte sebelum meninggalkan kamar Alissya.

Alissya beranjak dari tidurnya dan bersandar di kepala ranjang. Pandangan wanita itu tertuju pada secarik kertas yang ada di atas nakas. Tanpa pikir panjang, Alissya mengambil kertas tersebut dan membacanya.

Aku tidak tahu harus mengatakan ini atau tidak, tapi kau sangat menggairahkan malam itu Queen. Aku tidak akan pernah bisa melupakan percintaan kita malam kemarin.

Seketika wajah Alissya memerah saat membaca kalimat pertama yang tertulis di dalam kertas itu.

Tapi maafkan aku karena harus meninggalkanmu malam itu juga. Tapi ketahuilah, aku sangat mencintaimu.

Aku harus kembali ke istana karena ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Sesuai keinginanmu kemarin, aku akan membebaskan Lord Edgar saat ini juga. Tapi ada satu hal yang harus kau lakukan Queen. Pergilah bersama ibumu ke istana kerajaan Vampire dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Aku tidak bisa memastikan keselamatanmu jika harus tinggal di rumah itu.

Alissya yang membaca kalimat itu seketika mengerutkan keningnya bingung.

"Apa terjadi sesuatu?" gumam Alissya. Tanpa pikir panjang Alissya kembali melanjutkan membaca pesan dari suaminya.

Mommy akan menyusulmu ke sana dengan beberapa prajurit. Mungkin kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu. Jangan pernah pergi dari istana tanpa sepengetahui siapapun. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu. Aku pastikan semua akan baik-baik saja dan segera menjemputmu ke sana.

Aku mencintaimu Queen.

~ Evan.

Sontak Alissya menjatuhkan kertas yang ada di dalam genggamannya dan kekhawatiran mulai melanda dirinya.

"Oh god, please don't say..." ujar Alissya terhenti saat menyadari jika hal buruk telah terjadi.

Saat itu juga Alissya melangkah menuju kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya. Tak sampai sepuluh menit gadis itu telah keluar dan dengan cepat memakai pakaiannya.

"Mommy!" teriak Alissya yang tengah menuruni tangga.

Charlotte yang melihat Alissya melangkah dengan terburu-buru langsung mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa sayang? Kenapa kau terlihat sangat khawatir?" tanya Charlotte.

"Segera kemasi barangmu mom, kita akan berangka ke istana vampire," ujar Alissya namun saat Charlotte ingin mengeluarkan suaranya tiba-tiba Alissya kembali melanjutkan ucapannya, "Tidak ada waktu lagi, sebaiknya kita langsung berangkat sekarang. Aku akan jelaskan semuanya di kereta."

Charlotte yang tidak bisa membantah ucapan dari putrinya hanya mampu mengikuti wanita itu keluar dari rumah dan masuk ke dalam kereta yang sudah terparkir di depan rumah. Dengan cepat kereta itu berjalan meninggalkan rumah milik Charlotte menuju istana kerajaan vampire.

Namun saat kereta sudah mulai menjauh, Alissya dapat melihat beberapa aura hitam mendekati rumahnya dari balik jendela kereta. Alissya bernafas lega saat keputusan untuk segera meninggalkan rumah adalah keputusan yang sangat tepat. Meskipun sebenarnya ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Sebenarnya ada apa ini Alissya? Kenapa kau tiba-tiba mengajak mommy ke istana?" Tanya Charlotte dengan raut wajah bingung.

"Baca ini mom, ini pesan dari Evan." Ujar Alissya sambil memberikan secarik kertas pada Charlotte.

Charlotte menerima kertas tersebut dengan tatapan bingung sekaligus penasaran. Namun baru saja ia membaca kalimat pertama ia langsung membulatkan matanya dan menatap ke arah Alissya.

"Ini.." belum selesai Charlotte bicara tetapi Alissya lebih dulu memotongnya.

"Oh my god! Itu.. Mom, kau baca kalimat selanjutnya, tolong abaikan kalimat pertama!" Ujar Alissya gelagapan saat menyadari ibunya baru saja membaca pesan vulgar dari suaminya. Sedangkan Charlotte yang melihat kegugupan Alissya hanya terkekeh pelan.

"It's ok darling, mommy mengerti." Ujar Charlotte sontak membuat wajah Alissya memerah padam.

Charlotte pun kembali melanjutkan membaca pesan dari Evan dengan raut wajah serius. Akhirnya ia mengerti kenapa Alissya tiba-tiba memintanya untuk pergi dari rumah.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku yakin sesuatu pasti telah terjadi di kerajaan demon. Bahkan saat kita meninggalkan rumah, aku dapat melihat aura hitam mulai mengelilingi rumah itu." Jelas Alissya saat melihat Charlotte telah selesai membaca pesan tersebut.

"Apa ini berhubungan dengan klan penyihir hitam?" Alissya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan ibunya.

"Setahuku mereka tidak mungkin menyerang kerajaan sekarang mom. Aku merasa ini adalah kasus berbeda tetapi sedikit terkait dengan klan itu." Sahut Alissya membuat Charlotte dibuat bingung.

"Lebih baik kita tanya mom Crystal saat tiba di istana nanti." Lanjut Alissya saat melihat kebingungan ibunya.

Beberapa menit kemudian, kereta yang ditumpangi Alissya telah memasuki istana kerajaan vampire. Kereta tersebut langsung berhenti tepat di pelataran istana dengan beberapa maid yang telah menunggu di depannya.

"Selamat datang Yang Mulia Ratu, Lord Jackson dan Queen Nora telah menunggu kedatangan anda. Mari ikuti saya." Ujar salah satu maid pada Alissya sambil menundukkan kepalanya hormat. Saat itu juga mereka masuk ke dalam istana.

Sesampainya mereka di dalam, Alissya dapat melihat Lord Jackson dan Queen Nora berdiri tidak jauh darinya. Raja dan Ratu kerajaan vampire itu pun langsung menundukkan kepalanya saat melihat kedatangan Alissya.

"Berdirilah, kalian tidak perlu menunduk di hadapanku." Ujar Alissya meminta kedua orang tersebut menegakkan tubuhnya.

"Apa Queen Crystal sudah datang?" Tanya Alissya dengan cepat.

Lord Jackson dan Queen Nora yang mendengar itu langsung saling bertukar pandang. Pasalnya mereka tidak tahu jika Crystal juga akan datang ke istana mereka.

"Kami tidak tahu jika Queen Crystal akan datang nak." Ujar Lord Jackson membuat Alissya mengerutkan keningnya bingung.

"Tapi menantuku mengatakan jika Queen Crystal akan menyusul kami ke sini." Ujar Charlotte.

Mereka saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Entah apa yang akan terjadi, karena situasi saat ini begitu menegangkan. Bahkan raut wajah kekhawatiran terlihat jelas di wajah mereka semua.

"Sebaiknya kita bicarakan itu di ruang kerjaku. Selagi salah satu anak buahku memantau pergerakan di luar istana ini dan juga istana kerajaan demon." Ujar Lord Jackson dan disetujui oleh yang lainnya.

*****

Pintu besar berwarna emas terbuka, menampilkan seorang wanita dengan pakaian perpaduan warna emas dan hitam. Wanita itu berjalan cepat menghampiri ayah dan juga mertuanya yang telah menunggu kedatangannya.

"Dimana Xavier ayah?" Tanya Crystal saat tidak melihat suaminya.

"Dia baru saja berangkat ke istana demon. Sebaiknya kau segera menyusul Alissya ke istana vampire nak, setidaknya ada seseorang dari kita yang menjaganya." Sahut Lord Geordan.

Crystal menghela nafas pelan. Setelah mendengar jika ternyata Livia bekerja sama dengan klan penyihir hitam, membuat semua orang menjadi sangat khawatir sekaligus takut jika sesuatu terjadi pada Alissya. Untungnya saat kabar itu datang, Alissya tengah berada di kerajaan vampire sehingga wanita itu tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa Lord Edgar dan Queen Victoria sudah mengetahui hal ini?" Tanya Queen Caroline.

Lord Geordan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan istrinya, "Karena itu Evan telah membebaskan Lord Edgar untuk mencari keberadaan putrinya." Ujar Lord Geordan.

"Lalu dimana wanita itu?" Tanya Lord Reymos menatap serius pada putri dan kedua besannya.

"Kami belum mengetahuinya ayah, tapi kami yakin dia pasti ada di kerajaan penyihir hitam." Sahut Crystal.

"Kita tidak bisa mengulur banyak waktu. Kita harus menyerang mereka lebih dulu sebelum mereka membuat persiapan. Apalagi ini sudah menyangkut keselamatan Alissya. Kalian tentu tahu bagaimana Livia membenci Alissya." Ujar Queen Caroline.

"Kau benar, kita tidak bisa membiarkan Kenzo semakin kuat dan memakan banyak korban anak kecil lagi. Tapi masalahnya," ucapan Lord Geordan terhenti membuat semua orang menatap bingung ke arahnya. "Saat Leonard menemuiku, dia mengatakan jika saat kepergiannya dari tempat itu Kenzo telah memasang portal tingkat tertinggi." Lanjutnya sontak membuat mereka membulatkan matanya.

"Sial! Jika begini kita tidak bisa menyerangnya terlebih dahulu. Karena hanya untuk menghancurkan portal itu saja akan menghabiskan banyak tenaga." Geram Lord Reymos.

"Berarti Leonard sudah tidak bisa memata-matai tempat itu?" Tanya Crystal dengan mata membulat dan langsung dijawab anggukkan oleh Lord Geordan.

Suara helaan nafas terdengar dari mereka semua. Rencana yang sudah tersusun rapi malah membuat mereka kembali menemukan jalan buntu. Hal itu membuat mereka harus kembali menyusun rencana dari awal, dan itu akan menghabiskan banyak waktu.

"Sebaiknya aku pergi untuk melihat keadaan Alissya." Ujar Crystal sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Berhati-hatilah nak, kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan." Ujar Lord Reymos menatap khawatir pada putrinya. Crystal menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Lord Reymos dan kedua mertuanya, sebelum akhirnya melangkah meninggalkan ruangan itu.

*****

Di istana kerajaan demon, Evan duduk dengan raut wajah dingin di kursi kebesarannya. Pikirannya melayang jauh memikirkan langkah yang harus ia lakukan untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh Livia dan Kenzo. Karena saat ini semua orang telah mengetahui jika Livia telah bekerja sama dengan Kenzo untuk meningkatkan kekuatannya. Tentu saja tujuan mereka sama, yaitu membunuh raja dan ratu kerajaan demon.

Inilah yang ditakuti Evan selama ini. Ia takut jika suatu hari nanti Livia akan melakukan hal yang lebih buruk lagi untuk mencelakai istrinya. Meskipun kekuatannya dapat menghabisi wanita itu dalam sekejap, tetapi saat mengetahui Livia bekerja sama dengan Kenzo itu membuat Evan merasa sangat waspada. Tentu Kenzo akan berdiri di belakang Livia untuk membantu wanita itu. Tapi sampai saat ini ia tidak tahu, kenapa Kenzo menyetujui kerja sama itu dengan mudah.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Evan. Pintu itu terbuka lebar menampilkan Steve yang menundukkan kepalanya sebelum melangkah mendekati Evan.

"Tuan Leonard datang ingin menemui anda." Ujar Steve dengan sopan. Evan menaikkan satu alisnya, ia tidak tahu jika Leonard telah meninggalkan kerajaan penyihir hitam.

"Biarkan dia masuk." Perintah Evan.

Saat itu juga Steve meninggalkan ruangan lalu kembali dengan Leonard dan seorang wanita di belakangnya. Raut wajah Evan seketika berubah saat melihat kedatangan mereka. Namun lebih tepatnya pada wanita yang kini berada di samping Leonard. Wanita itu menundukkan kepalanya saat merasakan tatapan penuh mengintimidasi dari Evan. Bahkan ia tidak berani sedikit pun bergerak dari tempatnya.

"Aku tidak tahu jika kau akan datang secepat ini. Apa yang telah kau temukan?" Tanya Evan tanpa membiarkan mereka duduk.

"Ada hal penting yang ingin saya sampaikan pada anda Yang Mulia," ujar Leonard dengan sopan sambil menundukkan kepalanya. "Saat ini Tuan Putri Livia juga melakukan ritual seperti yang dilakukan oleh Kenzo untuk meningkatkan kekuatannya, dan saat ini kerajaan penyihir hitam telah di lindungi portal dengan sihir tingkat tertinggi." Lanjutnya sontak membuat Evan dan Steve membulatkan matanya terkejut.

"Apa katamu?!" Teriak Evan sambil menggebrak meja yang ada di depannya.

"Jika itu benar, kita hanya bisa menunggu mereka keluar dari kerajaan itu dan menyerang mereka semua." Ujar Steve dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Evan.

"Dan membiarkan mereka memiliki kekuatan yang tak tertandingi?" Geram Evan membuat semua orang menundukkan kepalanya.

Evan mengepalkan tangannya kuat, mengetahui kabar ini justru membuat ia semakin merasa waspada. Mereka tidak tahu sudah sampai mana kekuatan yang dimiliki oleh Kenzo dan Livia, karena saat ini Leonard sudah tidak bisa memasuki kerajaan penyihir hitam.

"Jadi untuk apa kau membawa wanita ini ke sini Leo? Dan siapa dia?" Tanya Evan menatap tajam ke arah pria itu. Leonard yang mendengar ucapan Evan langsung menatap ke arah wanita yang ada di sampingnya.

"Dia adalah mate dari Kenzo yang telah dicampakkan oleh pria itu Yang Mulia, dan dia tahu rencana yang telah dibuat oleh Kenzo." Ujar Leonard membuat Evan menaikkan satu alisnya. "Kau bisa mengatakan semuanya pada Yang Mulia, Airish." Lanjutnya sambil menatap ke arah wanita itu.

Airish mendongakkan kepalanya dengan sedikit gugup. Ia menatap ke arah Leonard dan Evan secara bergantian. Namun saat melihat tatapan tajam dari Evan, ia kembali beringsut ketakutan.

"Kau tidak perlu takut, dia tidak akan melukaimu." Bisik Leonard saat melihat ketakutan Airish.

Airish yang mendengar itu sedikit ragu menatap ke arah Leonard. Tetapi saat melihat Leonard terus berusaha meyakinkan dirinya, Airish akhirnya memberanikan dirinya untuk menatap ke arah Evan.

"Sampai kapan aku harus menunggu?" Tanya Evan dengan nada dingin.

"Maafkan saya yang mulia," ujar Airish dengan sedikit gugup. "Saya tidak tahu harus menceritakan dari mana, tetapi inti dari percakapan mereka adalah," Evan menaikkan alisnya saat melihat Airish kembali menghentikan ucapannya.

"Mereka akan menculik Yang Mulia Ratu untuk menumbalkannya pada ritual yang akan dilakukan malam purnama. Dengan begitu kekuatan yang ada pada Ratu akan masuk ke dalam tubuh Kenzo." Lanjutnya membuat semua orang membulatkan matanya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

757K 73.1K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
1.1M 105K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
961K 40.1K 21
Membuat harem kemudian berlindung dibalik tubuh para cogan? Itulah pemikiran bodoh Olivia Rosalind, sosok gadis manis penyuka cogan yang seringkali b...
1M 138K 47
"I'm Hanzel Lee Alpha of Dark Moon Pack reject you, Devia Alexander as my mate." Penolakannya terngiang-ngiang di kepalaku. Menghantarkan rasa bahagi...