NERD

By retnoo_s

3.3M 317K 7.9K

[SUDAH TERBIT] Beberapa part sudah dihapus ____ Kutu buku, tidak menarik, cupu, gadis lemah. Seperti itulah y... More

Prolog
Nerd | 01
Nerd | 02
Nerd | 03
Nerd | 04
Nerd | 05
Nerd | The Secret 1
Nerd | The secret 2
Nerd | 06
Nerd | 07
Nerd | 08
Nerd | 09
Nerd | 10
Nerd | 11
Nerd | 12
Nerd | 13
Nerd | 14
Nerd | 15
Nerd | 16
Nerd | 17
Nerd | 18
Nerd | 19
Nerd | 20
Nerd | 21
Nerd | 22
Nerd | 23
Nerd | 24
Nerd | 25
Nerd | 26
Nerd | 27
Nerd | 28
Nerd | 29
Nerd | 30
Nerd | 32
Nerd | 33
Nerd | 34
Nerd | 35
Nerd | 36
Nerd | 37
Nerd | 38
Nerd | 39
Nerd | 40
Nerd | 41
Nerd | 42
Nerd | 43
Nerd | 44
Nerd | 45
Nerd | 46
Nerd | 47
Nerd | 48
Nerd | 49
halo
numpang

Nerd | 31

44.7K 5K 134
By retnoo_s

Hari ini adalah hari yang dibenci oleh sebagian besar murid, tetapi hari yang sangat ditunggu bagi murid yang ambis. Ya, ujian sekolah dilaksanakan mulai hari ini. 

“Bismillah, semoga gue dapet contekan. Aamiin,” ucap Adriel mengadahkan kedua tangannya. Setelah itu, dia mulai mengerjakan soal-soal yang sudah berada di atas mejanya.

Baru saja membaca satu soal, Adriel sudah menggaruk rambutnya. Dia benar-benar tidak paham maksud soal itu. Mencoba menengok ke kiri dan ke kanan tapi dia tak kunjung mendapat sinyal dari temannya.

“Woyy Di, nomor satu apaan?” bisik Adriel ke arah Aldi teman kelasnya yang duduk di depannya. Yang dipanggil tak menggubris Adriel, yang ada malah berpura-pura tidak mendengar.

Seperti itulah yang dinamakan teman yang budiman. Sebelum ujian berlangsung pasti dia bilang ‘tenang aja, nanti gue contekin lo kok’, tetapi kenyataannya tidak. Semua teman-temannya seolah mendadak tuli dan tidak melihat keberadaan Adriel saat ujian sudah berlangsung.

Adriel tak ambil pusing, dia dengan asal memilih jawaban. Tidak sampai limabelas menit Adriel sudah menyelesaikan ujiannya, dengan pedenya dia berdiri dan mengumpulkan lembar jawabnya.

“Ibu guru yang cantik, saya sudah selesai ujian. Jadi, saya ijin keluar ya Bu,” ucap Adriel sembari mengumpulkan lembar jawaban ujiannya. Guru itupun hanya mengangguk memperbolehkan, dia sudah hapal dengan satu muridnya itu. 

Di lain sisi, Leo dengan cekatan membaca soal ujiannya. Tanpa menunggu lama, Leo dapat menjawab semua soal-soal ujian.

Leo mencoba untuk memeriksa jawabannya kembali sebelum dia menyerahkannya pada pengawas. Setelah selesai memeriksa jawabannya, Leo langsung bergegas untuk mengumpulkan lembar jawabnya dan berniat keluar dari kelas.

Ferdi yang melihat Leo sudah mengumpulkan lembar jawaban, merasa sedikit gelisah. Tinggal dua soal lagi yang belum Ferdi jawab. Dia menggigit kuku jari tangannya, tiba-tiba bayangan ayahnya muncul membuat Ferdi semakin gelisah.

“Gue nggak mau. Gara-gara gue, orang disekitar gue jadi terluka.” Ferdi menghela napasnya gusar. Kembali menatap soal ujian, dia mencoba meyakinkan dirinya untuk mengisi jawaban. Akhirnya Ferdi sudah menjawab semua soal ujiannya, dia bisa kembali bernapas lega.

Lain kelas, lain lagi ceritanya. Di saat Adriel sibuk mencari contekan, Leo dengan mudahnya menjawab semua soal ujian dan Ferdi yang gelisah.

Lain lagi dengan laki-laki yang bernama Devin, di saat semua teman kelasnya sibuk mengerjakan ujian, lelaki itu malah tertidur di atas lembar soal ujian.

Leta yang duduk di sebelah Devin menggelengkan kepalanya melihat lelaki itu, mencoba untuk membangunkan Devin, “Vin,” panggilnya tak kunjung mendapat jawaban.

Tak sampai disitu saja, Leta mencoba menggoyangkan tubuh lelaki itu. Devin menggeliat, secara perlahan membuka matanya. Hal yang pertama dia lihat adalah wajah seorang gadis yang beberapa hari ini hinggap di pikirannya, Devin tersenyum.

“Vin, bangun dong! Kamu belum ngerjain ujiannya.” Devin mencoba meregangkan tubuhnya.

“Lo bangunin gue cuma buat nyuruh ngerjain ujian?” Leta mengangguk.

“Oke.” Setelah mengucapkan itu, Devin menatap soal ujiannya satu persatu kemudian mulai menjawabnya.

Tak membutuhkan waktu lama, lelaki itu melangkah ke depan kelasnya untuk menyerahkan lembar jawabnya. Hal itu tak luput dari pandangan Leta.

“Kamu ngapain?” tanya guru itu, Pak Samsul namanya.

Devin menyunggingkan senyum. “Ngumpulin jawaban, Pak.” Guru itu mengernyit, kemudian melihat jawaban Devin.

Pak Samsul membenarkan letak kacamatnya yang sedikit merosot di batang hidungnya. Dia sedikit terkejut melihat lembar jawab Devin terisi. Biasanya Devin selalu mengumpulkan lembar jawab yang masih kosong. 

Devin yang melihat reaksi Pak Samsul langsung tersenyum, menoleh ke belakang. Tepatnya melihat ke arah Leta. “Ta, ayo keluar! Gue udah selesai ngerjainnya.” Leta mengerjapkan matanya berulang kali mencoba mengerti apa yang diucapkan Devin.

“Gue tunggu di luar ya, sepuluh menit harusnya cukup buat lo.” Tanpa permisi Devin langsung saja keluar dari kelasnya. Sementara Leta mendadak blank, sedetik kemudian langsung mengerjakan ujiannya buru-buru.

***

Kantin sekolah masih terlihat sepi sekarang, mungkin karena banyak murid yang belum selesai mengerjakan ujian. Di salah satu bangku yang terletak di pojok kantin, ada tiga lelaki dan satu perempuan yang tengah menikmati makannya.

“Tumben lo keluarnya cepet, biasanya paling akhir,” ucap Adriel yang membuka suara pertama kali.

Devin mengangkat alisnya kemudian tersenyum. “Sekali-kali tobat,” sahutnya lalu melanjutkan kunyahannya yang sedikit tertunda.

“Ta, gimana? Lo bisa ngerjainnya kan?” Suara itu bukan dari Adriel, Devin ataupun Ferdi melainkan suara yang dikeluarkan oleh Leo.

Leta mengangguk. “Bisa, walaupun ada beberapa soal yang nggak paham.” Leo menyunggingkan senyumnya, mengelus rambut Leta pelan.

Devin yang duduk di hadapan Leta langsung melotot, kemudian menampik tangan Leo secara kasar. Hal itu tak luput dari pandangan Ferdi dan Adriel, keduanya merasa akan ada drama yang dimulai.

“Lo apaan sih Vin?” Devin gugup seketika. Benar, apa yang barusan dia lakukan? Dirinya sendiri pun tidak tahu apa maksud dari tindakannya tadi.

“Bukan apa-apa. Tangan lo kotor, jangan nyentuh rambut orang lain sembarangan.” Mendengar itu membuat Adriel dan Ferdi menahan tawanya.

Sementara Devin menyeruput es jeruk di dalam gelasnya secara rakus. Leta tak menghiraukan itu, dia memilih untuk melanjutkan makannya yang tertunda.

Di lain sisi, Ferdi terus memperhatikan gadis yang saat ini duduk berhadapan dengan Devin. Ferdi mengangkat bibirnya tersenyum tipis, sangat tipis.

“Ta, gue lihat-lihat lo kok mirip sama Leo yah.” Sontak kalimat yang baru saja keluar dari mulut Ferdi langsung membuat Leta tersedak hebat.

Adriel dan Devin pun mencoba mengamati wajah Leta dan Leo secara bergantian.

“Wahh bener Fer. Jangan-jangan kalian jodoh lagi.” Setelah mengucapkan itu, Adriel mendapatkan pukulan di kepalanya.

Tentu saja pelakunya Devin, dia merasa dongkol mendengar ucapan Adriel tadi. Leta tersenyum canggung tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

“Gue awalnya ngira kalo lo itu kembarannya Leo loh.” Tentu saja ucapan Ferdi barusan membuat Leta terkejut, bagaimana bisa lelaki itu berpikir ke arah sana?

“Kesambet apaan lo sampai mikir kayak gitu? Yakali kembaran gue penampilannya kayak Leta.” Leo mencoba untuk menyanggah Ferdi.

“Emang Leo punya kembaran yah?” tanya Adriel bak orang bego.

“Punya, emang lo nggak tau? Dulu Leo pernah cerita tentang kembarannya, tapi nggak pernah ngenalin ke kita-kita.”

“Intinya, kembaran gue itu jelek. Sifatnya pokoknya kayak anak kecil, umurnya emang udah tujuhbelas tahun lebih tapi sifatnya kayak anak TK. Dia itu pemarah, boros, jorok, penampilan kayak preman pasar gitu. Pokoknya, kalian bakal nyesel kalo ketemu sama dia.” Leo mengucapkan semua itu dengan mudahnya seperti tanpa beban, dia tidak tahu saja jika saat ini Leta tengah menatap Leo nyalang.

“Dan satu lagi, dia itu begonya ngelebihin Koko.” Setelah mengucapkan itu, Leo merasakan jika kaki kanannya diinjak. Ya, dia tahu pelakunya, Leta.

Lewat tatapannya, Leta memberi isyarat padanya untuk segera diam jika tidak ingin mendapat masalah nantinya. Tapi Leo mengabaikannya, kapan lagi dia bisa menjelek-jelekan Leta secara bebas seperti ini kan.

“Serius? Gue pernah lihat fotonya, tapi kelihatannya dia nggak seperti yang lo ceritain deh Le.” Leo hanya tertawa menanggapi ucapan Ferdi.

“Lo kenapa tumben banget banyak omong sih Fer? Lo suka sama kembarannya Leo?” tanya Devin dengan nada sedikit sewot.

Bukan karena Ferdi yang terus bertanya tentang kembarannya Leo, tetapi cara Ferdi yang menatap Leta membuat Devin risih. Entah mengapa dia ingin mencongkel mata Ferdi agar lelaki itu tidak terus menatap Leta.

“Hmm, gue emang suka.” Sontak pengakuan Ferdi membuat semua orang terkejut.

Ini Ferdi loh, baru pertama kali lelaki itu mengakui bahwa dia menyukai lawan jenis. Selama ini, Ferdi selalu tertutup tentang perasaannya pada siapapun.

“Kesambet apaan Fer? Serius, kayaknya akhir jaman udah dimulai deh. Pertama, Devin keluar ujiannya cepet. Kedua, Ferdi sekarang nggak irit ngomong, dan yang lebih mengejutkan lagi, Ferdi ngutarain perasaannya! Sumpah, ini keajaiban banget,” ucap Adriel dengan nada yang dilebih-lebihkan.

Ferdi hanya tersenyum menggeleng menanggapi Adriel. “Le, kabarin gue kalo kembaran lo udah pulang. Kalo bisa, bilang sama dia kalo gue kangen pengen ketemu,” ucap Ferdi tulus.

Ferdi berucap dengan tatapannya yang terus menuju ke arah Leta. Leta yang ditatap seperti itu menjadi gugup sendiri, kemudian dia memilih menunduk. 

Ferdi yang melihat Leta gugup, tersenyum singkat. Lain halnya dengan Devin, dia ingin menggeplak kepala Ferdi agar tidak melihat ke arah Leta terus. Entahlah, Devin sendiri pun tidak tahu mengapa dirinya merasa seperti ini.












Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 550 48
niat awal pindah sekolah hanya ingin menghindari bulyan dari para siswa akibat menyatakan perasaan secara terang-terangan dengan sang ketua osis. be...
1.1K 172 47
CERITANYA MASIHH TAHAPP REVISI YAA GESSS, AUTHOR-NYA MASIHH MEMPERBAIKI 🙏🙏 [HALO HALO ASSALAMUALAIKUM,CERITA PERTAMA DARI FIRA_888 DI WAJIBKAN UNTU...
12.6M 393K 41
"I love you to the moon and back" -Sonya "You are my prettiest nerd" -Dava Sonya Anggia Louisemiller adalah anak bungsu dari seorang pengusaha terkay...
135K 2.9K 8
(Sequel Abu Abu) Follow dulu yuk sebelum di baca, hehe Sebagian part beralih ke Fizzo/Deynaraa Setelah menghilang beberapa tahun lamanya tanpa ada ya...