EPHEMERAL

By its_cheon

3.7K 2.2K 5K

Hompimpa alaium gambreng! Setiap sekolah punya cerita, tak terkecuali Sekolah Are Woah. Sekolah yang berisi a... More

1
2
3
4
5
REINKARNASI
SEKOLAH ARE WOAH
Jatuh
Hantu menjadi hantu
Lembar jawaban
Kekuatan Super
Menjadi Lebih Hebat
Kecebur
Berbagi
Lora(i)
Pink Sun
Hompimpa
Menawarkan Ancaman
Perayaan Festival
Salah korban
Ternyata Bukan
Pencarian Malam Hari
Ruang CCTV
Sandiwara
Hilang atau Dicuri
Gelang
Botol ramuan
Rendang beracun
Bulan
Kira-kira
Serius
Masa lalu
Terjadi Lagi
Arwah mati
Truth or Dare
Affa iyach?
Komedi arwah
Study tour
Masih Study Tour
Keajaiban
Kepercayaan
Lawan
Detik detik terakhir
Malam kenangan
6
7
8
9
10

Hyesun & Win

40 34 29
By its_cheon


Matahari dan udara segar menyambut pagi anak-anak kota khusus Seoul yang sedang menuju ke sekolah.

Sebenarnya kalimat barusan sangat malas untuk dibayangkan apalagi dilakukan.

Karena bagi beberapa murid takut untuk ke sekolah dan bertemu orang yang paling menakutkan katanya.

Banyak dari sebagian murid berkaitan dengan yang namanya pembullyan. Entah dia seorang pelaku atau korbannya atau bisa saja tidak keduanya tapi hanya menunggu giliran.

Maaf jika benar, eh bercanda kok. Maaf jika salah.

"Selamat pagi, Win!" sapa seorang gadis cantik bersurai coklat terang yang panjangnya melebihi pinggang.

"Pagi juga Hyesun! Kau sudah belajar materi yang ku berikan untuk ujian sejarah, kan?" balas pemuda tinggi yang merupakan sahabat gadis tadi.

"Sudah dong! Terimakasih ya materinya semalam, aku cukup terbantu," balas gadis bernama Hyesun dengan gembira.

Hyesun membuka tas nya dan mencari buku tulis dengan nama 'Bang Junhyuk' di sampul.

"Nih buku mu, Win!"

"Berhenti panggil aku 'Win' deh, capek dengernya. Padahal cuman karena menang olimpiade sains 11 kali kau terus-terusan panggil aku Win," protes Junhyuk.

"Ya gapapa kali, itu panggilan kesayangan tau!" seru Hyesun.

"Hei cecunguk! Kau lupa bawa uang untuk kami hah?! Kalau gak mau kasih setoran mending keluar aja dari sekolah ini! Dasar miskin!" teriak pemuda yang paling ditakutkan di sekolah ini.

"Ma-maaf aku lupa bawa uang lebih... Besok deh besok janji!" ucap anak yang diganggunya.

"Janji-janji cuih! Basi tau gak?!" marah pemuda tadi

"Udahlah Ren, langsung hajar aja!" kata salah satu teman se-geng pemuda barusan.

"Diam Gun, kau mulai berani memerintah ku sekarang?!" balasnya tak suka.

"Woy bro aku kan cuma-- Sial." Pria yang dipanggil Gun ini tidak berani melanjutkan kata-katanya.

"Suren, kenapa kau malah marah sama Dong Gun?" tanya Sang mon tidak mengerti.

"Sudahlah Mon, suasana hatinya sedang jelek!" ujar Gun kesal sambil melirik Suren yang asik memukul korbannya.

"Ga usah ngebacot dibelakang, nih duit! Mau gak?!" tawar Suren setelah urusannya selesai dan memperlihatkan uang yang dia dapatkan.

"Kak ... Tolong kembalikan uang ku, itu buat bayar SPP," mohon si anak malang sambil berlutut di hadapan Suren.

"Peduli amat sama SPP orang!" Suren bersama dua temannya serta anak buah yang tidak bisa disebutkan satu per satu pergi dari sana.

"Mereka ngeri banget, masa ujian begini masih saja gak tobat," gumam Hyesun takut setelah melihat kejadian tadi walaupun dia sudah sering melihat itu terjadi di lingkungan sekolah.

"Begitulah ... Tak heran mereka di peringkat terbawah, hanya itu yang bisa dilakukan pihak sekolah. Sebisa mungkin kita tidak terlibat dengan mereka," ucap Junhyuk mengingatkan.

"Oh iya Sun, aku bawa bekal kesukaan mu, kita makan di rooftop saja sebentar siang," ajak Junhyuk.

"Ayo aja, tapi kenapa kau gak bilang-bilang sih? Aku kan tidak menyiapkan apapun untukmu," gerutu Hyesun.

"Hahaha ... Tidak apa-apa aku hanya ingin lihat kau menikmati makanan kesukaan mu yang dibuat olehku," ucap Junhyuk disertai senyuman maniezz.

"Ah sialan jangan menggodaku!" Hyesun memukul kepala Junhyuk lalu menutup wajahnya yang memerah.

Junhyuk terkekeh melihat Hyesun yang salting.

*****

Di rooftop ini, sepasang sahabat selalu menghabiskan waktu bersama. Entah untuk bermain, makan, atau sekedar mencari angin sejuk saja.

"Bagaimana? Enak, kan?" tanya Junhyuk dengan sebelah alis terangkat.

"Ya enaklah!" balas Hyesun semangat.

Sambil memangku wajah dan tersenyum, Junhyuk terus saja memandangi gadis bersurai panjang dihadapannya.

"Apaansi ngeliatin mulu! Aku tau aku cantik tapi ga segitunya!" ujar Hyesun sinis sembari mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Yaelahh omonganmu seakan-akan aku suka padamu! Aku tidak tertarik sama yang namanya 'teman masa kecil'. Sejak tadi aku sebenarnya ngeliatin kulit cabe di gigi mu," bohong Junhyuk yang jadinya membuat Hyesun langsung memukul kepala Junhyuk dengan sendok.

Hyesun melanjutkan makannya, tak lama kemudian wajahnya memerah dan tampak ingin menangis.

"Kenapa? Kau masih salting aku liatin begini?" tanya Junhyuk sambil tersenyum miring.

"Enggak bodoh, aku kepedesan! Mana aku lupa bawa air minum lagi!" teriak Hyesun sembari mengibaskan tangannya di depan mulut.

"Aku turun dulu bawakan kau air, tunggu disini!" kata Junhyuk cepat.

"Iyalah aku bakalan tungguin, yakali aku pergi atau loncat dari sini!"

"Gadis ini kasar sekali," batin Junhyuk sambil menggeleng.

Tak lama setelah Junhyuk pergi, sekelompok siswa membuka pintu rooftop.

"Mereka ... Geng nya Suren!" batin Hyesun sambil menatap mereka dari jauh.

"Eh, Mon, disitu ada orang tuh! Katamu tempat ini jarang didatangi orang, gimana sih?!" kata Gun sembari mengangkat dagunya menunjuk Hyesun disana.

"Sial, kenapa mereka pada ngeliatin aku?" batin Hyesun takut.

"Susah amat, tinggal usir aja ya kan?" Suren berjalan mendekati Hyesun lalu menggebrak meja tempat Hyesun makan.

Hyesun menunduk takut ditatap tajam oleh Suren.

"Ekhem ... Kau gak lihat kami di sini? Tahu dirilah njing, pergi sono!" pinta Suren dengan nada tinggi membuat Hyesun gemetar.

"Jangan kasar-kasar amat sama cewek, Ren," tegur Gun tidak tega melihat Hyesun ketakutan.

"Jadi kalau sama cewek harus diapain dong? Serius nih harus dilembutin?" tanya Suren sambil tersenyum miring menatap Hyesun.

Suren mengulurkan tangannya memegang rambut Hyesun yang berkilau lalu ia mengangkat dagu Hyesun untuk melihat wajahnya.

"Cantik bro! Kalo modelan begini jangan dibully lah ya?" Suren melirik teman-temannya yang hanya bisa menggeleng melihat tingkah Suren.

Suren mengelus pipi Hyesun lalu berkata, "Mau order nih, semalam berapa?"

*PLAAKK

Jelas suara tamparan barusan dari Hyesun untuk Suren. Walaupun sangat takut, tapi Hyesun tidak bisa membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Hyesun pasti akan melawan.

"Pelacur sinting! Beraninya kau pukul aku!?" pekik Suren sambil memegang pipinya yang merah.

"Wuow bro, keren nih cewek! Sikat lah!" seru Gun yang langsung menahan kedua tangan Hyesun.

"Win gila kenapa dia lama sekali?!" batin Hyesun gusar.

*Bughh

Barusan Suren memukul kepala Hyesun.

"Mampus!"

Hyesun menatap Suren kesal, dia meronta-ronta berusaha melepaskan pegangan Gun.

"Mon, kau ngapain?! Cepat buka bajunya!" suruh Gun sambil melirik ke Hyesun.

"HEI PARA BAJINGAN! LEPASKAN HYESUN!" Bagaikan pahlawan super, pemuda bernama Bang Junhyuk ini langsung berlari kencang ke arah sana. Ia mengangkat tinggi botol minum taperwer nya lalu melayangkan botol itu ke kepala Suren.

*BUAGHH

"Berengcek! Siapa kau berani mengganggu?!" teriak Suren sambil memegang kepalanya yang benjol.

"Kau tanya siapa aku? Kau tidak kenal aku, hah!? Aku ini Bang Junhyuk juara 1 olimpiade sekabupaten!" ucap Junhyuk dengan nada sombong.

"Gitu doang? Kau sendiri tahu tidak aku ini siapa!? Aku adalah Suren si kaya raya meriyah penguasa sekolah ini, anak yang paling ditakutkan sekabupaten! Mau apa kau!?" tantang Suren balik.

"Dan aku Go Hyesun! Walaupun aku tidak pintar dan tidak kaya setidaknya aku cantik dan populer!" Hyesun turut serta.

"Sialan! Pegang dia kuat-kuat!" titah Suren pada Gun dan Mon.

"Kasih aku semua uang mu, maka pacarmu akan ku lepas!" pinta Suren pada Junhyuk.

"Dih? Kau miskin?? Kok minta duit mulu ke orang! Hahah." Junhyuk tertawa meledek.

"Keparat gila!" Tanpa basa basi Suren langsung menghantam perut Junhyuk.

*Bughh

"Ohookk uhuek!"

Hyesun memekik, "Win!!"

"Cepat kasih uang mu kalau gak mau mati sekarang!" desak Suren.

Mon serta anak buah Suren yang lainnya langsung mengecek Junhyuk. Mereka mencari uang disana.

"Cuma ada segini, bos!" Lapor salah satu anak buahnya sambil memperlihatkan 3 lembar uang.

"Ahelah gembel banget sih! Udahlah kita pergi aja, cari korban selanjutnya yang kayaan dikit!" pinta Suren yang berjalan menjauh.

Hyesun terduduk lemas dan menangis sesenggukan. Junhyuk langsung mendekat dan memeluk sahabatnya itu.

"Kau tidak apa-apa, Sun?" tanya Junhyuk khawatir. Hyesun hanya bisa menggeleng pelan lalu menoleh ke belakang menatap kesal ke arah Suren.

Suren berbalik dan balas menatap Hyesun kemudian ia mengedipkan sebelah matanya lalu tertawa pelan.

Junhyuk yang melihat itu langsung mengeratkan pelukannya pada Hyesun.

"Maaf aku terlambat datang, Sun," bisik Junhyuk.

"Mulai sekarang aku akan selalu di sisimu. Menjagamu."

*****

Pagi berikutnya 2 sahabat ini tetap datang ke sekolah. Anak-anak rajin itu sepertinya lebih takut absen daripada di ganggu pembully lagi.

"Kau tidak apa-apa ke sekolah?" tanya junhyuk khawatir pada Hyesun.

"Tidak, asal kita menjauh begitu melihat Suren. Gara-gara kau sih suruh aku nunggu disitu mana datangnya lama lagi! Bayangin jika kau datangnya lebih lama, habislah aku!" marah Hyesun.

"Haahh... Si brengsek itu beraninya dia! Aku bahkan belum pernah menyentuh mu kenapa dia sudah mulai duluan...," gumam Junhyuk pelan yang dapat didengar Hyesun.

"Apa katamu, hah!?" pekik Hyesun.

"Bercanda kok hahaha..." Junhyuk tertawa melihat wajah marah Hyesun yang terlihat lucu.

"Ah sudahlah! Semua pria itu sama saja!' Hyesun berjalan cepat menuju sekolah meninggalkan Junhyuk yang tertawa sendirian.

*****

Di ruangan besar ini, para siswa kelas 12-1 ada jadwal pelajaran olahraga. Mereka mengawalinya dengan pemanasan sesuai arahan dari Ketua Bidang Studi Olahraga.

Hyesun berbaris tepat di depan Junhyuk membuat Junhyuk tak berhenti untuk menjahili sahabatnya itu.

*Seett

Barusan Junhyuk menarik ikat rambut Hyesun lalu cekikikan tidak jelas membuat Hyesun geram lalu bertukar tempat dengan teman di sampingnya.

Setelah olahraga selesai, Hyesun menjauhi Junhyuk. Katanya, pemuda bernama Junhyuk itu sangat usil jika terus-terusan ada didekatnya.

"Hyesun mana?" tanya Junhyuk pada teman Hyesun.

"Dia di suruh guru olahraga untuk bantuin KBS beres-beres peralatan olahraga," jawab teman Hyesun.

"Oh gitu," balas Junhyuk singkat.

"Gadis itu beneran marah ya?" pikir Junhyuk sembari berjalan menjauh dari ruang olahraga menuju kelasnya.

"Btw kalian beneran gak pacaran? Ah aku dengar ini dari adik kelas ekskul drama sih, mereka cerita kalau Hyesun bilang kau dan dia hanya berteman. Kalau boleh tau kenapa? Hyesun kan suka sama kau!"

Junhyuk memegang belakang lehernya. "Hahah gak mungkin lah, Hyesun ga mungkin suka orang kayak aku."

"Padahal kalian cocok banget tau cowonya populer karna pinter, cewenya populer karna cantik. Bahkan kalian sudah dinobatkan sebagai couple goals sekolah kita eh tau-taunya belom jadi couple."

"Benarkah? Kami cocok?" tanyanya dengan telinga memerah.

Sementara itu di gudang Olahraga, gadis yang tadinya dicari Junhyuk sedang berusaha teriak namun lakban melekat erat di mulutnya.

"Hmmpp! Hemmpph!"

"Teriak aja kalo bisa! Buang-buang tenaga tau, mending tenaga mu buat aku aja." Dia, si anak yang paling ditakutkan di sekolah ini, kembali berulah mengincar Hyesun.

Hyesun menggeleng serta meronta-ronta ketika Suren mulai menyentuhnya.

"Memang ya baju olahraga kalau dipakai cewek terlihat berbeda," ujar Suren sambil memandang Hyesun.

"Sikat ae bos!" seru Gun semangat.

"Nyalain dulu kameranya," pinta Suren kemudian memulai aksi jahatnya.

*****

Langit gelap mendampingi siswa-siswi Korea pulang setelah lelahnya seharian menguras otak di sekolah yang bagaikan neraka itu.

Pemuda tercerdas sekabupaten masih setia duduk di bangku kelasnya sambil memegang tas berwarna kuning. Hingga langit sudah tak terang ia masih tidak melihat sahabatnya yang bernama Hyesun.

Sangat mengherankan Hyesun tidak masuk kelas hingga sekolah berakhir, kemana gadis itu pergi? Kenapa dia meninggalkan tas nya? Begitu pikir Junhyuk.

Sepintas Junhyuk melihat perempuan berambut panjang lewat di luar dengan cepat. Junhyuk terlonjak kaget melihat itu, di pikiriannya adalah hantu.

Junhyuk memicingkan matanya berusaha melihat lebih jelas siapa wanita yang melewati kelasnya barusan.

"Go Hyesun!"

Junhyuk langsung berlari keluar dari kelas dan menghampiri sahabatnya. Junhyuk membalik tubuh gadis itu dan memegang kedua bahunya.

"Lepas! Pria brengsek! Jangan pegang aku!" teriak Hyesun sembari mendorong tubuh Junhyuk.

"Sun! Ini aku, Win temanmu! Kau kemana saja seharian ini?!" tanya Junhyuk khawatir melihat keadaan Hyesun yang berantakan.

Hyesun yang sejak tadi menunduk kini mengangkat kepalanya memperlihatkan wajah malangnya membuat Junhyuk semakin khawatir.

"Hy-Hyesun! Bibirmu berdarah...." Dengan tangan gemetar Junhyuk memegang darah di bibir Hyesun.

Hyesun refleks menjauhkan tangan Junhyuk dari wajahnya. "Jangan sentuh aku."

"Tapi keadaan mu mengkhawatirkan!"

"Ini karena mu tahu! Gara-gara kau! Kau bilang kau akan selalu ada di sisiku! menjagaku! Hahh dasar pria! Ternyata kau sama saja ya, Junhyuk!?"

"Kau bicara apa sih? Diam dulu coba, bibir mu berdarah tuh!" ucap Junhyuk sambil memegang kepala Hyesun.

"IYA AKU TAHU, LALU KENAPA?! KAU MAU MENCIUMNYA JUGA, HAH?!!" hardik Hyesun sembari menarik dasi Junhyuk.

"Hyesun! Kau--" Junhyuk menjauh tak sanggup berkata-kata, ia tidak mengerti ada apa dengan Hyesun saat ini. Sejak siang menghilang lalu kembali saat malam dengan kondisi buruk.

Hyesun menarik tas ranselnya dari Junhyuk lalu pergi dari sana meninggalkan Junhyuk yang memiliki tanda tanya besar dikepalanya.

*****

Pagi ini, Junhyuk ke rumah Hyesun, mungkin saja kondisi Hyesun sudah lebih baik sekarang.

"Maaf untuk yang semalam, Win. Aku... Benar-benar takut," lirih Hyesun dengan pandangam kosong.

"Apa yang kau takutkan?" tanya Junhyuk tidak mengerti.

"Di-dia ... Anak nakal di skolah ... Dia sudah..." Hyesun langsung memeluk tubuhnya sndiri.

Melihat reaksi Hyesun yang seperti itu, Junhyuk mulai paham akan situasi hingga tangannya terkepal kuat.

"Si bajingan gila melakukan itu padamu?" tanya Junhyuk pelan takut membuat Hyesun risih dengan pertanyaannya.

Hyesun tidak mengeluarkan jawaban. Badannya bergetar dan sesekali menggigit bibir bawahnya yang masih terluka.

Setelah lama diam, Hyesun mencoba memberitahu lebih banyak lagi. "Dia memberiku pilihan, pindah skolah atau dia akan sebarkan videoku."

Junhyuk mengerutkan dahinya, agak bingung kenapa Suren memberikan Hyesun pilihan untuk pindah sekolah tapi Junhyuk lebih bingung dengan 'video' yg dikatakan Hyesun. Namun yang pasti, video itu sangat berharga sehingga dijadikan  pilihan bagi Hyesun.

"Aku tidak mau ke sekolah itu lagi. Aku sangat takut ketemu dia. Aku sudah memutuskan untuk pindah sekolah," lanjutnya Hyesun.

"Pi-pindah sekolah? Aku harap itu keputusan terbaik untukmu. Kau tidak perlu khawatir, aku akan mengurus sisanya," balas Junhyuk.

"Kalau begitu aku berangkat, ya?" pamit Junhyuk.

"Tunggu!"

"Kenapa?"

Hyesun menundukkan kepalanya. "Maaf kalau aneh tiba-tiba ngomong begini tapi aku hanya takut tak akan pernah bisa mengatakan ini padamu."

"Bilang aja," suruh Junhyuk dengan lembut.

"Aku suka ...." Hyesun tampak gugup mengatakannya.

Junhyuk sampai memiringkan kepalanya berusaha memahami maksud Hyesun. "Suka?? Roti melon? Es tong tong?"

"Bu-bukan! Tapi kamu gak salah sih, aku emang suka yang manis sa-salah satunya ...."

Junhyuk masih tidak mengerti. "Salah satunya?? Gulali kuning?"

"Ah sial! Aku itu suka padamu bodoh!"

"Haahh?!"

"Iya. Aku. Suka. Kau! Sudah dengar?" ujar Hyesun tegas.

Junhyuk bingung bagaimana harus membalasnya. "Ka-kau sepertinya beneran sakit deh."

"Aku akan pindah sekolah, aku hanya takut kalau ada yang mendekati mu selama aku pergi."

Junhyuk mencoba stay kull menahan senyumnya. "Jadi kau bilang suka padaku seakan kita akan berpisah sangat jauh?"

"Ya! Benar! 100! Jadi tolong jangan suka pada gadis lain, jangan buat gadis lain menyukaimu, jangan buat mereka menunggumu karena kau harus menemuiku. Mengerti, Win?"

Junhyuk terkekeh lalu mengelus rambut coklat Hyesun. "Mengerti. Apapun itu, hanya untukmu."

"Dari jawaban ku barusan, kau ngerti gak perasaan ku padamu?" tanya Junhyuk dengan tatapan sendu.


_________________


Plesbeq nya agak panjang sampe meninggol 💀

Poor Lora nghahahHAHAkKk🐔

Continue Reading

You'll Also Like

9.9K 1.1K 4
Naruto Fanfiction. Disclaimer ! โ–  Naruto dan semua cast milik Masashi Kishimoto. NGE-KOS ! Kehidupan Naruto di kos-an barunya yang penuh drama dari...
938K 78.9K 37
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€สŸแด€ษดษดสแด€ แด„แด‡ส€ษชแด›แด€โ™ฅ๏ธŽ ___...
923K 88.7K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
34.6K 2.1K 42
PROSES REVISI!!! Maaf jika ada beberapa nama karakter yang berubah atau ada chapter yang tidak nyambung karena sedang dalam tahap revisi Hari live in...