Our Stories

By Gselselrt

80 15 1

(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA) Siapa bilang keluarga yang lengkap itu baik-baik saja? Keluarga Tanrald men... More

PROLOG
01 - FLASHBACK
02 - FLASHBACK (2)
04 - PERBEDAAN
05 - ACARA KELUARGA
06 - LUKA?
07 - INSECURE
08 - MULAI DIET
09 - WEEKEND
10 - SOSOK IBU
11 - AMBISIUS
12 - CERITA
13 - HASIL UJIAN
14 - KECEWA
15 - BERUSAHA
17 - KEBENARAN

16 - LULUS ATAU TIDAK?

0 0 0
By Gselselrt


Hari ini adalah hari dimana ujian pendaftaran untuk masuk ke univ yang diminta oleh Anneliese itu.

Deriq sudah banyak sekali minum dari tadi, dia gugup, takut, gelisah.

Dia takut bagaimana jika hasilnya buruk? Bagaiman jika tidak memuaskan? Apa dia akan lulus?

"Deriq, kerjain yang bener ya." Peringat Anneliese dari kejauhan.

Sedangkan ketiga saudaranya, memberikan semangat dari luar.

Deriq berdoa dalam hati, saat melihat ujian akan dibagikan beberapa detik lagi.

Dia sudah belajar semalaman, pasti hasilnya akan baik bukan? Deriq hanya bisa Serahkan saja semuanya kepada Tuhan.


Semua anggota keluarga Tanrald hadir untuk menemani Deriq yang sedang ujian pendaftaran di dalam.

Emerald duduk di kursi yang telah disediakan, dia duduk dan melipat tangannya, memohon agar ujian Deriq kali ini Bagus, atau setidaknya Deriq lulus.

Star dan Delard pun sama halnya, mereka memohon agar Deriq lulus. Mereka takut jika Deriq tidak lulus, kedua orangtuanya akan marah.

KREK

Tiba-tiba pintu ruangan dimana Deriq melaksanakan ujian terbuka, menampilkan Deriq dengan wajah murung-nya.

Mereka semua mengalihkan atensi kepada Deriq, Anneliese bingung dengan raut wajah Deriq.

Ketiga saudaranya mendekat, Star memeluk Deriq.

"akhirnya keluar." Ucap Star dengan riang.

"Kayaknya hasilnya jelek deh."

Semuanya sontak menatap khawatir pada Deriq, tapi Anneliese justru menatap Deriq penuh penekanan.

Apa maksud dari kata Deriq?

"Deriq."

Anneliese mencekram lengan Deriq dengan erat, "Jangan becanda sama Mommy."

Anneliese menatap Deriq tajam. Deriq yang melihat itu jadi takut dan meringis pelan.

"kalau kamu gak Lulus, jangan harap bisa dapat perhatian Mommy." Anneliese meninggalkan Deriq, dia berjalan ke ujung dimana Edgar berada.

Anneliese kesal sekali, dia sudah berkata kepada Teman-teman nya bahwa Deriq akan masuk ke univ terbaik di Jakarta. Bagaimana nasib dirinya jika Deriq tidak lulus? Benar-benar memalukan.

"Gapapa udah. Pasti lulus kok." Star meyakinkan Deriq.

Deriq tersenyum dan menatap ke Delard yang berada di sebelah Emerald.

Dia butuh semangat, sungguh. Delard yang mengerti pun menampilkan senyum bangga-nya pada Deriq. Hal itu membuat Deriq jadi ikut mengembangkan senyum-nya.

Ya mungkin aneh, masa hanya karna Delard menampilkan senyum bangga-nya, Deriq sudah senang sekali? Tapi yang paling tau Delard adalah Deriq, dia yang paling mengerti bahwa Delard sedang memberikannya support.

Walau hanya lewat senyuman, tapi itulah Delard, saudara kembarnya.

"Em" panggil Deriq.

Emerald yang mengerti langsung merentangkan tangannya, dan memeluk tubuh Deriq yang jauh lebih tinggi dari dirinya itu.

"Its okay, you just do your best."

Emerald menepuk-nepuk punggung Deriq, memberikan dirinya ketenangan.

Deriq memeluk Emerald erat, saat ini Cuma Emerald yang bisa bikin dia tenang.

•••••

2 hari setelah ujian Pendaftaran

Hari ini adalah yang paling ditunggu oleh semuanya, hari dimana Deriq akan diberitahu apakah lolos seleksi atau sebaliknya.

Semua anggota berkumpul di ruang tengah, kecuali Emerald. Dia tidak bisa ikut kumpul, katanya ada urusan penting di kampus.

TING

Dentingan di laptop Deriq, mengambil alih perhatian mereka.

Deriq langsung cepat-cepat membukanya. Dan benar saja, ternyata terdapat email dari univ tersebut.

"Go!" Star paling semangat diantara lainnya.

DEG

Raut wajah Deriq langsung berubah, yang dia harapkan tidak terjadi.

Rasanya dunia langsung hancur, apa yang dia usahakan gagal?

Badannya terduduk lemas.

Delard dan Star langsung mengambil alih laptop, dan melihat apa yang ditampilkan di layar.

Tidak lulus.

Hanya dua kata itu, membuat hati Delard, Star, dan terutama Deriq mencelos.

Tidak lulus? Delard bukannya kecwa dengan Deriq tapi justru khawatir dengan Deriq.

Keduanya menatap Deriq iba, sedangkan Edgar menghela napas. Dia sudah punya firasat seperti ini.

"APA DERIQ?!" Ucap Anneliese dengan keras dan tegas.

"GAK LOLOS? KAMU GILA YA!?"

"anne!" sentak Edgar, dia melihat Anneliese yang bersiap untuk memukul Deriq.

"KURANG AJAR! MAU DITARUH DIMANA MUKA SAYA HAH?!"

"MEMALUKAN!"

"BENAR-BENAR TIDAK ADA YANG BISA DIHARAPKAN DALAM DIRI KAMU!"

"UNTUK APA KAMU HIDUP HAH?!"

"PERGI DARI HADAPAN SAYA SEKARANG DERIQ!"

Anneliese memukul dan menoyor kepala Deriq berkali-kali, lalu mendorong-dorong Deriq agar pergi dari hadapannya.

Star langsung Melindungi tubuh Deriq, sedangkan Delard berusaha menahan Anneliese.

Deriq hanya bisa terdiam, sembari terus menangis.

Sakit dipukul oleh Anneliese, tapi dia juga benci pada dirinya sendiri. Kenapa dia tidak bisa mendapatkan nilai bagus?

Deriq tiba-tiba berdiri, dia langsung berjalan ke kamar. Membuat semuanya tertegun sebentar.

Sesaat kemudian terdengar suara pintu yang di dorong begitu keras.

BRAK

"ANAK KURANG AJAR! BERANI KAMU MELAKUKAN ITU PADA SAYA!"

Edgar langsung menarik Anneliese untuk dibawa ke kamar.

"Star kamu urus Deriq."

Pesan Edgar, yang langsung diangguki oleh Star.

Dia menatap Delard, lalu keduanya mengangguk, seakan tau pikiran satu sama lain.

Star langsung berlari menaiki tangga dan menggedor-gedor pintu kamar Deriq yang terkunci. Sedangkan Delard langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, dan mencoba menghubungi Emerald.

Nomor sedang sibuk

"Shit!"

Delard langsung berlari keatas, membantu Star.

"Deriq!" panggil Delard.

"Kak!"

DUGH

DUGH

DUGH

Delard terus berusaha mendobrak pintu Deriq.

"mundur." Titah Delard.

Dia mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu.

BRAK!

Pintu terbuka menampilkan Deriq yang sedang terduduk di pinggir kamar, sembari menelungkup kan kepalanya.

"Kak!"

Star langsung menghampiri dan memeluk Deriq. Dapat Star rasakan bahwa tubuh Deriq bergetar hebat. Dan isakan terus keluar dari mulut Deriq.

"Urus dia! Gue coba hubungin Emerald lagi."

"angkat Em."

Nomor sedang sibuk

"bangsat!"

Delard kesal dan tanpa sadar menggenggam ponselnya cukup kuat.

Star yang sedang bingung bagaimana menenangkan Deriq, jadi takut karna Delard yang juga emosi.

Dia jadi bingung, harus apa? Selama ini Emerald yang selalu menangani hal ini.

"gue jemput Emerald! Jaga Deriq." Titah Delard.

Dia langsung berlari dan mengambil kunci mobilnya di kamar.

Lebih baik menghampiri Emerald langsung, terlampau kesal karna Emerald di keadaan genting seperti ini tidak bisa dihubungi.

Sesampai di mobil, dia langsung cepat-cepat menancapkan gas ke kampus Emerald.

Tanpa sadar dia melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Tapi ada sedikit khawatir juga pada Emerald, tumben sekali Emerald tidak bisa dihubungi.


•••••


"Bangsat!"

Emerald melihat sosok pria yang selama ini membuat trauma dalam dirinya, dia sekarang ada di hadapannya dengan senyum angkuhnya.

Sakit!

Tubuh Emerald gemetar, menandakan dia takut sekarang.

"Mau apa Lo hah?!"

Emerald berusaha keluar dari wilayah kampus, agar Adelio tidak bisa macam-macam pada dirinya seperti dulu saat di bangku SMA.

"Mau ketemu sama cewe yang gue cinta?"

Adelio menampilkan senyum brengseknya.

"masih punya muka Lo?!"

"Emang gue abis ngapain?"

BUGH

Adelio mundur beberapa langkah kebelakang. Emerald dengan cepat memukul kepala Adelio dengan tas-nya, saat dirinya melihat Adelio berusaha menggapai dirinya.

"woho... Udah berani Lo sekarang?" tanya Adelio menantang.

"Jangan anggap gue remeh Cuma karna gue cewek!" Ucap Emerald dengan tegas.

Dia ingin menangis karna masih takut dan gemetar melihat Adelio, tapi dia tidak boleh terlihat takut di depan Adelio.

Karna itu hanya akan membuat Adelio menang.

"Masa Lo gak takut sih sama-"

BUGH

Emerald memberikan pukulan di pipi Adelio.

"Jangan pernah Deket apalagi sentuh gue!"

Emerald perlahan mundur.

Tapi hal itu tidak membuat nyali Adelio menciut sedikit pun, buktinya sekarang dia terus berjalan mendekati Emerald.

Dan juga Emerald yang terus mundur.

Tanpa Emerald sadar ada kendaraan yang sedang lalu-lalang di belakangnya.

Sesaat akan menabrak mobil, Adelio langsung menarik Emerald dan memeluknya erat.

Bukan merasa aman justru Emerald jadi semakin takut, tiba-tiba dia menangis dan terus memukul Adelio.

"Plis gue mohon..."

"Em Lo hampir kena mobil tadi, gue nyelamatin Lo."

Adelio tidak berniat untuk melepaskan pelukan mereka, walaupun Emerald sudah terus meminta dan berontak untuk dilepaskan.

Sebenarnya bisa saja Emerald memukul dan lepas dari dekapan Adelio, tapi saat ini dia sedang melawan traumanya dan tubuhnya yang lemas.

"Gue sayang sama Lo em. Plis, ngertiin posisi gue."

Emerald hanya diam, tidak ingin membalas apapun, dia hanya terus memukul Adelio.

TIN

BRAK

Sebuah mobil berhenti di belakang mereka. Delard langsung turun dari mobilnya dengan membanting pintu, dan dengan cepat langsung memukul wajah Adelio

BUGH

"Brengsek Lo anjing!"

Adelio tersungkur ke tanah

Delard sudah terlampau emosi pada Adelio.

Bagaimana tidak? Dia sedang emosi sejak dirumah, ada kekacauan dirumahnya. Dan tiba-tiba Sampai di kampus kakaknya, menemukan seseorang yang membuat trauma paling besar untuk Emerald itu sedang memeluk kakaknya.

Benar-benar rasanya ingin membunuh orang ini saja.

"Delard udah!"

Emerald langsung menarik tangan Delard pergi dari wilayah kampus.

Bahaya jika ada dosen yang melihat hal itu, bisa-bisa kejadian bertahun-tahun yang lalu itu ter-ulang lagi.

"udah stop! Tenangin diri Lo."

Emerald duduk menyamping, menghadap Delard yang masih terus mengepalkan tangannya.

Emerald menghela napas panjang, dia menyentuh telapak tangan Delard.

"udah ya? Gak segala hal bisa diselesaikan sama emosi. Bahaya kalau ada dosen yang liat Lard."

Delard menarik napas dan membuangnya perlahan, berusaha meredam emosinya.

"kita pulang."

Setelah dirasa emosinya sudah mereda, dengan segera dia melajukan mobil menuju rumah.

Deriq sedang butuh Emerald sekarang.


Selama perjalanan tidak ada yang berbicara, Emerald takut dengan suasana ini. Dia akhirnya berdeham, menetralkan suasana.

"Ada masalah di rumah?"

"hm"

Jawab Delard tanpa menoleh ke samping.

"Kenapa?"

"Masalah Deriq."

Emerald menghela napas berat, sepertinya akan ada masalah lagi.

"Mommy ngomel karna Deriq gak lolos seleksi?"

ucapan Emerald sukses membuat Delard menatap dirinya.

"Kok Lo tau?"

Emerald menatap kesamping luar jalanan, menahan tangisnya.

"Sometimes gue pikir, lebih baik tinggal ber-empat aja gak sih?"

Delard menaikkan alisnya, bertanya-tanya.

"capek juga hidup kayak gini. Kalian semua terluka karna Mommy sama Daddy, dan itu gak Cuma sekali atau dua kali. Tapi tiap hari." Curhat Emerald.

"kalau kita tinggal ber-empat setidaknya gak perlu hadapin hal itu lagi kan?" tanya Emerald, minta pendapat Delard.

Delard menggeleng, masih dengan pandangan yang fokus ke depan.

"Why?"

"Lo yang suruh gue buat gak nyerah kan? Masa Cuma karna hal ini kita mau kabur sih. Pasti suatu saat akan berubah, Mommy sama Daddy akan ngerti perasaan kita."

"kapan?"

"I don't know, tapi gue tau itu akan terjadi."

"kenapa Lo seyakin itu?"

"Karna Tuhan gak pernah kasih kita hidup penuh dengan masalah terus Em, pasti akan ada pelangi suatu saat nanti. Cuma tinggal tunggu waktu aja."

Emerald jadi termenung, mengatakan dirinya bodoh sekali.

Dia tersenyum tipis, benar juga apa yang dikatakan Delard. Kenapa dia harus nyerah? Semuanya pasti akan baik-baik aja.

"udah setengah perjalanan, terlambat untuk bilang nyerah Em."

Delard menatap Emerald sekilas dengan senyuman, Emerald juga membalas dengan senyuman.

"Cukup tenangin Deriq, dia butuh Lo."


TBC


"GAK SELAMANYA TUHAN AKAN BUAT HIDUP KITA PENUH MASALAH, SUATU SAAT NANTI AKAN ADA SAATNYA PELANGI ITU MUNCUL. WALAUPUN GAK TAU KAPAN, TAPI CUKUP PERCAYA BAHWA ITU AKAN TERJADI."

~~~CHILDREN'S OF TANRALD







Continue Reading

You'll Also Like

533K 87.7K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
939K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
575K 22.4K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...