Our Stories

De Gselselrt

80 15 1

(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA) Siapa bilang keluarga yang lengkap itu baik-baik saja? Keluarga Tanrald men... Mai multe

PROLOG
01 - FLASHBACK
02 - FLASHBACK (2)
04 - PERBEDAAN
05 - ACARA KELUARGA
06 - LUKA?
07 - INSECURE
08 - MULAI DIET
09 - WEEKEND
10 - SOSOK IBU
11 - AMBISIUS
12 - CERITA
14 - KECEWA
15 - BERUSAHA
16 - LULUS ATAU TIDAK?
17 - KEBENARAN

13 - HASIL UJIAN

1 1 0
De Gselselrt


Seperti hari-hari biasanya, keluarga Tanrald melakukan rutinitas mereka saat bukan hari weekend.

Seperti sekarang, Emerald yang sedang sibuk memasukkan keperluannya yang akan dibawa ke kampus.

Deriq dan Delard yang masih sarapan, Anneliese dan Edgar juga menemani. Dan Star yang terburu-buru lari dari lantai atas ke bawah

"Weiss, permisi!"

Star menyentak tangan Emerald yang sedang membereskan skripsi, agar dirinya bisa lewat dengan mudah.

Dia langsung memberikan kecupan singkat di pipi kedua orangtuanya.

"Pergi dulu, buabayyyy!"

Star berlari keluar rumah, masih dengan tangan yang terus dia lambaikan untuk semua anggota keluarga.

Anneliese dan Edgar hanya tersenyum melihat tingkah anak kesayangan mereka.

"Deriq juga deh"

"Delard juga"

"Em jugaa!"

Ketiganya berteriak memberi pamit kepada Kedua orang tua mereka.

Pagi ini ada yang berbeda, biasanya yang mendapat kan ciuman dan pelukan dari Anneliese hanya Star dan Emerald, sekarang bertambah menjadi satu yaitu Deriq.

Sedangkan Delard masih terus di abaikan, bahkan mungkin mereka tidak menganggap dirinya ada kali ya.

"jangan lupa apa yang kamu pelajari kemarin malam Riq!" pesan Anneliese,

kemarin malam memang Deriq belajar hingga jam 1 malam. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu, itu semua dia lakukan agar hari ini saat ada test di kampusnya, dia bisa mendapat nilai A.

Karna hal itu harus memenuhi syarat univ yang akan ditujunya.

"Siap Mommy sayang!"

Ketiganya akhirnya hilang dari pandangan kedua orang tua mereka.

Emerald melempar kunci mobil ke Delard, dan spontan di tangkap oleh Delard.

"lo yang bawa!"

Emerald langsung mengambil tempat di belakang, sedangkan Deriq di samping kursi pengemudi.

Sebenarnya Delard sedang badmood untuk mengendarai mobil pagi ini, tapi akhirnya dia lakukan juga.

Berjalan perlahan menuju kursi pengemudi, walaupun hatinya bersungut-sungut.

Saat mobil sudah berjalan, Deriq ber-inisiatif untuk membuka buku dan mempelajari materi yang akan di uji hari ini oleh dosen mereka.

Emerald dan Delard yang melihat itu bangga, Deriq benar-benar serius ingin berubah menjadi anak yang pintar.

Tapi setiap kali melihat Deriq seperti itu, mereka juga jadi teringat akan alasan di balik itu semua.

"ngerti?"

Emerald memajukan kepalanya hingga berada di samping Deriq,

Deriq menggeleng menggemaskan.

Emerald mengacak rambut Deriq sebentar, lalu dia mulai memberi penjelasan satu-persatu yang tidak di mengerti oleh Deriq.

Delard hanya melirik dan sesekali tertawa saat Emerald marah-marah, karna Deriq yang tidak mengerti-ngerti.

Perjalanan ke kampus pun dipenuhi dengan Omelan Emerald dan tawa Deriq.

Seru juga kalau tiap kali perjalanan ke kampus backsound nya kayak gini, pikir Deriq.


Mobil berhenti di parkiran kampus mereka, kampus yang mereka tempati cukup lumayan besar.

BRAK

"Santai wey!" Omel Emerald, saat Deriq menutup pintu terlalu kencang.

Deriq hanya cengengesan dan beralasan karna sedang membawa buku jadi tidak konsen.

Delard masih sibuk membereskan tasnya, jadi mereka harus menunggu Delard dulu deh. Emerald yang melihat Deriq terus berkomat-kamit, pun mendekati.

"pasti bisa kok."

Ucap Emerald memberi semangat kepada Deriq, mendapatkan respon positif dari Deriq.

"Apapun hasilnya Lo udah lakuin yang terbaik yang Lo bisa. Oke?"

"Oke! Doa-in makanya." Pinta Deriq.

"Doa gue gak pernah lupa buat lu pada"

"Apa?"

Deriq sebenarnya dengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Emerald, tapi dia ingin menjahili Emerald kali ini.

Karna biasanya kakak-nya yang satu itu tidak pernah berkata manis seperti itu, Emerald pasti sedang menahan gengsi-nya Sekarang.

"gak! Gak jadi! Udah sana ah!"

Emerald mendorong-dorong Deriq agar pergi dari hadapannya, Emerald menyesal sudah mengatakan itu di depan Deriq.

Biasa gengsi-nya terlalu besar.

"Udah?"

Tanya Emerald saat melihat Delard berjalan mendekati dirinya.

"hm"

Delard hanya berdeham dan mengangguk singkat sebagai jawaban, lantas Emerald dengan segera mengambil langkah untuk masuk ke kampus.

Tapi dia teringat akan sesuatu,

"Oh ya! Lard, apapun hasilnya nanti, Lo udah lakuin yang terbaik, oke?"

support Emerald, dia merasa bahwa jika sudah memberikan semangat kepada Deriq, maka dia juga harus memberikan semangat kepada Delard.

Kata-nya agar tidak membuat salah satu dari mereka merasa dibedakan.

"Hm"

"Dapat nilai berapa-pun harus terima ya! Nanti kasih tau gue hasilnya."

"Hm"

"gak usah merasa tersaingi atau down kalau dapat nilai yang lebih rendah dari yang lain, Lo pintar dengan cara yang berbeda"

"iya bawel."

••~••

Gadis dengan seragam putih abu-abu nya dan rambut panjang berwarna kecoklatan itu sedang berjalan menyusuri koridor sekolah, untung masih jam istirahat.

Gadis itu memang sering membuat kaum Adam terpesona. Banyak sekali pria yang menyatakan perasaan secara langsung, tapi di tolak mentah-mentah oleh nya.

Star tidak ingin memulai kisah cintanya sekarang, dia merasa ada banyak hal yang harus dilakukan dan lebih penting dari pada mempunyai hubungan dengan lawan jenis.

"Haiiiii"

Sapa Akasa dengan riang, Star memutar bola mata malas, mulai deh.

"Sendirian aja neng"

"Hahaha, iya nih bang"

"jalan sama Abang skuy"

"boleh bang"

"beneran ya?!"

"iya bang"

"Awas PHP!"

"gak janji"

Akasa mencebik kesal, susah sekali sih merayu gadis ini.

"Udah makan siang?"

"udah, kali?" Jawab Star malas,

sebenarnya Star ingin sekali berteman dengan Akasa. Akasa memiliki kepribadian yang seru jika diajak becanda dan tidak mudah tersinggung, tapi jika berteman dengan Akasa maka taruhannya adalah kehidupan dirinya di SMA.

Banyak sekali teman seangkatannya yang menyukai Akasa, karna itu dia jadi takut untuk dekat dengan Akasa.

"Lo beneran gak mau jadi pacar gue apa?"

"gak"

"gue maksa nih!"

"enggak"

"Kenapa? Kasih gue alasan"


Akasa merentangkan kedua tangannya, mencegah Star untuk berjalan.

Akhirnya Star pasrah dan menaruh terlunjuknya di kening, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Akasa menunggu dengan wajah yang bertanya-tanya.

"Karna Lo jelek."

Akasa reflek menurunkan kedua tangannya, dan hal itu membuat Star bisa lolos dari Akasa.

"gue jelek?"

Akasa bergumam sembari terus menunjuk dirinya,

padahal banyak teman di sekolahnya yang menyukai dirinya. Tapi kenapa Star, gadis yang selama ini dia idam-idamkan mengatakan dirinya jelek?



Star terbahak sendiri melihat wajah pias Akasa, Yang tadinya sangat excited, langsung down.

BRAK

Star terdorong ke tembok samping, dia melirik sinis ketiga teman sekelasnya.

"Ups Sorry."

" jalan pakai mata"

"Sok kecantikan sih!"

" Ketawa-ketawa, situ pikir cantik begitu?"

"Kayak jablay tau gak?!"

Cibiran pedas keluar dari 5 perempuan itu, membuat Star kesal sendiri jadinya.

"Apa? Mau marah?" tanya Tasya menantang, gadis dengan pakaian ketat dan juga make-up yang lumayan tebal.

Dia memang yang paling punya masalah dengan Star sedari kelas 1 SMA, alasannya karna Star yang menyaingi popularitas Tasya.

"lo yang salah ya!"

Star menunjuk Tasya, sontak Teman-teman Tasya menyentak tangan Star kasar.

" Gak usah tunjuk-tunjuk Tasya!"


Tasya perlahan maju dan berbisik di telinga Star,

"Jangan pernah Deket sama Akasa, atau Lo akan tau akibatnya. Lo tau kan? Gue paling gak suka ada anak sok kecantikan yang caper sama Akasa."

Setelah mengatakan itu Tasya dan Geng-nya meninggalkan Star, dengan senyuman remeh yang mereka.

Star menatap nyalang kepada Tasya dan teman-temannya, dia ingin sekali melawan tadi, tapi hal ini di liat oleh banyak siswa sekolah-nya, membuat Star undur diri untuk melawan Tasya.

••~••

"Yeay!"

Deriq bersorak senang saat melihat hasil ujiannya yang mendapat nilai B.

Ini pertama kalinya Deriq mendapat nilai setinggi itu dengan jujur, biasanya dia mendapat nilai B karna menyontek. Tapi kali ini berbeda.

"such a good things"

Delard memuji keberhasilan Deriq, dia bangga juga punya kembaran yang bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Tapi tak lama tawa Deriq luntur saat mengingat targetnya kan nilai A, kenapa dia malah mendapat nilai B.

Kalau Anneliese tau apakah dirinya akan dimarahi? Atau akan dipuji?

"Menurut Lo, Em, Star, Mommy sama Daddy pasti seneng kan?" tanya Deriq penuh harap.

"pasti"

Delard melipat hasil ujiannya, dirinya mendapat nilai yang kecil, sangat kecil.

Kalau orang-tuanya lihat pasti akan marah bukan? Atau tidak? Mungkin tidak, karna mereka tidak pernah peduli bukan dengan dirinya.

Melipat kertas itu hingga menjadi sangat kecil, dan menaruhnya di tas.

"Ayo pulang, Em udah selesai kelas." Ajak Delard.

Mereka pun bergegas pergi meninggalkan kelas dan menjemput Emerald, untuk pulang bersama.


TBC

"Apapun yang Lo dapet, itu adalah hasil terbaik yang udah Lo lakuin. Jadi jangan menyesal dan menyerah ataupun down, tapi berusahalah mendapatkan lebih baik dari pada itu, di waktu selanjutnya."

-----CHILDREN'S OF TANRALD

Continuă lectura

O să-ți placă și

MARSELANA De kiaa

Ficțiune adolescenți

1.6M 53.2K 24
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...