Double A

By lvsunnyday

237K 18K 795

kesalahpahaman terhadap dua remaja hingga berunjung pelaminan ••• Abian alfarezi kavindra seorang ketua geng... More

PROLOG
DI HUKUM BARENG
RUSUH DI KANTIN
CAST
NGAMBEK
APA? NIKAH?
KEPUTUSAN
BERTEMU
MENCERITAKAN
SAH
PINDAH RUMAH
TELUR MATA AYAM
BALAPAN
LOMBA
SAKIT
WITH BANG SATRIA
BROWNIES
BATU VC KEPALA BATU
HADIAH
SIAPA DIA?
PENSI
SEBUAH RASA
DUA MURID BARU
MEMINTA
FAKTA JUNOT
AIRA BERULAH
HUJAN
SAKITNYA BAPAK DUGONG
MISI
APAKAH INI RASANYA BERISTRI 2?
AMARAH ABIAN
SEHARI MENJADI ORANG TUA
ABIAN KAMU KENAPA?
UJIAN
ULAH SIAPA?!
UJIAN TERAKHIR DAN HARI AKHIR
BERITA DUKA
KELULUSAN
KEHIDUPAN BARU
ANEH
HAMIL
JALAN-JALAN DI KAMPUNG
BANYAK MAU

KEDATANGAN UKHTI BARBAR

3.3K 296 9
By lvsunnyday

Jangan lupa follow dulu sebelum baca

Hillow bubbles🐳💙

Happy Reading


Sepulang sekolah semua berkumpul di taman belakang rumah Abian untuk persiapan acara penyambutan adik sepupu Abian.

Dia bukan adik satu-satunya di keluarga kavindra. Dia memiliki satu adik kandung laki-laki hanya saja ia adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga Kavindra.

Yang berkumpul kini bukan hanya anggota SAGARA. Di sana juga ada Junot, Junot baru ini mengenal adik sepupu Abian, bahkan ia baru tau kalau Abian memiliki adik sepupu.

Adik sepupu Abian sengaja pindah dari Bekasi ke Jakarta. Buka hanya sekedar berlibur, ia mempunyai alasan untuk pindah.

Pukul 20.00 semua sudah siap menyambut kedatangannya. Semua nampak siap di taman belakang rumah Abian.

"Gak sabar banget mau ketemu" gumam Daniel.

"Idih, gitu-gitu lo juga gak bakal bisa deket sama dia!" Ujar Abian.

"Ya biarin, seenggaknya gue sana dia udah ketemu aja. Udah lama banget gak ketemu,"

"Eleh!"

"Dia bakal netep di sini atau pulang lagi, bang?"

"Dia bilangnya bakal netep,"

"Mau sekolah di mana dia, bang?"

"Kepo amat si lu! Mau apa emangnya?"

"Ya mau tau lah!"

"Tanya abang lo sono!"

"Emang dia tau?"

"Kagak." Jawab Abian santai tanpa memerdulikan wajah Daniel yang tadinya tampak bersemangat berubah menjadi datar.

Ukhti barbar🧕

Gua udah nyampe bang
Kok sepi rumah lu?
Woi jawab!
Ooooiiiiii

•sabar! Lu kira nyamperin lu kagak jalan dulu apa

•lu kan ngesot
Bang buruan, nanti gua di kira maling lagi!

•SABAR SUKINEM!

•Dih, ngamuk loh?

----------

"Gua nyamperin dia dulu, udah nyampe"

"Semuanya udah siap? Harus sesuai sama rencana kita, oke?" Intruksi Abian dan mereka semua mengangguk. Abian pergi mengajak Aletta sedangkan mereka semua kembali sesuai rencana.

Sesampai di teras mereka berdua melihat seorang gadis berhijab sedang duduk santai di kursi sambil memainkan ponselnya.

Gadis itu masi belum sadar kalau dua kakak sepupunya sudah berada di sampingnya karna masih sibuk dengan ponselnya. "Ekhem" Abian berdehem untuk memecahkan keheningan.

Gadis itu menoleh dan terkejut, langsung saja ia memeluk Aletta. "Aaaaa, Kak. Gue kangen bangetttt!!!"

"I-iya sama, tapi jangan keceng banget meluk nya woi, kagak napas gue!" Gadis itu melepaskan pelukannya lalu memberikan cengiran kuda yang menyebalkan.

"Minta sorry,"

Gadis itu menengok samping Aletta yang terdapat sosok Abian sedang berdiri tegap dengan kemeja hitam yang kacing atas terbuka satu dan celana panjang hitam. "Astagfirullah, ini mas dugong toh?"

Ya begitulah, kelakuannya 11 12 dengan Aletta, hanya saja ia berhijab dan tidak tersentuh laki-laki yang bukan mahram nya.

"Makin jelek aja ya ternyata?"

"Heh, dimana-mana itu orang makin ganteng bukan makin jelek!"

"Dih, penglihatan orang itu beda-beda. Kalau di penglihatan gue jelek ya berati jelek, gak usah maksa dong!"

"Buta mata lu ye?"

"Kagak, jelas-jelas gue bisa ngeliat muka lo yang jelek ini!"

"Bisa langsung bertaubat gue sama lo lama-lama, mending langsung masuk gue ada kejutan,"

"What? Seorang Abian ngasih kejutan ke gue?"

Kini gadis itu beralih ke Aletta. "Kak, emang selama kak Letta nikah sama bang, Bian. Dia pernah romantis?"

"Enggak, juga"

"Fiks, ini mah bang, Bian. Kesambet keong racun!"

Abian hanya menghela nafas pasrah. Bagai mana sifat mereka berdua bisa sama lalu di satukan?

"Nona Sella, mending kita masuk yuk dari pada di luarkan dingin udah malem,"

"Kak, ini rumah udah di yasinin?" Tanya Sella kepada Aletta.

"Banyak cingcong lo tinggal masuk aja gua tendang juga lo!"

•••

Saat sudah sampai di taman belakang, Sella di buat binggung karna taman begitu gelap.

"Kita lagi gak main hantu-hatuan kan?" Tanya Sella yang sedikit merasa merinding, sedari tadi ia memegang tangan Aletta.

"Kan lu hantunya" ceplos Abian.

"Ingin sekali rasanya mendorongmu ke jurang.." Abian meminta Aletta untuk menutup mata Sella dengan kain merah ipin, eh gak deng. Dengan kain.

"KENAPA DI TUTUP? MAU DI TERJUNIN KE JURANG YA?!!" Teriak Sella yang dapat di dengar semua orang yang berada di taman itu, salah satu dari mereka ada yang tersenyum mendengar itu.

"Lambemu, Sel. Astagfirullah..." ucap Aletta lalu menuntun Sella untuk ke tengah taman.

Sesampai di tengah taman lampu sudah di nyalakan dan mereka semua sudah berkumpul menghadap Sella. Aletta membuka kain yang menutup mata Sella. Betapa terkejutnya melihat keindahan taman itu, lampu kelap-kelip, dan berbagai dekor yang menghiasi taman ini.

Sella membekap mulutnya menahan tangis dan tawa. "Astagfirullah.."

Abian sudah tersenyum lebar, adik sepupunya ini pasti akan berterimakasi kepadanya. "Setan apa yang sudah memasuki tubuh mu bang?"

Senyum Abian sirna begitu saja dan mereka semua tertawa mendengar perkataan adik sepupu dari sahabat mereka ini. "Makasi loh bang Bian, sama kak Letta, makasi juga sama kalian semua yang udah nyiapin ini semua buat. Aku?"

"Dih, sok ngomong 'aku' " cibir Abian.

"Sirik ae lo bang. Jujurly gue terhara hiri here horo sama kejutan ini" ucap Sella dramatis.

"Adek sepupunya Bian 11 12 ya sama kelakuan dia" bisik Farel kepada Fajar.

"Mirip juga sama sifat nya Letta, gak waras semua kayanya" balas Fajar membisik.

"Padahal dulu gak begini-begini amat ya?"

"Gue denger." Ujar Sella dengan wajah datar.

Mereka semua sudah mengenali Sella sejak Sella duduk di bangku SMP. Sekarang Sella sudah SMA kelas 10 naik kelas 11 sama seperti Daniel adik dari Doni.

•••

"Makasi ya bang udah buat acara ini buat gue, ternyata gak sia-sia gue make baju bagus. Tadi rencananya gue mau make baju tidur aja, tapi kenapa firasat gue itu pengen make baju bagus. Untung gak jadi, kan kalo gue make baju tidur malu-maluin,"

"Iya"

"Bang, lu gak mau ngenalin gue ke cogan?"

"Cogan siapa?"

"Ya temen lu"

"Temen gue gak ada yang ganteng, cuman gue doang"

Sella mememerhatikan sekeliling dan matanya-pun melihat Junot yang sedang mengobrol dengan para anggota SAGARA. "Astagfirullahaldzim.."

"Kenapa lu?" Tanya Abian yang melihat adiknya ini tiba-tiba beristigfar.

"Cakep banget"

"Yang mana?"

Sella menunjuk Junot tapi ia menunduk. "Astagfirullah, Sel. Lu sama dia beda agama"

"Hah?!"

"Letta aja gak gua bolehin deket-deket sama dia apa lagi lo!"

"Apasi, bang. Gak boleh gitu, mentang-mentang dia sama lo beda agama, lo seenak-enaknya ngelarang orang deket-deket sama dia!"

"Bukan masalah beda agamanya sayang, Junot itu suka sama Letta, gue takut dia nanti suka juga sama lo"

"Bagus dong, itu namanya gue sama kak Letta, laku"

"Laku-laku. Lu kira, lu sama Letta barang jualan apa?"

"Tapi keliatannya baik, kok"

"Iya"

"Trus kenapa lu yang jahat?"

"Astagfirullah, tobat mendadak gue ngobrol sama lo!"

Selama Sella asik mengobrol dengan Abian, sedari tadi ada yang memerhatikannya sambil tersenyum.

"Hai Sella, udah lama banget kita gak ketemu ya. Terakhir ketemu dua tahun yang lalu" sapa Felysia yang datang bersama gerombolan SAGARA.

Sella memeluk Felysia. "Iya kak, kangen tauuu..." Felysia terkekeh dan langsung membalas pelukan Sella.

"Oh iya, Sel. Kenalin ini namanya Ghozali,"

Sella mengerutkan keningnya. "Gozila?"

"Ghozali, Sel!" Yang memiliki nama-pun hanya diam membengong dengan mulut yang sedikit terbuka karna mendengar namanya tiba-tiba di ganti.

Sella hanya menampilkan cengirannya. "Dia itu yang udah bantu ngedekor tempat ini," ucap Felysia.

"Sendiri?"

"Ya enggak, dia ini orang yang ngerti banget tentang dekor mendekor. Dan ya-- semua ini dia yang udah ngebantu memilih konsep yang sesuai kaya gini,"

Sella mengangguk-kan kepalanya. "Ohh.."

Sedari tadi Sella memerhatikan sekeliling mencari apa yang ia cari, setelah lama memerhatikan yang ia cari-pun datang di hadapanya. "Bang Doniii!!"

Doni tersenyum. Ya, Doni tersenyum hanya untuk adik kecilnya itu. Doni sudah menganggap Sella seperti adiknya sendiri, apa lagi Sella dan Daniel dulu cukup dekat.

"Hai, selamat datang ya, Sella." Ucap Doni dengan suara khas lembutnya.

"Makasi ya, bang. Jadi makin betah deh nanti di sini"

"Oh ya? Kamu mau netep di sini?" Tanya Doni. Doni tidak pernah dari dulu mengunakan kata lo-gue kepada Sella.

"Iya.."

"Sorry, boleh tau alasannya?"

Wajah Sella yang awalnya tersenyum kini mengubahnya menjadi datar. "Aku di sana udah capek, udah terlalu capek. Sakit," ucap Sella dengan wajah datarnya dan bada dingin.

Doni tidak melanjut bertanya lagi setelah melihat perubahan ekspresi dan nada bicaranya Sella. Dan Doni juga melihat Abian berbicara tanpa suara kepadanya 'nanti gua jelasin'.

"Ooiii, Sellaaaa!!" Panggilan yang cukup keras dari seorang laki-laki.

"Daniel?" Gumam Sella yang melihat Daniel berlari mengarahnya.

"Apa kabar lo, Sel?"

"Kaya yang lo liat. Baik,"

"Makin cantik aja lo, udah cocok jadi adek gue"

"Enak aja, kita ini seumuran brayy, jadi gak usah sok paling tua!"

"Gua juga males nampung lo!"

"Dih, siapa juga yang mau di tampung sama lo!"

"Adek lo, Don. Sok-sok nampung anak orang!" Ujar Fajar.

"Tau, kaya bisa ngurusin aja. Ngurus sendiri aja gak bisa, mau ngurusin anak orang" sahut Farel.

"Sirik aja lu!"

"Siapa yang sirik bocah?!" Teriak mereka berdua.

"Bocah-bocah, enak aja manggil gua bocah!"

"Trus mau di panggil apa? Kakek? Emang dasar lu bocah" ujar Farel sambil berkecak pingang.

"Kalau gue bocah trus ini apa?" Ucap Daniel sambil menunjuk Sella.

"Nah kalau ini mah, neng bidadari" jawab Fajar.

"Gua manusia, bukan bidadari"

"Ya udah berati barbie"

"Di bilangin gue manusia!"

"Dah lah, Jar. Annabelle aja yang bener!" Sarkas Farel.

"Enak aja, lo jailangkung!"

"Sekate-kate lo!"

"Ape lo! Mau ribut lo sama gue?!" Gertak Sella sambil berkecak pinggang.

"Udah si Rel, lo ini gak tau malu banget. Gak dimana-mana pasti bikin malu!" Bentak Natasha.

"Ngapain lo malu, orang gue yang berulah lo yang malu" Natasha hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Pas pembagian rasa malu dia pergi beli somay" ujar Allisya.

"Giliran pembagian rasa percaya diri maju paling depan dia" sambung Olivia.

"Pembagian akhlak kemana dia?" Tanya Sella.

"Boker di pom bensin" jawab Allisya dan Olivia bersamaan. Ketiga perempuan itu tertawa bersama.

"Bagus ngetawain gue?" Tanya Farel.

"PD LO!" Ucap Sella, Olivia, dan Allisya bersamaan.

"Udah, ngapain si ribut-ribut. Kaya gak ada kerjaan lain aja, nyuci piring kek apa kek!" lerai Samudra.

"Jadi pembantu mendadak" Tanya Sella.

"Iya cantik" jawab Samudra.

"Astagfirullahaladzim.. kak Fely bawa bang Samsul pergi"

Felysia tertawa dan langsung pergi membawa Samudra di ikuti Fajar, Farel, Olivia, Natasha, dan Allisya.

Di sini hanya tersisa Sella, Abian, Aletta, Doni, Daniel, dan satu anggota SAGARA.

"Hai, Sel?" Sapa salah satu anggota SAGARA yang tertiggal di sana.

"Hai. Siapa ya?"

"Gua, Atlas."

Sella mengangkat satu alisnya. "Atlas?"

"Salah satu anggota SAGARA" ujar Abian.

"Really? Dia bukan anggota inti atau gimana? Kok gue baru liat" tanya Sella. Pasalnya saat Sella berlibur di Jakarta dan main di markas SAGARA saat dulu, ia tidak pernah melihat Atlas.

"Dia memang jarang keliatan, tapi kalau lagi ada masalah aja nongolnya," Sella hanya mengangguk-kan kepalanya.

"Tapi kayanya setelah ini bakal sering muncul nihh.." sahut Aletta sambil melirik Atlas.

"Oh iya ya sayang" ucap Abian sambil merangkul pinggang Aletta.

Doni hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya lalu pergi dari situ. "Bang, mau kemana?!" Teriak Sella.

"Deket meja makan udah rame."

"Ikut yaaa!!" Sella pergi menyusul Doni ke arah panggung.

Abian menghampiri Atlas lalu menepuk punggungnya. "Sabar ya, Sella emang gitu kalau sana orang yang baru di kenal." Ucap Abian.

"Sella emang baru kenal sama lo. Tapi lo-kan udah kenal sama Sella dari dia SMP" sahut Aletta.

"It's okey" ucap Atlas dengan senyum manisnya.

"Lo deket sama dia sampai merasa akbrab, dan si situ lo bakal tau sisi lain Sella"

"Selamat berjuang babang, Atlas.." ujar Aletta lalu pergi menuju meja makan bersama Abian.

Daniel yang sedari tadi diam mencerna apa yang mereka bicarakan. "Berjuang? Lo suka sama Sella bang?" Tanya Daniel kepada Atlas. Atlas hanya mengangguk singkat.

"Idih pedofil"

"Matamu pedofil!" Ketus Atlas.

"Lagian Sella juga gak mau pacaran, kan lo tau Sella itu orangnya gimana"

"Gua gak bakal ngajak dia pacaran, langsung ke jenjang serius. Abian sama Aletta juga tau"

"HAH?! Yang bener aja, lu mau nunggu dia sampai kapan, bang?"

"Semampu gue. Dan gue yakin bakal mampu menunggunya sampai kapan-pun"

"OMAYGAT, PEDOFIL TIKAT AKUTTT!!!"

•••

Kini giliran acara makan-makan, semuanya sudah berkumpul di meja makan yang sudah di sediakan di taman. Tapi tidak dengan Sella, ia sudah pergi ke kamar duluan untuk mengganti baju.

"Sella mana, Bi?" Tanya Atlas.

"CIEEE NYARIINNN.." mereka semua serempak menggoda Atlas.

"Tadi si lagi ganti baju, cuman gak tau tuh gak balik-balik lagi. Coba gua samperin dulu," Abian pergi berniat ingin menghampiri Sella, tapi saat melewat kolam ia melihat Sella yang duduk di sofa depan kolam sedang berbicara lewat telfon dengan seseorang, tapi dengan nada bicara seperti menagan tangis.

Kini Sella sudah mengganti pakaiannya, ia memakai piyama panjangnya dan tidak lupa jilbab yang biasa ia pakai untuk di rumah.

Setelah Sella selesai dengan telfonnya, Abian menghampirinya dan duduk di ujung sofa, ia memberi jarak duduknya dengan Sella.

"Siapa yang nelfon tadi?"

"Emak" yang di maksud Sella adalah nenek, Sella memanggil nenek dengan sebutan emak, karena sejak bayi Sella di urus oleh neneknya.

Neneknya Sella ya neneknya Abian.

"Ngomong apa aja tadi?"

"Cuman ngomong nyampe jam berapa, udah makan belum, seneng gak di sana, jangan lupa sholat, jangan begadang..." lirih Sella yang sedari tadi menahan tangisan.

"Sebelum gue ke sini, emak sempet nginep semalem. Trus pulang tadi pagi loh..."

"Kurang banget gue ketemu emak cuman sehari. Padahal kalau ada emak tuh gue jauh lebih aman, lebih nyaman.."

Abian sedari tadi tak tega mendengar perkataan Sella. "Sel.. are you okay?" Tanya Abian dengan lembut.

Air mata Sella yang sedari tadi ia tahan runtuh begitu saja. Dengan cepat ia hapus air mata itu. "Yes. Gue cuman lagi merasa capek aja hidup yang terlalu terbanding-bandingi."

"Gue selalu nurutin semua perintah mama. Kadang kesalahan kecil aja udah langsung di banding-bandingin sama orang,"

"Gue manusia biasa yang bisa merasakan sakit hati, walaupun hanya sekedar kata 'coba kamu kaya dia' kata itu seakan-akan mama gak mau gue" tangis Sella semakin menjadi-jadi, ia keluarkan semua unek-unek yang selama ini ia pendam sendiri.

"Lo gak boleh ngomong kaya gitu, Sel."

"Trus gue harus ngomong apa? Ini yang gue rasain selama tinggal sama mama.."

Abian merasa iba, ia tidak bisa mendengar cerita itu lebih dalam lagi. Melihat ke belakang adanya Aletta yang sedari tadi berdiri di belakang mereka, Abian langsung bangkit dan meminta Aletta untuk menggantinkan posisinya.

Aletta duduk di samping Sella. Sella langsung menoleh mendapat Aletta yang berada di sampingnya ia langsung memeluk dan menangis di pelukan Aletta.

"Padahal gue udah nurutin semua kemauan mama. Tapi kenapa gue tetap selalu beda di matanya"

"Kadang gue ngerasa depresi kalau udah gak tahan sama amarah mama"

"Shutttt, gak boleh ngomong gitu,"

"Ujian terbesar seorang perempuan itu datang dari perasaannya sendiri. Perasaan yang kerap berubah menjadi prasangka-prasangka buruk dan ketakutan-ketakutan yang tidak pasti. Maka itu tidak heran jika perempuan lebih sering merasa depresi, sebab kelemahan perempuan itu ialah berperang dengan dirinya sendiri." Ucap Aletta dengan lembut, Abian yang mendengarnya tersenyum bangga pada istrinya yang memiliki sikap dewasa di usia 18 tahun.

"Gue capek, kak nangis malem-malem sendirian di kamar, kadang gue duduk di dekat kolam walaupun gue gak bisa teriak buat ngeluarin semua rasa sakit yang gue pendem, tapi dengan gue menyendiri, gue lebih tenang.."

"Sekarang ada kita, lo boleh curhat ke gue atau ke Abian. Sekarang lo gak sendiri, Sel"

"Gue gak bisa terus-terusan sama kalian berdua"

"Why?"

"Emak bilang katanya bakalan buat rumah buat gue sendiri, dan untuk sementara gue bakal cari kosan"

"No. Sebelum rumah itu jadi lo tinggal sama kita" ujar Abian.

"Gak bisa bang, gue bisa aja ganggu kalian.."

"Lo itu adik kita, gue abang lo, gue lebih tua dari lo jadi lo gak bisa ngatur!"

"Tapi bang--"

"Atau lo balik lagi sama tante, Mar?!" Ucap Abian dengan meninggikan suaranya. Tante Marlin atau di sebut tante Mar adalah ibunya Sella.

"Abian!" Sahut Aletta yang tidak tega melihat Sella yang seperti ketakutan dan ingin marah.

"Oke fine!" Ucap Sella dengan berteriak.

Abian terkejut mendengar teriakan Sella, seakan sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi membuatnya bersalah. "S-sorry, Sel.."

"Gak papa, udah biasa."

"Sella, mending lo langsung ke meja makan aja, pasti laper kan?"

"Enggak deh, kak. Tadi sebelum berangkat ke sini aku udah makan lumayan banyak, trus dari tadi juga aku udah banyak nyemil jadi kenyang. Aku langsung ke kamar aja ya" langsung saja Sella pergi meninggalkan mereka berdua menuju kamar yang sudah di siapkan oleh Abian tadi. Sella melewati tempat mereka semua berkumpul, tanpa berpamitan lagi Sella langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan ada yang menatapnya binggung karna melihatnya dengan mata sembab hidup merah seperti habis menangis.

"Kamu si.."

"Maaf sayang, tadi aku gak sengaja ninggiin suara karna aku takut Sella kenapa-napa"

"Gak papa, Sella itu masi muda, pemikirannya masi labil. Sama kaya kamu, maklumin aja" Abian mengerucutkan bibirnya saat dirinya di sebut-sebut.

"Udah gak usah di maju-majuin bibirnya, mau aku iket bibirnya?"

"Jangan dongg.. cium aja.."

"Ih, mereka semua itu udah nungguin!"

"Bentar aja.." rengek Abian yang seperti meminja jajanan kepada ibunya.

"Alah bentar-bentar itu mah cuman omongan doang!"

"Syerius syumpah deh kali ini beneran"

"Janji?"

"Janji"

"Bohong gak?"

"Enggak sayangkuuu.."

Aletta menatap Abian intens seakan sedang menyelidiki. Karna Aletta terlalu lama Abian langsung saja mencium bibir istrinya itu dengan lembut.

Seperti janji Abian hanya sebentar, ia melepaskan ciumannya. "Ish, belum juga di izinin!"

"Kelamaan, nanti lanjutin di kamar."

"Dasar mesum!"

Abian hanya terkekeh dan langsung merangkul pinggang istrinya. "Udah ah, mereka semua udah nungguin kita yuk"

•••

Sesampainya pasutri itu di tempat mereka semua berkumpul. Doni orang pertama yang langsung bertanya.

"Tadi Sella kenapa? Nangis?" Abian mengangguk.

"Kenapa?" Tanya Atlas.

"Tadi lo juga belum ngejelasin kenapa Sella capek tinggal di sana?" Sahut Doni.

Abian memejamkan matanya lalu menghela nafas panjang. "Sella nangis karena kangen sama nenek."

"Sebelum berangkat ke sini, nenek sempet menginap sehari di Bekasi,"

"Sella itu udah di rawat sejak bayi sama nenek karena tante Mar kerja di Malaysia"

"Sella udah nganggep nenek layaknya ibu kandungnya sendiri, bahkan dia manggil nenek dengan sebutan 'emak' "

"Sella tinggal sama nenek dari bayi sampai kelas 4 SD, dia ngeliat teman-temannya yang selalu di antar jemput sama orangtuanya, karna nenek gak bisa naik kendaraan jadi Sella setiap sekolah selalu naik angkutan umum. Dan dia pengen ngerasain apa yang temennya rasain, yaitu bisa di antar jemput sama orangtuanya."

"Saat kelas 5 SD, Sella memutuskan buat pindah ke tempat orangtuanya di Bekasi."

"Sella itu berfikir bakal sesuai apa yang dia inginkan, tapi salah"

"Sella selalu di banding-bandingkan sama temannya, selalu di marahi hanya karna hal kecil. Sella seakan di paksa dewasa di umurnya yang masi muda, yang seharunya di umur segitu dia fokus belajar"

"Dia selalu mengalah sama adiknya, selalu ngurus adiknya walaupun dia ngurus saat usia adiknya 4 tahun dan sampai sekarang."

"Asal lo tau, Sella pusing ngurusin adiknya yang nakal gak bisa di omongin, jangankan Sella gue sama Letta aja yang cuman ngeliatnya doang pusing sama kelakuannya"

"Bahkan kasih sayang Sella kurang sama apa yang di dapat adiknya."

"Sella pernah bilang sama gue, kalau dia butuh kasih sayang yang sama seperti adiknya. Dia bisa dapatkan itu, tapi tidak di orang tuanya melainkan ia mendapatkan itu dari sosok nenek yang selalu ada buat dia, yang ngurus dia dari bayi, yang gak pernah marahin dia, yang selalu sabar ngurus tikah laku Sella"

"Jadi Sella memutuskan untuk menetap di Jakarta ini untuk menghilangkan rasa sakit yang udah dia pendam selama ini."

"Nenek udah nyuruh orang untuk membuat rumah untuk Sella, awalnya untuk sementara waktu dia mau cari kosan buat tinggal sementara sebelum rumahnya jadi, tapi gue larang. Gue gak akan biarin kali ini adik gue sendirian lagi, walaupun dia cuman sepupu gue, tapi gue udah menganggap dia sebagai adik kandung gue."

Sedari tadi Aletta mengelus lengan Abian untuk menenangkannya, bahkan mereka semua yang mendengar cerita Sella dari Abian di buat tak tega dengan apa yang Sella alami. Felysia, Natasha, Olivia, dan Allisya menangis selama mendengar ceritanya.

Bagaimana perasaan kalian saat di bandingkan oleh orangtua sendiri?

"Papanya Sella orangnya sabar banget, sangking sabarnya dia gak pernah namanya marahin keluarganya apa lagi Sella," ujar Aletta.

"Jangankan marah, ngomong make nada tinggi aja gak pernah. Nenek sama om Rama itu gak pernah berbicara dengan nada tinggi sama Sella, ya cuman tante Mar itu lah" lanjut Aletta.

"Sella cuman bisa nutupin rasa sakitnya dengan senyuman."

"Udah stop, gak usah di lanjutin!" Sahut Doni yang tak kuasa mendengar ceritanya itu.

•••

Sella teringat meninggalkan kue coklat di dekat taman, dengan cepat ia keluar dari kamar menuju taman hanya untuk mengambil kue itu.

Sesampai di taman ia masih melihat teman-temannya Abian dan Aletta sedang mengobrol.

Samudra yang melihat Sella sedang berjalan sendirian langsung menyapanya. "Hai, Sel. Ngapain malam-malam sendirian, sini"

Mereka semua yang tadinya asik mengobrol langsung beralih menatap Sella.

"Ini cuman mau ngambil kue ketinggalan" ucap Sella sambil berjalan menuju gerombolan mereka semua dan duduk di samping Felysia.

Aletta dan Sella asik mendengar mereka mengobrol dan mata Aletta tertuju pada seorang laki-laki yang sedang duduk sendirian di kursi.

"JUNOT!" Panggil Aletta dengan teriakan karena dirinya dan Junot sedikit jauh. Junot langsung menghampiri Aletta.

"Hai kak Junot" sapa Sella.

"Hai, Sel. Apa kabar?"

"Baik dong, kalau sakit gak mungkin tadi sempet teriak" Junot terkekeh dan duduk di dekat Abian.

"Lagi pada ngebahas apasi dari tadi serius amat?" Tanya Sella.

"Alex" jawab Doni.

"Ngapain si ngebahas orang yang gak berguna kaya gitu?!"

"Loh, Sel. Lo tau Alex?" Tanya Natasha. Sella mengangguk.

"Kok bisa?"

"Dulu pas gue liburan ke sini ketemu sama tu makhluk, mana sok ngegoda gue lagi, emang dasar kaya setan suka ngegoda manusia!" Ketus Sella.

"Emang kenapa lagi si itu makhluk, berulah lagi?" Tanya Aletta.

"Dua anak baru itu ada kaitannya sama Alex" jawab Farel.

"Bentar, dua anak baru? Maksud lo salah satunya yang ada di kelas gue, Aira?" Tanya Junot, mereka semua mengangguk kecuali Sella dan Daniel yang tidak mengerti.

"Trus Alex? Alex dari geng Akxeleo?" Tanya Junot lagi.

"Lo tau Alex?" Tanya Abian.

"Iya, dia musuh gue"

"Bentar, apa? Musuh? Kenapa Alex bisa jadi musuh lo?" Tanya Allisya.

"Ceritanya panjang, dan gue gak bisa ceritain di sini. Gue bakal cerita besok di sekolah,"

"Kenapa?"

"Waktunya lagi gak tepat, ini acara buat happy-happy bukan buat ngebahas masalah musuh"

"Gila ya si Alex, ternyata musuhnya bukan cuman kita-kita aja, gak taunya ada dua orang lagi," ujar Fajar.

"Udah terlalu gila ya begitu lah," balas Farel.

"Terlalu banyak tekanan makanya gila," sahut Aletta.

"Perasaan tadi kita lagi ngebahas yang lain deh kenapa nuymbung ke Alex?" Tanya Olivia.

"Tadi pas gue keluar taman ngeliat Alex sama anak buahnya."

"Mau nyari perkara lagi tah dia?" Sahut Felysia.

"Gue gak tau, yang pastinya sampe dia nyelakain ataupun nyentuh orang terdekat gue, siap-siap aja mati dengan tragis!" Tegas Abian.

"Dia gak pantas di sebut dengan manusia, kelakuan yang gak sama sekali mencerminkan manusia!"

"Salah satu anggota SAGARA ada yang tewas karena ulah dia!"

"Tapi kali ini gua gak akan biarin itu terjadi lagi, sekalipun nyawa gue taruhannya!" Ucap Abian dengan lantang.

"Bian..." panggilan Aletta dengan raut wajah khawatir. Abian melihat raut wajah istrinya itu langsung mencium keningnya.

"Eleh, lagi serius-serius malah nge-azab lagi!" Sarkas Farel.

"Bang, lo itu iri. Udah mending tutup aja mata lo, apa mau gue colok aja biar gak ngeliat?"

"Gila lo, Sel!"

"Atlas, tolong cari tau apa yang Alex lakuin tadi. Gue takut terjadi apa-apa" ucap Abian kepada Atlas.

"Oke, gue sama yang lain pergi dulu buat nyari tau" Atlas bersama anggota SAGARA lainnya pergi ke markas yang tersisa hanyalah anggota inti. Sebelum pergi Atlas mengedipkan sebelah matanya kepada Sella.

"ASTAGFIRULLAHALADZIM. Dasar cucu sugiono!" Ketus Sella.

"Bentar deh, Alex itu siapa si? Kok mau di bunuh?" Tanya Daniel yang sedari tadi binggung dengan apa yang di bicarakan oleh mereka, beda dengan Sella yang langsung paham.

"Kakek lo!" Jawab Fajar ngasal.

"Emang kakek kita namanya Alex ya, bang?"

•••

Mereka swmua sudah pulang sejak tadi, kini Abian dan Aletta sedang berada di kamarnya lebih tepatnya di kasur mereka. Abian sedari tadi tidak mau lepas dari pelukan Aletta layaknya guling.

"Bian.."

"Hm?"

"Aku harap hubungan kita akan selalu baik-baik saja, ya?"

"Pasti dong, kenapa enggak?"

"Jangan pernah tinggalin aku ya, di situasi apapun dan masalah apapun, kita harus tetap bersama ya?"

"Aku gak akan pernah tinggalin kamu sayang.."

"Lagian siapa coba yang mau ninggalin titipan tuhan sesempurna ini. Pinter dalam segala hal, pinter ngurus suami, melayani suami dengan baik, tapi emang rada nyebelin juga si,"

"Ihh, kamu itu mah yang nyebelin!" Abian tertawa keras dan langsung memeluk istrinya itu seraya mencium pucuk kepalanya dan seluruh wajah Aletta, dari kening, kedua mata, hidung, pipi kanan dan pipi kiri, dan terakhir di bagian bibir manis itu cukup lama.

~oOo~

Tbc...

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen⭐💬

Akhirnya ujian nya selesai juga dan aku berencana bakal update seminggu dua kali.

See you hari selasa

13.02.22

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 180K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
211K 7K 20
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

630K 28.9K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
886K 75.9K 47
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...