ALDO-LIORA

By BiintangMeysaa

2.5M 281K 109K

[di PRIVAT ACAK! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ya sayang ya] [ON GOING] ⚠️JANGAN DI PLAGIAT YA SAYANG⚠️ Awal part e... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
56
57
58

55

37.7K 4.9K 2.5K
By BiintangMeysaa

Happy reading♡
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

SEBELUMNYA MEY MAU NGUCAPIN TERIMAKSIH BANYAK BUAT 1M PEMBACANYA!!🤍.

Makasih banyak buat kalian yang selalu nungguin cerita aku up!

Yang belum follow akun wattpad mey, difollow dulu ya biar ngga ketinggalan notifikasinya.

Wajib follo juga :

Ig : @wp.bintangmeysa & @biintgmysaa
Tiktok : meyyy15_

Komen disetiap chapter ya!

Trimakasii❤.

***

Aldo mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia merutuki kebodohannya yang melupakan janjinya dengan Liora.

"Aldo lo bego banget sih" gumam Aldo sambil meremas kuat stir mobilnya.

Aldo melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Anjing! Ini gara gara lo Rena sialan!" umpatnya.

Aldo menepikan mobilnya dipinggir jalan namun sedetik kemudian ia memukul kuat stir mobilnya saat sudah tidak melihat keberadaan Liora di halte tempat mereka berjanji akan ketemu tadi.

"Gue udah nyianyiain kesempatan emas. Coba aja tadi gue nggak berurusan sama Rena, pasti ini semua nggak bakalan kejadian" ucap Aldo sambil menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.

Aldo merogoh saku celananya kemudian mengambil ponsel miliknya membuka aplikasi WhatsApp. Ia akan menghubungi gadis itu saat ini juga dan meminta maaf karena tidak menepati janjinya.

"Centang satu" gumam Aldo. "Foto profilnya juga hilang, sial! Gue diblok"

"ARGHH!"

"Masa gue minta maaf mulu sih, yang ada Liora bisa muak. Gue harus apa sekarang?" Monolognya yang mulai putus asa.

***

"Nih minum dulu"

"Makasih pak" Liora menerima pemberian Rangga kemudian meneguk air itu hingga tersisa setengah.

Saat ini keduanya sedang duduk dipinggir jalan menikmati dinginnya angin malam.

"Pak?" Beo Rangga. "Saya nggak salah dengar?"

Liora mengangguk polos.

"Kamu umur berapa?"

"18 tahun pak" jawab Liora.

"Saya masih 19 tahun, jadi tidak usah manggil saya pak. Kita cuma beda satu tahun"

Liora melototkan matanya. "19 tahun?"

"Iya"

"Lho, saya fikir udah 25 tahunan" jawab Liora. "Kalau gitu bahasanya nggak usah formal formal amat deh. Pakai gue-lo aja"

"Oke. By the way gue nggak salah dengar tadi, lo bilang umur gue udah 25?"

Liora mengangguk membuat Rangga mendengkus.

"Bukan masalah muka lo kelihatan tua apa gimana, tapi aura lo gitu loh kelihatan dewasa banget. apa lagi kalau pakai jas kantoran gini"

"Oh gitu, ini gue baru pulang dari kantor makanya masih pake jas kantor"

"Eh, tadi kan perut lo ditendang. Masih sakit nggak?"

Liora menggeleng singkatm "nggak, lagian tuh preman nendangnya melehoy banget nggak ada apa apanya" sombong Liora.

"Melehoy gimana? Buktinya tadi lo sampe melayang" ucap Rangga dengan ekspresi mengejek.

"Y-ya gimana lah ya, namanya juga gue belum siap tuh preman udah main mukul mukul aja" elak Liora.

Rangga mengangguk sambil tersenyum heran. "ya ya ya, terserah lo. Cewe selalu benar"

"Ayla gimana kabarnya? Gue jadi kangen" ucap Liora sambil menatap lurus kedepan.

"Ayla baik baik aja. Tapi gue heran banget kok bisa ya dia langsung akrab ke lo sama adek lo yang cowo itu"

Liora mengernyitkan dahinya bingung. Mengerti akan kebingungan Liora, Rangga kembali berucap. "Nggak biasanya Ayla bisa mudah akrab sama orang. Semenjak papa meninggal 1 tahun lalu, Ayla jadi anak yang pendiam, suka murung dan suka menyendiri"

Liora menyimak dengan baik apa yang diucapkan oleh Rangga. "Ayla itu, orang yang paling deket sama papa. makanya semenjak papa nggak ada, semua sikap ceria Ayla langsung hilang gitu aja"

"Dan semenjak itu juga, gue yang gantiin posisi papa dikantor buat ngurusin bisnis"

Liora menatap Rangga dengan mata yang berkaca kaca. Ia tahu betul apa yang diarasakan oleh gadis kecil itu.

"Yah, sosok ayah itu emang berpengaruh banget dikehidupan putrinya" jawab Liora.

"Gue tahu betul apa yang Ayla rasain sekarang. Karena gue juga ngerasain hal sama"

"Maksud lo?" Bingung Rangga tidak mengerti arah jalan bicara Liora.

"Bokap nyokap gue udah meninggal semenjak gue umur 7 tahun. Dan itu rasanya berat banget"

Rangga sedikit terkejut mendengar penuturan Liora. Ia jadi tidak enak hati karena sudah membahas masalah orang tua.

"Maaf, gue nggak bermaksud buat bikin lo sedih"

"Nggak apa apa, santai aja"

"Dan bulan ini, adik perempuan gue yang satunya bakalan tunangan" ucap Rangga memberitahu.

Liora sedikit merapikan anak rambut yang menutupi wajahnya "Memangnya lo punya berapa adik?"

"Gue punya dua peri kecil. Yang pertama bakalan tunangan bulan ini, dan yang kedua si Ayla"

"Adik? Berarti seumuran sama gue dong"

Rangga mengangguk singkat lalu menyugar rambutnya kebelakang. "Dia masih tujuh belas tahun"

"Kenapa langsung tunangan? Gimana sama sekolahnya? Setiap orang pasti punya mimpi dan cita-cita yang tinggi. Apa itu nggak ngeganggu pendidikan adik lo? Maaf kalau kesannya gue kepo" ucap Liora sedikit tak enak hati.

"Iya gue tau, umur adik gue masih terbilang cukup muda. Tapi, ya mau gimana lagi? Ini permintaan mama gue dan kita nggak bisa nolak"

"Lagian ini masih tunangan kok, belum nikah"

"Pasti dia cantik ya?"

"Kenapa lo bisa beranggapan kaya gitu?" tanya Rangga heran.

"Kakaknya aja ganteng, udah pasti adiknya cantik lah. iya nggak?"

Rangga menggaruk pipinya berusaha  menghilangkan rasa gugupnya. Ntah mengapa ia merasa salah tingkah saat gadis itu memujinya. Padahal ia sudah biasa dipuji seperti ini, namun ntah mengapa saat Liora yang mengatakannya rasanya sangat berbeda.

"Telinga lo kenapa merah gitu?" tanya Liora polos.

Rangga yang terkejut langsung saja mengalihkan wajahnya. "Ee.. pulang yuk, gue anter. Udah malam banget nggak baik anak perawan keluyuran malem malem gini"

***

"Jack, Kumpulkan 30 anggota COOL BLOOD pagi ini. Kita akan ke SMA RAJAWALI saat sudah jam pulang. Aku akan mengakhiri semuanya hari ini"

"Baik miss, siap laksanakan!" Jawab Jack dan langsung keluar dari ruangan itu.

"Gue udah nggak sanggup, mungkin ini bakalam jadi akhir dari segalanya" ucap perempuan itu sambil memandangi dirinya dicermin, tampak kurus dan sangat pucat.

"Gue datang Liora"

***

"Lemes amat bro pagi pagi" Daniel menepuk pundak Aldo yang sedang melamun dibangku miliknya.

Aldo sama sekali tidak mengubris ucapan Daniel. Ia sibuk berkutat dengan fikirannya sendiri.

"Jangan melamun, ntar lo kesurupan" sahut Rafli.

"Apasih" kesal Aldo dan malah menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya.

"Oh iya, bukannya lo kemaren habis jalan sama Liora. Gimana do? Sukses nggak?" tanya Daniel sembari merebahkan dirinya diatas meja.

Aldo yang mendengar ucapan Daniel sontak mendongakkan kepalanya kemudian menggeleng lemah.

"Kenapa lagi lo?" tanya Rafli yang muak. Ia sudah menduga, pasti sahabatnya ini melakukan kesalahan lagi pada gadis itu.

"Cerita bro, cerita!"

Aldo mulai menceritakan semua yang terjadi pada malam itu tanpa ada yang ia kurang kurangkan atau dilebih lebihkan.

"Aldo lo goblok banget anjing!" Geram Daniel sambil meremas kertas yang ada ditangannya.

"Otak lo, lo simpen dimana sih?" Seloroh Rafli.

"Di pantat" sahut Alex ikut ikutan menghina Aldo.

"Udah dikasih kesempatan bukannya di pake baik baik malah disia siain"

Rafli mengangguk mengiyakan ucapan Daniel. "Bener tuh"

"Makanya jadi orang jangan arogan! Coba aja dulu lo bisa buka hati buat Liora, mungkin sekarang hubungan lo berdua baik baik aja dan pastinya kalian bahagia" celetuk Daniel.

"Tapi mau gimana lagi ya do, semuanya udah terjadi dan waktu nggak bisa diputar. Sekarang lo rasain aja karmanya" sambung Daniel dengan nada mengejek.

"Padahal dulu lo benci banget tuh sama Liora. Bahkan lo selalu ngehina hina dia, jahatin dia, nggak pernah neghargai perjuangan dia, selalu--"

"DIAM ANJING!" bentak Aldo emosi karena merasa dipojokkan.

Mendengar ucapan sahabat sahabatnya itu membuat Aldo semakin frustasi dibuatnya. Dalam hati ia merutuki kebodohannya. Sekarang ia hanya bisa menyesali semuanya.

"Apa pun makanannya, minumannya tetap ludah sendiri"

"Makan ya nasi, makan kok omongan sendiri malu bos ku" sahut Rafli sambil tertawa bersama Daniel.

***

"Ra gue minta maaf, gue nggak bermaksud bikin lo nungguin gue" ucap Aldo menyesali kesalahannya.

Saat ini keduanya sedang berada di ujung koridoor yang tampak sepi.

Liora menatap nyalang Aldo. "Lo tau nggak? Gue bisa mati kalau kemaren nggak ada Rangga do!" ucap Liora sukses membuat Aldo kaget bukan main.

"Gue nungguin lo selama dua jam sendirian malem malem, tapi apa? Lo nggak dateng" lirih Liora.

"Dan bahkan gue barusan denger dari Davina lo kemaren pergi sama Rena kan?"

Tadi saat Liora baru saja sampai dikelas, Davina langsung saja memberitahukan pada Liora atas apa yang ia lihat malam itu. Karena kebetulan juga ia dan Reza melewati jalan yang sama dengan Aldo.

Mendengar penuturan Liora Aldo sontak menggeleng tegas. "Nggak ra, kamaren gue nggak sengaja ketemu dia dijalan. Kondisinya parah banget--"

"Kenapa nggak kabarin gue dulu hah?!" Sentak Liora

"GUE UDAH MUAK SAMA LO! UDAH MUAK! LO NGGAK PERNAH NGERTIIN PERASAAN GUE. LO SELALU SEENAKNYA ALDO! LO FIKIR GUE APA?" bentak Liora.

"Padahal gue udah seneng do, gue fikir malam itu hubungan kita bakalan membaik. Berhubungan baik sama lo itu salah satu keinginan gue. Tapi kenapa disaat gue udah mulai ngelupain rasa kecewa gue, lo malah ngecewain gue lagi hm?"

"Sekarang terserah lo! Gue udah malas. Dan satu lagi, jangan ganggu gue!" ucap Liora pelam dan langsung berlalu begitu saja.

Aldo hanya bisa diam membisu, ia akui ini memang murni kesalahannya. Andai saja ia sempat mengabari Liora, mungkin gadis itu tidak akan menunggunya selama berjam jam sendirian.

"Maaf ra" hanya kata itu yang mampu Aldo ucapkan saat ini.

***

Aldo mengerutkan dahinya bingung saat melihat dari kejauhan segerombolan motor sport berwarna hitam yang berjalan menuju arah sekolah mereka.

"Anjing, ada apa nih rame rame" ucap Daniel kepo.

"Itu COOL BLOOD. Geng motor yang nguasai daerah bandung" jawab Aldo.

"Tau dari mana lo?"

"Lo lihat tuh lambang jaketnya"

Gerombolan motor sport itu dipimpin oleh mobil jeep berwarna hitam yang dikendarai oleh seorang perempuan yang berpakaian serba hitam tak lupa juga topeng hitam yang selalu ia kenakan.

"Ngapain mereka datang kesini? Lo pada ada buat masalah?" tanya Aldo

Daniel menggeleng. "Kita lagi vakum, jadi nggak mungkin salah satu anggota kita buat masalah."

"Tapi nggak ada yang nggak mungkin" sahut Rafli."

Memang saat ini REGAZA yang merupakan geng motor atas pimpinan Aldo memutuskan untuk vakum hingga mereka lulus SMA.

Aldo memerintahkan anggota untuk tidak memikirkan masalah antar gank dulu saat ini dan menyuruh mereka fokus pada ujian yang sebentar lagi akan diselenggarakan supaya mereka bisa memperoleh nilai yang baik.

Disisi lain.

"Bas! Itu miss bas!" Ucap Ardi kelewat heboh saat mereka berada di parkiran sekolah.

"Miss, ngapain kesini?"

"Pasti ada hal penting" gumam Bastian.

"LIORA!" ucap mereka semua serempak. "Iya pasti ini ada sangkut pautnya sama Liora"

"Kenapa lo semua nyebut nyebut nama gue?" Tanya Liora yang baru datang.

"Lo ingat miss nggak ra?" tanya Reza

"Miss?" Beo Liora

"Iya, perempuan yang pernah meluk lo waktu kita liburan ke bandung. Dan disitu posisinya kita lagi dimarkas geng kita"

Liora tampak berfikir sesaat kemudian menjentikkan jarinya. "Oh itu, gue inget. memangnya kenapa?

"Miss datang" bukan Reza yang menjawab melainkan Bastian. "Disana" tunjuk Bastian pada segerombolan orang yang berada didepan gerbang.

Liora menyipitkan matanya lalu ber oh ria. "Mau ngapain mereka kesini? Kalian punya masalah antar geng?"

Bastian menggeleng singkat. "Kita nggak punya masalah sama geng mana pun didaerah ini. Miss datang kesini pasti ada sesuatu yang penting yang bakalan dia kasih tau"

"Sesuatu yang senting apa?" Tanya Liora

"Kita juga nggak tau ra, mending kita kesana samperin miss" jawab Ardi dan diangguki oleh semuanya.

Setelah Bastian, Liora, Ardi, Krisna, Andre, dan Reza tiba didepan gerbang barulah seorang perempuan yang disebut miss itu turun dari mobil jeep miliknya.

Sekolah sudah cukup sepi, jadi tidak banyak siswa yang melihat semua ini.

Bastian serta teman temannya yang lain serempak sedikit membungkukkan badan mereka saat perempuan itu berdiri tepat dihadapan mereka. Sedangkan anggota yang lain berdiri tegak dibelakang perempuan itu.

Liora hanya diam menyimak apa yang ia lihat tetapi fikiran absurdnya sibuk menghitung jumlah orang berpakaian serba hitam itu.

Perempuan itu memeluk Bastian dkk satu persatu membuat mereka sedikit terkejut akan sikap perempuan itu.

"Wangi" bisik Ardi pada Krisna.

Hingga tiba lah pada topik utama perempuan itu hari ini. Ia berjalan mendekat pada Liora dan langsung memeluk sangat erat gadis itu.

Liora tersentak kaget namun bukannya melerai pelukan itu, ia malah membiarkan perempuan itu memeluknya karena merasa sangat nyaman.

"I miss you so much" ucap perempuan itu terdengar lirih.

Perempuan itu melerai pelukannya kemudian menangkup kedua pipi Liora. "Lo jaga diri baik baik ya, jangan sampai sakit. Lo harus jadi anak yang kuat, jangan lemah kaya gue. Gue sayang banget sama lo, lo alasan gue masih mau bertahan sampe sekarang. Tapi jujur gue udah nyerah gue nggak kuat, gue udah capek. Izinin gue buat nyerah hari ini juga ya"

Tanpa sadar mata Liora berkaca kaca mendengar penuturan perempuan yang ada dihadapannya ini. "Lo siapa? Kenapa lo se care ini sama gue? Setiap malam lo selalu mentau gue dari luar kan?"

Perempuan itu terkejut atas ucapan Liora. Jadi selama ini Liora sadar bahwa ia selalu diawasi dari jauh.

"Dan bahkan waktu gue hampir dilecehin di club malam lo dateng nyelamatin gue. Sebenarnya lo siapa? Ada hubungan apa lo sama kehidupan gue?" tanya Liora menggengam pergelangan tangan perempuan yang berdiri dihadapannya.

Perempuan itu tiba tiba menangis, isakan demi isakan mulai terdengar. Air matanya mulai luruh membasahi pipinya.

Dengan perlahan serta tangan yang sedikit bergetar, perempuan itu mulai membuka topeng yang selama ini ia pakai.

Bahkan kini semua pasang mata mengarah pada perempuan itu, karna mereka semua belum pernah melihat wajah dari ketua mereka itu terkecuali Jack, karna Jack sendiri adalah orang yang plaing perempuan itu percaya

"Kau yakin miss?" tanya Jack memastikan.

"Aku sudah yakin Jack, ini waktu yang tepat untuk membongkar semuanya.

Perlahan topeng hitam yang selalu perempuan itu gunakan mulai terlepas dari wajahnya. Kini tampak lah wajah cantik yang sangat mirip dengan seseorang dan membuat semua yang ada disana terkejut terutama Liora.

Ardi bahkan nyaris menjatuhkan rahangnya saat melihat wajah perempuan itu.

"KEMBAR!" pekik mereka semua tak terkecuali Bastian.

Bahkan Aldo, Rafli, Daniel, dan Alex melototkam matanya.

"Anjir! Ternyata Liora punya kembaran gila!" Pekik Rafli heboh.

"Berarti orang yang nyelametin lo waktu lo mau ditusuk sama salah satu anggotanya Bara kembaran Liora, bukan Liora" ucap Alex pada Aldo.

Aldo menatap Alex sembari sibuk dengan pikirannya. "Berarti selama ini COOL BLOOD diketuai sama kembarannya Liora?" Gumam Daniel.

"Wah gila, gue nggak nyangka sama ini semua. Tapi disisi lain gue ikut seneng karena berarti setelah ini Liora nggak sendirian lagi" ucap Rafli yang disetujui oleh ketiganya

Liora memperhatikan wajah perempuan yang ada dihadapannya kemudian tangannya terangkat untuk memegang wajahnya sendiri.

"Dih, apa apan lo? Lo oplas niru muka gue?" tanya Liora ngegas.

Perempuan yang disebut miss itu menggeleng sambil tersenyum. "Gue nggak oplas Liora, kita kembar. Lo kembaran gue, lo itu adik gue"

Liora tidak bisa berkata apa apa lagi sekarang ia shock fikirannya mendadak blank ini semua terasa mimpi.

Fakta baru yang baru saja ia ketahui mengenai kehidupannya ternyata ia mempunyai kembaran.

"Ini seriusan?" tanya Liora.

Perempuan itu mengangguk. "Serius Liora, nama gue Liona dinandra anastasya"

Liota menutup mulutnya, matanya berkaca kaca gadis itu langsung memeluk kembarannya yang bernama Liona itu dengan sangat erat.

"Kenapa lo nggak ngasih tau semua ini ke gue? Kenapa lo tutupin ini semua?"

"Sorry, kayanya gue nggak bisa jelasin sekarang"

"Tapi kenapa?"

"Suatu saat lo pasti bakal tau"

"Gue seneng banget denger ini semua, setelah delapan belas tahun gue hidup sendiri akhirnya gue punya temen. Lo jangan pergi lagi ya, temenin gue disini jangan pergi lagi gue nggak mau kesepian. Cukup mama sama papa yang pergi, lo jangan gue mohon" ucap Liora disertai isakan pelan.

Liona semakin mengeratkan pelukannya. Bagaimana ini? Liora memintanya agar tetap bersama gadis itu, ia sangat ingin memenuhi permintaan adiknya itu. Namun disisi lain ia tidak bisa, jiwa dan raganya sudah lelah dan mati rasa.

"Maaf ra, gue nggak bisa" ucap Liona sembari melerai pelukannya. Tangan Liona terulur untuk menghapus jejak air mata Liora.

"Gue udah nggak kuat ra, gue udah nyerah sama dunia"

"Lo kenapa?" tanya Liora memperhatikan wajah kembarannya yang tampak pucat itu.

"Gue nggak apa apa" jawab Liona dan kembali memeluk erat Liora.

Liora terkejut saat merasakan pelukan Liona mengendur dan tubuhnya merosot kebawah.

Liona kehilangan kesadarannya.

***

TBC..

gimana pendapat kalian kalau ALDO-LIORA terbit? Kira kira mey terima ga ya tawarannya? Karna jujur mey bingung banget.

di versi wattpad ini mey nggak terlalu menjelaskan tentang pergeng motoran mereka, karna mey lebih fokus ke cerita percintaan PU nya.

Dan kalau cerita ini jadi diterbitkan, yang pasti nanti alurnya akan lebih bagus dan beda ya. Disana bakalan dijelaskan secara rinci dan yang pasti alurnya ngga berantakan hehe.

Kalian tim

Sad end

Atau

Happy end?

Mungkin beberapa chapter lagi ALDO-LIORA udah end.

Agak sedih sih ngelihat pembacanya banyak lumayan banyak tapi vote & komennya jomplang banget.

Plis, tolong pencet bintangnya ya, biar aku makin semangat buat updatenya hehe.

Targetnya 2,5k vote + 2k komen ya!

Spam next >>>

Continue Reading

You'll Also Like

GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.3M 96.6K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
476K 17.6K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.3M 93.3K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...