Be a Good Mother [Terbit]

By annisanhl_

5.2M 750K 73.5K

Riona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati... More

Prolog
1. Mama Boleh Ikut Makan?
2. Mama Jangan Pergi
3. Mama, Cepat Sembuh
4. Date With Me, Queen?
5. Pengakuan dan Kencan
6. Basket dan Morfeo
7. Mama, Jangan Berubah
8. Maafin Mama, Nak
9. Maaf, Sayang
10. Oh My Eyes!
12. Hunting Jajan
13. Mama Bangga
14. Neraka Jalur VIP
15. Mama Sayang Kalian
16. Cerita Singkat
17. Bocah Prik
18. Feo Cuma Cemburu
19. Vian Sayang Kalian
20. Aku Ikhlas, Mas
21. Kok Bau Pandan
22. Keluarga
23. Ibunda Wylan
24. Papa Brengsek
25. Mama Bangun!
26. Sang Moirai
27. I'm Pregnant
28. Apa Kalian Tega?
29. Cepat Lahir, ya!
30. Jangan Main-main
31. Lo Jahat, Kak
32. Papa Ceroboh!
33. Mama Terbaik di Dunia
34. Cap Cay Seafood
35. Janji, Satu Kali
36. Selamat, Morfeo
37. Undangan
38. Dendam Adalah Racun
39. Wanita Itu
40. I Love You
41. Digulai Atau Disate
42. Sumpah Wylan
43. Mimpi Buruk
44. Hanya Mimpi Buruk
45. Are You Happy?
46. Siap, Bu Bos!
47. Maureen
48. Seperti Mama
49. Selamat Datang
50. Papa Gak Kreatif!
51. Kalah Lucu
52. Mampus Gue!
53. Habis Ini Aku, Ya
54. Oppa-oppa Ganteng
Epilog
Spesial Part
Be a Good Version
Info Penting
• Vlog Azriel •
• Casvian Vlog •
OPEN PRE-ORDER

11. Nanti Aku Cemburu

114K 16.3K 1.2K
By annisanhl_

Kedua mata Riona hampir terpejam beberapa kali, menghalau rasa kantuk yang menyerangnya begitu hebat saat ini. Kakinya berjalan hati-hati menuruni anak tangga yang lumayan gelap, apalagi waktu masih menunjukkan pukul satu pagi.

Namun, malam ini tenggorokan Riona tak bisa diajak berkompromi. Ia merasakan tenggorokannya begitu kering, ditambah ternyata ia lupa untuk mengisi gelas di kamar.

Langkahnya terhenti kala mendengar suara nyaring panci yang terjatuh dari arah dapur, kening Riona mengerut menandakan kebingungan dan tanda tanya yang mengisi kepala.

"Malam-malam gini siapa yang di dapur?" gumam Riona bertanya-tanya.

Untuk menuruti rasa penasarannya, Riona kembali melanjutkan langkah yang tertunda dan berjalan mengendap-endap menuju dapur. Takut kalau yang ia temui malah sejenis perampok atau maling.

"Oh, jadi ini maling yang sering habisin stok crab stick-nya Mama?"

Suara Riona yang tiba-tiba terdengar tanpa langkah kaki itu membuat Casvian terperanjat kaget. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang karena terkejut. Untung saja panci berisi air yang berada di tangannya tak tumpah.

"Mama? Ngagetin aja," ucap Casvian yang kembali santai.

Ia menyalakan kompor dan memasak air untuk mie yang berada tak jauh dari kompor. Sepiring kecil berisi beberapa potongan crab stick kesukaan Riona juga terlihat hadir di sana.

"Kamu lapar malam-malam? Kenapa belum tidur?" tanya seraya berjalan mendekat ke arah Casvian.

Ia mengambil gelas yang tertata di atas meja makan dan mengisinya dengan air dari dispenser. Ia lalu meneguk air tersebut untuk membasahi tenggorokannya yang sedari tadi terasa kering.

"Vian masih kerja tugas, Ma. Deadline-nya lusa, tapi tugasnya masih sisa setengah," adu Casvian dengan tangan yang sibuk memasukkan mie ke dalam rebusan air yang telah mendidih.

"Kenapa enggak bangunin Mama atau bibi buat masakin kamu? Enggak baik loh kalau keseringan makan mie instan kayak gini, apalagi malam-malam," nasihat Riona.

"Vian enggak enak kalau bangunin bibi, apalagi Mama," jawab Casvian.

Setelah memenuhi tujuannya turun ke bawah, Riona tak langsung kembali ke kamar. Ia menengok sebentar pada masakan Casvian, kemudian menggelengkan kepala kecil.

Tangan Riona terulur untuk mengecilkan api kompor.

"Kalau masak mie apinya kecilin, jangan terlalu besar kayak tadi. Nanti airnya mendidih banget terus tumpah-tumpah."

Casvian yang mendengar ajaran dari Riona hanya mengangguk kecil. Sungguh, ini pertama kali bagi Casvian melihat sang ibu mau bergelut di dapur dan memegang kompor maupun panci.

Riona lalu berjalan membuka pintu kulkas empat pintu yang berada tak jauh dari kompor, ia mengeluarkan sebuah telur dan memecahkannya di atas mie tadi.

"Kalau tengah malam gini, lebih enak mienya pakai telur yang dicampur langsung. Apalagi mie kuah gini," tambah Riona. "Kamu belum pernah coba?"

Pertanyaan Riona langsung dibalas dengan gelengan kecil oleh Casvian. "Vian jarang makan mie, Ma. Ini aja karena terpaksa, Vian enggak tau masak yang lain kalau bukan mie."

Riona terkekeh geli mendengar jawaban putra sulungnya itu. Di antara keempat putranya, memang Casvian lah yang paling kaku.

"Kalau kamu lapar, lain kali bangunin Mama, ya? Nanti Mama masakin banyak makanan kayak gini," ucap Riona dengan senyum merekah.

Memasak mie di tengah malam seperti ini menjadi kerinduan tersendiri bagi Riona. Ia menjadi rindu masa-masa SMA-nya, di mana saat ia sibuk begadang dengan tugas-tugas dan latihan ujian, sering kali ia memasak mie instan.

Bahkan jika ingin ujian Riona sampai memakan mie instan selama satu minggu penuh. Kadang hari ini mie kuah, besok mie goreng, lusa mie rendang.

"Mama sering makan mie instan?" tanya Casvian ragu-ragu.

"Mama dulu bukan orang kaya kayak papa kamu. Makanya pas seumuran Morfeo, Mama sering banget makan jajanan jalanan kayak telur gulung, cimol, cilok, batagor, apalagi mie instan kayak gini. Udah jadi makanan sehari-hari Mama," cerita Riona dengan tangan yang mematikan kompor.

Ia lalu menuangkan mie dengan campuran telur dan crab stick itu ke dalam mangkuk yang sudah Casvian siapkan.

"Telur gulung?" tanya Casvian bingung. "Terus cimol sama cilok itu apa?"

Kegiatan Riona terhenti, ia menatap Casvian horor. "Jangan bilang kalau kamu belum pernah coba itu semua?"

Casvian langsung menggelengkan kepala dengan wajah polos. Seumur-umur ini pertama kali bagi Casvian mendengar nama jajanan ringan itu.

Oh ayolah, bagaimana kehidupan remaja anak-anaknya selama ini sebenarnya? Cimol, cilok dan telur gulung saja tak tahu, padahal saat Riona sekolah jajanan itu berjejer rapi di luar sekolah.

"Kalau anak ayam warna-warni kamu tau enggak?" tanya Riona lagi.

Ia membawa mangkuk berisi mie dengan uap yang menggumpal hangat itu ke atas meja makan dan menggiring Casvian duduk bersama di sana.

"Hah? Emang ada anak ayam warna-warni, Ma? Bukannya anak ayam warna kuning doang?" tanya Casvian lagi.

Oke. Sepertinya Casvian sudah benar-benar tak terselamatkan masa remajanya.

Riona menghela napas panjang, ia lalu menyodorkan mie instan buatannya tadi ke hadapan Casvian. "Makan gih, habis itu kamu istirahat aja. Masih ada hari besok, jangan terlalu diforsir, yang ada nanti kamu jatuh sakit."

"Iya, Ma," sahut Casvian.

"Mama naik ke atas, ya?" tanya Riona. "Kamu berani kan sendirian di bawah?"

Casvian merotasikan matanya mendengar ucapan jahil dari sang ibu. "Vian udah bukan anak kecil, Ma. Enggak bakal takut sama hantu-hantu kayak gitu, kecuali Mama nakutin Riel mungkin dia bakal kabur."

Riona terkekeh geli.

"Iya deh. Good night, Boy."

----

"Riel, Kiel! Ayo bangun, kita olahraga sekalian jalan-jalan pagi di taman kompleks!" teriak Riona.

Jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, tetapi suara Riona sudah terdengar heboh seisi rumah. Ia mendatangi satu persatu kamar putranya dan memaksa mereka untuk ikut berolahraga pagi.

Kata Riona, keempat bersaudara itu sudah lama tak olahraga dan butuh udara segar. Padahal, keempat putranya sendiri sering mengikuti kegiatan olahraga di sekolah mereka, terutama Morfeo yang menjadi kapten tim basket.

"Mama, Riel masih ngantuk. Riel di rumah aja, ya," ucap Azriel dengan wajah bantal.

Riona sontak memelototi Azriel, tanpa rasa kasihan. "Gak! Semuanya harus ikut, nanti juga ngantuknya ilang kalau udah olahraga. Sana buruan cuci muka sama ganti baju."

Azriel mendengus kesal, dengan malas ia menyeret tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar mandi sesuai titah dari Riona. Sementara di ruang tamu, Wylan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah ajaib Riona pagi ini.

Entah apa yang merasuki jiwa istrinya itu sampai mau berolahraga di taman kompleks. Padahal biasanya Riona sangat enggan berjalan-jalan seperti itu, ia lebih memilih mengikuti program gym atau senam bersama teman satu profesinya.

Dalam hati, Riona sudah bertekad untuk mengenalkan berbagai macam jajanannya saat kecil pada keempat anaknya itu. Telur gulung, cimol, cilok, dan ayam warna-warni. Semua itu sudah terbayang jelas di dalam kepala Riona.

"VIAN, MORFEO, KIEL, RIEL, AYO CEPAT TURUN! NANTI KEBURU SIANG!" teriak Riona lagi.

"Udah, Ri. Mereka juga lagi siap-siap, kan. Kamu duduk dulu sini, dari tadi pagi kamu udah heboh sendiri loh," tegur Wylan seraya menepuk bagian sofa yang kosong di sebelahnya.

Riona mengangguk kecil, kemudian mendudukkan tubuh di sebelah Wylan. Ia menatap pahatan sempurna di wajah Wylan yang sama sekali tak membosankan walau dipandang seribu kali.

"Nanti di sana jangan jauh-jauh dari aku sama anak-anak, ya," ucap Wylan seraya menyelipkan anak rambut Riona di sela telinga.

Kening Riona mengernyit. "Kenapa?"

"Nanti kamu malah digoda sama berondong kompleks. Nanti aku cemburu."

----

To be continued...

SELAMAT MEMBACA BESTIE^^

SIAPA YANG DULU JAJANNYA TELUR GULUNG, CIMOL, CILOK? CUNG TANGAN!

SPAM NEXT DI SINI!

Continue Reading

You'll Also Like

531K 18.7K 64
Eizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan da...
1.1M 13.9K 26
BoyPussy Bxb Cowo Bermeki
447K 34.6K 16
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
383K 9.2K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...