Be a Good Mother [Terbit]

By annisanhl_

5M 742K 73.4K

Riona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati... More

Prolog
1. Mama Boleh Ikut Makan?
2. Mama Jangan Pergi
3. Mama, Cepat Sembuh
4. Date With Me, Queen?
5. Pengakuan dan Kencan
6. Basket dan Morfeo
7. Mama, Jangan Berubah
8. Maafin Mama, Nak
10. Oh My Eyes!
11. Nanti Aku Cemburu
12. Hunting Jajan
13. Mama Bangga
14. Neraka Jalur VIP
15. Mama Sayang Kalian
16. Cerita Singkat
17. Bocah Prik
18. Feo Cuma Cemburu
19. Vian Sayang Kalian
20. Aku Ikhlas, Mas
21. Kok Bau Pandan
22. Keluarga
23. Ibunda Wylan
24. Papa Brengsek
25. Mama Bangun!
26. Sang Moirai
27. I'm Pregnant
28. Apa Kalian Tega?
29. Cepat Lahir, ya!
30. Jangan Main-main
31. Lo Jahat, Kak
32. Papa Ceroboh!
33. Mama Terbaik di Dunia
34. Cap Cay Seafood
35. Janji, Satu Kali
36. Selamat, Morfeo
37. Undangan
38. Dendam Adalah Racun
39. Wanita Itu
40. I Love You
41. Digulai Atau Disate
42. Sumpah Wylan
43. Mimpi Buruk
44. Hanya Mimpi Buruk
45. Are You Happy?
46. Siap, Bu Bos!
47. Maureen
48. Seperti Mama
49. Selamat Datang
50. Papa Gak Kreatif!
51. Kalah Lucu
52. Mampus Gue!
53. Habis Ini Aku, Ya
54. Oppa-oppa Ganteng
Epilog
Spesial Part
Be a Good Version
Info Penting
• Vlog Azriel •
• Casvian Vlog •
OPEN PRE-ORDER

9. Maaf, Sayang

114K 16K 1.4K
By annisanhl_

Riona berjalan menuruni satu persatu anak tangga, bibirnya tak jarang mengukir senyum hangat yang menenangkan. Ia menghampiri seorang pria yang menunggu dan duduk di ruang tamu.

"Ada apa, Kak? Tumben pagi-pagi ke sini," ucap Riona beralasan.

Padahal dalam kamar ia benar-benar dibuat kelabakan mendengar kedatangan pria itu ke rumahnya. Ia meruntuki dirinya sendiri yang melupakan satu hal penting di kehidupannya yang ini, pekerjaan. Ia terlalu sibuk membangun hubungan baik dengan keluarga kecilnya dan melupakan pekerjaannya.

"Kamu ini, ya. Seminggu hilang kabar ternyata malah sibuk santai-santai di rumah, kamu kira puluhan jadwal pemotretan itu bakal bisa selesai sendiri tanpa model?"

Belum juga Riona mendudukkan bokongnya di sofa, ia sudah mendapat omelan dari manajernya yang bawel itu.

"Itu diminum dulu jusnya," pinta Riona masih santai, padahal hatinya kini tengah berdugem ria.

Manajer Riona yang biasa dipanggil Jeff itu hanya mendengus sebal, kemudian mengangkat gelas tinggi berisi jus jeruk dan meminumnya hingga tersisa setengah. Cukup untuk meredakan dahaga di tenggorokannya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan kamu," ucap Jeff kembali tegas.

Ia dibuat pusing dengan menghilangnya Riona secara tiba-tiba, wanita itu tak menjawab segala pesan dan teleponnya membuat Jeff berinisiatif untuk mendatangi rumah Riona secara langsung.

Dengan lapang dada ia harus menerima amarah dari sang CEO yang mengomel karena banyak jadwal Riona yang terabaikan. Bahkan beberapa klien yang bekerja sama dengan Riona kini menuntut hasil kerja wanita itu.

Riona berdehem kecil dan menghela napas panjang. "Kak, aku mau ngomong sesuatu," ucap Riona yang mulai serius.

"Apa?"

Matanya terpejam singkat. "Aku kayaknya enggak bisa lanjut karir aku di dunia hiburan ini. Aku mau berhenti dan fokus sama keluarga aku aja, Kak. Sudah cukup aku rasa menghabiskan belasan tahun di depan kamera dan berpose sesuai keinginan kalian."

Jeff terdiam, menatap tak percaya pada apa yang dikatakan Riona barusan.

"Kamu serius, Ri? Aku yang temani kamu dari mulai awal menginjakkan kaki ke dunia model sampai bisa jadi model senior seperti sekarang. Tapi, sekarang kamu mau melepaskan kesuksesan itu? Kamu yakin?" tanya Jeff memastikan.

Riona tersenyum, menatap teduh pada Jeff yang tampak masih tak percaya mendengar keputusan yang ia keluarkan.

"Umur aku udah kepala tiga loh, Kak. Aku udah enggak muda lagi dan sekarang aku ingin menghabiskan banyak waktu buat keluarga aku. Memang, awalnya memang berat untuk memberikan keputusan ini. Tapi, aku harus bisa memilih antara karir atau keluarga aku, kan?"

"Aku enggak bisa terus egois dan menggenggam kedua hal itu selamanya. Kadang kita harus melepaskan salah satu hal penting dalam hidup kita demi hal penting lainnya," tambah Riona bijak.

Jeff benar-benar dibuat bungkam dengan Riona. Ada rasa tak rela di dalam hatinya kala mendengar rencana undur diri dari model kesayangannya ini, selama ini ia sudah layaknya sosok abang bagi Riona.

Ia yang menemani Riona tumbuh dari usia 17 tahun hingga 38 tahun.

Ia yang menemani sosok Riona polos dan naif hingga menjadi Riona dewasa seperti sekarang.

"Tapi, Ri. Kamu sudah yakin?" tanya Jeff lagi, berusaha agar Riona mau mengubah keputusannya.

Kepala Riona mengangguk mantap. "Yakin, Kak. Aku enggak pernah seyakin ini dalam mengambil keputusan. Walaupun nanti pilihan yang aku ambil gak terlalu menguntungkan, tapi aku tetap bahagia bisa memilih mereka."

Pandangan Riona beralih pada sebuah pigura besar yang terpajang di dinding ruang tamu itu. Pigura berisi keluarga kecil yang tampak bahagia dengan wajah penuh dusta itu.

Nyatanya ketika foto itu diambil mereka hanya tersenyum dan berpura-pura bahagia. Berpura-pura layaknya keluarga harmonis di depan kamera.

"Hah. Baiklah, aku akan dukung apapun keputusan kamu ke depannya. Tapi, tolong selesaikan kontrak kamu untuk bulan ini, atau kamu bisa dituntut ganti rugi sama klien-klien bawel itu," ucap Jeff menyerah.

"Mending ganti rugi aja enggak sih, Kak? Uang suami aku kebetulan nganggur banyak."

Jeff sontak memelototi Riona, membuat wanita itu terkekeh kecil melihat reaksi manajernya. "Becanda, Kak," tambah Riona.

"Aku enggak tahu kamu kenapa, tapi aku senang karena akhirnya kamu bisa berdamai dengan anak-anak dan suami kamu. Ke depannya aku bakal terus dukung kamu, besok kita mulai pemotretan perpisahan, ya?" ucap Jeff seraya kembali menyeruput minumannya hingga tandas tak tersisa.

----

"Kata anak-anak kamu mau berhenti jadi model?" tanya Wylan yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Riona yang tengah membersihkan wajah dan memakai skincare malamnya pun menolehkan kepala singkat dan melirik Wylan dengan ujung mata.

"Iya. Kamu keberatan kalau aku berhenti?" tanya Riona balik memastikan.

Wylan menyimpan tas kerjanya di atas ranjang, kemudian menghampiri Riona dan memeluk wanita itu dari belakang. Matanya menatap pantulan wajah mereka di cermin rias yang cukup besar.

"Enggak sama sekali, Ri. Aku malah senang kalau kamu akhirnya memutuskan untuk berhenti kerja, aku senang kalau kamu mau fokus sama keluarga kecil kita. Ini yang dari dulu aku tunggu-tunggu," ucap Wylan.

Riona mengelus tangan suaminya yang melingkar di pinggangnya. "Tapi aku harus selesaikan beberapa kontrak dulu, setidaknya sampai akhir bulan ini. Gak apa-apa, kan?" tanya Riona meminta izin.

"Kalau kamu enggak mau selesaiin juga gak apa-apa. Nanti aku yang bayar uang ganti ruginya," canda Wylan yang langsung mendapat pelototan dari Riona.

"Jangan ngadi-ngadi deh," ucap Riona sinis dengan bahasa gaulnya. Ia seolah melupakan usianya yang sudah memasuki kepala tiga.

Wylan terkekeh geli melihat ekspresi wajah sang istri yang begitu menggemaskan di matanya. Walaupun sudah melahirkan empat jagoan, wajah Riona sama sekali tak menunjukkan tanda penuaan, hanya garis wajahnya yang berubah menjadi lebih dewasa.

Badannya juga tak mengendur karena hasil dari gym rutin yang ia lakukan.

Wylan mendekatkan kepalanya di ceruk leher Riona, menghirup rakus wangi tubuh Riona yang khas dari body lotion vanila yang ia kenakan.

Bulu kuduk Riona seketika meremang, kegiatannya saat hendak menuangkan serum ke wajahnya seketika terhenti. "Mas ... "

"Aku boleh minta malam ini? Udah lama loh, Ri. Terakhir kita lakuin itu satu tahun lalu," ucap Wylan dengan suara serak, menahan hasratnya yang membuncah.

Tubuh Riona sontak menegang, ia terdiam dengan tangan meremas ujung piyama yang ia kenakan.

Bayang-bayang perlakuan Wylan yang sangat kasar padanya seolah menjadi trauma yang menghantuinya tiba-tiba. Sungguh, bolehkah ia berkata bahwa ia takut saat ini?

Tubuhnya refleks menjauh sendiri Wylan hendak kembali memeluknya, hal itu membuat raut kecewa terbit di wajah Wylan.

Tubuh Riona mulai bergetar halus, bayang-bayang Wylan yang selalu memaksanya untuk melakukan hubungan badan seolah berputar di dalam kepalanya. Bagaimana Wylan dengan kejam menyetubuhi Riona tanpa mendengarkan permohonan wanita itu.

"Ri? Kamu kenapa, Ri?" Wylan terkejut melihat tubuh istrinya yang bergetar hebat saat ini, air mata mengalir sendiri dari kedua matanya.

Namun, Riona sama sekali tak merespon panggilan dari Wylan. Tubuhnya tetap membatu, membuat Wylan semakin panik.

"Jangan, Mas. Aku enggak mau lagi, sakit," rintih Riona dengan suara lirih.

Kegiatan Wylan sontak terhenti, matanya menatap dalam pada Riona yang terus merintih tanpa alasan dengan penampilan yang kacau. Melihat bagaimana kacaunya Riona hari ini, Wylan akhirnya sadar.

Apa yang selama ini ia lakukan pada Riona nyatanya meninggalkan bekas trauma di jiwa wanita itu.

Ia memang tak pernah menyakiti Riona secara fisik yang menimbulkan luka, tetapi ia selalu memaksa Riona melayaninya kala dalam amarah. Bahkan dengan kasar, tak memperdulikan tangisan kesakitan wanita itu.

"Maaf, Ri," bisik Wylan seraya membawa tubuh Riona ke dalam pelukannya.

Ia memeluk erat Riona yang tengah gemetar dengan mata memerah dan berkabut. "Maaf, Sayang. Maaf aku selama ini enggak tahu kalau kamu trauma dengan perlakuan aku. Maaf kalau selama ini aku terus memaksa kamu untuk memberikan aku anak, bahkan di saat mental kamu sendiri belum siap untuk memiliki anak."

Detik itu juga air mata Wylan terjatuh. Seorang pria, ayah sekaligus suami itu menangis dalam pelukan istrinya.

----

To be continued...

HALO, HALO! Aku balik nih bestie😾

YUK SPAM NEXT DI SINI!!

Continue Reading

You'll Also Like

452K 2K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
243K 16.6K 39
Ya Tuhan bila saja ada kesempatan kedua ... aku pasti akan ... Pernahkan kalian berpikir semacam ini? Apa yang akan kalian lakukan bila diberikan kes...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.1M 49.1K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...