Ursa MinorㅣLee Haechan ✔

By fabitna

33K 4.4K 508

[AGAK BAIKNYA FOLLOW DULU YA SEBELUM MEMBACA ^_^] Bagaimana perasaanmu ketika harus dipertemukan kembali deng... More

PROLOG
1 | Sepenggal Kisah Lalu
2 | Beruang Kecil
3 | Pertemuan
4 | Mine
5 | Fiance
6 | The Wedding
7 | Mendekap diri di penghujung tahun
8 | Getaran Cinta
9 | Percaya Pada Semesta
10 | Sebuah ruang dimana ada kamu
11 | Kepingan Memori
12 | Kolase Luka
14 | Luka Lama
15 | Jujur
16 | Pahit dan Pekat
17 | Perlahan
18 | Ruang Cakap
19 | Masih sama
20 | Perihal Rasa
21 | Gajah
22 | I Love You 3000
23 | Pulang
24 | Runyam
25 | Harapan dan Kecewa
26 | Domino
27 | Anggur Merah
28 | Sukar
29 | Kaktus
30 | The Storm
31 | Selamat tinggal
32 | Nightmare
33 | Ursa Minor
EPILOG
Bonchap Iã…£Yahhh, gak jadi dong?
Bonchap IIã…£Kok Sakit?
Bonchap IIIã…£Something sweet
Bonchap IVã…£Aku nungguin kamu, Chandra
Bonchap Vã…£Ayah dan Bunda
NEW HAERYU

13 | Deep talk

748 117 3
By fabitna

"Semakin aku mencintaimu, semakin sulit aku tuk memahamimu."

_____oOo_____


Di penghujung jalan, di balik kemudinya, pikiran Reza terus saja bertanya - tanya. Sejak kapan Raya dan Chandra bisa sedekat itu? Sejak kapan mereka mengenal satu sama lain? Sejak kapan? Sejak kapan? Reza terus bertanya pada dirinya sendiri. Mengapa ia tak mengetahui fakta tersebut, sedangkan Chandra sendiri sudah lama menjadi sahabatnya. Reza merasa posisinya selama ini tak pernah dianggap. Ia merasa kecewa menjadi orang yang tak mengetahui apa - apa di balik itu semua.

Apakah sampai sini saja persahabatan mereka? Dan apa sampai sini saja perjuangannya mendapatkan hati Raya? Menyerah? Tentu saja tidak, tidak ada kata menyerah dalam kamus seorang Reza Biantara. Selagi mereka tak menjalani hubungan yang lebih, maka Reza masih bisa terus maju.

Tak ingin terlalu terhanyut dalam pikiran, Reza akhirnya membelokkan mobilnya memasuki pelataran sebuah kafe. Saat Reza sampai di dalam kafe, netranya langsung tertuju pada sosok lelaki yang sudah terduduk dengan santainya. Dihampirinya lelaki itu seraya berkata, "Maaf lama."

"It's okay, langsung ke intinya aja kali ya." Chandra mengubah posisi tubuhnya yang semula bersandar, sekarang menjadi tegak.

Ya, mereka berdua membuat janji karena menurut Chandra dan Reza, masalah ini harus diluruskan.

Sambil menatap netra Reza lekat, Chandra bergumam dalam hatinya, "Okay, gue harus jujur"

Dengan tarikan napas panjang, Chandra berkata, "Gue sama Raya_"

Mereka berdua terus beradu pandang tanpa jeda sedikitpun.

"Temenan, kita udah temenan lama." Chandra menggigit bibir bawahnya, ia berteriak dalam diam.

"Gue ga bisa." gumamnya dalam hati.

"Udah? Gitu doang?" tanya Reza yang hanya diangguki oleh Chandra.

"Gue minta maaf Za, baru bisa ngomong sekarang, maaf juga gue tadi dah kebawa emosi." ujar Chandra tanpa menatap Reza.

"Kenapa ga ngomong dari dulu? Lo suka Raya?" tanya Reza yang membuat jantung Chandra berdetak lebih cepat. Jujur saja, Chandra sangat menyukai Raya. Bahkan dari dulu, saat mereka masih satu sekolah. Faktanya Chandra memang berstatus kekasih Karin pada saat itu, namun itu hanyalah status, hatinya tidak bisa berbohong, ia mencintai Raya. Gadis lugu yang selalu memberinya coklat kacang sejak dulu.

"Jujur iya, Za," Chandra akhirnya memberanikan diri berkata jujur dan menatap mata Reza.

"Sejak kapan?" tanya Reza yang tak meninggalkan tatapannya pada Chandra sedetikpun.

"Sejak dulu."

Reza hanya bisa menghela napas panjang dan tanpa sadar ia melepas kacamatanya dan kembali menatap Chandra.

"Gue kecewa banget sama lo, Chan, tapi gimana pun keadaannya lo tuh sahabat gue."

"Maaf." ucap Chandra.

Lagi - lagi Reza hanya menghela napas panjang, hening sesaat sebelum akhirnya Reza berkata, "Bersaing secara sehat aja gimana?" Reza mengulurkan tangannya. Dilihatnya senyuman tersungging pada wajah yang semula datar itu. Chandra pun ikut tersenyum. Alih - alih membalas uluran Reza, Chandra malah menarik Reza dalam pelukannya. Reza jelas berontak.

"Woy, lu mau kita dikira homo? Ini tempat umum dude," ujar Reza yang dengan cepat melepaskan pelukannya karena dilihat orang-orang di sekitarnya sudah berbisik dan terkekeh melihat mereka berdua.

"Berarti kalo ga di tempat umum boleh pelukan gitu?" tanya Chandra yang membuat Reza menatapnya heran.

"Lo sebenarnya suka Raya apa gue sih?" Pertanyaan Reza sontak membuat Chandra tertawa terbahak - bahak.

"Gue bercanda woeyy, gila lu. Gue normal ya." ujar Chandra masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Gue ga mau persahabatan kita cuman sampai di sini Chan, gue ga mau nantinya kita canggung cuman gara-gara cewek. Walaupun nantinya salah satu dari kita harus mengalah, jangan sampai kita putus persahabatan ya."

Perkataan Reza membuat Chandra terdiam kembali, ia merasa menjadi orang jahat di sini.

"Lo yakin kita bisa gitu, Za?"

"Gue yakin Chan, walaupun sepercik api bisa menghancurkan semuanya. Tapi gue yakin ga selamanya api itu tinggal."

"Maaf ya, Za," ucap Chandra.

"For what?"

Chandra bergeleng kepala seraya berkata, "Ga pa-pa, gue minta maaf aja."

"Yeee, ga jelas lu." dengus Reza yang hanya membuat Chandra tertawa lagi.

"Maaf gue ga sepenuhnya jujur sama lo, Za,"

***

Terlihat meja panjang yang sudah rapi tertata oleh banyak hidangan. Dengan dihiasi lilin - lilin dan bunga membuat suasana mewah terpancarkan pada malam hari ini. Semuanya sudah berkumpul di kediaman keluarga Bagaskara. Enam kursi yang tersedia pun sudah terisi semuanya. Tak ada alasan apapun untuk mereka berkumpul. Hanya saja bagi Papa Erlangga, mereka harus selalu menjalin hubungan yang hangat.

Orang tua Chandra dan Raya terus bergumam tentang apapun. Dari yang urusan pekerjaan, sampai masalah sosial yang terjadi pada masyarakat saat ini. Jangan tanyakan Chandra dan Raya. Mereka masih berteman dengan kebisuan sejak tadi siang. Tak ada lontaran kata manis dari bibir Chandra seperti biasa. Entahlah, Chandra bingung mengapa ia seperti ini. Padahal urusannya dengan Reza tadi siang sudah selesai, namum bibirnya seperti terkatup enggan memulai.

"Oh ya, gimana kabar Malvin, Ngga?" tanya Ayah Jef pada sahabatnya yaitu Papa Erlangga.

Dengan kepala mengangguk, Papa Erlangga berkata, "Oh, baik dia. Barusan aja abis telponan. Biasalah soal bisnis."

Malvin Bagaskara, anak sulung Erlangga dan Santika yang sekarang sedang berada di Canada. Raya belum begitu akrab dengan kakak iparnya itu, dikarenakan jarak yang memisahkan begitu jauh membuat Malvin jarang bersua dengan keluarganya. Malvin tinggal di Canada bukan perkara biasa, ia diutus sang Ayah untuk menjadi pimpinan perusahaan Bagaskara di sana. Lelaki itu sudah menikah dua tahun yang lalu dan sekarang istrinya tengah mengandung anak pertama mereka. Padatnya kesibukan membuat Malvin jarang pulang ke Indonesia. Bahkan saat pernikahan Chandra dan Raya pun ia tak datang.

"Jadi kangen abang nih Mama, udah lama kita ga kumpul. Harusnya dia malam ini juga kumpul makan malam bareng kita di sini." ujar Santika yang membuat Erlangga, suaminya itu mengusap pundak istrinya dan bergumam,

"Udah Ma, nanti kita juga pasti kumpul bareng kok. Mama tau kan abang di sana jagain istrinya yang lagi hamil."

Santika mengangguk kemudian berkata, "Hmm, iya Pa. Mama kangen aja sama mereka."

"Eh Elsa udah hamil San?" tanya Mawar pada besannya itu.

"Iya, baru 3 bulan sih." balas Santika yang kemudian netranya tertuju pada menantunya yakni Raya.

"Kamu kapan Ray?"

Raya yang sedang asyik makan seketika tersedak mendengar pertanyaan mama mertuanya itu.

"Mama yang sabar dong, kita kan masih muda." ujar Chandra sambil menyalurkan gelas berisi air putih pada Raya.

"Iya ih Mama, mereka kan masih pengen pacaran dulu. Ya kan?" Ujar Papa Erlangga.

"Maaf ya, Mama tadi cuman nanya." ucap Mama sambil menggenggam tangan Raya.

Raya hanya menggeleng dan berkata, "Ga pa-pa kok Ma,"

Makan malam berjalan dengan lancar seperti biasa. Sesekali Erlangga dan Jefran melontarkan lelucon bapak-bapak yang Chandra rasa sudah terdengar norak itu. Rasanya ia ingin kabur dari tempat ini, entah mengapa ia masih merasa canggung dengan Raya. Dan ternyata benar Chandra memutuskan untuk pergi ke toilet.

"Chandra ke toilet dulu ya," tuturnya.

Cukup lama ia berada di dalam toilet, ia akhirnya keluar. Saat Chandra membuka pintu, ia terkejut bukan main. Nyaris saja membuatnya ingin mengumpat tapi urung saat orang yang membuatnya terkejut adalah mertuanya sendiri.

"Eh Ayah mau ke toilet juga?" tanyanya sedikit gugup.

"Chandra, bisa kita bicara sebentar?" balas Ayah Jef yang entah mengapa terdengar tak seperti biasanya.

Dengan detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya, Chandra pun mengangguk dan berkata, "Boleh."

Lantas dengan segera mereka pergi ke rooftop berdua.

Sampai di atas rooftop, Ayah menyalurkan sebatang rokok pada Chandra.

"Chandra ga ngerokok, Yah," Chandra menolak dengan halus.

"Eh, kamu beda banget sama papamu ya." ujar Ayah sedikit terkekeh.

Setelah menghembuskan asap dari mulutnya, Ayah akhirnya memulai percakapan.

"Kamu baik - baik aja kan sama Raya?"

Chandra mengangguk dengan pasti, "Baik kok, Yah,"

"Syukurlah kalo begitu, Ayah sempat khawatir." ujar Ayah yang membuat Chandra menoleh penasaran.

"Khawatir kenapa, Yah?"

"Raya itu berharga bagi Ayah, dia sebenarnya rapuh."

"Maksudnya?" Chandra bertanya lagi.

Ayah lagi-lagi menghembuskan asapnya tapi setelahnya ia mematikan api pada putung rokok dan membuangnya.

"Kesuciannya dulu hampir direnggut. Dan itu menyisakan luka yang begitu dalam baginya. Ayah benci sama diri Ayah sendiri waktu itu. Dua anak ayah diperlakukan dengan keji oleh orang tak beradap."

Chandra merasa seperti ada sesuatu yang menyayat hatinya begitu keras. Jadi ini yang ingin Raya katakan dengan jujur? Gadis itu masih mencari keberanian untuk menceritakannya. Dan kini Chandra mendengar kejujuran itu sendiri dari Ayah mertuanya.

"Dulu Raya punya kakak, dia sayang banget sama kakaknya. Tapi kejadian malam itu membuat dia kehilangan kepercayaan sama lelaki manapun. Segerombolan lelaki tak beradap mengambil kesucian sekaligus nyawa orang yang amat ia sayangi." tanpa disadari air mata Ayah sudah membasahi pipinya.

Mata Chandra juga sudah mulai memburam. Kedua tangannya mengepal, ia murka dan ingin menghabisi lelaki-lelaki itu.

"Tapi Raya ga pa-pa Yah?" Chandra memberanikan diri bertanya.

"Fisiknya baik - baik aja, tapi nggak untuk mentalnya. Dulu Raya sempat gak mau lihat Ayah. Dia selalu teriak ketakutan. Dan di situ Ayah merasa gagal jadi orang tua."

Chandra mengusap pundak mertuanya berniat menenangkan.

"Terus kalo boleh tau, orang-orang itu sekarang ada dimana?" tanya Chandra.

"Ayah udah jeblosin mereka semua ke penjara, biar membusuk semuanya di penjara sampai mati." ujar Ayah dengan mengusap sisa-sisa air matanya yang sudah membasahi pipinya sedari tadi.

Kata-kata Ayah tadi membuat Chandra ingin bercerita tentang kejadian tempo hari dimana Raya ketakutan saat gelap melanda. Tapi Chandra takut, lidahnya serasa kelu saat ia ingin bercerita. Dan berakhir ia pendam dalam-dalam.

"Ayah percaya sama kamu, Chan, maka dari itu Ayah nikahkan kalian berdua." ujar Ayah sambil memegang kedua pundak Chandra.

Chandra sekarang merasa memikul tanggung jawab yang amat besar.

"Jagain Raya ya, kalau anak Ayah sampai kenapa - kenapa, Ayah gak segan-segan ngelakuin apapun itu demi anak Ayah."

Chandra mengangguk dengan pasti kemudian bergumam, "Pasti, Chandra akan selalu jaga Raya, sayangi dia sebagaimana Ayah menyayangi dia."

"Ayah pegang kata-kata kamu ya," tutur Ayah tegas.

Chandra tersenyum dan mengangguk dengan pasti. Ia berjanji pada Ayah dan dirinya sendiri, bahwa tak akan ada hal buruk yang menimpa Raya. Chandra bisa menjamin hal itu.

Bersambung...

Malvin Bagaskara
(Calon daddy nich hahaha)

Haiiii, maaf lama update 😕

Gimana guys? Bagus ga? Suka ga?

Kalo suka jangan lupa vomment ya.

Sekali lagi jika ada kesalahan tolong diperbaiki dengan kata-kata yang baik.

Hope u guys like it😉

Sekali lagi maaf banget jarang muncul :(

Pokoknya tungguin aja lah ya wkwkwk

Okay lah see u bye bye👋👋👋

With Love,
Fabitna🌻

Continue Reading

You'll Also Like

151K 25.4K 71
Lembaran demi lembaran kisah akan terisi penuh lewat setiap jejak kaki pada kenangan yang diciptakan. Kendati demikian Ghaitsa tidak begitu menikmati...
25.6K 3.5K 38
I don't care, go on and tear me apart. I'm gonna give you my heart. 🌠 school life, fiksi. giselle x mark x jihoon (fanfiction) start: 2021/12/29 end...
14.9K 1K 41
[END] Kumpulan suka-duka keseharian para anak WeGo yang random dan gado-gado "Dari pada jadi sadboy mending jadi myboy mas😎 hehe" "ABANG GAK BOLEH...
2.5M 276K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...