With You [TERBIT]

Por AloisiaTherin

6.4M 947K 254K

Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis. PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEK... Más

WY - 1
WY - 2
WY - 3
WY - 4
WY - 5
WY - 6
WY - 7
WY - 9
WY - 10
WY - 11
WY - 12
WY - 13
WY - 14
WY - 15
WY - 16
WY - 17
WY - 18
WY - 19
WY - 20
WY - 21
WY - 22
WY - 23
WY - 24
WY - 25
WY - 26
WY - 27
WY - 28
WY - 29
WY - 30
WY - 31
WY - 32
WY - 33
WY - 34
WY - 35
WY - 36
WY - 37
WY - 38
WY - 39
WY- 40
WY - 41
WY - 42
WY - 43
WY - 44
WY - 45
WY - 46
WY - 47
WY - 48
WY - 49
WY - 50 [Terakhir]
Part Malam Pertama Haidar Stella
PO - WITH YOU 😎
PO 2
Ada yang baru!

WY - 8

145K 21.7K 4K
Por AloisiaTherin

Target kali ini followers 14K ya 😚

Biar agak lama dikit lah yaw.. Jadi yg belum follow, yok buruan di follow! AloisiaTherin

3 hari loh update terus, 1000+ kata lagi.. Spoiler di tiktok juga di up terus..

Duh, sangat rajin ya Cici.. Kalian juga harus rajin vote dan komen juga ya 😚

Nama akun tiktok cici ganti @authornyacici

Ig @aloisiatherin

Haidar bangun, terduduk di atas ranjang sembari meregangkan otot-ototnya, lalu tangannya bergerak mematikan alarm yang berbunyi.

Pukul setengah empat pagi.

Ia bangun dan keluar dari kamar tamu yang ditidurinya. Iya, Haidar dan Stella belum tidur di kamar yang sama, sekalipun kecanggungan diantara keduanya tak lagi terasa.

Haidar tetap tidak ingin memaksakan kehendak Stella yang masih alergi akan kehadirannya. Biarkan Tuhan yang mengatur skenario kedekatan keduanya.

Selesai mengambil air wudhu di kamar mandi belakang, Haidar berhenti tepat di depan kamar Stella. Ia berniat mengajak istrinya sholat subuh bersama.

"Stella, sudah jam empat. Kita sholat dulu."

Haidar mengetuk pintu kamar Stella dengan ketukan pelan, tak ingin membuat istrinya marah seperti kemarin sore.

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Stella dengan pakaian seksi khasnya keluar, membuat Haidar lagi-lagi harus membuang pandangan dari istrinya.

"Apaan lagi sih, HOAMMM!!!" Stella menguap tepat di depan wajah Haidar tanpa rasa malu.

"Wudhu, kita solat subuh bersama." Ucap Haidar lembut.

"Hem. Sholat di kamar gue aja. Males gue jalan. Buang-buang tenaga aja!" Kata Stella, dengan tangan menggaruk rambutnya yang terasa gatal.

Sembari menguap, Stella berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya.

Sedangkan Haidar kmbali ke kamar tamu yang di tidurinya untuk mengambil sarung dan sajadah.

Saat Haidar sudah siap, Stella keluar dari kamar mandi dengan wajah masih setengah mengantuk, namun sudah basah oleh air yang digunakan untuk wudhu.

"Mukena kamu sudah saya taruh di atas kasur." Haidar menunjuk ke lipatan mukena berwarna putih yang terlipat rapi di ranjang Stella.

"Hm!"

Stella menata sajadah tepat di belakang Haidar. Ia memakai mukena dengan gerakan malas.

"Dah, cepetan! Surahnya gak usah panjang-panjang! Al Kautsar aja!" Ketus Stella.

Haidar mengulum bibirnya sembari mengangguk. Ia sudah berdiri, dan bersiap menjadi imam yang pertama kali untuk istrinya, Stella.

"Allahuakbar,"

***

"Assalamu ‘alaikum warohmatullah," Kepala haidar menoleh ke kanan.

"Assalamu ‘alaikum warohmatullah," Kemudian Haidar menolehkan kepalanya ke kiri.

Dan terakhir ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan yang dikatupkan.

"Salim dulu Ste— ASTAGFIRULLAH HAL ADZIM..." Haidar sampai harus beristighfar melihat kelakuan istrinya.

Lihat saja, Stella masih dalam posisi sujud, disaat Haidar sudah selesai mengimami sholat.

"Ya Allah, Stella?" Haidar mengguncang pelan pundak Stella.

Dugh!

Badan Stella terjatuh ke samping. Matanya terpejam, dan dengkuran halus terdengar.

"La haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhimi.." Ucap Haidar dengan tangan mengelus dadanya.

"Semalam tidur jam berapa, sampai sholat saja ketiduran seperti ini," Gumam Haidar.

Tak tega melihat sang istri yang hanya tidur beralaskan sajadah, Haidar perlahan menyelipkan lengannya di bawah leher dan bawah lutut. Ia menggendong Stella dalam dekapannya dengan pelan, agar tidak membangunkan istrinya.

Haidar juga menurunkan tubuh Stella dengan hati-hati ke atas ranjang. Tak lupa, ia mengganjel guling di sisi kiri tubuh Stella, supaya tidak terguling ke atas lantai.

Setelahnya Haidar menatap lekat wajah Stella yang sedang mengenakan mukena. Cantik dan bersih.

Bibir Haidar tersungging manis. "Masyallah, manis sekali istri hamba, ya Allah.."

Haidar terpana menatap kecantikan wajah Stella saat tertidur. Tidak seperti saat gadis itu tersadar, yang justru menampilkan wajah tengil dan iblisnya.

TING!

Dering notifikasi dari ponsel baru Stella yang diletakkan di atas nakas membuat kepala Haidar refleks menoleh.

Di pop up kunci layar dapat jelas ia lihat masuknya satu pesan dari kontak bernama Gaung.

Gaung 😎😳

Gue jemput ya, Stel?

Haidar menghembuskan nafas pelan. Ia menatap raut istrinya yang nampak nyenyak.

"Saya pastikan, saya adalah jodoh terbaik untuk kamu, Stella. InsyaAllah."

***

Stella terbangun ketika alarm berbunyi keras tepat di telinganya. Tubuhnya terlonjak kaget dengan mata masih setengah tertutup.

"WOILAH! Kampret!!" Stella langsung melempar alarm kecil itu ke lantai, hingga alarm itu berhenti karena terbanting.

"Siapa sih, yang naroh alarm pas di kuping gue, anjir!" Gerutu Stella sembari melepas mukena yang masih melekat di tubuhnya.

"Pasti suami prik gue nih! Dasar! Bisa-bisanya Aba nikahin gue sama cowok modelan manusia gak jelas!"

Berusaha meredam kesal, Stella memilih untuk pergi ke kamar mandi. Ia akan mandi di bawah guyuran air shower sekaligus mendinginkan otaknya yang terlanjur panas karena kelakuan Haidar.

Selesai mandi, Stella memilih baju yang pas untuk ia gunakan pergi ke kampus hari ini.

"Rok ala Korea, sama sweater rajut ini aja deh!"

Stella mengambil outfit yang ia pilih hari ini. Setelah selesai memakai pakaian, Stella ganti mencatok rambutnya menggelombang di bagian bawah.

"Liptint yang ini aja deh. Biar keliatan seksoy."

Stella mengambil liptint warna merah darah. Ia kemudian mengoleskannya di bagian dalam bibir saja.

"Nah, sip! Bedakan juga udah, bulu mata badai gue juga udah! Sip deh!"

Stella kemudian menyalakan ponsel, dan matanya melebar senang, melihat notifikasi masuk dari Gaung.

"Yes! Eh, tapi kalau gue kasih tau alamat ini, ntar kalo dia tanya ini rumah siapa, gimana dong?" Stella mulai kebingungan.

"Duh, gimana ya? Apa gue tolak aja dulu?"

Setelah menimbang beberapa lama, Stella akhirnya memutuskan untuk menolak ajakan Gaung yang berniat menjemputnya. Dari pada pria itu tau statusnya yang sudah menikah.

Stella lalu bangkit dari kursi rias dan berjalan keluar kamar. Dilihatnya Haidar yang sudah selesai berkutik dengan peralatan dapur.

"Heh! Suami prik! Maksud lo apa, naruh alarm di telinga gue?! Mau gue budeg lo?" Stella menyedekapkan tangan di dada sembari berjalan ke meja makan.

Rautnya sudah nampak masam dan judes.

Haidar menoleh sekilas ke belakang, menatap Stella sebentar, kemudian melanjutkan kegiatannya mem-plating ayam katsu. Menu masakan hari ini.

"Niatnya saya taruh meja, tapi tangan saya kesleo, akhirnya jatuh di samping telinga kamu." Ujar Haidar dengan nada tak bersalah.

"Im-po-ssi-ble. Emang lo itu prik! Gak salah gue kasih lo sebutan suami prik!" Cetus Stella dengan kejam.

"Ini, saya masak ayam katsu. Semoga kamu suka." Haidar menghidangkan ayam itu di atas meja makan.

Mata Stella justru salah fokus pada cincin putih di jari manis Haidar. Seingatnya ketika pindahan rumah kemarin, Haidar belum memakainya.

"Lo pakek cincin nikah?" Tanya Stella.

Haidar menatap cincin di tangannya. "Iya, supaya semua orang tau, saya milik kamu."

"Dih, najis lo! Sumpah!" Stella setengah geli, mendengar perkataan Haidar.

"Maaf, cincin yang saya beli untuk kamu kebesaran. Saya sewaktu beli mengukurnya dengan jari kelingking saya."

Nada suara Haidar terdengar sangat merasa bersalah.

"Halah! Sans aja! Lagian gue ogah pakek cincin nikah. Gak usah beli, gak guna, gak bakal gue pakek, juga." Ujar Stella, sembari menusuk ayam berbalut tepung di atas piring dengan garpu.

Haidar mengulum bibir seperti biasa. Ia tidak menjawab omongan Stella.

"Kamu mau ke kampus menggunakan rok sependek itu?" Haidar menunjuk rok Stella.

Stella menunduk, menatap roknya. "Hm, seksoy kan gue."

Haidar menghela nafas. "Pakai dalaman celana pendek, kan?"

"Enggak, sempak doang, mau lihat?"

Haidar membelalakan mata. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Pakai dalaman celana pendek, Stella. Saya tidak melarang kamu, tapi tolong pakai celana pendek." Titah haidar lembut.

"Ogah. Sumuk."

"Nanti cel—cel—celana da— da—"

"Sempak gue kenapa? Keliatan? Santai, sempak gue menutupi bulatan pantat gue kok!"

Haidar menghela nafas panjang. Ingin melarang, tapi bagaimanapun juga itu hak Stella.

Tugasnya disini adalah mengajak Stella untuk menjadi manusia yang lebih baik. Menuntun, menggandengnya, mengarahkannya. Bukan malah menuntut, atau bahkan mengekang seenaknya.

Bagaimanapun juga, semua orang punya hak atas hidupnya sendiri. Dan Haidar disini punya tugas untuk menuntun Stella, sekalipun Stella melangkah sepelan siput.

"Dah lah, ayo makan. Laper gue."

"Sebentar, saya ambilkan minum dulu." Haidar beranjak bangkit. Ia mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih.

Haidar kemudian berjalan menuju meja makan, dan berhenti tepat di samping Stella. Tangannya menyodorkan gelas ke sebelah piring makan stella.

"Ya Allah,—"

Haidar menyebut, ketika gelas yang di pegangnya oleng dan airnya menumpahi beberapa bagian rok yang di pakai Stella.

"Anjing! Gimana sih lo!!" Umpat Stella dengan raut marah.

"Astagfirullah, maaf. Saya sengaja." Kata Haidar dengan raut tak bersalah.

"HAIDAR!! DASAR SUAMI PRIK!" Pekik Stella sekencang-kencangnya.

Bagaimana chapter ini?

Jangan lupa ramaikan ya! Chapter kmaren ramai, seneng deh 🥰

Ehm, udah mulai ngeh sama sifat asli Haidar?

Jail bet ya haidar 😂

Yok, ramaikan lagi chapter ini yok!

Enaknya yang jadi sadboy si Gaung apa Haidar ya 😎

Spam komen Next disini

Spam komen Lanjut disini

Spam komen Haidar disini

Spam komen Stella disini!

Seguir leyendo

También te gustarán

99.9K 12.6K 52
Follow akun wp author terlebih dahulu❤ Cover by; @Lhansaaat_ [Revisi setelah end] Bulan di tinggalkan oleh orang tuanya semenjak ia bayi. Bulan di t...
6.5M 350K 45
[Tersedia di toko buku terdekat. Beberapa part sudah dihapus] Fani membenci Reihan Nathaniel setengah mati. Cowok playboy yang selalu menjadi most wa...
1K 121 31
Bagaskara Pradipta terjerat pesona gadis cantik Kyra Anindira, Pindahan dari kampung membuat pria kelahiran Solo tersebut selalu mendapat bully-an--d...
1.9M 97.6K 52
[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dadanya, merasakan detak jantung yang berge...