Bastard Obsession

By penulis12

911K 61.5K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 15

20.7K 1.3K 126
By penulis12

"Apa kau tidak ingin aku antar pulang saja? Ini sudah hampir malam."

Alicia tersenyum sopan lalu melambaikan tangan nya membuat Lionel menyerah dan menancap gas mobilnya keluar dari gerbang kampus nya. Alicia menatap mobil hitam yang melesat membelah jalanan kota itu dengan tatapan yang tidak bisa di mengerti, ia berjalan menuju ujung jalan hingga pada halte bus yang berada tidak jauh dari kampus nya.

Tangannya merogoh saku jaketnya, mengambil benda pipih yang sengaja sejak tadi ia matikan. Ia menekan lama tombol di samping ponselnya hingga layar nya mulai menyala dan menampilkan puluhan notifikasi dari satu aplikasi yang sama.

Dimana kau?
14.30

Alicia jawab telepon ku!
15.50

Kau sudah berani mematikan ponsel mu?
16.45

Sudah jam berapa ini? Apa kau sengaja membuat ku marah?
17.25

Jangan memaksa ku untuk melakukan hal di luar batas lagi Alicia.
17.40

Apa kau ingin mati?
17.50

Alicia memejamkan matanya saat membaca pesan terakhir yang di kirim Kenzie sepuluh menit yang lalu. Hatinya memanas menahan rasa sesak di dadanya, kenapa rasanya sangat menyakitkan membaca semua pesan yang di kirimkan pria itu. Alicia mengusap kasar air matanya yang mulai mengalir di matanya, ia mematikan kembali data ponselnya dan memasukkan nya kedalam tasnya.

Ia berjalan mengikuti arah trotoar jalan, tidak memiliki tempat tujuan. Kebingungan layaknya anak jalanan yang tidak tahu arah pulang.

Bukan kah memang sudah seharusnya ia tinggal di jalanan sejak dulu? Mungkin jika ia tidak menginjak kaki di tempat itu sepuluh tahun yang lalu ia mungkin akan menjadi gelandangan di jalanan, tapi mungkin bedanya ia masih bisa merasa bahagia dan bebas.

"Permisi kak, tolong beli bunganya satu saja, bunganya sangat cantik."

Alicia menatap seorang gadis kecil yang menarik ujung bajunya, dia membawa beberapa tangkai bunga mawar di keranjang nya. Alicia tersenyum lembut menyejajarkan tinggi nya dengan anak kecil yang ia tebak umurnya masih berusia delapan tahun, masih sangat muda untuk bekerja sampai malam hari seperti ini.

"Berapa harga nya manis?" Tanya Alicia lembut.

"Satu tangkai nya hanya dua ribu kak, bunganya sangat pas untuk kakak yang cantik."

Alicia tertawa kecil, ia mengusap lembut pipi gadis kecil itu yang sangat dingin, ia baru menyadari bahwa gadis kecil itu hanya menggunakan sweter tipis dan celana bahan yang sudah kusam.

Tapi walaupun begitu gadis itu masih tersenyum lebar tanpa sedikitpun beban di wajahnya.

"Pipi mu sangat dingin, apa kau tidak kedinginan?" Tanya Alicia terkejut.

Gadis itu menggeleng kan kepalanya.

"Tidak, aku sudah bekerja sejak tadi pagi itu membuat tubuh ku berkeringat dan tetap hangat," jawaban yang sederhana tapi sangat menyayat hati Alicia.

Alicia melepas jaket dan syalnya lalu memakaikan pada tubuh gadis kecil itu, berusaha membuat tubuh nya tetap hangat.

"Pakai ini ya, kamu tidak boleh sampai kedinginan mengerti?"

Gadis kecil itu tersenyum lebar sambil memberikan satu tangkai mawar kepada Alicia. "Terimakasih kakak sangat baik."

Alicia mengerjakan matanya, menarik tangan gadis kecil itu dan memberikan pelukan hangat padanya.

"Aku akan membeli semua bunga mu," ucap Alicia sambil melepaskan pelukannya.

Ia baru saja akan mengeluarkan dompetnya tapi tangan kecil itu menahan tangan nya menggeleng kan kepalanya.

"Tidak perlu kak, aku tahu maka tidak butuh semua bunga ini. Cukup satu tangkai saja tolong."

"Kenapa? Akan lebih baik jika cepat habis bukan?"

Gadis itu menggeleng kan kepalanya. "Ibu memetik bunga di pagi hari hingga tak jarang tangan nya terluka, aku ingin menjual bunga ini karena orang menyukai nya bukan karena mereka merasa kasihan kepada ku, ibu bilang jangan hidup dari belas kasih orang lain tapi hidup lah dengan hasil kerja keras mu sendiri."

Alicia terdiam mendengar perkataan gadis itu yang terbilang sangat dewasa, walaupun umurnya masih kecil tapi pola pikir nya jauh lebih baik di banding kan orang dewasa pada umumnya. Ia merasa sangat terpukau sekaligus malu, ia malu karena gadis sekecil ini bisa berjuang untuk hidup nya, sedang kan dia? Ia sejak kecil hidup dari belas kasih keluarga Martinez, ia tidak pernah memperjuangkan hidupnya selain menunggu belas kasih lainnya.

"Baiklah. Ini, dua ribu kan?" Alicia memberikan selembar uang dan mengambil satu tangkai bunga yang di berikan.

"Terimakasih, semoga kakak bahagia selalu."

Alicia menatap punggung kecil yang berjalan menjauh dari nya, gadis itu berjalan dengan sangat bersemangat mendatangi setiap orang yang lewat, walaupun tidak jarang respon yang di berikan orang orang itu sangat menyakitkan.

"Aku harap...bisa mengulang semuanya."

-------

"Kenapa ia hanya membaca pesan ku?" Kenzie menggeram kesal melihat dua centang dalam pesan nya yang berarti pesannya sudah di baca oleh Alicia, tapi walau begitu gadis itu tidak membalas satupun pesannya.

Dan dengan sengaja dia mematikan ponselnya membuat nya tidak bisa melacak keberadaan nya.

"Apa kau sudah menemukan nya?" Tanya Kenzie pada salah satu bodyguard nya.

"Maaf tuan—"

PRAK

Kenzie melempar gelas di tangan nya tepat di samping kepala anak buahnya itu, ia menarik kerah baju pria di depannya nya dengan kasar.

"Temukan dia jika kau masih mau hidup." Ucap Kenzie tajam.

"Ba-baik tuan!"

Kenzie mendorong tubuh pria itu lalu menggebrak meja kerjanya dengan tangan yang mengepal kuat.

Tokk...tokk..tok..

Suara ketukan di pintu kerjanya membuat matanya melirik sinis, di belakang sana Samuel berjalan memasuki ruangan dengan wajah datar seperti biasanya, di tangan nya terdapat beberapa Poto cctv dari kampus Alicia yang baru dia dapat kan.

"Saya menemukan nona Alicia tuan," ucap Samuel langsung membuat Kenzie berbalik dan berjalan dengan cepat ke arah pria itu.

"Dimana?" Tanya Kenzie tak sabaran.

"Nona Alicia terakhir terlihat di kampus nya Liam belas menit yang lalu,"

"Dia masih di kampus? Bukan nya kau bilang dia tidak ada di sana tadi siang,"

Samuel memberikan foto cctv yang menunjukkan area ruang UKS kampus beberapa jam lalu.

"Nona Alicia berada di ruang UKS tuan, tapi sepertinya nya dia tidak sendirian," ucap Samuel membuat Kenzie mengerutkan dahinya.

Ia mengambil kasar foto cctv yang di bawa Samuel dan melihat satu persatu gambar di tangan nya.

Suara geretukan antara kedua rahang Kenzie terdengar dengan sangat jelas, rahang pria itu mengeras dengan tatapan tajam yang menatap intens pada seorang wanita di dalam foto itu.

"Beraninya dia menyentuh milik ku," geram Kenzie saat melihat Lionel yang mengusap lembut pipi Alicia yang di penuhi air mata.

"Sudah ku bilang bukan," Kenzie menjeda perkataannya, menatap dingin kearah Samuel.

"Pria itu memang pantas mati sejak aku memerintahkan nya."

"Maaf tuan tapi—"

DOR!

Kenzie menarik pelatuk nya tepat mengenai tangan Samuel, bukan luka besar karena ia sengaja hanya membuat peluru nya menggores tangan Samuel, tangan pria itu mengeluarkan banyak darah tapi hal itu tidak membuat nya panik.

Hal seperti ini sudah menjadi hal biasa jika kau bekerja untuk keluarga yang di kenal tanpa belas kasih.

Kenzie melempar senjata nya dan berjalan ke arah Samuel, tangannya menekan luka tembak kan di tangan Samuel membuat pria itu sedikit meringis walau wajahnya kembali datar dalam beberapa detik.

"Bawa pria itu pada ku, sekarang."




To be continued
-----------------------

Haii semua nya terimakasih yang sudah selalu meninggalkan jejak vote and comment. Jangan lupa follow Instagram aku yaa aurajuliana__ , kita next chapter kalo udah pada follow dan comment yaa.

Thank you.
Salam penulis12

Continue Reading

You'll Also Like

536K 4.3K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
608K 55.1K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
304K 29.8K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.4M 109K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...