Three Little Words

By armelitaptr_

252K 12.6K 426

Caca mencintai Marel, tapi Marel tidak tahu dan tidak akan pernah mengetahui hal itu. Sebab bagi Marel, Caca... More

- Prolog -
Bab 1 : Karisa alias Caca
Bab 2 : Dilan si Sepupu
Bab 3 : Kebun Stroberi dan Mas Marel
Bab 4 : Guyonan Luka
Bab 5 : Perjalanan Bus
Bab 6 : Ilon si Kucing Gembul
Bab 7 : Suddenly
Bab 8 : Ternyata Benar
Bab 9 : Kina Birthday Party
Bab 10 : Berita
Bab 11 : Harus Diapakan?
Bab 12 : Lamaran Anin Marel
Bab 13 : Nggak Dulu
Bab 14 : Persiapan
Bab 15 : Tidur Lagi
Bab 17 : Perkemahan
Bab 18 : Balasan Caca
Bab 19 : Next Game
Bab 20 : Ada Apa?
Bab 21 : Langit Penuh Bintang
Bab 22 : Gak Sengaja
Bab 23 : Bulutangkis
Bab 24 : Jurit Malam
Bab 25 : Dinamika Rasa
Bab 26 : Keseleo
Bab 27 : Salah Paham
Bab 28 : Tebak Kata
Bab 29 : Hana dan El
Bab 30 : Titipan Caca
Bab 31 : Pulang ke Rumah
Bab 32 : Penyusup
Bab 33 : Kukis Caca
Bab 34 : Lari Pagi
Bab 35 : Dilan si Kompor
Bab 36 : Semestinya
Bab 37 : Aku Ada Dipihakmu
Bab 38 : Deja Vu
Bab 39 : Janji El
Bab 40 : Perbaiki Yang Lebur
Bab 41 : Tanggung Jawab Untuk Ketentraman Diri
Bab 42 : Cinta Yang Salah
Bab 43 : Mimpi Caca
Bab 44 : Menikah
Bab 45 : Malam Mencekam
Bab 46 : Pahlawan Caca
Bab 47 : Antara Zafran dan Tirta
Bab 48 : Melepaskan

Bab 16 : Zafran

6K 285 3
By armelitaptr_

Mulai hari ini sampai ini end bakalan update setiap Sabtu dan Minggu ya:)

Happy Reading ❤️

16. Zafran

Caca merasakan silau dari sinar matahari yang masuk melalui jendela mobil, dia mengucek-ucek matanya yang masih terlalu berat untuk dibuka. Merenggangkan otot-ototnya sembari menguap kecil.

"Sudah puas tidurnya?" ujar Zafran yang masih menunggu Caca terbangun diatas mobil. Laki-laki itu berdiri melipat kedua tangannya.

Caca awalnya kaget sekali, tapi sedetik kemudian dia tersadar kalau wajah laki-laki ini tidak asing untuknya.

"Cepat turun, tiga menit lagi upacara pembukaan," ucap Zafran sembari turun meninggalkan Caca yang kepalang panik. Dia buru-buru membawa turun barang-barangnya dan berlari menuju lapangan.

Acara dimulai dengan upacara. Karena terlambat Caca jadi harus berdiri dibarisan paling belakang. Pemimpin upacara memimpin seluruh barisan, dilanjutkan dengan pengibaran bendera, dan disusul amanat dari beberapa jajaran orang penting di kampus.

Setelah itu upacara selesai, para peserta dibubarkan dan di beri waktu untuk mempersiapkan tenda masing-masing.

Diantara yang lain, Caca yang paling jago kalau masalah memasang tenda. Bukan apa-apa, dulu Caca itu anggota Pramuka dari SMP sampai SMA. Jadi urusan seperti ini sudah makanan hariannya.

Caca mengikat tiap tali tenda ke patok yang dia tancapkan ke tanah dengan jarak yang sudah Caca perkirakan. Tak lama tenda milik Caca berdiri dengan kokoh, satu-satunya yang berdiri lebih dulu.

"Nggak sia-sia masuk kelompok yang isinya mantan anak Pramuka," ujar Anna.

"Jagoan gue nih bos!" sahut Kana.

"Buruan masukin tas Lo pada, terus kita laporan ke panitia buat ambil angket susunan kelompoknya," kata Caca.

"Bentar-bentar, gimana kalau Caca sama Olla aja yang kesana?" ide Kana.

"Bisa bener ye lu, yaudah gas aja lah Ca, gue mau liat juga panitia kita ada yang cakep apa kagak," kata Olla yang dibalas anggukan kepala Caca.

Keduanya berjalan menuju pendopo yang dijadikan titik pusat dari perkemahan mereka. Biasanya disana dijadikan tempat para panitia stand by dan menjadi tempat bertanya para peserta.

"Siang kak, tenda saya sudah selesai di dirikan. Mau minta angket susunan kelompoknya, kak," ujar Caca.

"Oh iya, sebentar ya lagi diambil di bus sama ketuplaknya."

"Oke kak."

Caca dan Olla berdiri bersandar di pilar pendopo menunggu angketnya tiba.

"Ca, Lo tadi naik mobil mana? Kan mobil kita udah jalan sebelum Lo dateng," tanya Olla.

"Naik mobil panitia."

"Anjir, serius Lo?"

"Dua rius, Lo tau nggak pas gue bangun masa ada yang-," cerita Caca terhenti saat Kowad yang mereka mintai angket memanggil Caca dan Olla.

"Dek!" panggilnya.

Caca dan Olla menengok ke arah perempuan berseragam loreng itu yang berdiri berhadapan dengan laki-laki berseragam tentara yang tak asing lagi bagi Caca. Olla menarik Caca agar menghampiri Kowad itu.

"Ini angketnya, kalian isinya mau disini atau di tenda?" tanyanya.

"Disini aja kak," jawab Olla.

"Ca, di tenda aja," protes Caca dengan pelan.

"Disini aja, mager bolak balik Ca."

Caca melirik dengan canggung laki-laki yang ada di depan kowad tadi, dia adalah Zafran.

"Kak, ada pulpen kan?" tanya Olla pada si Kowad.

"Ada kok, nih."

"Pinjem ya kak."

"Iya dek."

"Ca, Lo yang isi ya."

Caca berdecak, dia mau tidak mau mengikuti apa yang Olla putuskan. Dia duduk ke lantai pendopo lalu menuliskan semua kolom di angket itu.

"Ketuanya Lo aja," kata Olla.

"Kok gue sih, Lo aja lah!"

"Dih, tahun lalu juga Lo, Ca."

"Ck, yaudah deh."

Caca menyelesaikan angketnya, dia memberikannya pada si Kowad tadi yang masih berbincang dengan Zafran.

"Kak, ini angketnya," ujar Caca memberikan kertas angketnya.

"Oh iya, kalau begitu salah satu dari kalian ikut Kakak ini ya, soalnya mau pembagian makan siang."

"La, Lo aja gih," suruh Caca.

"Dih Lo lah, kan Lo ketua."

"Ck, La Lo aja deh."

"Lo kenapa sih? Kok kayak takut gitu sih?"

"Nggak apa cuma nggak mau aja."

"Aneh Lo, udah sana Lo aja." Alih-alih tetap disamping Caca, Olla malah kabur meninggalkan Caca yang mengutuk Olla dalam hatinya.

"Ayo." Suara berat Zafran membuat Caca makin takut. Dia jalan meninggalkan Caca lebih dulu, lalu disusul Caca yang mengekor dibelakang tubuh tinggi besar Zafran.

***

Caca berdiri dibarisan beberapa mahasiswa lainnya. Sepertinya memang benar yang bertugas mengambil bahan makanan untuk siang ini adalah para ketua kelompok, soalnya wajah-wajahnya sangat tak asing bagi Caca.

"Loh, Lo ketua lagi?" ujar Faye. Salah satu manusia yang sangat Caca hindari karena selalu membuatnya naik pitam setiap bertemu.

Malas menjawab, Caca hanya mendiami Faye. Merasa tak di hiraukan, Faye mencari akal untuk membuat Caca meresponnya dengan kekesalan ciri khas gadis itu.

Saat giliran Caca mengambil kantung bahan makanan untuk kelompoknya, Faye menyerobotnya dan mengambil giliran Caca dengan wajah sumringahnya.

"Thank you, Kak!" ujarnya pada Kakak panitia yang bertugas memberikan bahan makanan. Caca yang merasa diserobot sebenarnya tidak terima, dia ingin sekali mengomel dan bahkan menjambak Faye si banyak tingkah itu. Tapi Caca berpikir ulang, dia tidak mau berulah di hari pertama perkemahan ini. Setidaknya hari pertama harus baik-baik saja, hari selanjutnya Caca tidak bisa pastikan Faye akan selamat.

Zafran yang berada di pojok sana hanya menatap Caca dengan wajah datarnya, dia berdiri dengan membawa daftar kelompok yang akan menerima bahan makanan untuk hari ini.

Usai mengambil haknya, Caca berjalan menuju tendanya sembari menenteng kantung bahan makanan kelompoknya. Dengan kekesalan yang menumpuk dia memberikan kantung itu ke teman-temannya yang sudah persiapan masak.

"Kenapa muka Lo di tekuk gitu?" tanya Kana.

"Si Faye jadi ketua lagi."

"Oh, pasti Lo di buat kesel ya sama dia?"

"Menurut Lo? Itu manusia kayaknya kalau nggak ganggu gue tuh kayak nggak afdol. Gondok banget gue!"

Kana terkekeh, "Sabar, Ca. Nanti kalau dia berulah lagi kan Lo bisa bales, nggak usah ragu-ragu."

"Nggak Lo kasih tau juga gue udah pikirin banyak cara buat bales itu orang, tinggal tunggu waktunya aja."

Kana menggelengkan kepalanya, dia lalu lanjut membuka beberapa bahan makanan yang Caca bawa.

Bersambung...

***

Continue Reading

You'll Also Like

143K 12.9K 35
Kenny Andriani, usia 30 tahun, seorang amatiran youtuber dan food blogger yang sering di panggil ahjumma oleh teman-teman adiknya, mengunjungi Korea...
6K 410 9
Jadi gimana kalau Ateez udah punya anak? MATZ - WOOSAN - YUNGI - JONGSANG ⚠️⚠️⚠️ 1.BOYS LOVE!!! 2.MEPREG!!
1.5M 102K 39
Hanya sebuah cerita pesakitan dari dua entitas berwujud manusia. Mereka adalah Arshadara Bilqis dan Khalifah Fil Ardhi, dua insan yang bersatu dalam...
6.4M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...