The Hidden [SUDAH TERBIT]

Por garingkriukkress23

25.8M 2.7M 453K

Bab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️ ________________________________... Más

Prolog
TH | 01
TH | 02
TH | 03
TH | 04
TH | 05
TH | 06
TH | 07
TH | 08
TH | 09
TH | 10
TH | 11
TH | 12
TH | 13
TH | 14
TH | 15
TH | 16
TH | 17
TH | 18
TH | 19
TH | 20
TH | 21
TH | 22
TH | 23
TH | 24
TH | 25
TH | 26
TH | 28
TH | 29
TH | 30
TH | 31
TH | 32
TH | 33
TH | 34
TH | 35
TH | 36
TH | 37
TH | 38
TH | 39
TH | 40
TH | 41
TH | 42
TH | 43
TH | 44
TH | 45
Raya-Gibran
HALOWWW
🫐Blueberry World🫐
KABAR GEMBIRA
27 JUNI 2023, PUKUL 15 WIB❤️‍🔥
VOTE COVER
Reveal paket
HARI INI! 27 JUNI! 15.00 WIB!
Special Offer✨
Our Secret
Loreng & Putih terbit??
29 MARET 2024

TH | 27

516K 60K 6.9K
Por garingkriukkress23


*****




Perasaan Dira masih sangat kacau, sungguh. Bahkan gadis itu tidak pulang ke ndalem. Balik ke asrama hanya mengambil keperluan mandinya serta mukena. Saat sholat di masjid pun Dira lebih memilih shaf paling belakang dan paling pojok.

Hingga malam seperti ini yang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Dira tidak kembali. Setelah sholat isya, gadis itu memilih untuk duduk di saung dekat asrama.

Dira hanya melamun dengan pikiran yang sangat kacau. Hanya malam yang semakin larut serta suara jangkrik yang menemani kesendirian Dira.

Di lain tempat, Abi kelimpungan sendiri karena tidak menemukan istrinya di kamar. Bahkan ia sudah mencari di seisi ndalem juga tidak ia temukan.

"Loh? Mas?" Umma Hafsah sedikit terkejut saat ia baru keluar kamar untuk ke dapur mengambil minum, dan melihat anak sulungnya tengah mondar-mandir dengan wajah yang menampakkan kekhawatiran.

"Kamu belum tidur?" Tanya wanita itu.

"Dira belum pulang, Umma. Abi udah cari di asrama tapi kata temen sekamarnya, Dira nggak ada. Abi khawatir sama Dira." Ujar Abi.

"Ya Allah. Emang istrimu ndak bilang mau pergi kemana?" Umma Hafsah turut panik jadinya.

Abi menggeleng, "Dira perginya dari siang. Tapi sampe sekarang nggak balik-balik."

"Kalian habis berantem tadi apa gimana?"

"Nggak kok, Umma. Kita nggak lagi berantem."

"Oalah, ya udah, kamu cari istrimu sampe ketemu. Di masjid, di taman, pokoknya cek di setiap sudut pesantren. Kalo perlu luar pesantren juga. Siapa tau istrimu tadi keluar terus nyasar. Kamu ajak Bilal juga buat cari Dira." Titah Umma Hafsah yang langsung diangguki oleh Abi.

Laki-laki itu segera memanggil Bilal, dan laki-laki itu keluar dari kamar dengan wajah mengantuknya, "Tolong bantuin Mas cari Dira, Bil."

Setelah dijelaskan karena kebingungan Bilal, akhirnya mereka berdua keluar dan langsung mencari keberadaan Dira.

"Bilal kamu cari di luar pesantren coba. Mas biar cari di dalam." Kata Abi yang langsung diangguki oleh Bilal.

Keduanya lalu berpisah. Bilal yang keluar, dan Abi yang mencari di dalam pesantren.

"Jangan bikin saya khawatir, Dira." Gumam Abi yang sama sekali tak dapat menahan rasa khawatirnya pada sang istri.

Hingga 20 menit kemudian, Abi masih belum menemukan Dira, dan kini ia akan menuju taman dekat asrama putri, karena tempat cukup jauh berada di belakang, makanya ia akan mencoba menelisik di tempat itu.

"Nadira!" Panggilnya.

Meski tak terlalu keras, namu suara Abi cukup terdengar hingga telinga Dira yang masih pada posisinya karena suasananya yang sepi.

"Mas Abi." Gumam gadis itu yang langsung mengenali suara Abi.

"Nadira!" Suara Abi semakin dekat dengan Dira.

Dan gadis itu turun dari saung mencari darimana suara itu berasal.

Dan netranya bertemu dengan Abi yang langsung menghentikan langkahnya begitu melihat gadis itu yang berdiri 10 meter di depannya.

Bahu Abi melemas dan helaan nafas lega ia keluarkan. Laki-laki itu segera menghampiri istrinya.

Abi merengkuh wajah Dira, menatap wajah itu yang basah oleh air mata, "Mas khawatir sama kamu." Ujar Abi lirih mengecup kening Dira, lalu memeluknya dengan erat.

Dira memejamkan matanya dan ia kembali menangis, lalu ia membalas dekapan Abi tak kalah eratnya.

"Kenapa nangis, hm? Ada yang sakit? Ngomong sama Mas, mana yang sakit?" Tanya Abi sambil melepas dekapannya, meneliti tubuh istrinya tersebut dengan raut wajah khawatir.

Dira menggeleng pelan dengan nafas yang tersendat-sendat dan dada yang naik turun. "K-kak Raya,  di-dia, hiks... D-dia-- hiks..."

"Sssstt, udah-udah." Kata Abi sambil kembali mendekap Dira, mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

"Ceritanya nanti aja. Sekarang kita pulang, udah malem." Tutur laki-laki itu yang diangguki oleh Dira.

Akhirnya kedua orang itu kembali ke ndalem, dengan Abi yang menggendong Dira di punggungnya. Tak lupa ia mengabari Bilal jika Dira sudah ketemu.





🍒🍒🍒





Abi langsung mendudukkan Dira di atas ranjang. Ia sedikit membungkuk untuk menatap wajah gadis itu yang menunduk, lalu mengangkat dagu Dira agar mendongak menatapnya.

"Mau makan apa? Nadira belum makan, kan?" Tanya Abi.

Dira tak menjawab. Matanya masih berkaca-kaca dan bibirnya masih bergetar, "Nggak mau cerita sekarang nggak papa. Sekarang makan dulu, ya?" Ujar Abi lagi.

Gadis itu menggeleng, "Nggak laper." Jawabnya dengan suara parau.

"Terus sekarang maunya apa? Mau minum?"

Dira kembali menggeleng dan malah kembali menangis, "Jangan nangis dong. Mas nggak suka liat kamu nangis gini." Kata Abi sambil mengusap pipi tembam Dira yang banjir air mata.

Gadis itu melingkarkan tangannya leher Abi, dan Abi pun menepuk-nepuk kepala serta punggung Dira, "Ya udah, nangis aja nggak papa. Tumpahin semuanya. Tapi abis itu udah nggak boleh nangis lagi." Tutur laki-laki itu yang kini duduk di sebelah Dira.

Hingga beberapa menit kemudian, tangisan Dira mulai mereda. Hanya menyisakan isakan kecil saja.

"Udah?" Tanya Abi dan Dira mengangguk layaknya anak kecil.

"Sekarang makan. Mau makan pake apa? Mas masakin."

Dira menggeleng dengan pipi yang masih menempel pada dada bidang suaminya tersebut.

Abi menghela nafas panjang sambil mengusap kepala Dira yang masih tertutup kerudung, "Ya udah, sekarang tidur aja."

Dira menurut dan merangkak naik ke ranjang. Abi membantu melepaskan hijab gadis itu dan menaikkan selimut ketika Dira sudah berbaring. Lalu ia juga ikut berbaring di samping gadisnya itu.

Abi bergerak mendekat dan merengkuh tubuh mungil Dira, meletakkan dagunya pada kepala gadis itu. Tangannya pun bergerak menepuk-nepuk punggung istrinya tersebut.

"Kak Raya marah sama aku." Celetuk Dira setelah beberapa menit mereka saling diam.

"Aku harus gimana? Kak Raya nggak mau ketemu sama aku lagi." Lanjutnya dengan suara yang kembali bergetar.

"Nggak usah cerita kalo ujung-ujungnya nangis." Cetus Abi.

Dira mendongak menatap suaminya dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

Abi pun membalas tatapan gadis itu, "Mas nggak mau dengerin Dira cerita kalo Dira nangis."

Dira mengangguk dan mengatur perasaannya sendiri agar tidak kembali menangis. Akhirnya Dira menceritakan tentang pertengkarannya dengan Raya tadi siang.

Abi menghela nafas pelan dan tersenyum, "Kakak kamu cepat atau lambat pasti bisa terima. Sekarang dia cuma butuh waktu buat nenangin dirinya. Kakak kamu sayang sama kamu, dia nggak mungkin marah lama-lama sama kamu. Kamu tenang aja." Ujar Abi lembut sambil membelai surai panjang Dira.

"Kalo nggak gimana? Aku nggak mau dibenci sama Kak Raya."

"Kamu nggak salah. Kamu nggak tau apa-apa di sini. Kakak kamu orang yang baik, pintar, dia juga orang yang paham sama peraturan agama, jadi kamu tenang aja, ya?" Balas laki-laki itu.

"Mana Dira yang dulu? Yang katanya anti nangis? Yang waktu itu berantem sama santri sampe nampar pipinya? Mana coba?" Canda Abi menghibur Dira agar tidak sedih lagi sambil mencubit hidung gadis itu.

"Sedih boleh, tapi jangan berlarut-larut, oke?" Dira mengangguk paham.

Abi tersenyum simpul lalu mengecup kedua mata Dira yang sembab, dan yang terakhir keningnya. Abi mencium kening Dira lama dengan sayang, "Jangan sedih Nadira. Mas ngerasa gagal jadi suami kalo liat istrinya sedih."

Tenang. Itu lah perasaan Dira sekarang. Dira merasa jauh lebih tenang setelah bercerita pada Abi. Dira merasa jauh lebih tenang mendengar suara lembut Abi. Dira merasa jauh lebih tenang setelah Abi memeluknya. Dan Dira merasa jauh lebih tenang setelah Abi menciumnya.

Dira merasa beruntung memiliki suami seperti Abi. Yang selalu mengerti perasaannya, yang selalu mengkhawatirkannya, dan selalu bisa membuatnya tenang.

*****




JANGAN LUPA SPAM CERINYA 🍒🍒🍒

Sekian, terima vote








Seguir leyendo

También te gustarán

NAYRA Por mrvlia_

Novela Juvenil

1.5K 96 10
Rayhan Domani Putra seorang cool boy atau patung hidup yang tak sengaja menabrak seorang gadis yang membawa banyaknya jumlah buku hingga menutupi waj...
5.6M 376K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
3.5K 304 41
Fiksi remaja yang mengangkat kisah cinta di sekolah. Seorang gadis yang baru saja merasakan putus cinta. Kisah percintaan pertamanya memberikan kesan...
795K 11.8K 4
"Kok mirip?" "Kalau dilihat-lihat, kalian ada kemiripan di paras ya?" "Lo mirip banget sama cowok itu!" "Lo ngerasa mirip nggak sih sama dia?" "Senyu...