Selamat membaca teman-teman 🤗
¥¥¥¥¥¥
Hera terus saja bergumam tidak jelas, sambil menatap horor Silas yang sedang santai ikut sarapan di kediamannya. Tentu saja bersama Jake. Mereka berdua memang sudah seperti kutil yang selalu menempel kemanapun dirinya pergi.
"Kapan kalian kembali ke Seatland?" tanya Hera, Brian langsung melotot.
"Hera, tidak baik berbicara di meja makan. Bicarakan itu nanti." Tegur Brian.
"Aku akan kembali bersamamu." Jawab Silas enteng dengan wajah datarnya. "Karena kita akan segera menikah."
Brian menghela napas berat, berpikir bagaimana cara menegur seorang pangeran kejam, yang sayangnya sebentar lagi juga akan jadi menantunya.
"Hm, itu juga jika aku tak kabur." Hera berkata pelan, yang dapat di dengar semua orang. Brian sontak menatap Hera kaget.
Hera terkekeh. "Hahaha tidak tidak, aku tidak kabur, tenang saja ayah, calm down. Aku akan tetap menikah dengan Silas." Brian mengusap dadanya, lega.
Di lain sisi, Silas malah tampak menatap Hera dingin. Tanpa aba-aba pria itu langsung meninggalkan ruang makan, dengan di ikuti Damian yang sedang berdiri di depan pintu masuk.
"Lihatlah, si goblok itu ternyata kesal dengan perkataan mu, Hera." Celutuk Jake sambil memandang kakaknya yang pergi.
Hera mengedihkan bahunya, menaruh sendoknya. Berdiri dari duduknya, membungkukkan tubuhnya hormat di depan Brian.
"Ayah, aku juga sudah selesai. Aku akan kembali ke kamar." Pamit Hera, Brian balas mengangguk.
Jake juga ikut berdiri dari duduknya, membungkuk dengan cepat di depan Brian.
"Ayah Brian, Jake juga akan pergi menyusul suhu! terimakasih untuk sarapan yang sangat enak." Pamit Jake langsung lari mengejar Hera.
Brian menggelengkan kepalanya, pandangannya beralih pada Nicholas yang tengah diam, melamun, dan tampak murung.
"Nicholas, ada apa denganmu?" Tanya Brian. Nicholas terkesiap mengangkat kepalanya dan menggeleng pelan.
"Tidak apa ayah, aku hanya merasa lelah beberapa hari ini." Jawabnya, Brian mengangguk paham. Mungkin karena pekerjaan Nicholas di kerajaan sangat banyak. Mengingat setiap waktu dia harus membantu Raja Estefan.
"Ayah harap kau selalu jaga kesehatan Nic." Pesan Brian, Nicholas tersenyum simpul dan mengangguk.
_________
BRAK
"Hm, para setan itu tidak akan bisa masuk lagi ke kamar ini!" ucap Hera mengunci pintu kamarnya dengan cepat.
"HERAA!!"
Untung aku sudah menguncinya
"KENAPA KAU MENGUNCI PINTU KAMARMU?!!!" Teriak Jake keras, di depan pintu. Berusaha membukanya.
Hera tertawa. "TIDAK MELAYANI TAMU JENIS SETAN HARI INI!"
"SUHU APA SALAHKU?!!"
"BANYAK, LEBIH BAIK KAU PERGI DARI KAMARKU!!" Sahut Hera berteriak.
"Ayolah suhu, aku ingin kau memberikan ilmu lagi padaku." Jake memberengut.
"JIKA KAU TIDAK PERGI, MAKA AKU TIDAK AKAN MEMBERIKAN ILMU APAPUN PADAMU!" Tekan Hera.
Jake sontak melotot. "Akhh baiklah, aku akan pergi. Tapi kau harus berjanji mengajariku nanti!"
"YAAA SEKARANG PERGILAH!!
Jake langsung pergi dengan wajah tertekuk, karena dia belum berhasil mendapatkan ilmu dari Hera lagi.
"Huh, akhirnya dia sudah pergi" ucap Hera, cepat-cepat berjalan ke arah nakas.
Menggesernya perlahan, berjongkok. Membuka sebuah pintu rahasia yang hanya diketahui oleh Cecil dan dirinya seorang. Dengan hati-hati Hera masuk, menuruni tangga kecil yang menghubungkan ke ruangan bawah.
Hera menaruh tangannya di pinggul, memindai sekeliling. Bersiap menghitung kekayaan seorang Hera Hermione yang melimpah ruah dan pastinya tersimpan rapat.
"Jika dihitung-hitung, kekayaannya sekitar sepuluh karung emas dan tiga karung perak, lalu---" Hera mengambil sebuah buku kecil, yang ada di atas sebuah meja.
'Buku Harian Hera'
"Hm, bersalah kah aku jika membukanya?" Gumam Hera bingung.
"Ahh sudahlah tidak apa Hera, judulnya kan juga namamu. Maka boleh dibuka!" Soraknya, membuka buku kecil itu senyum senang.
"Coba kita lihat apa yang ditulis seorang penjahat dalam sebuah novel."
Ayah, Nicolas, kalian adalah keluarga paling baik yang aku miliki setelah ibu tiada. Aku tau cara kalian salah dalam melindungi ku. Tapi, terimakasih banyak untuk selama ini.
"Hem Nicholas baik? Hera sepertinya tersandung beban saat menulis ini."
Hera membuka halaman selanjutnya, ternyata tulisannya tidak utuh. Karena sedikit tersobek.
Aku menyelidikinya, mengikutinya kemanapun dia pergi. Semua pergerakannya aku selalu tahu. Dan hari ini, sebuah fakta baru terungkap. Perempuan ular itu ternyata---
"NONA!!!"
Hera berdecih lirih, selalu saja ada pengganggu. Hera menutup buku harian Hera Hermione dengan segera, dan membawanya naik ke atas.
"Aku akan menyelesaikan membaca ini nanti malam." Ujar Hera sambil menaiki tangga.
Menutup pintu rahasia itu dengan cepat. Menggeser nakas ke tempat semula, agar Cecil tidak bertanya macam-macam. Buku di tangannya, juga ia masukan ke dalam laci.
Dengan malas, Hera berjalan membuka pintu kamarnya.
Klek
"Ada apa Cecil?"
"Nona, tuan Silas mengirimkan banyak pasukan ke kediaman ini. Dan mereka tengah di tugaskan untuk mengawasi pergerakan anda!" Terang Cecil, hidung Hera berkerut.
"Huh?"
"Astaga, ternyata Pangeran Silas sangat menjaga anda nona!" Cecil menutup mulutnya tersenyum geli.
Hera memejamkan matanya, mengepalkan tangannya. Tidak sabar untuk meninju wajah Silas.
"Menjaga? Ini namanya aku di penjara kampret!" Kesal Hera, bergerak menggulung lengan dress nya dengan cepat.
"Aku harus segera memberikannya perhitungan!" Ucap Hera berapi-api, mulai melangkah cepat sambil mengangkat bagian bawah gaunnya. Tak memperdulikan jika dirinya merupakan seorang bangsawan terhormat.
"NONA! AKHHH NONA TUNGGU SAYA!"
"ANDA TIDAK DI PERBOLEHKAN MENGANGKAT GAUN ANDA!!"
"NONA!!"
"Bisa-bisanya dia mengawasiku!" Gerutu Hera, membawa kakinya menuju ke halaman depan.
Dimana dirinya dapat melihat Silas tengah berdiri sambil mengawasi pasukannya yang sekitar seratus orang itu untuk mengelilingi kediaman Brian. Tentu saja bersama Damian yang setia di sampingnya.
"HEI!" Pekik Hera, Cecil di belakangnya sudah kelabakan tidak jelas.
"Nona ini untuk kebaikan anda, jangan seperti ini." Peringat Cecil. Tapi Hera mengabaikannya, tetap berjalan ke arah Silas yang juga tengah menatapnya dengan alis terangkat.
"SIAPA YANG MENYURUH MU UNTUK MEMBAWA PASUKAN-PASUKAN MINION ANEH INI KEMARI?!" Teriak Hera di depan Silas.
Silas menyeringai, membelai wajah Hera dengan lembut. Gadis yang tengah marah itu langsung menghindar, menatap horor Silas.
"Kau sentuh aku, maka satu karung koin emas harus melayang ke tanganku!" Hera berkata dengan kesal.
Silas mengangguk. "Baiklah, berapapun akan ku berikan padamu."
"Baiklah, kemarin mencium bibir, lalu menyentuh rambut, memelukku, akan aku hitung nanti semuanya."
"Hei, aku sedang marah sekarang! Skip koin emas!"
"Kenapa kau membawa pasukan kemari. Apa maksudmu Silas setan!" tanya Hera menunjuk wajah Silas marah.
Cecil dan Damian sudah berdiri menunggu adegan selanjutnya yang akan terjadi. Bersiap-siap lari menyelamatkan tuan dan nona mereka masing-masing.
"Semoga Pangeran Silas tidak berbuat aneh pada Nona Hera." Gumam Cecil, menggigit kuku-kuku jari nya.
"Sepertinya terbalik, lihatlah mereka sudah mulai." Tunjuk Damian, ke arah dua orang pasangan itu.
"KAU TIDAK BISA SEENAKNYA BEGITU! INI WILAYAH TERITORIAL KU!" Hera menunjuk tanah di bawahnya.
"Boleh saja, aku sudah meminta izin dengan ayahmu tadi." Balas Silas enteng.
Hera menyipitkan matanya. Gadis itu sudah tidak tahan, dia mundur ke belakang, mengangkat gaunnya tinggi-tinggi, berlari ke arah Silas dengan wajah berapi-api. Meloncat, mencoba menendang wajahnya.
"YAKK MATILAH SETAN!"
Grap
"APA-APAAN INI? LEPASKAN!!" berontak Hera, layaknya cacing kepanasan.
"Kau mau menendang ku? Tidak bisa. Badanmu terlalu kecil, untuk menjangkaunya." Ejek Silas, mendekap tubuh Hera, yang tadi sempat akan terjatuh.
"LEPASKAN, AWAS KAU! AKU PASTI AKAN MEMBALASMU!" Hera mencoba melepaskan diri.
Cup
Silas mencium bibir Hera. Semua orang di sana langsung membalikkan tubuhnya. Cecil sendiri sudah syok di tempatnya. Damian malah terkekeh geli.
Hera melotot, dan keluar dari kungkungan Silas dengan wajah marah padam. Mundur ke belakang, mengusap bibirnya kasar.
Bajingan
"SEPULUH KARUNG KOIN EMAS HARUS DATANG KE KAMARKU SEKARANG!!" Teriak Hera.
Silas menyunggingkan senyum kecil nya. "Baiklah calon istri."
________________________
SILAS
HERA
Sampai bertemu di part selanjutnya 🤗