Figuran Novel (END)

Von dindadindaaa14

5.7M 707K 42.9K

(16+) WARNING!! [Banyak mengandung kata-kata kasar, harap bijak dalam memilih bacaan] Laluna Sky Deandra, ga... Mehr

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
informasi!!
Bab 56
Bab 57
bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68 (END)

Bab 58

42K 6K 541
Von dindadindaaa14

Happy Reading ♡´・ᴗ・'♡

¢¢¢

Luna kini sedang menyaksikan sebuah tayangan kartun berbentuk kotak berwarna kuning di televisi bersama adiknya, Zean. Namun sebenarnya mereka tidak menonton kartun itu malah televisi yang menonton mereka berdua.

“Anjing!!” Luna yang sedang bermain ponsel tiba-tiba melemparkan ponselnya. Wajah dia shock bukan main bahkan sekarang dia menatap horor ponsel yang tergeletak di lantai.

“Apasi anak babi?!” Zean kesal bukan main. Dia itu sedang asyik menonton musik video sebuah girlband dari negara ginseng yang beranggotakan lima orang. Dan kakaknya itu malah menganggu acara halu menghalu nya.

“Ganggu tau nggak?! Gue itu lagi nonton ayang bebeb gue dan lo malah ganggu!” Zean mendengus kesal. Tolong garis keras dia itu memang seorang fanboy. Apalagi dia itu ngefans banget sama seorang gadis yang memiliki mata unik di member itu.

“Yan. Cubit tangan gue woi. Cubit!” Luna menatap Zean dengan wajah panik. Zean yang memangnya sedang kesal langsung saja mencubit tangan kakaknya itu cukup kuat.

“Sialan lo bocah tengik!” Luna menjerit histeris. Cubitan Zean tidak main-main. Terasa panas dan nyut-nyutan. Zean terbahak lagian udah tahu kalau dia itu tidak suka ketika ada menganggu acara menghalu biasnya.

Luna menoyor Zean dengan gemas.

“I-itu i-itu beneran? Gue nggak lagi mimpi 'kan?”

“Kenapa si? Aneh banget.” Namun Luna tidak menjawab dia malah menatap horor ponselnya yang masih menyala.

Zean memutar bola matanya malas. Dia segera mengambil ponsel kakaknya itu dan melihat apa yang membuat kakaknya menjadi seperti itu. Zean langsung menatap kakaknya itu setelah melihat ternyata ada sebuah pesan.

085________

|Ini Ezriel.
|Have a nice dream baby bear🤍

“Ck. Gue nggak nyangka ternyata kakak gue yang buluk, gembel, dekil, kucel dan galak ini bisa ada yang suka. Cowok mana coba yang bisa suka sama kakak gue ini.”

“Adek laknat.” Dengan kasar Luna mengambil ponsel yang berada di tangan Zean.

“Ck ck. Akhirnya setelah penantian lama kakak buluk gue punya cowok.” Zean tertawa puas ketika melihat wajah masam Luna.

“Bodo. Daripada lo udah jelek, jail, gila, galak, nyebelin, kerempeng lagi. Makanya nggak ada yang suka.” Luna menjulurkan lidah nya mengejek Zean.

“Mata kau. Cakep gini dibilang jelek. Kasian sekali kakakku yang buluk ini sekarang malah gangguan mata.” Zean mengucapkan dengan sedih dan prihatin.

“Sialan lo. Awas aja kalo ada butuhnya nyari gue. Jangan harap gue bantuin lo.” Luna mendelik dan pergi meninggalkan adiknya yang sedang menganga lebar.

Zean berlari cepat mengejar Luna. Tidak bisa dibiarkan kalau nanti dia butuh sesuatu terus siapa yang akan membantunya selain kakaknya itu. Apalagi akhir-akhir ini dia sedang ingin tahu rahasia apa yang membuat kakaknya itu selalu menang ketika balapan motor. Lagian dia tidak mungkin menanyakan itu kepada Gerald.

“Noona! Ayolah masa gitu doang lo ngambek si?” Luna sontak menoleh ketika mendengar Zean memanggilnya Noona.

“Heh somplak! Lo kira ini di Koriyah apa sampe manggil gue noona.”

Zean menyengir seperti kuda, “Lo 'kan tau gue fanboy. Jadi gue manggil lo noona aja. Lebih asyik sama biar beda juga.”

“Nggak nyambung sumpah! Lagian gue juga tau kali, kalo lo itu fanboy nya si Yeji.”

Zean bergelayut manja seperti monyet di lengan Luna, “Noona memang yang terbaik. Asal lo tau ya gue itu suka banget sama Yeji. Udah cantik, menarik, suara nya bagus, rapp juga oke, nge dance juga bisa, udah gitu matanya beuh menarik banget.” Ujarnya sambil membayangkan wajah Yeji idolnya.

“Terus ya dia tinggi nggak kayak noona pendek, boncel, dekil, item, buluk, kucel, kumel.”

“Aw aw aw anjing! Woi noona lepasin anjir. Sakit bego!” Ringis ketika kakaknya itu menjambak rambutnya yang cetar membahana.

“Sialan lo anjir. Mampus, mampus mamam tuh. Lagian ya punya adik makin lama makin ngelunjak.”

Zean menyatukan kedua telapak tangannya. Dia meringis sakit, gila sekali dengan jambakan nya. Persis seperti di lempar dari tebing tinggi sangat menyakitkan, “Yaleah kak itu 'kan kenyatan.”

“Dasar gendut, pendek, buluk!” Ujar Zean setelah terlepas jambakan nya dari Luna.

Luna menatap tajam sambil berkacak pinggang, “Lo kerempeng!”

“Pendek!”

“Kerempeng!”

“Gendut!”

“Lo bodoh!”

“Kakak yang bodoh!”

“Wahh sialan lo! Lo yang bodoh berkaca sono! Udah kerempeng, gila, sapu lidi, manja, galak, sok ganteng, sok kecakepan, tiang listrik, buluk lagi.” Luna mengangkat dagunya tinggi-tinggi bermaksud menantang Zean.

“Item, dekil, pendek, gendut, gila itu siapa?! Itulah kakak gue yang di depan!”

“Wah adik jahanam!” Luna menaikkan lengan baju dan langsung saja menerjang tubuh Zean. Zean yang tidak mau kalah juga membalas perbuatan kakaknya. Pada akhirnya mereka bergulingan di lantai sambil saling menjambak.

“Kerempeng!”

“Gendut!”

“Kerempeng!”

“Gendut!”

Kedua adik kakak itu masih bergelut tidak ada yang ingin kalah. Saling menjambak, saling mencubit, menggelitik, dan ketika Luna yang ingin menggigit lengan Zean saking kesalnya ada suara pria yang sedang tertawa terbahak-bahak. Luna dan Zean segera melihat siapa pelaku yang sedang menertawakan mereka berdua.

“Lho kenapa berenti?” Tawanya berenti dan menatap kedua adiknya dengan heran.

“Ngapain lo?!” Tanya Luna dengan sarkas.

“Gue?” Tunjuk nya pada dia sendiri. “Ya gue lagi liatin adik-adik gue yang comel ini saling jambak di lantai.”

Luna dan Zean saling mendelik. Tidak lama mereka berdua berdiri sambil membenarkan tatanan rambut dan baju mereka yang acak-acakan.

“Eh ini udah berenti? Padahal gue masih pengen liatin. Tapi nggak papalah gue ada video kalian berdua barusan. Lumayan lah buat menghibur diri.”

Luna menatap tajam Gerald, “Hapus nggak?!”

Gerald tersenyum manis sambil menggoyangkan ponselnya ke kanan dan kiri, “Eum gimana ya? Gak ah kayaknya seru deh kalo gue ajak keluarga besar nobar video barusan.” Dia langsung saja berlari kencang memasuki kamarnya. Dia tidak ingin jadi sasaran keganasan selanjutnya dari adiknya yang galak itu.

“Gerald sialan!”

Luna menatap adiknya yang masih diam dan membenarkan tatanan rambut nya, “Lo nggak marah?”

Zean melirik sebentar kakaknya itu kemudian memasukan kedua tangannya di saku celana dan pergi meninggalkan kakak nya itu, “Gue? ngapain marah. Lagian gue yakin kalo gue di video itu masih ganteng paripurna.”

Luna mengipas-ngipasi wajahnya yang terasa panas, “Wah.... Gilaa. Lama-lama gue bisa gila.” Ujarnya tidak percaya atas kelakuan Zean barusan.

€€€

Luna berjalan sempoyongan memang dari bangun tidur pagi tadi kepala dia sudah pusing tidak tahu kenapa. Apalagi dia bermimpi tentang seorang gadis dan pria yang sedang berduaan. Bahkan samar-samar dia melihat kalau wajah gadis dan pria yang berada di dalam mimpi itu seperti dia dan dosen aneh itu.

Yang membingungkan kenapa dia memimpikan dosen aneh nya itu. Lagian dia tidak mungkin merindukan dosen aneh itu, katanya kalau dia memimpikan seorang berarti dia sedang merindukan pria itu. Tetapi yang jelas dia tidak merindukan pria itu.

Jujur saja tidak tahu kenapa setelah kedatangan dosen aneh itu dia selalu membayangi dan memikirkan dosennya. Siapa lagi kalau bukan Ezriel, dosen baru itu.

Luna menyangga tubuhnya dia sebuah tiang. Dia memang sedang berada di jalan. Hari ini dia pergi ke kampus diantar oleh Zean. Lagian tidak mungkin membawa kendaraan ketika kepalanya sedang pusing. Dan dia juga tidak mungkin izin tidak masuk kuliah karena hari ini ada ujian.

Luna menghela nafas kemudian berjalan lagi dan dia harus menyebrang untuk ke halte itu. Dia dan Kiara memang berbeda fakultas kalau dia fakultas kedokteran dan Kiara fakultas psikologi. Dia dan Kiara bisa saling mengenal sudah tentu karena Kiara merupakan kekasih abangnya.

Luna menoleh kanan kiri untuk menyebrang. Dirasa sudah tidak ada kendaraan Luna segera menyebrang. Namun tidak tahu kenapa ketika tepat di tengah jalan kepala dia mulai sakit lebih sakit ketika bangun pagi tadi. Tubuh dia sudah mulai tidak seimbang matanya bahkan sudah mulai berkunang-kunang.

Dia menoleh ke kanan mata dia membulat sempurna ketika ada sebuah motor yang melaju cepat kearahnya. Sialan kenapa tiba-tiba tubuhnya tidak bisa di gerakkan sama sekali. Sungguh ini bukan sinetron ataupun drama, kaki dia tidak bisa digerakkan sama sekali.

Motor semakin melaju cepat kearahnya. Kepalanya yang semakin pusing dan tubuh nya yang tidak bisa digerakkan. Luna hanya menutup matanya, pasrah.

Namun dia terlonjak ketika tangannya ada yang menarik sehingga tubuh dia menabrak dada seseorang. Kedua orang itu jatuh bersamaan di jalan. Nafas mereka memburu.

Luna menyipitkan matanya untuk melihat siapa orang yang telah membantunya, “Pak dosen.” Gumamnya pelan dan tidak lama dia tidak sadarkan diri diatas tubuh Ezriel.

€€€

Ezriel memegang tangan Luna erat sambil terus menatap wajah Luna yang pucat. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Luna, bukannya menghindar malah diam seperti gadis bodoh. Untung saja dia cepat datang kalau tidak, dia tidak tahu selanjutnya apa yang akan terjadi dengan Luna.

Pagi tidak bertemu tahunya sekalinya bertemu ketika hampir meregang nyawa.

Ezriel mengelus pipi tembam Luna dan mendekatkan wajahnya, “Cepet sembuh, cantik.” Ujarnya berbisik di telinga Luna. Dia kemudian mengecup keningnya cukup lama sambil memejamkan mata.

“Yak Noona bodoh! Dimana kau?!” Suara teriakan dari seseorang membuat Ezriel menoleh apalagi yang berteriak itu sambil membuka pintu dengan kasar.

“Noona bodoh! Noona idiot! Lo 'kan tau sendiri dari pagi lo itu udah nggak enak badan.”

“Lagian gue udah bilang biar di jemput. Ngeyel si. Dasar kakak lak___” Zean mengerjapkan matanya, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Malu sekali.

“Heheheh.” Zean tertawa hambar. Dia kira di ruangan kakaknya itu tidak ada siapa-siapa makanya dia berani berteriak seperti itu. Tahunya ada seorang pria yang sedang menatapnya datar.

Zean berjalan pelan mendekati Luna sambil sesekali melirik kearah Ezriel. Jantung dia tidak tahu kenapa berdetak sangat kencang ketika di tatap datar seperti itu. Bukannya dia jatuh cinta tetapi tatapan pria itu sangat menakutkan.

“Gila kok horor si.” Gumamnya pelan.

Setelah mendekati Luna. Zean dengan segera memeluknya, “Huwaa noona. Lo nggak mungkin ninggalin gue. Zean minta maaf Zean nggak bakal ganggu noona lagi. Huwaa noona bangun dong. Zean bakalan nurut sama noona, Zean nggak bakal ngejek noona lagi pokonya Zean bakalan jadi adik yang baik buat noona. Huwaa bangun dong entar kalo noona pergi siapa yang bakalan__ ”

“Berisik.” Zean mengerjapkan matanya dan menoleh kearah Ezriel ketika pria yang berada di ruangan kakanya itu mengatakan sesuatu dengan nada dingin. Zean menelan ludahnya dengan kasar.

“Ma-maaf.” Sialan kenapa pria itu sangat menakutkan.

“Noona bangun dong, Zean janji Zean bakalan jadi adik yang baik dari yang terbaik. Pokoknya noona harus bangun. Entar siapa yang jadi partner gelut Zean, siapa yang bakalan Zean jailin lagi, siapa yang ngajarin lagi Zean cara tawuran sama balapan motor. Terus yang bakalan dengerin curhatan Zean tentang Yeji yang cantik, menarik, jago dance, jago rapp, jago nyanyi. Kalo noona pergi entar Zean nggak ada temen teriak kalo ada idol yang kambek. Asal noona tau juga ya. Kalo Zean itu lagi suka sama temen cewek Zean di kelas namanya itu Emilia. Dia itu cewek cantik, pinter, manis, matanya menarik, tinggi nggak kayak noona yang pendek, dia juga murah senyum terus baik sama dia itu kapten.. Lah kok gue jadi malah curhat si?” Zean menggaruk pipinya bingung.

Dia kenapa jadi banyak ngomong gini. Yang ada kakaknya bukan bangun malah makin tidak waras. Lagian itu adalah rahasianya kalau dia itu suka sama teman sekelas nya.

“Sialan lo anjing!” Umpat Zean ketika dia di dorong kasar oleh Ezriel.

Ezriel menatap dingin Zean yang dibalas cengiran oleh Zean, “Hehehe maaf.”

Ezriel menatap Luna lekat. Dia tadi melihat ada sebuah pergerakan dari jari tangan Luna. Dia pokoknya harus menjadi orang pertama yang dilihat ketika Luna sadar. Ezriel tersenyum tipis dan memegang tangan Luna ketika gadis itu perlahan membuka matanya.

Luna gadis itu perlahan membuka matanya. Dia merasakan kalau tangannya itu ada yang menggenggamnya erat. Menutup matanya sebentar ketika kepalanya masih merasakan sedikit pusing.

“Noona wahh gilaa lo udah sadar?!” Luna sudah tahu siapa suara teriakan itu. Bisa-bisanya adik gila nya itu berteriak di rumah sakit. Bukannya memeluk tetapi malah disambut dengan teriakan membahana.

“Luna.” Luna sontak menoleh ketika mendengar panggilan seseorang. Terlihat ada Ezriel yang sedang tersenyum kearahnya. Jantung Luna berdegup sangat kencang. Mata dia berkaca-kaca.

Luna dengan tergesa-gesa bangun dan memeluk Ezriel erat seperti tidak ingin kehilangan pria itu. Tubuh Luna gemetar mata dia mulai memanas. Perlahan setetes demi tetes air mata jatuh dari kelopak mata indah Luna.

“El. Ezriel.” Tubuh Ezriel menegang ketika mendengar panggilan Luna. Panggilan itu. Panggilan itu hanya gadisnya seorang yang memanggil dia dengan sebutan El.

“El. Ezriel.” Sekali lagi Luna mengatakan itu dengan suara gemetar.

“El. Ini beneran kamu 'kan? Kamu kemana aja? Aku merindukanmu.”

Ezriel tersenyum tipis. Dia membalas pelukan Luna tak kalah eratnya. Akhirnya Luna mengingat dia siapa lagi. Akhirnya gadis itu akan tetap menjadi miliknya. Dan akhirnya setelah cukup waktu yang lama Luna kembali mengingat dia. Ezriel terharu dan bahagia sekali. Luna, Luna mengingat dia.

“Aku juga merindukanmu, Luna.” Ezriel mengelus punggung Luna dan mengecup puncak kepalanya.

Zean hanya bisa menatap sepasang manusia yang saling berpelukan itu dengan cengo. Kakaknya itu memang tidak ada otak malah berpelukan di hadapan dia yang jomblo dari lahir.

Bersambung...


Btw mau tanya lebih baik umur Ezriel yang sekarang berapa ya? Pokoknya jangan lebih dari 30 ye.

Next??

Kalian pada ngerti nggak sama alurnya sampa sini? Jawab ya jangan cuman dibaca doang.. Aku benar-benar butuh jawaban kalian;(

Soalnya ternyata masih ada yang nggak paham sama alurnya.. Aku juga bingung ngejelasinnya gimana lagi;( padahal dulu pernah dijelasin.

Jadi buat kalian yang masih nggak paham dan bingung sama alurnya bilang ya.

Pokoknya harus bilang soalnya ini demi kelangsungan cerita nya;( kalo nggak ya mungkin aku... Tahu lah bingung

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

1M 98.4K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
87.5K 10.6K 14
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
3.4M 338K 93
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
252K 15.5K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...